Tuesday, February 19, 2013

Makan dan Rokok


Tahukah anda bahwa 1 batang rokok merampas sekitar 25 mg vitamin C dari dalam tubuh. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi.  Selain itu, tingginya kandungan antioksidan pada vitamin C dapat menyapu radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh. Rokok juga menggrogoti vitamin D didalam tubuh.  Padahal Vitamin D memiliki peran penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.   Jika vitamin D dalam tubuh tidak tercukupi, sel-sel pembunuh dari sistem kekebalan (sel T) tubuh tidak mampu melawan infeksi serius yang ada dalam tubuh. kibat kekurangan vitamin D yang paling nyata adalah tulang keropos. Disamping itu juga metabolisme kalsium lebih mungkin terganggu pada orang yang merokok, sehingga ia lebih berisiko mengalami osteoporosis atau penipisan tulang. Rokok juga meng eliminate vitamin E.  Padahal Vtamin E diyakini bisa menghambat penumpukan lemak pada dinding bagian dalam arteri. Disamping itu vitamin E berfungsi untuk kesehatan kulit. Perokok cenderung cepat berkerut dan menua kulitnya. Konsumsi 2-4 batang rokok bisa meningkatkan kadar lemak dalam darah sebesar 200-400 persen yang berakibat rusaknya sirkulasi darah dan aliran darah dari jantung. 

Itu sebabnya metabolisme pada setiap perokok jauh lebih cepat ketimbang yang tidak merokok. Karena tubuh butuh kerja cepat untuk mengganti vitamin yang hilang. Semakin banyak orang merokok harus semakin banyak mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dibanding non perokok seperti konsumsi teh hijau, makan banyak buah dan sayur, konsumsi vitamin. Maklum vitamin C, D dan E tidak dihasilkan oleh tubuh sendiri dan karenanya harus didatangkan dari luar. Apabila ini tidak dilakukan maka secara tidak langsung perokok telah melakukan upaya bunuh diri secara sistematis. Lambat namun pasti , rokok menggerogoti daya tahan tubuhnya dan akhirnya membuat tubuh melemah. Namun setelah tidak lagi merokok, sebetulnya tubuh tidak perlu terlalu banyak nutrisi seperti para perokok. Allah men design tubuh begitu hebatnya sehingga untuk sehat tidak butun makan banyak. Artinya kadar makan simiskin juga bisa untuk kadar makan sikaya, sama sama sehat asalkan tubuh terhindar dari racun bawaan. Saya harus mengurangi porsi makan saya agar tubuh saya tidak bertambah gemuk. Karena memang setelah berhenti merokok berat badan saya bertambah. Mengapa ?

Menurut dokter bahwa ketika berhenti merokok , saraf perasa  lidah lebih sensitif yang membuat semua makanan menjadi lebih enak dilidah. Membuat saya  gemar makan. Berhenti merokok beralih kehoby makan. Ini berhubungan dengan selera dan selera berhubungan dengan jiwa. Saya harus kendalikan selera ini. Apabila saya mampu berhenti merokok maka saya  juga harus mampu mengendalikan selera makan. Mengapa ? Hasil riset Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) menyimpulkan bahwa makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih berkonsentrasi memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat zat toksin keluar tubuh, dan regeneasi sel sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal. Sedangkan apabila  kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme ( menguraikan makanan makanan itu dalam tubuh) dan tidak sempat memperbaiki dirinya sendiri. Jadi dampak makan berlebih juga tidak jauh beda dengan perokok berat. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolestrol dll yang dapat memperpendek umur manusia karena destruktif. 

Karenanya latihan pengendalian jiwa harus ditingkatkan agar nafsu makan dapat ditahan. Cara melatihnya adalah dengan rajin puasa senin kemis. Tubuh yang sehat tidak seharusnya dimanjakan dengan makan apa saja  tapi dikendalikan dengan bijak. Bila badan sehat, jiwa sehat maka sempurnalah kita. Ingatlah sabda Rasul " tidaklah sekali sekali manusia memenuhi sebuah wadahpun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya maka sepertiga ( lambungnya) untuk makanan, sepertiga lagi untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas ( udara). Ya merokok dan makan berlebihan adalah kebiasaan buruk dan destruktif. 

Saturday, February 16, 2013

Memberi Karena cinta


Anda mungkin semua tahu apa itu Microsoft dan pasti tahu nama dibalik Microsoft,yaitu Bill Gates.  Semua tahu bahwa Bill Gates dikenal  sijenius pekerja keras yang sukses diusia muda dan termasuk orang terkaya didunia. Perjalanan hidup Bill Gates , ibarat graphik selalu berada digaris menengah menuju kepuncak. Artinya graphiknya tidak pernah berada diposisi minus atau dibawah mendekati nol.  Dia terlahir dari keluar kelas menengah di AS. Ayahnya seorang pengacara terkenal  dan ibunya anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United Way. Masa mudanya bersama ayah dan ibunya adalah kebebasan yang membuat dia bisa berbuat apa saja untuk kesenangannya. Bill Gate tidak pernah merasa gamang tentang masa depannya. Dia tidak pernah memikirkan resiko atas segala tindakannya, termasuk bila harus drop out dari Harvard University karena lebih mengutamakan hobi barunya dibidang komputer. Lingkungan keluarganya menjadikan dia something else bagi orang lain namun sesungguhnya tidak bagi Bill Gate. Dia tidak merasakan hebat dengan apa yang dia punya. Baginya hidup yang dia jalani tidak membuat dia merasa bernilai. Apa yang dirasakan oleh Bill Gate adalah juga dirasakan oleh kebanyakan orang muda sukses secara materi namun miskin secara spiritual. Kesepian ditempat ramai.

Bila sukses dikaitkan dengan kebahagiaan maka itu hanya mungkin bila sukses itu datang diatas tumpukan kekecewaan,kegagalan, kelelahan.  Tak akan ada pelangi, jika hujan tak menghampiri. Akan selalu ada bahagia setelah anda meneteskan air mata. Terasa perbedaan pahit dan manis, susah dan senang, atas dan bahwah apabila anda pernah merasakan keduanya.  Apakah Bill Gate dapat memahami kesuksesannya mendatangkan kebahagiaan bila dia sendiri sejak bayi sudah bergelimang dengan kemewahan sebagai  keluarga middle class dan kemudian tumbuh berkembang dibalik bayang bayang orang tuanya yang memberikan akses kepadanya untuk eksis dengan cita citanya. Saya yakin semakin besar Microsoft semakin kecil Bill Gate. Mengapa ? karena semakin jauh dia dari rasa lapar, dikecewakan, kegagalan. Hidupnya semakin tak berwarna. Jalannya semakin lurus dan datar saja. Itulah mungkin ketika sampai di Puncak, tahun 2000, Bill Gate mundur sebagai pejabat eksekutif tertinggi Microsoft namun Ia masih menjabat sebagai kepala arsitek perangkat lunak. Tahun 2006, dia benar benar keluar dari Microsoft untuk bekerja purna waktu di Bill & Melinda Gates Foundation, sebuah yayasan yang didirikannya bersama istrinya yang bertujuan untuk kemanusiaan.

Lebih dari USD 20 milliar ( Rp. 200 triliun )harta yang didapatnya selama karir sebagai pengusaha sukses dibidang piranti lunak dihibahkan kepada yayasan yang didirikannya , Bill & Melinda Gates Foundation. Istri Gates mengajak masyarakat untuk belajar dari usaha-usaha filantropi keluarga Salwen, yang menjual rumahnya dan menyumbangkan setengah nilainya, sebagaimana disebutkan dalam buku The Power of Half. Gates dan istrinya mengundang Joan Salwen ke Seattle untuk membicarakan tentang hal-hal yang dilakukan oleh keluarga tersebut, dan pada 9 Desember 2010, Gates,  Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg (CEO Facebook) menandatangani janji yang mereka sebut "Gates-Buffet Giving Pledge". Isinya adalah mereka berjanji untuk menyumbangkan setengah kekayaan mereka untuk amal secara bertahap.  Saya yakin bahwa apa yang dilakukan oleh Bill Gate,   Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg bukanlah dalam rangka aktualisasi diri seperti teori Maslow, Tapi saya kira, keinginan menolong sesama manusia . Stephen Covey menambahkan satu kebutuhan manusia, to leave a legacy. Menurut kamus, legacy adalah warisan, harta pusaka/peninggalan. to come into a l. mewarisi.  Saya kira, warisan di sana tidak cuma harta, tapi sesuatu yang lebih besar. Dia bisa berupa sesuatu yang bersifat ke luar diri kita, ke luar keluarga kita, sesuatu yang bermanfaat buat orang lain dan lingkungan kita. Bill Gates, Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg memenuhi kebutuhannya to leave a legacy dengan memberikan sesuatu buat sesama manusia.

Mungkin bagi kita yang tak pernah henti berjuang mendapatkan kebahagiaan dari tumpukan uang dan harta akan terkejut menyaksikan sikap Bill Gate yang dengan mudahnya melepas hartanya untuk kemanusiaan. Bagi orang yang tak pernah mendapatkan harta, maka harta adalah tujuannya untuk kebahagiaan. Tapi bagi orang yang selalu ada harta dalam hidupnya, penambahan harta tidak otomatis membuat dia bahagia. Dia butuh sesuatu yang lain yang sehingga membuat dirinya lengkap dan utuh. Banyak cara orang kaya raya  melakukan kegiatan yang nyentrik sebagai cara untuk “melengkapi” dirinya agar “utuh”. Jangan terkejut ada yang melepaskan hartanya untuk kegiatan club sport, menjadi pemimpin partai agar menjadi penguasa, mengkoleksi mobil mewah dan barang antik, dll. Tapi jalan ini tidak membuat dia bahagia. Bahkan menurut teman yang tergolong kaya, yang doyan membeli barang antik merasa tertekan bila kalah dalam lelang. Namun Bill Gate mimilih jalan hati nuraninya melalui program kemanusiaan, program berbagi untuk  siapa saja yang butuh pertolongan. Karena itu Bill Gate merasa bahagia dengan pilihan hidupnya. Ternyata orang kaya menemukan kebahagiaan sejati ketika dia berbagi karena cinta. Ketika dia mendengar kata hatinya

When I chased after money, I never had enough. When I got my life on purpose and focused on giving of myself and everything that arrived into my life, then I was prosperous. Mungkin itu yang dikatakan oleh Billl Gate atas sikap hidupnya. Karena ketika dia memberi sebetulnya dia sedang mengakayakan dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri. Kita yang tak berhartapun berhak mendapatkan kebahagiaan. Caranya? Lakukan apa saja yang bermanfaat bagi orang lain , walau kecil namun lakukan demi cinta, WE can not do a great things. We can do a small things with great love.

Monday, February 11, 2013

Memimpin dengan cinta.


Disuatu negeri dimana presidennya lahir  dari Partai yang beridiologi Islam. Ia terpilih karena kecintaan rakyat kepadanya. Dia terpilih karena disaring lewat seleksi ketat berjenjang oleh Partainya. Hingga akhlaknya adalah Al Quran dan pribadinya adalah Rasul. Kesehariannya tidak pernah jauh dari orang miskin namun juga dekat dengan orang kaya.  Sebelum terpilih sebagai president , profesi nya sebagai pengusaha ,dia berkerja keras namun hasilnya untuk orang orang terdekatnya, untuk program partainya, untuk syiar Islam. Dia tidak berkata apa yang terbaik dilakukan tapi dia memperlihatkan kepada semua apa yang terbaik dilakukan. Jangan hidup memanjakan diri dengan harta berlebihan dan dia tidak tinggal dirumah mewah namun juga tida kumuh. Tidak punya mobil mewah namun kendaraanya perkasa melintasi jalan untuk bersilahturahmi. Dia tidak mengatakan hidup harus rendah hati namun dia menjauhi jam tangan bermerek ROLEX, Patek Philippe. Menjauhi baju merek desainer terkenal. Dia mencintai keluarganya namun dia tidak memanjakan mereka. Semua prilakunya menjadi inspirasi bagi keluarga, sanak family dan sahabatnya. Dia tetaplah dia yang tak pernah menepuk dada dengan sorban serta janggut panjang sambil membawa tasbih. Keislamannya adalah perbuatan karena cinta bukan retorika atau simbol.

Benarlah, ketika dia terpilh sebagai Presiden.  Pribadinya mengeluarkan cahaya kekuatan yang sangat besar untuk orang berbuat terbaik. Yang kaya dan pintar merasa aman bahwa mereka akan dibina untuk berkembang sesuai kemampuannya. Tak ada monopolii penguasaan resource agar orang orang semakin kaya untuk memeras orang lain. Persaingan akan sehat. Keadilan hukum dagang dan perdata terjamin. Bagi simiskin merasa tenang karena ada HOPE dimasa depan. Pajak  orang kaya diarahkan untuk membuat orang miskin mandiri dalam bersyariat. Mereka mendapatkan akses pendidikan murah, peluang usaha yang terbuka dengan dukungan pasar dan sumber permodalan, akses kesehatan yang murah serta perumahan yang layak dan terjangkau untuk dibeli atau disewa. Semua pemeluk agama hidup damai berdampingan tanpa berseteru. Orang kaya dan orang miskin bersedekat tanpa curiga. Tak perlu ada lagi satpam diperumahan mewah. Tak perlu ada lagi pagar tinggi dikomplek perumahan mewah untuk membuat jarak pemisah antara sikaya dan simiskin. Kehidupan menjadi harmonis. Sikap tolerance terbentuk  karena semua orang berbuat untuk cinta. Bahasa cinta itulah yang dipancarkan oleh presiden Islam yang berakhlak Al Quran.

Dia yang terpilih sebagai Presiden mampu memimpin bangsa dan negara dengan efektif karena dia punya hati, puya cinta dan tentuk  tidak buta tuli. Matanya jelas melihat apa yang salah dan tahu bagaimana membenarkannya. Karena Tuhannya sudah mengajarkannya cara terbaik untuk menjadi benar. Telinganya tidak tuli untuk mendengar keluhan rakyatnya. Tidak menunggu rakyat datang tapi dia mendatangi rakyatnya, melihat dan bertanya. Dari dia melihat , dia tahu bagaimana bersikap yang terbaik karena Tuhannya mengajarkannya hal hal yang baik. Tuhannya telah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 179: "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam, kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak mempergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Ya pemimpin dalam kualifikasi Islam adalah MANUSIA bukan tergolong binatang ternak karena dia menggunakan hati, mata dan telinga.

Saya tersentak dalam lamunan. Apa yang saya katakan diatas hanyalah ilusi belaka. Sulit menemukan pemimpin entah itu Presiden, Menteri, anggota DPR, Bupati, Walikota, Gubernur, Lurah yang punya kualifikasi manusia seperti firman Allah dalam Surah Al – A’raf ayat 179. Makanya jangant terkejut bila laku para pemimpin tak jauh dari sifat binatang.  Rakus, culas, ,malas dan pemangsa. Kita sebagai umat islam tidak bisa berharap lahirnya pemimpin dari Partai. Mengapa? Menurut Mahfud MD ahli hukum tatanegara dan ketua MK mengatakan  bahwa  Partai politik Islam itu sebenarnya tidak ada. Partai yang benar-benar Islam pun tidak ada. Karena parpol yang tidak Islam pun sebenarnya memperjuangkan Islam, sementara yang Islam pun sama dengan yang disebut partai tidak Islam, sama-sama koruptornya (juga) ada. Cukuplah diketahui faktanya bahwa seluruh partai yang membawa bendera Islam tak lain hanyalah” dagang pamplet dan sloga tentang islam” agar emosi umat yang awam dan bodoh terpengaruh untuk mengekor menjadi konsumen setia. Nyatanya memang berhasil menjadikan mereka partai yang dipilih namun tidak menjadikan mereka Partai besar yang berpengaruh. Padahal umat islam di Indonesia jumlahnya mayoritas tapi tetap Partai yang  “menjual “islam tidak bisa menarik emosi rakyat untuk bersatu dalam jargon ulama.  Mengapa ?  karena memang tidak ada PARTAI ISLAM yang beridiologi AL Quran dan Hadith. Makanya jangan harap ridho Allah akan sampai untuk meraih kemenangan.

Untuk lahirnya kepemimpinan Islam dimasa depan maka seyogianya masyarkat Islam Indonesia juga menyadari bahwa mereka adalah bagian dari pemimpin itu. Dari Abdillah ibn Umar ra., saya mendengar Rasulullah saw. bersabda "Semuanya kamu akan jadi pemimpin akan ditanyai Tuhan dari pimpinannya. Imam (pemerintah) mempunyai pimpinan akan ditanyai Tuhan dari pimpinannya. Kamu lelaki menjadi pemimpin pada ahlinya akan ditanyai dari pimpinannya. Kaum wanita menjadi pemimpin terhadap rumah suaminya akan ditanyai dari pimpinannya. Hamba menjadi pemimpin pada harta tuannya akan ditanyai dari pimpinannya, seorang laki-laki menjadi pemimpin dari harta orang tuanya akan ditanyai dari pimpinannya. Dan kamu semuanya menjadi pemimpin dan akan ditanyai ole h Tuhan dari pimpinannya. (HR. Bukhari Muslim). Pada zaman pemerintahan Ali Bin Abi Talib r.a, orang bertanya kepada Ali, ‘Wahai Ali bin Abi Talib mengapa di zaman engkau banyak perpecahan, pembunuhan, pergaduhan dan perselisihan?’ Mengapa di zaman Abu Bakar dan di zaman Omar tidak berlakunya perkara seperti itu sedangkan dizaman engkau banyak?’Ali bin Abi Talib menjawab, ‘Dahulu di zaman Abu Bakar dan Omar, rakyatnya adalah orang seperti aku, tetapi di zaman aku rakyatnya seperti kalian. Apakah maksud Ali Bin Abi Talib? Ini adalah satu muhasabah kepada rakyat dan kepada kita semua. Kita tidak boleh sering melihat kesalahan pemimpin tetapi lihatlah kesalahan kita terlebih dahulu. Ini adalah muhasabah yang Islam ajar, yang Nabi kita ajar dan yang Allah SWT didik. Ini adalah satu perkara tentang tanggungjawap rakyat. Pemimpin yang baik tentu lahir dari rakyat yang baik.

Sunday, February 03, 2013

Jokowi di Rusun Marunda...


Mari ikut larut dalam imaginasi kehidupan muram.  Sebuah keluarga, dua anak dan istri. Penghasilan tidak tetap. Rumah menyewa dengan harga Rp. 450.000 per bulan.  Harga sewa  sebesar itu hanya bisa tinggal di pinggir kali atau diatas status tanah yang tak legitimate. Bentuk rumahpun seadanya untuk sekedar berteduh dikala hujan dan berlindung dari terik matahari ketika panas, dan beristirahat ketika lelah. Bila datang hujan , praharapun datang. Rumah digenangi air sampai pada batas tidak bisa lagi untuk tidur dan beristirahat. Akhirnya anda harus tinggal di tempat penampungan. Begitu banyak yang membantu namun pada kenyataanya tetap saja tidak bisa makan tiga kali sehari dipenampungan. Termasuk beruntung bila bisa makan dua kali dengan mi dan telor rebus. Ketika hujan reda. Banjir telah menyurut. Anda tidak bisa kembali ketempat tinggal anda. Rumah anda sudah dinyatakan terlarang untuk dijadikan tempat tinggal. Apa yang harus anda perbuat. Rumah tak ada, pekerjaan tidak jelas. Yang dihadapi adalah anak dan istri yang butuh perlindungan dari anda. Hmm..mari buka mata pelan pelan. Anda sedang bermimpi. Tapi itulah yang sebetulnya sedang dialami oleh saudara kita yang miskin yang terkena musibah banjir di Jakarta.

Mereka adalah komunitas muram yang ada di Jakarta. Umumnya mereka adalah pendatang yang  bukan penduduk asli Jakarta. Tapi bagaimanapun mereka adalah anak bangsa yang butuh keadilan dari sebuah rumah bernama Indonesia. Sejak sebelum merdeka sampai setelah merdeka, komunitas muram ini selalu ada dan selalu bertambah komunitasnya seiring bertambahnya jumlah penduduk ,seiring bertambahnya ABPN dan seiring tingginya GNP nasional. Kaum muram seakan luka bernanah yang sengaja disembunyikan dibalik kebanggaan sebagai negara yang tergabung dalam G20. Dibalik menterengnya Mall di Ibukota. Dibalik berseliwerannya mobil mewah dijalanan kota Jakarta. Namun bagaimanapun tidak bisa menghilangkan luka bernanah itu. Aromanya tetap membaui siapa saja. Bagi Jokowi dan Ahok, luka tidak harus disembunyikan. Luka bernanah itu adalah penyakit sosial yang harus disembuhkan. Caranya ? tidak melalui seminar dan retorika. Tapi tindakan nyata. Beri mereka rumah dengan sewa lebih murah dari tempat sebelumnya. Beri mereka perabotan standar orang modern. Beri mereka lingkungan rumah yang bersih. Kalau mereka tidak punya pekerjaan , beri mereka pekerjaan.

Di Rusun Marunda semua impian kaum muram menjelma menjadi kenyataan. Mereka antusias mendapatkan rumah dan kesempatan tinggal ditempat yang layak. Benarlah bahwa Rakyat sangat ingin sejahtera, Ingin RUSUN. Dan Jokowi memenuhi keinginan rakyat itu, karena begitulah amanah APBD , amanah  rakyat melalui DPRD. Padahal RUSUN ini dibangun sejak zaman Foke. Dan keadaannya terbengkalai tanpa terawat dengan baik. Alasan pengelola (unit pelayanan teknis/ UPT)  RUSUN bahwa  rakyat tidak mau tinggal disana karena kejauhan dari pusat kota. Banyak yang kosong karena peminatnya kurang. Katanya Rakyat tidak biasa tinggal dirumah susun. Begitu banyak alasan dari pengelola. Akibatnya  ongkos membangun dari APBD/APBN untuk program penyediaan rumah untuk rakyat miskin hanya jadi dalam bentuk bangunan saja tapi tidak berfungsi ideal  untuk rakyat miskin. Yang sejahtera adalah Pimpro dari uang mark up project, Pengelola dari uang rente juragan re-lease,pegawai dari uang perawatan yang tidak digunakan untuk merawat bangunan. Semua itu tidak terjadi begitu saja dilevel bawah tapi sudah merupakan bagian dari budaya korup dari level teratas sampai kebawah. Hari hari kemarin telah lewat. Pengelola RUSUN sudah diberhentikan seiring terpilihnya Jokowi-Ahok sebagi pemimpin. Kini yang bekerja adalah team Jakarta baru.

Apakah keistimewaannya JOKOWI dan Ahok? Demikian tanya saya kepada teman yang merasa senang karena supirnya mendapatkan kesempatan tinggal di RUSUN Marunda. Menurutnya secara tekhnis  antara Foke dan Jokowi tidak ada perbedaan. Kedua gubernur sebagaimana mantan Gubernur lainnya mempunyai sumber dana sama , yaitu dari APBD yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Semua gubernur menjalankan blue print pembangunan kota yang disusun oleh orang terdidik dan di syahkan oleh DPRD. Tapi yang membedakan sosok Jokowi dan Ahok dibanding yang lain adalah terletak pada hal yang prinsip, yaitu niatnya untuk bekerja demi kepentingan rakyat. Bagi Jokowi-Ahok, prestasi bukan diukur dari data rasio  penggunaan dana APBD tapi rasio kesejahteraan rakyat terhadap setiap sen dana APBD yang dikeluarkan. Semua bawahan harus mengikuti paradigma itu. Sebagai pemimpin mereka berusaha memberikan keyakinan kepada bawahannya untuk berubah. Memang tidak mudah, Apalagi  korup dan malas itu sudah menjadi budaya bulukan. Tapi dengan keteladanan dan kesederhanaan, serta niat baik, mereka berhasil menjadi inspirasi bagi semua bawahannya untuk berubah dari yang dilayani menjadi yang melayani.

Dari Rusun Marunda, saya berimaginasi tentang Rumah Indonesia yang memberikan lingkungan yang bersih, tetangga yang toleran , pekerjaan yang tersedia, mencari rezeki mudah, bila sakit tak dibingungkan ongkos berobat, bila anak sekolah tidak dibingungkan biaya. Ya, Rakyat tak butuh bangunan marcuasuar yang membut kota menjadi METRO atau  Kosmos. Rakyat tidak menuntut keinginan yang tak terpuaskan kepada pemerintah. Rakyat hanya butuh kebutuhan dasar yang tersedia dan terjangkau dengan penghasilan terendah  mereka. Karena itulah mereka butuh pemimpin.  Kini  untuk masa depan , untuk Indonesia baru, yang diperlukan pemimpin yang amanah , yang mau bekerja untuk rakyat tanpa perlu berbicara banyak tapi berbuat untuk cinta dan kasih sayang... 

Sunday, January 27, 2013

Menerima kenyataan...


Dulu waktu saya remaja, rumah tempat tinggal saya hanya selangkah dari tempat pemakaman. Bila jendela kamar saya dibuka maka sudah nampak kuburan. Bila malam hari, Tempat pemakaman itu sering digunakan oleh anak anak muda bersantai. Mereka bernyanyi dengan menggunakan gitar sampai larut malam. Mereka semua teman sepermainan saya. Hanya saja mereka umumnya tidak sekolah. Sementara saya sekolah dan tidak bisa ikut dengan gaya hidup mereka. Bagaimanapun saya merasa terganggu dengan kebiasaan mereka yang gaduh disamping kamar saya yang membuat saya tidak bisa belajar dengan tenang. Saya tidak tahu bagaimana caranya melarang mereka untuk berhenti dengan kebiasaanya itu. Kalau saya tegur langsung mungkin mereka akan tersinggung dan memancing untuk berkelahi. Hal ini saya sampaikan kepada ibu saya. Dengan tersenyum ibu saya berkata bahwa saya harus belajar menerima kenyataan dengan ikhlas. Kalau saya paksakan lingkungan itu seperti apa yang saya mau maka itu akan membuat orang lain tersinggung. Tidak nyaman. Sementara bertengkar itu jelek. Yang baik menurut kita belum tentu baik menurut orang. Bijaklah.

Ya, Saya harus mulai membiasakan diri dan hidup dengan kenyataan bahwa lingkungan saya tidak ramah. Saya sudah masuk dalam dunia orang dewasa. Kebijakan mutlak saya dapatkan.  Saya harus mengelola rasa kecewa atau kesedihan terhadap lingkungan saya. Sebagaimana ibu saya menasehati saya bahwa jangan pernah marah dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan tapi terimalah itu sebagai sebuah realita untuk belajar bijak. Ingatlah firman Allah “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216). Mungkin lingkungan buruk itu sebagai cobaan dari Allah agar saya dapat lebih mudah melihat yang baik dan yang buruk untuk menjadi lebih baik. Tapi mengapa yang baik dan buruk selalu bersanding dihadapan kita?  Itulah kehidupan. Allah punya scenario. “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akherat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” ( Ar-Rum:64 ).  Tugas kita hanyalah melewatinya dengan sabar untuk tetap istiqamah dijalan Allah.

Kenangan masa remaja itu sampai kini tidak pernah saya lupa. Bahkan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya dalam menjalani kehidupan.  Teman orang asing sempat bingung melihat kenyataan Jakarta yang macet, bila hujan banjir dan bila kemarau debu polusi. Lingkungan yang tidak disiplin, korup dan tidak aman. Dengan keadaan itu , dia melihat saya merasa tidak terganggu. Padahal saya tahu ada kehidupan dinegara lain yang lebih baik dari Jakarta, yang tentu bisa membuat saya lebih nyaman. Kebingungan teman itu saya jawab bahwa manusia terlahir untuk menerima kenyataan. Kita harus menerima kenyataan itu dengan ikhlas. Ingat bila sudah ikhlas maka tidak perlu bertanya lagi. Jalani saja. Bukankah setiap manusia dituntut untuk menjadi agent perubahan dan bila tidak bisa merubah maka berhak mencari tempat lain yang sesuai dengan idealismnya. Kata teman saya. Benar bahwa setiap kita punya misi untuk merubah lingkungan yang buruk menjadi baik tapi tidak punya tanggung jawab untuk harus berhasil merubahnya. Kewajiban kita dimanapun berada adalah merubah diri kita terlebih dahulu menjadi lebih baik.

Jalanan macet karena tidak disiplin berlalu lintas. Semua tahu penyebabnya. Kita harus memulai pada diri kita sendiri untuk disiplin. Kemiskinan dan ketidak adilan social terjadi salah satu sebabnya adalah karena wabah korupsi. Maka kita harus mulai dari diri kita untuk tidak korup. TIdak takut kepada pejabat yang memeras karena jabatannya. Walau karena itu kita dipersulit. Rusaknya moral manusia karena maksiat. Tempat maksiat tersebar disetiap sudut kota. Kita harus menjauh dari tempat maksiat itu. Mereka yang culas, pemarah, tidak sabar, doyan maksiat , kita  hadapi dengan akhlak mulia. Tidak mengatakan mereka jelek tapi perlihatkan kepada mereka apa yang baik pada diri kita. Menurut saya perjuangan untuk kebaikan bukanlah memaksa orang untuk berubah menjadi baik seperti apa yang kita mau tapi dimulai dari diri kita untuk berubah. Gerakan lingkungan hidup bersih dimulai dari satu puntung rokok yang kita ambil dari jalanan dan membuangnya ketempat sampah.  Jadi daripada kita terus berkeluh kesah terhadap  lingkungan yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau maka lebih baik kita berbuat sesuatu yang baik ditempat yang buruk walau itu hanya perbuatan kecil yang tak nampak oleh orang lain. Mungkin itu kehendak Allah agar kita berbuat dan menjadi bagian dari proses perubahan yang Allah kehendaki. 

Kehidupan ini adalah rangkaian peristiwa sebagai akibat dari interaksi social. Bahwa apa yang ada, bahkan yang paling bertolak belakang dengan kondisi ideal yang kita inginkan adalah bagian dari kehendak Sang Maha Hidup, Allah SWT” Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang yang sering kita maknai menyenangkan dan tidak menyenangkan. Apapun bisa saja terjadi. Dan apapun itu selalu ada hikmahnya. hikmahnya selalu baik. Rasulullah SAW bersabda; “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi). Salah satu kebaikan yang bisa kita dapatkan dari setiap peristiwa atau kondisi, meski pun sangat menyakitkan adalah hikmah yang terkandung di dalamnya. Begitulah cara Allah berdialogh denga  kita , untuk mendidik kita agar menjadi sempurna. Sebagaimana doa Rasul" "Ya Allah hamba bukan menolak takdir-Mu, takdir-Mu adalah takdir-Mu, berilah kepada hamba keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, baik sangka dan kecerdasan menangkap bahasa hikmah dibalik segala takdir-Mu... Aamiin". 

Monday, January 21, 2013

Harga diri ?


Kemarin sabtu malam bersama tamu dari luar negeri,  dari Bandara saya pergi ke Hotel Sheraton karena Jakarta dikepung oleh Banjir.  Setelah mengantar tamu ke Hotel ,sayapun langsung pulang kerumah. Supir taksi yang saya tumpangi adalah pria seusia saya yang katanya korban pengurangan pagawai akibat BPMigas dibubarkan. Saya tidak tahu apa pekerjaannya sebelumnya di BP MIGAS namun dari cara dia bicara maka tahulah saya bahwa dia cukup berpendidikan. Saya menanyakan mengapa dia sampai jadi supir taksi. Karena dari kemampuan bahasa inggeris dan pengalaman kerja , tentu tidak sulit baginya mendapatkan pekerjaan yang "pantas". Menurutnya pekerjaan sebagai supir taksi bukanlah pekerjaan yang hina sepeti koruptor atau melacur atau menipu. Dia sudah berusia diatas lima puluh. Tidak muda lagi. Tentu tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun tidak menghalangi haknya untuk mendapatkan rezeki Allah. Allah membentangkan alam begitu luas, tentu kesempatan juga begitu luasnya. Jangan sampai kita dipenjara oleh sikap harga diri yang salah. Karena merasa bekas orang kantoran sehingga merasa pekerjaan lain tidak pantas. Nilai sebuah pekerjaan bukanlah diukur besar kecilnya atau dilihat dari penampilan atau status dimasyarakat tapi dilihat dari niat. Niatnya harus karena Allah. Niat beribadah. Katanya. Saya terpesona dengan sikap hidupnya.

Dulu waktu dia bekerja di BP MIgas dia tidak pernah merasa lebih hebat dibandingkan orang lain. Walau dia mendapatkan standar fasilitas orang kantor dengan gaji berlebih. Menurutnya, uang berlebih yang dia terima setiap bulannya sebagian dia sumbangkan untuk kerabat terdekatnya yang tidak beruntung. Mengapa tidak ditabung untuk bekal masa tua ? dan setidaknya tabungan itu bisa membuat hidup aman tanpa harus jadi supir taksi. Tanya saya. Menurutnya tabungan terbaik itu adalah tabungan dijalan Allah. Membantu mereka yang membutuhkan. Karena dia bukanlah orang kaya berlebih maka yang bisa dibantunya adalah keluarga terdekatnya. Dia tidak merasa pada masa tua ini dia tidak aman walau tanpa tabungan atau deposito. Dia justru merasa sangat aman dengan tubuh yang sehat dan tenaga yang tetap prima untuk mencari rezeki Allah.  Kedua putrinya sudah menikah dan memberikan empat cucu kepadanya. Dia hanya bekerja untuk memberi nafkah istrinya dirumah. Saya membayangkan bahwa banyak pejabat yang pensiun dengan tabungan dan deposito namun tetap tidak merasa aman karena tersandera oleh penyakit darah tinggi atau asam urat atau kolestrol atau diabetes atau getah bening dll. Melangkah sulit dan tubuh semakin ringkih karena dimakan penyakit. Ya harta tak ternilai dalam hidup ini adalah badan yang sehat. Sehatnya badan berhubungan dengan sikap hidup. Sikap hidup berhubungan dengan jiwa. Jiwa sehat membuat badan kuat untuk terhindar dari penyakit. Mungkin sebagian orang merendahkan dirinya yang jatuh profesi sebagai supir taxi tapi prinsip hidupnya karena Allah membuat dia merasa berharga dihadapan Allah. Itulah kekayaan spiritual,harga dari spiritual. 

Memang banyak orang yang nampak sukses dengan hanya mengandalkan intelektualnya tanpa peduli dengan spiritualnya. Harga dirinya dibangun diatas limpahan materi dan symbol berupa, baju bermerek, rumah mewah, kendaraan mewah , keanggotaan club exclusive. Namun sebetulnya semakin ditumpuknya symbol symbol harga diri itu semakin teracuni jiwanya. BIla dia pengusaha dia menipu. Bila dia penguasa dia korup. Bila dia pegawai dia malas dan manja serta culas. Rasa empati terhalau dan menganggap bahwa kemiskinan disekitarnya adalah penyakit social yang tidak perlu ditolong. Biarkan punah karena kompetisi alam. Budaya materialitis memang diterjemahkan dengan mudah oleh intelektualitas kita yang sehingga mudah sekali kita melakukan perbuatan berkakhlak rendah. Kehormatan harus dibeli dan karenanya harus dibayar dengan uang. Tidak ada yang gratis. BIla kehormatan didapat maka tidak akan berhenti sampai disitu. Dia akan minta lebih dan lebih. Karena itu butuh uang berlebih untuk mendongkrak kehormatan itu. Hidup seperti ini memang sangat melelahkan karena berdiri diatas konsep harga diri yang salah dan penuh tekanan. Padahal konsep harga diri dihadapan Allah adalah tidak mahal dan tidak sulit. Sangat mudah. Yang karenanya membuat jiwa kita tenang dan kuat menghadapi kehidupan yang kadang tidak ramah ini.

Dalam  islam bahwa harga diri itu punya standard sehingga umat islam punya harga yang sama, punya kehormatan yang sama dan tentu punya value yang sama. Apa standard harga diri manusia dalam islam ? Standard nya adalah beribadah kepada Allah. Harga diri dalam islam adalah harga dihadapan Allah. Nilai dihadapan Allah. Apapun sikap dan perbuatan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasul “Barangsiapa ingin menjadi orang yang termulia hendaklah ia bertaqwa kepada Allah, dan barangsiapa ingin menjadi orang yang terkuat hendaklah ia bertawakkal kepada Allah, dan barangsiapa ingin menjadi manusia terkaya hendaklah ia beranggapan bahwa apa yang ada di tangan Allah lebih kekal dan lebih pasti dari apa yang ada di tangannya sendiri.” Rasul telah memberikan tuntunan yang sangat indah tentang bagaimana harga diri dibangun diatas kemuliaan , kekuatan,kekayaan. Ya seperti supir taksi itu. Ketika uang berlebih dia berbagi. Ketika kehilangan jabatan atau pekerjaan dia tetap kuat tanpa berkeluh kesah. Ia dapat kembali bekerja tanpa merasa rendah walau menjadi supir taksi. Bila segala sesuatu karena Allah maka perjuangan menegakan harga diri tak lain perjuangan mendekatkan diri kepada Allah. Supir taksi ini telah melewati rentang waktu yang panjang dalam usia mendekati senja. Dalam kekurangan harta dunia sebetulnya dia berhasil membangun istana kehormatan bagi dirinya. Yaitu harga diri dihadapan Allah.  

Kita tidak bisa hidup tanpa materi. Spiritual kita tidak memaksa kita untuk memuja materi atau menyembah materi. Namun spiritual kita tidak menjadikan kita tangan dibawah. Karenanya kita  harus bekerja untuk mencari nafkah. “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-Taubah :105). Memang uang bukanlah segala galanya namun tanpa uang kita tidak bisa berinteraksi sosial. Bangunlah harga diri itu dengan istiqamah dan tetaplah berdoa kepada Allah sebagaimana yang diajarkan Rasul : Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian. Lepaskan semua belenggu syaitan yang ada pada diri. 

Saturday, January 12, 2013

Stop Smoking.


Di Hong Kong atau di Singapore atau diamana saja di luar negeri, saya tak bisa protes ketika aturan menjadikan saya sebagai second class walau senyatanya saya bergaul dan berbisnis di first class. Saya dilarang masuk ke restoran berkelas kecuali restoran kaki lima. Saya tidak bisa nyaman berada di loby hotel , di Mall dan disegala fasilitas umum. Sebetulnya saya bebas masuk kesemua tempat tapi privasi saya dibatasi bahkan dilarang untukd diterapkan ditempat umum itu. Teman saya orang Jepang pernah bilang ke saya bahwa komunitas kami diperlakukanh sama seperi politik Apartheid yang menjadikan orang kulit hitam di Afrika Selatan menjadi second class karena politik perbedaan kulit. Ya sama dengan perlakuan terhadap komunitas kami yang hanya karena perbedaan selera dan gaya. Mengapa kami di ban menggunakan fasilitas umum? Apakah berbeda selera dan gaya harus dikucilkan. Apakah dosa? Padahal sebelumnya semua orang bebas melakukan aktifitasnya sesuai kebiasaannya dimana saja. Tapi mengapa semakin maju semakin banyak aturan? Namun kami terima dengan kerendahan hati tanpa protes dan tetap melanjutkan cara hidup kami ditempat yang masih bisa menerima komunitas kami. Walau situasinya tak lagi nyaman, penuh tatapan sinis dan penuh keterbatasan. Sangat menyedihkan, kata sebagian orang.

Mau tahu apakah komunitas saya itu? Itu adalah komunitas yang disebut dengan aliran hisap! komunitas hisap bukanlah kelas rentenir yang menghisap darah rakyat miskin yang berhutang. Bukan pula kelas koruptor yang menghisap uang rakyat dan memiskinkan rakyat. Bukan pula kelas pengacara yang menghisap uang clients. Komunitas hisap adalah komunitas hisap rokok. Smoker community.  Komunitas hisap ini jumlah memang tidak banyak namun followernya selalu bertambah dan bertambah. Mungkin kini dari sepuluh orang empatnya  masuk dalam kelompok hisap. Hanya soal waktu jumlahnya akan sama dengan kelompok non hisap. Komunitas hisap sebetulnya berjasa memberikan pemasukan tidak sedikit kepada Negara  berupa cukai. Memberikan sumbangan sangat berarti memenuhi APBN dibanyak Negara. Tapi tetap saja komunitas Hisap dianggap sebagai perusak, arogan, mementingkan diri sendiri dan yang lebih menyakitkan dianggap sebagai komunitas second class. Majelis ulama Indonesia telah menyatakan kegiatan hisap rokok adalah haram.

Dua bulan lalu saya bersama putri dan istri saya pergi ke Mall. Kami mampir ke starbucks. Saya memesan hot Capucino dan istri saya pesan juice, putri saya pesan green tea. Saya terpaksa terpisah dengan istri dan anak saya. Istri dan anak saya menikmati suasana sejuk ber AC dengan sofa yang empuk sementara saya harus duduk diluar , tak ada AC, korsi ala kadarnya, meja yang berdebu karena ruangan terbuka sebatas tenda payung. Dari luar saya melihat betapa nyamanya istri dan anak saya. Kemudian putri saya menemui saya diluar. Putri saya dengan lembut mengatakan kepada saya bahwa kesadaran  akan kesehatan adalah kesadaran intelektual dan juga spiritual. Putri saya menjelaskan panjang lebar mengenai dampak merokok bagi kesehatan. Saya bisa maklum karena putri saya calon dokter tentu dia tahu banyak soal ini dan sebetulnya saya sudah tahu sebelumnya. Pengetahuan saya tentang bahaya merokok tidak membuat saya sadar untuk berhenti merokok. Namun ada satu hal yang membuat saya termenung ketika putri saya berkata bahwa satu satunya kebiasaan manusia yang tak bisa dijelaskan secara intelek dan spiritual adalah mengenai kebiasaan merokok.

Mengapa kebiasaan merokok tidak bisa dijelaskan ? karena ini berkaitan dengan jiwa atau psikis. Ini terjadi dari alam bawah sadar perokok itu. Tanpa saya sadari bahwa kebiasaan yang sudah berlangsung lebih dari 30 tahun itu telah menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Saya  akan menjadi tidak tenang jika tidak menghisap rokok dalam waktu tertentu. Bila awalnya merokok hanya ikut ikutan budaya pergaulan namun berjalannya waktu jumlah konsumsi rokok semakin banyak dan banyak. Sampai pada kondisi secara kejiwaan bahwa saya tidak bisa berpikir jernih bila tidak merokok.  Saya baru menyadari apa yang dikatakan oleh putri saya bahwa saya lebih mencintai rokok dibandingkan diri saya sendiri dan bahkan paranoid dengan siapapun  yang tak suka saya merokok. Menurut putri saya bahwa berhenti merokok adalah cara  menjaga amanah Tuhan terhadap tubuh kita dari  kebiasaan destructive.  Apakah saya bisa berhenti merokok? Tanya saya. Bisa! Don’t accept your current situation as a permanent station in life. You have the power to change. Demikian putri saya menegaskan. Caranya, jangan pernah mulai untuk yang pertama kali. Sekali berhenti maka lupakan semua hal tentang rokok. Kalau ada dorongan untuk merokok maka lawanlah. Setidaknya jadikan itu latihan mengendalikan jiwa , mengalahkan nafsu untuk menjadi captain bagi jiwa kita sendiri.

Hari itu juga, ketika saya keluar dari Starbucks, saya nyatakan pada diri saya sendiri untuk berhenti merokok. Selanjutnya saya mulai berdialogh dengan teman teman yang sudah berhenti merokok yang sebelumnya perokok berat. Dari mereka  saya mendapatkan kekuatan bahwa saya bisa sama seperti mereka. Setidaknya saya tidak mau lagi dijadikan masyarakat second class hanya karena prilaku yang salah. Saya ingin sehat dan terhormat sebagai bagian dari masyarakat modern yang intelek dan menjunjung tinggi spiritual emotion. If you can control yourself you can control the world. Stop smoking 

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...