Anda mungkin semua tahu apa itu Microsoft dan pasti tahu nama dibalik Microsoft,yaitu Bill Gates. Semua tahu bahwa Bill Gates dikenal sijenius pekerja keras yang sukses diusia
muda dan termasuk orang terkaya didunia. Perjalanan hidup Bill Gates , ibarat
graphik selalu berada digaris menengah menuju kepuncak. Artinya graphiknya
tidak pernah berada diposisi minus atau dibawah mendekati nol. Dia terlahir dari keluar kelas menengah di
AS. Ayahnya seorang pengacara terkenal
dan ibunya anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United
Way. Masa mudanya bersama ayah dan ibunya adalah kebebasan yang membuat dia
bisa berbuat apa saja untuk kesenangannya. Bill Gate tidak pernah merasa gamang
tentang masa depannya. Dia tidak pernah memikirkan resiko atas segala
tindakannya, termasuk bila harus drop out dari Harvard University karena lebih
mengutamakan hobi barunya dibidang komputer. Lingkungan keluarganya menjadikan
dia something else bagi orang lain namun sesungguhnya tidak bagi Bill Gate. Dia
tidak merasakan hebat dengan apa yang dia punya. Baginya hidup yang dia jalani
tidak membuat dia merasa bernilai. Apa yang dirasakan oleh Bill Gate adalah
juga dirasakan oleh kebanyakan orang muda sukses secara materi namun miskin
secara spiritual. Kesepian ditempat ramai.
Bila sukses dikaitkan dengan
kebahagiaan maka itu hanya mungkin bila sukses itu datang diatas tumpukan
kekecewaan,kegagalan, kelelahan. Tak
akan ada pelangi, jika hujan tak menghampiri. Akan selalu ada bahagia setelah anda
meneteskan air mata. Terasa perbedaan pahit dan manis, susah dan senang, atas
dan bahwah apabila anda pernah merasakan keduanya. Apakah Bill Gate dapat memahami kesuksesannya
mendatangkan kebahagiaan bila dia sendiri sejak bayi sudah bergelimang dengan
kemewahan sebagai keluarga middle class
dan kemudian tumbuh berkembang dibalik bayang bayang orang tuanya yang
memberikan akses kepadanya untuk eksis dengan cita citanya. Saya yakin semakin
besar Microsoft semakin kecil Bill Gate. Mengapa ? karena semakin jauh dia dari
rasa lapar, dikecewakan, kegagalan. Hidupnya semakin tak berwarna. Jalannya
semakin lurus dan datar saja. Itulah mungkin ketika sampai di Puncak, tahun
2000, Bill Gate mundur sebagai pejabat eksekutif tertinggi Microsoft namun Ia
masih menjabat sebagai kepala arsitek perangkat lunak. Tahun 2006, dia benar
benar keluar dari Microsoft untuk bekerja purna waktu di Bill & Melinda
Gates Foundation, sebuah yayasan yang didirikannya bersama istrinya yang bertujuan
untuk kemanusiaan.
Lebih dari USD 20 milliar ( Rp.
200 triliun )harta yang didapatnya selama karir sebagai pengusaha sukses
dibidang piranti lunak dihibahkan kepada yayasan yang didirikannya , Bill &
Melinda Gates Foundation. Istri Gates mengajak masyarakat untuk belajar dari
usaha-usaha filantropi keluarga Salwen, yang menjual rumahnya dan menyumbangkan
setengah nilainya, sebagaimana disebutkan dalam buku The Power of Half. Gates dan istrinya mengundang Joan Salwen ke
Seattle untuk membicarakan tentang hal-hal yang dilakukan oleh keluarga
tersebut, dan pada 9 Desember 2010, Gates, Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg (CEO
Facebook) menandatangani janji yang mereka sebut "Gates-Buffet Giving
Pledge". Isinya adalah mereka berjanji untuk menyumbangkan setengah
kekayaan mereka untuk amal secara bertahap.
Saya yakin bahwa apa yang dilakukan oleh Bill Gate, Warren Buffett, dan
Mark Zuckerberg bukanlah dalam rangka aktualisasi diri seperti teori Maslow, Tapi saya kira, keinginan menolong
sesama manusia . Stephen Covey menambahkan satu kebutuhan manusia, to leave a
legacy. Menurut kamus, legacy adalah warisan, harta pusaka/peninggalan. to
come into a l. mewarisi. Saya kira,
warisan di sana tidak cuma harta, tapi sesuatu yang lebih besar. Dia bisa
berupa sesuatu yang bersifat ke luar diri kita, ke luar keluarga kita, sesuatu
yang bermanfaat buat orang lain dan lingkungan kita. Bill Gates, Warren
Buffett, dan Mark Zuckerberg memenuhi kebutuhannya to leave a legacy dengan
memberikan sesuatu buat sesama manusia.
Mungkin bagi kita yang tak pernah
henti berjuang mendapatkan kebahagiaan dari tumpukan uang dan harta akan
terkejut menyaksikan sikap Bill Gate yang dengan mudahnya melepas hartanya
untuk kemanusiaan. Bagi orang yang tak pernah mendapatkan harta, maka harta
adalah tujuannya untuk kebahagiaan. Tapi bagi orang yang selalu ada harta dalam
hidupnya, penambahan harta tidak otomatis membuat dia bahagia. Dia butuh
sesuatu yang lain yang sehingga membuat dirinya lengkap dan utuh. Banyak cara
orang kaya raya melakukan kegiatan yang
nyentrik sebagai cara untuk “melengkapi” dirinya agar “utuh”. Jangan terkejut
ada yang melepaskan hartanya untuk kegiatan club sport, menjadi pemimpin partai
agar menjadi penguasa, mengkoleksi mobil mewah dan barang antik, dll. Tapi
jalan ini tidak membuat dia bahagia. Bahkan menurut teman yang tergolong kaya,
yang doyan membeli barang antik merasa tertekan bila kalah dalam lelang. Namun
Bill Gate mimilih jalan hati nuraninya melalui program kemanusiaan, program
berbagi untuk siapa saja yang butuh pertolongan. Karena itu Bill Gate merasa bahagia
dengan pilihan hidupnya. Ternyata orang kaya menemukan kebahagiaan sejati
ketika dia berbagi karena cinta. Ketika dia mendengar kata hatinya.
When I chased after money, I never had enough. When I got my life on purpose and focused on giving of myself and everything that arrived into my life, then I was prosperous. Mungkin itu yang dikatakan oleh Billl Gate atas sikap hidupnya. Karena ketika dia memberi sebetulnya dia sedang mengakayakan dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri. Kita yang tak berhartapun berhak mendapatkan kebahagiaan. Caranya? Lakukan apa saja yang bermanfaat bagi orang lain , walau kecil namun lakukan demi cinta, WE can not do a great things. We can do a small things with great love.
When I chased after money, I never had enough. When I got my life on purpose and focused on giving of myself and everything that arrived into my life, then I was prosperous. Mungkin itu yang dikatakan oleh Billl Gate atas sikap hidupnya. Karena ketika dia memberi sebetulnya dia sedang mengakayakan dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri. Kita yang tak berhartapun berhak mendapatkan kebahagiaan. Caranya? Lakukan apa saja yang bermanfaat bagi orang lain , walau kecil namun lakukan demi cinta, WE can not do a great things. We can do a small things with great love.
No comments:
Post a Comment