Sunday, February 03, 2013

Jokowi di Rusun Marunda...


Mari ikut larut dalam imaginasi kehidupan muram.  Sebuah keluarga, dua anak dan istri. Penghasilan tidak tetap. Rumah menyewa dengan harga Rp. 450.000 per bulan.  Harga sewa  sebesar itu hanya bisa tinggal di pinggir kali atau diatas status tanah yang tak legitimate. Bentuk rumahpun seadanya untuk sekedar berteduh dikala hujan dan berlindung dari terik matahari ketika panas, dan beristirahat ketika lelah. Bila datang hujan , praharapun datang. Rumah digenangi air sampai pada batas tidak bisa lagi untuk tidur dan beristirahat. Akhirnya anda harus tinggal di tempat penampungan. Begitu banyak yang membantu namun pada kenyataanya tetap saja tidak bisa makan tiga kali sehari dipenampungan. Termasuk beruntung bila bisa makan dua kali dengan mi dan telor rebus. Ketika hujan reda. Banjir telah menyurut. Anda tidak bisa kembali ketempat tinggal anda. Rumah anda sudah dinyatakan terlarang untuk dijadikan tempat tinggal. Apa yang harus anda perbuat. Rumah tak ada, pekerjaan tidak jelas. Yang dihadapi adalah anak dan istri yang butuh perlindungan dari anda. Hmm..mari buka mata pelan pelan. Anda sedang bermimpi. Tapi itulah yang sebetulnya sedang dialami oleh saudara kita yang miskin yang terkena musibah banjir di Jakarta.

Mereka adalah komunitas muram yang ada di Jakarta. Umumnya mereka adalah pendatang yang  bukan penduduk asli Jakarta. Tapi bagaimanapun mereka adalah anak bangsa yang butuh keadilan dari sebuah rumah bernama Indonesia. Sejak sebelum merdeka sampai setelah merdeka, komunitas muram ini selalu ada dan selalu bertambah komunitasnya seiring bertambahnya jumlah penduduk ,seiring bertambahnya ABPN dan seiring tingginya GNP nasional. Kaum muram seakan luka bernanah yang sengaja disembunyikan dibalik kebanggaan sebagai negara yang tergabung dalam G20. Dibalik menterengnya Mall di Ibukota. Dibalik berseliwerannya mobil mewah dijalanan kota Jakarta. Namun bagaimanapun tidak bisa menghilangkan luka bernanah itu. Aromanya tetap membaui siapa saja. Bagi Jokowi dan Ahok, luka tidak harus disembunyikan. Luka bernanah itu adalah penyakit sosial yang harus disembuhkan. Caranya ? tidak melalui seminar dan retorika. Tapi tindakan nyata. Beri mereka rumah dengan sewa lebih murah dari tempat sebelumnya. Beri mereka perabotan standar orang modern. Beri mereka lingkungan rumah yang bersih. Kalau mereka tidak punya pekerjaan , beri mereka pekerjaan.

Di Rusun Marunda semua impian kaum muram menjelma menjadi kenyataan. Mereka antusias mendapatkan rumah dan kesempatan tinggal ditempat yang layak. Benarlah bahwa Rakyat sangat ingin sejahtera, Ingin RUSUN. Dan Jokowi memenuhi keinginan rakyat itu, karena begitulah amanah APBD , amanah  rakyat melalui DPRD. Padahal RUSUN ini dibangun sejak zaman Foke. Dan keadaannya terbengkalai tanpa terawat dengan baik. Alasan pengelola (unit pelayanan teknis/ UPT)  RUSUN bahwa  rakyat tidak mau tinggal disana karena kejauhan dari pusat kota. Banyak yang kosong karena peminatnya kurang. Katanya Rakyat tidak biasa tinggal dirumah susun. Begitu banyak alasan dari pengelola. Akibatnya  ongkos membangun dari APBD/APBN untuk program penyediaan rumah untuk rakyat miskin hanya jadi dalam bentuk bangunan saja tapi tidak berfungsi ideal  untuk rakyat miskin. Yang sejahtera adalah Pimpro dari uang mark up project, Pengelola dari uang rente juragan re-lease,pegawai dari uang perawatan yang tidak digunakan untuk merawat bangunan. Semua itu tidak terjadi begitu saja dilevel bawah tapi sudah merupakan bagian dari budaya korup dari level teratas sampai kebawah. Hari hari kemarin telah lewat. Pengelola RUSUN sudah diberhentikan seiring terpilihnya Jokowi-Ahok sebagi pemimpin. Kini yang bekerja adalah team Jakarta baru.

Apakah keistimewaannya JOKOWI dan Ahok? Demikian tanya saya kepada teman yang merasa senang karena supirnya mendapatkan kesempatan tinggal di RUSUN Marunda. Menurutnya secara tekhnis  antara Foke dan Jokowi tidak ada perbedaan. Kedua gubernur sebagaimana mantan Gubernur lainnya mempunyai sumber dana sama , yaitu dari APBD yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Semua gubernur menjalankan blue print pembangunan kota yang disusun oleh orang terdidik dan di syahkan oleh DPRD. Tapi yang membedakan sosok Jokowi dan Ahok dibanding yang lain adalah terletak pada hal yang prinsip, yaitu niatnya untuk bekerja demi kepentingan rakyat. Bagi Jokowi-Ahok, prestasi bukan diukur dari data rasio  penggunaan dana APBD tapi rasio kesejahteraan rakyat terhadap setiap sen dana APBD yang dikeluarkan. Semua bawahan harus mengikuti paradigma itu. Sebagai pemimpin mereka berusaha memberikan keyakinan kepada bawahannya untuk berubah. Memang tidak mudah, Apalagi  korup dan malas itu sudah menjadi budaya bulukan. Tapi dengan keteladanan dan kesederhanaan, serta niat baik, mereka berhasil menjadi inspirasi bagi semua bawahannya untuk berubah dari yang dilayani menjadi yang melayani.

Dari Rusun Marunda, saya berimaginasi tentang Rumah Indonesia yang memberikan lingkungan yang bersih, tetangga yang toleran , pekerjaan yang tersedia, mencari rezeki mudah, bila sakit tak dibingungkan ongkos berobat, bila anak sekolah tidak dibingungkan biaya. Ya, Rakyat tak butuh bangunan marcuasuar yang membut kota menjadi METRO atau  Kosmos. Rakyat tidak menuntut keinginan yang tak terpuaskan kepada pemerintah. Rakyat hanya butuh kebutuhan dasar yang tersedia dan terjangkau dengan penghasilan terendah  mereka. Karena itulah mereka butuh pemimpin.  Kini  untuk masa depan , untuk Indonesia baru, yang diperlukan pemimpin yang amanah , yang mau bekerja untuk rakyat tanpa perlu berbicara banyak tapi berbuat untuk cinta dan kasih sayang... 

Sunday, January 27, 2013

Menerima kenyataan...


Dulu waktu saya remaja, rumah tempat tinggal saya hanya selangkah dari tempat pemakaman. Bila jendela kamar saya dibuka maka sudah nampak kuburan. Bila malam hari, Tempat pemakaman itu sering digunakan oleh anak anak muda bersantai. Mereka bernyanyi dengan menggunakan gitar sampai larut malam. Mereka semua teman sepermainan saya. Hanya saja mereka umumnya tidak sekolah. Sementara saya sekolah dan tidak bisa ikut dengan gaya hidup mereka. Bagaimanapun saya merasa terganggu dengan kebiasaan mereka yang gaduh disamping kamar saya yang membuat saya tidak bisa belajar dengan tenang. Saya tidak tahu bagaimana caranya melarang mereka untuk berhenti dengan kebiasaanya itu. Kalau saya tegur langsung mungkin mereka akan tersinggung dan memancing untuk berkelahi. Hal ini saya sampaikan kepada ibu saya. Dengan tersenyum ibu saya berkata bahwa saya harus belajar menerima kenyataan dengan ikhlas. Kalau saya paksakan lingkungan itu seperti apa yang saya mau maka itu akan membuat orang lain tersinggung. Tidak nyaman. Sementara bertengkar itu jelek. Yang baik menurut kita belum tentu baik menurut orang. Bijaklah.

Ya, Saya harus mulai membiasakan diri dan hidup dengan kenyataan bahwa lingkungan saya tidak ramah. Saya sudah masuk dalam dunia orang dewasa. Kebijakan mutlak saya dapatkan.  Saya harus mengelola rasa kecewa atau kesedihan terhadap lingkungan saya. Sebagaimana ibu saya menasehati saya bahwa jangan pernah marah dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan tapi terimalah itu sebagai sebuah realita untuk belajar bijak. Ingatlah firman Allah “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216). Mungkin lingkungan buruk itu sebagai cobaan dari Allah agar saya dapat lebih mudah melihat yang baik dan yang buruk untuk menjadi lebih baik. Tapi mengapa yang baik dan buruk selalu bersanding dihadapan kita?  Itulah kehidupan. Allah punya scenario. “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akherat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” ( Ar-Rum:64 ).  Tugas kita hanyalah melewatinya dengan sabar untuk tetap istiqamah dijalan Allah.

Kenangan masa remaja itu sampai kini tidak pernah saya lupa. Bahkan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya dalam menjalani kehidupan.  Teman orang asing sempat bingung melihat kenyataan Jakarta yang macet, bila hujan banjir dan bila kemarau debu polusi. Lingkungan yang tidak disiplin, korup dan tidak aman. Dengan keadaan itu , dia melihat saya merasa tidak terganggu. Padahal saya tahu ada kehidupan dinegara lain yang lebih baik dari Jakarta, yang tentu bisa membuat saya lebih nyaman. Kebingungan teman itu saya jawab bahwa manusia terlahir untuk menerima kenyataan. Kita harus menerima kenyataan itu dengan ikhlas. Ingat bila sudah ikhlas maka tidak perlu bertanya lagi. Jalani saja. Bukankah setiap manusia dituntut untuk menjadi agent perubahan dan bila tidak bisa merubah maka berhak mencari tempat lain yang sesuai dengan idealismnya. Kata teman saya. Benar bahwa setiap kita punya misi untuk merubah lingkungan yang buruk menjadi baik tapi tidak punya tanggung jawab untuk harus berhasil merubahnya. Kewajiban kita dimanapun berada adalah merubah diri kita terlebih dahulu menjadi lebih baik.

Jalanan macet karena tidak disiplin berlalu lintas. Semua tahu penyebabnya. Kita harus memulai pada diri kita sendiri untuk disiplin. Kemiskinan dan ketidak adilan social terjadi salah satu sebabnya adalah karena wabah korupsi. Maka kita harus mulai dari diri kita untuk tidak korup. TIdak takut kepada pejabat yang memeras karena jabatannya. Walau karena itu kita dipersulit. Rusaknya moral manusia karena maksiat. Tempat maksiat tersebar disetiap sudut kota. Kita harus menjauh dari tempat maksiat itu. Mereka yang culas, pemarah, tidak sabar, doyan maksiat , kita  hadapi dengan akhlak mulia. Tidak mengatakan mereka jelek tapi perlihatkan kepada mereka apa yang baik pada diri kita. Menurut saya perjuangan untuk kebaikan bukanlah memaksa orang untuk berubah menjadi baik seperti apa yang kita mau tapi dimulai dari diri kita untuk berubah. Gerakan lingkungan hidup bersih dimulai dari satu puntung rokok yang kita ambil dari jalanan dan membuangnya ketempat sampah.  Jadi daripada kita terus berkeluh kesah terhadap  lingkungan yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau maka lebih baik kita berbuat sesuatu yang baik ditempat yang buruk walau itu hanya perbuatan kecil yang tak nampak oleh orang lain. Mungkin itu kehendak Allah agar kita berbuat dan menjadi bagian dari proses perubahan yang Allah kehendaki. 

Kehidupan ini adalah rangkaian peristiwa sebagai akibat dari interaksi social. Bahwa apa yang ada, bahkan yang paling bertolak belakang dengan kondisi ideal yang kita inginkan adalah bagian dari kehendak Sang Maha Hidup, Allah SWT” Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang yang sering kita maknai menyenangkan dan tidak menyenangkan. Apapun bisa saja terjadi. Dan apapun itu selalu ada hikmahnya. hikmahnya selalu baik. Rasulullah SAW bersabda; “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi). Salah satu kebaikan yang bisa kita dapatkan dari setiap peristiwa atau kondisi, meski pun sangat menyakitkan adalah hikmah yang terkandung di dalamnya. Begitulah cara Allah berdialogh denga  kita , untuk mendidik kita agar menjadi sempurna. Sebagaimana doa Rasul" "Ya Allah hamba bukan menolak takdir-Mu, takdir-Mu adalah takdir-Mu, berilah kepada hamba keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, baik sangka dan kecerdasan menangkap bahasa hikmah dibalik segala takdir-Mu... Aamiin". 

Monday, January 21, 2013

Harga diri ?


Kemarin sabtu malam bersama tamu dari luar negeri,  dari Bandara saya pergi ke Hotel Sheraton karena Jakarta dikepung oleh Banjir.  Setelah mengantar tamu ke Hotel ,sayapun langsung pulang kerumah. Supir taksi yang saya tumpangi adalah pria seusia saya yang katanya korban pengurangan pagawai akibat BPMigas dibubarkan. Saya tidak tahu apa pekerjaannya sebelumnya di BP MIGAS namun dari cara dia bicara maka tahulah saya bahwa dia cukup berpendidikan. Saya menanyakan mengapa dia sampai jadi supir taksi. Karena dari kemampuan bahasa inggeris dan pengalaman kerja , tentu tidak sulit baginya mendapatkan pekerjaan yang "pantas". Menurutnya pekerjaan sebagai supir taksi bukanlah pekerjaan yang hina sepeti koruptor atau melacur atau menipu. Dia sudah berusia diatas lima puluh. Tidak muda lagi. Tentu tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun tidak menghalangi haknya untuk mendapatkan rezeki Allah. Allah membentangkan alam begitu luas, tentu kesempatan juga begitu luasnya. Jangan sampai kita dipenjara oleh sikap harga diri yang salah. Karena merasa bekas orang kantoran sehingga merasa pekerjaan lain tidak pantas. Nilai sebuah pekerjaan bukanlah diukur besar kecilnya atau dilihat dari penampilan atau status dimasyarakat tapi dilihat dari niat. Niatnya harus karena Allah. Niat beribadah. Katanya. Saya terpesona dengan sikap hidupnya.

Dulu waktu dia bekerja di BP MIgas dia tidak pernah merasa lebih hebat dibandingkan orang lain. Walau dia mendapatkan standar fasilitas orang kantor dengan gaji berlebih. Menurutnya, uang berlebih yang dia terima setiap bulannya sebagian dia sumbangkan untuk kerabat terdekatnya yang tidak beruntung. Mengapa tidak ditabung untuk bekal masa tua ? dan setidaknya tabungan itu bisa membuat hidup aman tanpa harus jadi supir taksi. Tanya saya. Menurutnya tabungan terbaik itu adalah tabungan dijalan Allah. Membantu mereka yang membutuhkan. Karena dia bukanlah orang kaya berlebih maka yang bisa dibantunya adalah keluarga terdekatnya. Dia tidak merasa pada masa tua ini dia tidak aman walau tanpa tabungan atau deposito. Dia justru merasa sangat aman dengan tubuh yang sehat dan tenaga yang tetap prima untuk mencari rezeki Allah.  Kedua putrinya sudah menikah dan memberikan empat cucu kepadanya. Dia hanya bekerja untuk memberi nafkah istrinya dirumah. Saya membayangkan bahwa banyak pejabat yang pensiun dengan tabungan dan deposito namun tetap tidak merasa aman karena tersandera oleh penyakit darah tinggi atau asam urat atau kolestrol atau diabetes atau getah bening dll. Melangkah sulit dan tubuh semakin ringkih karena dimakan penyakit. Ya harta tak ternilai dalam hidup ini adalah badan yang sehat. Sehatnya badan berhubungan dengan sikap hidup. Sikap hidup berhubungan dengan jiwa. Jiwa sehat membuat badan kuat untuk terhindar dari penyakit. Mungkin sebagian orang merendahkan dirinya yang jatuh profesi sebagai supir taxi tapi prinsip hidupnya karena Allah membuat dia merasa berharga dihadapan Allah. Itulah kekayaan spiritual,harga dari spiritual. 

Memang banyak orang yang nampak sukses dengan hanya mengandalkan intelektualnya tanpa peduli dengan spiritualnya. Harga dirinya dibangun diatas limpahan materi dan symbol berupa, baju bermerek, rumah mewah, kendaraan mewah , keanggotaan club exclusive. Namun sebetulnya semakin ditumpuknya symbol symbol harga diri itu semakin teracuni jiwanya. BIla dia pengusaha dia menipu. Bila dia penguasa dia korup. Bila dia pegawai dia malas dan manja serta culas. Rasa empati terhalau dan menganggap bahwa kemiskinan disekitarnya adalah penyakit social yang tidak perlu ditolong. Biarkan punah karena kompetisi alam. Budaya materialitis memang diterjemahkan dengan mudah oleh intelektualitas kita yang sehingga mudah sekali kita melakukan perbuatan berkakhlak rendah. Kehormatan harus dibeli dan karenanya harus dibayar dengan uang. Tidak ada yang gratis. BIla kehormatan didapat maka tidak akan berhenti sampai disitu. Dia akan minta lebih dan lebih. Karena itu butuh uang berlebih untuk mendongkrak kehormatan itu. Hidup seperti ini memang sangat melelahkan karena berdiri diatas konsep harga diri yang salah dan penuh tekanan. Padahal konsep harga diri dihadapan Allah adalah tidak mahal dan tidak sulit. Sangat mudah. Yang karenanya membuat jiwa kita tenang dan kuat menghadapi kehidupan yang kadang tidak ramah ini.

Dalam  islam bahwa harga diri itu punya standard sehingga umat islam punya harga yang sama, punya kehormatan yang sama dan tentu punya value yang sama. Apa standard harga diri manusia dalam islam ? Standard nya adalah beribadah kepada Allah. Harga diri dalam islam adalah harga dihadapan Allah. Nilai dihadapan Allah. Apapun sikap dan perbuatan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasul “Barangsiapa ingin menjadi orang yang termulia hendaklah ia bertaqwa kepada Allah, dan barangsiapa ingin menjadi orang yang terkuat hendaklah ia bertawakkal kepada Allah, dan barangsiapa ingin menjadi manusia terkaya hendaklah ia beranggapan bahwa apa yang ada di tangan Allah lebih kekal dan lebih pasti dari apa yang ada di tangannya sendiri.” Rasul telah memberikan tuntunan yang sangat indah tentang bagaimana harga diri dibangun diatas kemuliaan , kekuatan,kekayaan. Ya seperti supir taksi itu. Ketika uang berlebih dia berbagi. Ketika kehilangan jabatan atau pekerjaan dia tetap kuat tanpa berkeluh kesah. Ia dapat kembali bekerja tanpa merasa rendah walau menjadi supir taksi. Bila segala sesuatu karena Allah maka perjuangan menegakan harga diri tak lain perjuangan mendekatkan diri kepada Allah. Supir taksi ini telah melewati rentang waktu yang panjang dalam usia mendekati senja. Dalam kekurangan harta dunia sebetulnya dia berhasil membangun istana kehormatan bagi dirinya. Yaitu harga diri dihadapan Allah.  

Kita tidak bisa hidup tanpa materi. Spiritual kita tidak memaksa kita untuk memuja materi atau menyembah materi. Namun spiritual kita tidak menjadikan kita tangan dibawah. Karenanya kita  harus bekerja untuk mencari nafkah. “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-Taubah :105). Memang uang bukanlah segala galanya namun tanpa uang kita tidak bisa berinteraksi sosial. Bangunlah harga diri itu dengan istiqamah dan tetaplah berdoa kepada Allah sebagaimana yang diajarkan Rasul : Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian. Lepaskan semua belenggu syaitan yang ada pada diri. 

Saturday, January 12, 2013

Stop Smoking.


Di Hong Kong atau di Singapore atau diamana saja di luar negeri, saya tak bisa protes ketika aturan menjadikan saya sebagai second class walau senyatanya saya bergaul dan berbisnis di first class. Saya dilarang masuk ke restoran berkelas kecuali restoran kaki lima. Saya tidak bisa nyaman berada di loby hotel , di Mall dan disegala fasilitas umum. Sebetulnya saya bebas masuk kesemua tempat tapi privasi saya dibatasi bahkan dilarang untukd diterapkan ditempat umum itu. Teman saya orang Jepang pernah bilang ke saya bahwa komunitas kami diperlakukanh sama seperi politik Apartheid yang menjadikan orang kulit hitam di Afrika Selatan menjadi second class karena politik perbedaan kulit. Ya sama dengan perlakuan terhadap komunitas kami yang hanya karena perbedaan selera dan gaya. Mengapa kami di ban menggunakan fasilitas umum? Apakah berbeda selera dan gaya harus dikucilkan. Apakah dosa? Padahal sebelumnya semua orang bebas melakukan aktifitasnya sesuai kebiasaannya dimana saja. Tapi mengapa semakin maju semakin banyak aturan? Namun kami terima dengan kerendahan hati tanpa protes dan tetap melanjutkan cara hidup kami ditempat yang masih bisa menerima komunitas kami. Walau situasinya tak lagi nyaman, penuh tatapan sinis dan penuh keterbatasan. Sangat menyedihkan, kata sebagian orang.

Mau tahu apakah komunitas saya itu? Itu adalah komunitas yang disebut dengan aliran hisap! komunitas hisap bukanlah kelas rentenir yang menghisap darah rakyat miskin yang berhutang. Bukan pula kelas koruptor yang menghisap uang rakyat dan memiskinkan rakyat. Bukan pula kelas pengacara yang menghisap uang clients. Komunitas hisap adalah komunitas hisap rokok. Smoker community.  Komunitas hisap ini jumlah memang tidak banyak namun followernya selalu bertambah dan bertambah. Mungkin kini dari sepuluh orang empatnya  masuk dalam kelompok hisap. Hanya soal waktu jumlahnya akan sama dengan kelompok non hisap. Komunitas hisap sebetulnya berjasa memberikan pemasukan tidak sedikit kepada Negara  berupa cukai. Memberikan sumbangan sangat berarti memenuhi APBN dibanyak Negara. Tapi tetap saja komunitas Hisap dianggap sebagai perusak, arogan, mementingkan diri sendiri dan yang lebih menyakitkan dianggap sebagai komunitas second class. Majelis ulama Indonesia telah menyatakan kegiatan hisap rokok adalah haram.

Dua bulan lalu saya bersama putri dan istri saya pergi ke Mall. Kami mampir ke starbucks. Saya memesan hot Capucino dan istri saya pesan juice, putri saya pesan green tea. Saya terpaksa terpisah dengan istri dan anak saya. Istri dan anak saya menikmati suasana sejuk ber AC dengan sofa yang empuk sementara saya harus duduk diluar , tak ada AC, korsi ala kadarnya, meja yang berdebu karena ruangan terbuka sebatas tenda payung. Dari luar saya melihat betapa nyamanya istri dan anak saya. Kemudian putri saya menemui saya diluar. Putri saya dengan lembut mengatakan kepada saya bahwa kesadaran  akan kesehatan adalah kesadaran intelektual dan juga spiritual. Putri saya menjelaskan panjang lebar mengenai dampak merokok bagi kesehatan. Saya bisa maklum karena putri saya calon dokter tentu dia tahu banyak soal ini dan sebetulnya saya sudah tahu sebelumnya. Pengetahuan saya tentang bahaya merokok tidak membuat saya sadar untuk berhenti merokok. Namun ada satu hal yang membuat saya termenung ketika putri saya berkata bahwa satu satunya kebiasaan manusia yang tak bisa dijelaskan secara intelek dan spiritual adalah mengenai kebiasaan merokok.

Mengapa kebiasaan merokok tidak bisa dijelaskan ? karena ini berkaitan dengan jiwa atau psikis. Ini terjadi dari alam bawah sadar perokok itu. Tanpa saya sadari bahwa kebiasaan yang sudah berlangsung lebih dari 30 tahun itu telah menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Saya  akan menjadi tidak tenang jika tidak menghisap rokok dalam waktu tertentu. Bila awalnya merokok hanya ikut ikutan budaya pergaulan namun berjalannya waktu jumlah konsumsi rokok semakin banyak dan banyak. Sampai pada kondisi secara kejiwaan bahwa saya tidak bisa berpikir jernih bila tidak merokok.  Saya baru menyadari apa yang dikatakan oleh putri saya bahwa saya lebih mencintai rokok dibandingkan diri saya sendiri dan bahkan paranoid dengan siapapun  yang tak suka saya merokok. Menurut putri saya bahwa berhenti merokok adalah cara  menjaga amanah Tuhan terhadap tubuh kita dari  kebiasaan destructive.  Apakah saya bisa berhenti merokok? Tanya saya. Bisa! Don’t accept your current situation as a permanent station in life. You have the power to change. Demikian putri saya menegaskan. Caranya, jangan pernah mulai untuk yang pertama kali. Sekali berhenti maka lupakan semua hal tentang rokok. Kalau ada dorongan untuk merokok maka lawanlah. Setidaknya jadikan itu latihan mengendalikan jiwa , mengalahkan nafsu untuk menjadi captain bagi jiwa kita sendiri.

Hari itu juga, ketika saya keluar dari Starbucks, saya nyatakan pada diri saya sendiri untuk berhenti merokok. Selanjutnya saya mulai berdialogh dengan teman teman yang sudah berhenti merokok yang sebelumnya perokok berat. Dari mereka  saya mendapatkan kekuatan bahwa saya bisa sama seperti mereka. Setidaknya saya tidak mau lagi dijadikan masyarakat second class hanya karena prilaku yang salah. Saya ingin sehat dan terhormat sebagai bagian dari masyarakat modern yang intelek dan menjunjung tinggi spiritual emotion. If you can control yourself you can control the world. Stop smoking 

Tuesday, January 08, 2013

Agama dan budaya


Apa yang terjadi setelah crisis global. Pada tahap awal (2008) kepanikan hanya bersifat terbatas yaitu para mereka yang terlibat langsung dalam permainan pasar uang. Namun tahun demi tahun kepanikan semakin meluas. Apa pasal? Seorang teman di Eropa bercerita kepada saya bahwa sebelum krisis global dia menanamkan semua dana tabungannya serta dana pinjaman pensiunnya untuk berinvestasi di pasar uang dan modal. Bertahun tahun kondisi tersebut membuat dia sangat aman secara financial karena dia tetap bisa berkonsumsi melalui berhutang ( instant loan) dengan jaminan porfollio investasinya dan setiap bulan dia mendapatkan yield yang jumlahnya kadang lebih besar dibandingkan biaya hidupnya sebulan. Karena itu dari waktu ke waktu jumlah dana dalam investasi portfolio semakin dia tambah dan perbesar. Dari semua itu dia sudah bermimpi banyak tentang masa depannya setelah pensiun. Tapi apa yang terjadi kini? Semua portfolio investasinya jatuh nilainya karena market fall down. Kini hidup tanpa asuransi, lambat namun pasti sisa harta tergerus oleh biaya hidup yang semakin mahal (efek inflasi). Hanya masalah waktu , dia akan tamat...

Apa yang menimpa teman saya itu juga terjadi bagi  99% kelompok menengah di Eropa, AS dan ASIA. TIdak ada lagi pesta akhir tahun ketempat tempat wisata berkelas. Tidak ada lagi kebebasan financial untuk berkosumsi apa saja. Tidak ada lagi bonus dan gaji ke 14 karena perusahaan semakin kehilangan pasar untuk terus berproduksi.  Ada yang masih beruntung karena  tidak terkena PHK namun biaya hidup yang sudah terlanjur mahal tak bisa lagi ditutupi dari pendapatan gaji yang tanpa bonus.  Yang terkena PHK dihadapkan pada biaya hidup yang tinggi dan tekanan debt collector atas hutang kredit konsumsi seperti rumah, kendaraan dan lain lain. Makanya tak aneh banyak terjadi bunuh diri. Banyak yang gila. Banyak rumah tangga hancur. Banyak orang tua terlunta lunta di jalanan. Tingkat homeless meningkat, Tingkat jobless meningkat. Apa yang terjadi kini adalah proses yang by design seharusnya sedari awal sudah disadari oleh public. Tapi mereka terlena karena kemudahan dan kemanjaan yang di create oleh pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ( ilusi). 

Semua tahu bahwa sebelum krisis,  AS dan Eropa menjadi tutor bagi negara manapun  untuk mengelola pertumbuhan ekonomi. Kampusnya menjadi incaran para mahasiswa diseluruh dunia. Betapa tidak? Lihatlah faktanya, kata teman saya. Banjirnya likuiditas perbankan, tingginya index bursa, rendahnya suku bunga, tingginya angka pertumbuah ekonomi, telah membuat pemerintah merasa yakin bahwa semua berjalan dengan baik. Kepercayaan public di indikasikan dengan tingginya rating surat hutang pemerintah, tingginya rating lembaga perbankan, tingginya rating emiten 500 fortune. Secara makro sehat. Bagaimana mikro? Ada excuse ketika sector produksi dalam negeri menurun. Sudah saatnya eropa dan AS tidak lagi membuat barang barang remeh. Biarkan Negara lain yang buat. AS dan Eropa berfocus kepada high tech yang berbasis riset. Karenanya harus ada penyesuain paradigm dari industry remeh ke industry berat. Upah harus dinaikan berlipat. Akibatnya Industri remeh tak sanggup mengikuti UMR yang tinggi , yang bertahan kalah bersaing dengan barang buatan china yang murah.Akibatnya yang kecil terpaksa hengkang ke China dan Vietnam. Namun, industry high tech tak memberikan output yang hebat. Akumulasi modal nasional semakin tidak efisien namun pemerintah tetap tidak menyadari akan hal itu dan terus hidup dalam manajemen ilusi.

Mengapa ilusi? Karena Peningkatan sisi permintaan yang tinggi tidak didasarkan kepada pendapatan real tapi kebijakan moneter untuk memungkinkan perbankan melakukan eskpansi kredit konsumsi. Sementara sisi produksi melemah kalah akibat konpetisi global dan konsumen lebih cenderung membeli barang import yang berkualitas dan murah. Pada diri public ( pengusaha)  melekat satu prinsip “kalau bisa beli kenapa harus bikin” dan pemerintah mengaminkan dengan kata kata “ apa lagi kalau membeli jauh lebih murah daripada bikin sendiri. “ karenanya produksi China diterima dengan senang hati. Walau bukanlah produk berbasis tekhnologi tinggil. Hanya produk sederhana seperti mainan anak anak, sikat gigi, sepatu, pakaian, alat dapur ,tusuk gigik , peniti, jarum, dll. Namun karena jumlahnya massive dan berkesinambungan, maka tanpa disadari sebagian besar barang yang di konsumsi bangsa AS dan Eropa dari sejak bangun tidur sampai tidur kembali berasal dari pabrik yang ada dichina. Dari depan rumah sampai ke setiap sudut rumah , pasti terdapat barang bermerek Made in china. Ketika krisis terjadi, China tampil sebagai lender bagi AS dan Eropa untuk memberikan solusi dan sekaligus pelajaran " jangan malas, jangan manja". Bisahkan AS dan Eropa mendapatkan pelajaran? 

Menurut teman saya bahwa yang membuat bangsa Eropa dan AS menjadi pemimpin peradaban modern yang ditandai dengan semangat inovasi, pioniritas, kreatifitas, pekerja keras dan pantang menyerah, karena budaya. Satu satunya yang membuat budaya menjadi alat perjuangan manusia menyelesaikan masalah kesehariannya adalah agama. Agama menuntun orang untuk berbudaya kasih sayang , kerjasama, hormat menghormati, kerja keras, kreatif, inovatif, pionir dan adil. Jadi mengapa dengan budaya itu? tanya saya. Budaya itu sudah mengabur karena agama sudah lama ditinggalkan kecuali hanya sebagai ritual simbolik status dan bukan sebagai alat untuk membangun peradaban unggul. Generasi yang ada kini telah terkooptasi dengan slogan, “buy low sell high and pay later”. Masalahnya yang low menjadi mahal dan yang mahal tak laku dijual sementara yang mau menerima syarat pay later sudah tidak ada lagi karena lost trust. Kini semua telah terjadi. Amerika dan Eropa bukan hanya menghadapi masalah ekonomi tapi masalah budaya. Ini tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Butuh waktu panjang dan lama.  Apakah AS dan Eropa bisa menyadari ini? 

Kita harus mendapatkan hikmah dari kejatuhan Eropa dan AS. Pertahankan agama agar budaya kasih sayang dan gotong royong tetap menjadi keseharian kita. Apapun yang terjadi kita akan tetap menjadi bangsa yang kuat, karena iman dan ikhsan.

Wednesday, January 02, 2013

Cinta karena cinta.


QS. Ar-Rum [30] : 22  وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَٰنِكُمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّلْعَٰلِمِينَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui


Semua kita tahu, apa itu garam. Garam laut (NaCL) atau natrium clorida. Terdiri dari dua unsur Natrium dan Clorida. Bila dua unsur ini dipisahkan maka Natrium dan clor akan menjadi gas yang berbahaya bagi manusia. Tapi bila mereka bergabung maka tidak nikmat makanan tanpa garam. Fungsi garam itu untuk tubuh kita ternyata luar biasa, yaitu mengatur proses keseimbangan cairan dalam tubuh, transmisi darah dan kerja otot. Kebayang kan,  kalau engga ada cairan garam dalam tubuh. Lalu lintas darah dan kerja otot engga teratur. Tidak ada keseimbangan. Jantung bisa jebol. Kitapun mati. Apapun yang anda makan, tanpa garam, makanan itu tidak akan diserap oleh tubuh dan tidak akan terurai jadi nutrisi. Kita bisa mati.

Pertanyaannya, bagaimana kedua unsur itu bisa menyatu.? Untuk sampai pada jawaban, saya akan jelas sedikit tentang proses terbentuknya alam semesta ini. Alam semesta terdiri dari materi.  Apa itu materi ? Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom. Materi umumnya dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma (wujud zat). Namun demikian, terdapat pula fase materi yang lain, seperti kondensat Bose-Einstein. Materi membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Tapi kalau engga ada ruang, engga ada materi. Sampai disini paham ya.

Nah kembali kepada pertanyaan awal, mengapa kedua unsur Natrium dan clor  itu menyatu? Kan engga bisa langsung menyatu. Pasti ada penyebabnya. Setelah berpuluh-puluh tahun Peter Higgs dan ilmuan CERN ( European Organization for Nuclear Research) bekerja keras, tahun 2012 pada bulan juli ilmuwan CERN berhasil menemukan partikel dasar yang lebih kecil yang diduga merupakan bahan pembentuk materi  yang para ilmuan menyebutnya partikel Higgs boson namun public menyebutnya “ Partikel Tuhan. Partikel inilah yang menjadi penyebab terbentuknya materi di alam semesta.

Partikel Higgs boson mempunyai fungsi menentukan massa penyusun sesuatu partikel atom itu. Kalau dianalogikan bahwa Higgs boson itu ibarat lem atau magnit bagi partikel-partikel, agar mereka mau berkumpul dan membentuk massa. Jikalau tidak adanya massa ini, Partikel itu tak akan bisa membentuk atom yang sejatinya merupakan penyusun semua hal di alam semesta ini.  Tidak akan ada garam. Dari keberadaan partikel Partikel Higgs boson, proses terciptanya semesta ini terjadi, mulai dari benda-benda luar angkasa seperti planet-planet sampai makhluk hidup seperti halnya manusia, tumbuhan, dan hewan. Kalau mau disimpulkan Higgs boson adalah partikel hipotesis yang mengisi massa menjadi materi.

Bagi saya yang awam, sains itu adalah pesan dari Tuhan. Sama dengan firman Tuhan yang ada pada kitab Suci. Apa hikmah dari eksistensi materi itu? Bahwa materi itu ada karena perbedaan unsur. Kedua unsur itu sebelum menyatu, ia dalam keadaan labil. Namun ketika ia menyatu, maka dia stabil. Engga enak makanan tanpa garam. Apa yang mempersatukan unsur itu? ya Higgs boson. Nah, manusia yang mempersatukan itu adalah cinta. Tanpa cinta tidak ada kehidupan. Cinta adalah substansi dari kehidupan manusia. Karena bila sendiri, manusia nothing, tetapi bila bersama, dia something. Dan hebatnya cinta itu tumbuh karena perbedaan, bukan persamaan.



Thursday, December 27, 2012

Angkutan Massal yang murah..


Dalam business di era sekarang, siapa yang menguasai komunitas maka dialah sebagai pemenang. Ketika komunitas dibawah kendali anda maka banyak hal yang bisa anda lakukan untuk me leverage business itu menjadi valuable dan profitable. Demikian kata teman pengelola consulting strategy. Facebook yang seketika mendapatkan dana miliaran dollar lewat bursa hanya karena ia proven menciptakan komunitas dunia dalam satu platform. Samahalnya dengan jaringan social lainnya seperti Google, Yahoo. Saham perusahaan pengelola jaringan komunitas social itu setiap tahun terus meningkat dibursa. Apa kuncinya mereka bisa mendatangkan komunitas begitu besarnya? Jawabannya adalah kemampuan creative untuk menggugah orang berinteraksi satu sama lain dalam satu platform. Keliatannya sederhana tapi untuk meng implementasikannya tidaklah mudah. Facebook, yahoo, google dan lainnya harus menginvestasikan dana tidak sedikit untuk membuat insfrastruktur database, perangkat lunak dan lain sebagainya. Semua itu tidak dikerjakan sehari tapi bertahun tahun dengan konsistensi idea yang terus diperkaya dan dipertajam demi memanjakan komunitas agar patuh dan setia

Begitu hebatnya kekuatan komunitas meng generate value business. Lantas bagaimana jadinya bila komunitas itu sudah tersedia dan dipaksa patuh karena aturan/Undang undang? Service pun sudah ada. Tentu itu berkah.  Apa itu? Komunitas pengguna jasa angkutan massal. Komunitas itu tidak sedikit dan jumlahnya hampir semua yang menjadi penduduk kota. Tinggal bagaimana caranya membuat komunitas itu menjadi kekuatan membangun value business. Caranya? mari kita lihat Hong Kong. Di Hong Kong ada octopus card yang berfungsi sebagai alat pembayaran pengguna jasa angkutan MTR, Hong Kong express , Bus ,dll. Card ini dapat di isi ulang melalui ATM atau Mesin isi ulang atau Counter (loket isi ulang). Syarat untuk mendapatkan card ini tidak membutuhkan KTP atau apapun. Siapapun ( termasuk orang asing ) bisa mendapatkannya dengan mudah disetiap loket yang ada di stasiun. Setoran awal HKD 50 ( Rp. 50 ribu). Diperkirakan  kurang lebih 10 juta orang sebagai pengguna jasa angkutan mempunyai octopus card. Dengan komunitas sebesar 10 juta orang itu membuat octopus card sangat bernilai dibandingkan money card lainnya sepeti debit card yang diterbitkan oleh Bank. Tidak diperlukan pemasaran untuk mendatangkan member karena by design setiap pengguna angkutan cenderung akan menggunakan octopus card sebagai alat pembayaran.

Benarlah, bila awalnya octopus card hanya digunakan untuk alat pembayaran angkutan umum namun berikutnya berkembang menjadi alat pembayaran untuk apa saja. Akibatnya dapat ditebak,  perputaran dana public dalam octopus card system ini sangat besar sekali.  Bila rata rata per hari pengeluaran orang menggunakan octopus card sebesar HKD 100 (RP. 100,000) maka setiap hari dana berputar HKD 1000.000.000 atau atau Rp. 1 triliun. BIla dari perputaran dana itu pihak provider card mendapatkan fee dari bank sebesar 2,5% maka total fee yang didapat adalah HKD 25 juta atau Rp. 25 miliar per hari. Di Hong Kong , Fee itu sebagai side income dari pengelola MTR yang juga bertindak sebagai Octopus card provider.  Seorang banker yang saya temui di Hong Kong mengatakan bahwa hanya dari fee octopus card saja, sudah lebih dari cukup untuk mengembalikan investasi MTR. Artinya, andaikan pengelola MTR meng gratiskan biaya ticket, tetap saja MTR tidak akan rugi dan investasi tetap dapat kembali tanpa harus subsidi dari PEMDA.  Inilah hidden cash yang sebetulnya dari business insfrastrutkur publik. Pendapatan ini lebih acceptable dibandingkan pendapatan conventional dari penjualan ticket. Makanya tak heran walau fasilitas angkutan massal yang dimiliki Hong Kong sangat mewah namun ongkosnya relative sangat murah dibandingkan tariff angkutan dinegara lain.

Ide Pemda DKI untuk menerapkan e-money sebagai alat pembayaran transjakarta termasuk Kopaja, metro mini yang melintasi jalur busway adalah smart. Ide ini dilontarkan oleh Ahok. Sebelumnya Ahok telah menjalin kerjasama dengan semua Bank di Jakarta untuk mengelola Pajak Online Pemda DKI.  Tentu tak begitu sulit bagi Pemda DKI untuk menarik bank bekerjasama menyediakan debit card ( e-money) untuk alat pembayaran angkutan umum. Diperkirakan ada 10 juta orang komunitas pengguna jasa angkutan umum di Jakarta. Dari komunitas sebanyak ini , dapat dibayangkan berapa perputaran dana dari e-money itu. Apalagi bila kelak e-money itu dapat pula digunakan untuk berbagai transaksi retail. Tentu akan semakin besar perputaran dananya. Seorang teman yang ahli financial analysis mengatakan kepada saya bahwa  tidak perlu lama, bila dalam setahun perputaran dana e-money itu significant maka semua bank akan berlomba lomba memberikan pendanaan bagi perluasan akses angkutan massal , agar semakin banyak orang menggunakan dan semakin banyak pula uang berputar dalam e-money. Mengapa ? ini akan menjadi salah satu cara mudah bagi bank untuk menarik dana tunai public kedalam system perbankan secara tertip dan teratur.

Semoga Jokowi dan Ahok dapat smart mengelola public service obligation ini menjadi business opportunity yang tetap menguntungkan tanpa membebani rakyat dengan tariff yang mahal atau atau murah subsidi. Cukup jadikan penyediaan fasilitas angkutan itu sebagai business concept.  BIla APBD tidak cukup , tidak perlu inferior  dihadapan penyandang dana. Semua bisa dihitung bahwa kekuatan komunitas pengguna jasa angkutan yang menjadi tanggung jawab Pemda DKI adalah potensi business yang lebih dari cukup untuk membiayai semua kebutuhan investasi. Kekuatan ada pada komunitas dan kelolalah kekuatan itu dengan smart, dihadapan lender, banker, dan mitra…untuk menjadikan angkutan massal yang murah. Semua untuk rakyat 

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...