Teman saya sempat mengejutkan saya ketika dia mengatakan bahwa dalam GEN kita sudah ada informasi lengkap tentang sorga. Bagaimana mungkin ? Bukankah sorga itu nanti diakhirat baru ada. Teman ini mencoba menjelaskan analisanya berkaitan dengan teori tentang DNA (deoxyribo Nucleic Acid). Teman ini mengangguk sambil tersenyum kepada saya. Bukan itu saja, lanjutya. diantara mereka ada yang jadi penjahat, peminum, pemerkosa, pemberontak singkatnya pendosa dan ada juga yang sholeh. Semua informasi itu tersimpan pada DNA kita. Artinya manusia itu berpotensi menjadi pendosa dan juga berakhlak mulia. Ini sudah sistem yang melekat pada diri manusia. Inilah takdir kita..
Saya mulai bingung dengan ungkapan teman ini. Kembali dia mengatakan, pada diri kita ada cetak biru untuk menjadi apa kita. Ada kebabasan untuk menentukan itu dan juga tersedia sarana yang rumit pada tubuh dan saraf kita untuk melaksanakan itu. Ketika anda ”berniat” maka dalam persekian detik hormon dalam tubuh kita bergerak cepat menghasilkan pemicu untuk mengorek informasi dari DNA tentang ”niat”itu. Seketika itu pula DNA memberikan informasi dengan cepat dan terjadilah kegiatan. Bahkan sesuatu yang tidak pernah anda lakukan namun niat ada, DNA punya informasi untuk itu.
Saya sempat bingung lagi. Ada pemicu yang sehingga mendorong DNA bekerja untuk memberikan informasi. Apa pemicu itu ? Ini penting diketahui dan diskusi semakin menarik. Bahwa di otak ada hormon atau senyawa kimia yang membuat kita merasa senang yaitu DOPAMIN. Dopamin adalah salah satu sel kimia dalam otak sejenis neurotransmitter yaitu zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain, yang merupakan perantara bagi biosintesis hormon adrenalin dan noradrenalin. opamine dan Neuropinephrine (hormon yang menimbulkan perasaan tenang dan nyaman). Kandungan dopamin juga mengakibatkan adanya “perasaan ketagihan”, untuk ingin terus melakukannya. Jadi seperti candu lah kira kira begitu.
Dia melanjutkan. Tapi harus ingat bahwa hormon yang baru terbentuk tidak langsung berfungsi, ia akan menyatu dengan sebuah reseptor yang dirancang khusus untuknya. Campuran molekuler yang dihasilkan menyatu dengan DNA yang ada di sel dan menggunakan informasi yang diterima dari DNA untuk mensintesis protein.Maka terjadilah energi untuk melakukan perbuatan yang menyenang dan menentramkan dalam konotasi negatif atau positip. Jadi kalau diibaratkan hormon itu seperti keyboard komputer sebagai alat pemberi perintah kedalam sistem database computer ( DNA). Database yang dilengkapi dengan software itu mengolah perintah dan kemudian mengeluarkan gelombang electronic maghnetic untuk memungkinkan prosesor bekerja meneruskan perintah itu kedalam sistem informasi dan menghasilkan output. Kira kira begitu.
Dari sistem itu , teman ini kembali melanjutkan , agama adalah manual operation untuk bagaimana mengoperasikan DNA itu agar hormon tidak bergerak liar menghasilkan output negatif hingga manusia menjadi perusak. Karena kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur atau tidak aktip) dan yang bersipat aktip. Bila kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian kita akan lebih baik. Islam mengajarkan tentang Cinta dan Kasih Sayang, produk sorga. Maka kalau ini menjadi hormon candu dalam diri manusia maka dia akan ketagihan untuk berbuat baik, bekerja keras bersyariat mencari nafkah dan mencari ilmu , berkorban untuk orang lain, ikhlas memberi, tidak mudah marah , tidak mudah benci , tidak sombong , amanah dan singkatnya hidupnya dekat kepada dunia yang bertaburan dengan motif kesenangan dan kebahagiaan namun digunakan untuk cinta dan kasih sayang.
Teman ini mengakiri diskusi ditengah kebingungan saya. Kemudian sebelum dia pergi saya bertanya ” Kalau by sistem baik dan buruk itu sudah ada pada diri kita,pada DNA, lantas dimana peran Iblis sebagai penghasut ? dimana peran Malaikat sebagai penuntun pada kebaikan? Bagaimana janji Allah tentang sorga dan neraka ? Teman ini menjawab singkat ” Jangan tanya itu ! stop, karena itu misteri dari Allah. Itu gaip. Tapi saya tetap ingin tahu. Mengapa ? Dia kembali menjawab ” DNA adalah misteri pada diri kita. Bagaimana mungkin kita mengetahui diluar kita sementara tentang sesuatu dalam diri kita sendiri kita tidak bisa menemukan jawabannya. Jadi ikutilah sajalah apa kata Allah dan RasulNya kalau kita benar benar mencintai Allah. Dari DNA itu kita tahu bahwa segala kebaikan akan kembali pada diri kita sendiri dan segala keburukan akan kembali pada kita juga. Allah tidak mendapatkan apapun dari itu semua. Jangan bingung dan jangan ragu. Bahwa DNA ini pesan dari Allah tentang ke Agungannya yang diliputi oleh cinta. Itupun kalau kita mau berpikir positip.