Sunday, December 26, 2010

Berubah ...

Teman saya sempat mengejutkan saya ketika dia mengatakan bahwa dalam GEN kita sudah ada informasi lengkap tentang sorga. Bagaimana mungkin ? Bukankah sorga itu nanti diakhirat baru ada. Teman ini mencoba menjelaskan analisanya berkaitan dengan teori tentang DNA (deoxyribo Nucleic Acid). Teman ini mengangguk sambil tersenyum kepada saya. Bukan itu saja, lanjutya. diantara mereka ada yang jadi penjahat, peminum, pemerkosa, pemberontak singkatnya pendosa dan ada juga yang sholeh. Semua informasi itu tersimpan pada DNA kita. Artinya manusia itu berpotensi menjadi pendosa dan juga berakhlak mulia. Ini sudah sistem yang melekat pada diri manusia. Inilah takdir kita..

Saya mulai bingung dengan ungkapan teman ini. Kembali dia mengatakan, pada diri kita ada cetak biru untuk menjadi apa kita. Ada kebabasan untuk menentukan itu dan juga tersedia sarana yang rumit pada tubuh dan saraf kita untuk melaksanakan itu. Ketika anda ”berniat” maka dalam persekian detik hormon dalam tubuh kita bergerak cepat menghasilkan pemicu untuk mengorek informasi dari DNA tentang ”niat”itu. Seketika itu pula DNA memberikan informasi dengan cepat dan terjadilah kegiatan. Bahkan sesuatu yang tidak pernah anda lakukan namun niat ada, DNA punya informasi untuk itu.

Saya sempat bingung lagi. Ada pemicu yang sehingga mendorong DNA bekerja untuk memberikan informasi. Apa pemicu itu ? Ini penting diketahui dan diskusi semakin menarik. Bahwa di otak ada hormon atau senyawa kimia yang membuat kita merasa senang yaitu DOPAMIN. Dopamin adalah salah satu sel kimia dalam otak sejenis neurotransmitter yaitu zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain, yang merupakan perantara bagi biosintesis hormon adrenalin dan noradrenalin. opamine dan Neuropinephrine (hormon yang menimbulkan perasaan tenang dan nyaman). Kandungan dopamin juga mengakibatkan adanya “perasaan ketagihan”, untuk ingin terus melakukannya. Jadi seperti candu lah kira kira begitu.

Dia melanjutkan. Tapi harus ingat bahwa hormon yang baru terbentuk tidak langsung berfungsi, ia akan menyatu dengan sebuah reseptor yang dirancang khusus untuknya. Campuran molekuler yang dihasilkan menyatu dengan DNA yang ada di sel dan menggunakan informasi yang diterima dari DNA untuk mensintesis protein.Maka terjadilah energi untuk melakukan perbuatan yang menyenang dan menentramkan dalam konotasi negatif atau positip. Jadi kalau diibaratkan hormon itu seperti keyboard komputer sebagai alat pemberi perintah kedalam sistem database computer ( DNA). Database yang dilengkapi dengan software itu mengolah perintah dan kemudian mengeluarkan gelombang electronic maghnetic untuk memungkinkan prosesor bekerja meneruskan perintah itu kedalam sistem informasi dan menghasilkan output. Kira kira begitu.

Dari sistem itu , teman ini kembali melanjutkan , agama adalah manual operation untuk bagaimana mengoperasikan DNA itu agar hormon tidak bergerak liar menghasilkan output negatif hingga manusia menjadi perusak. Karena kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur atau tidak aktip) dan yang bersipat aktip. Bila kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian kita akan lebih baik. Islam mengajarkan tentang Cinta dan Kasih Sayang, produk sorga. Maka kalau ini menjadi hormon candu dalam diri manusia maka dia akan ketagihan untuk berbuat baik, bekerja keras bersyariat mencari nafkah dan mencari ilmu , berkorban untuk orang lain, ikhlas memberi, tidak mudah marah , tidak mudah benci , tidak sombong , amanah dan singkatnya hidupnya dekat kepada dunia yang bertaburan dengan motif kesenangan dan kebahagiaan namun digunakan untuk cinta dan kasih sayang.

Teman ini mengakiri diskusi ditengah kebingungan saya. Kemudian sebelum dia pergi saya bertanya ” Kalau by sistem baik dan buruk itu sudah ada pada diri kita,pada DNA, lantas dimana peran Iblis sebagai penghasut ? dimana peran Malaikat sebagai penuntun pada kebaikan? Bagaimana janji Allah tentang sorga dan neraka ? Teman ini menjawab singkat ” Jangan tanya itu ! stop, karena itu misteri dari Allah. Itu gaip. Tapi saya tetap ingin tahu. Mengapa ? Dia kembali menjawab ” DNA adalah misteri pada diri kita. Bagaimana mungkin kita mengetahui diluar kita sementara tentang sesuatu dalam diri kita sendiri kita tidak bisa menemukan jawabannya. Jadi ikutilah sajalah apa kata Allah dan RasulNya kalau kita benar benar mencintai Allah. Dari DNA itu kita tahu bahwa segala kebaikan akan kembali pada diri kita sendiri dan segala keburukan akan kembali pada kita juga. Allah tidak mendapatkan apapun dari itu semua. Jangan bingung dan jangan ragu. Bahwa DNA ini pesan dari Allah tentang ke Agungannya yang diliputi oleh cinta. Itupun kalau kita mau berpikir positip.

Tuesday, December 21, 2010

Sabar ?

Pernah pada satu kesempatan saya pergi ke kampung. Banyak hal yang bisa dinikmati di desa. Khususnya udara yang sejuk dan suasana kekeluaragaan yang begitu kental. Yang pasti senyum begitu murahnya di kampung. Beda dengan dikota. Mungkin ini juga yang membuat orang kota rindu datang kedesa. Tapi diluar itu, ada sesuatu yang lebih saya dapatkan di desa. Seorang kerabat saya , pagi pagi sekali setelah sholat subuh sudah berangkat ke Sawah. Saya sengaja mengikutinya. Dia tersenyum ketika langkah saya terseok seok mengikutinya dijalanan yang becek. Ketika sampai di sawah, yang saya lihat adalah hamparan tanah luas. Mungkin ada dua hektar tanah terbentang yang siap dibajak ( digemburkan ). Saya tidak bisa membayangkan berapa lama pekerjaan ini akan selesai. Apalagi dikerjakan hanya oleh tangan dua saja dengan berbekal cangkul.

Kerabat itu, tidak melihat kearah hamparan tanah luas. Dia dengan sigap melewati gili gili sawah dan masuk kedalam hamparan sawah yang luas itu. Saya perhatikan tangan kokohnya mengayungkan cangkul untuk menggemburkan tanah sebelum ditanami padi. Logika saya berkata bahwa ini pekerjaan yang sangat terbelakang. Terbayang waktu terbuang dan tenaga terkuras untuk itu semua. Saya tak ingin mempertanyakan kerja kerasnya. Saya hanya memandang dari dangau kecil setiap gerakannya mengayungkan cangkul. Berlangsung sampai tengah hari. Kerabat saya itu istirahat dan masuk kedangau untuk makan siang.” Apakah kamu tahu berapa luas tanah ini dan berapa lama biasanya kamu harus bekerja seperti ini agar tanah siap ditanam. ” Tanya saya

Dia memandang saya cukup lama dan akhirnya tersenyum sambil berkata” Saya tidak pernah menghitung luas lahan yang akan saya cangkul dan juga tidak ingat berapa lama waktu saya perlukan untuk menyelesaikan itu semua. Saya hanya tahu setiap pagi seusai sholat subuh saya harus kesawah dan mencangkul. Itu saja” Kemudian kerabat ini melanjutkan kata katanya ” Tuhan sediakan tanah untuk kita, Tuhan sediakan iklim untuk kita bercocok tanam, Tuhan juga sediakan waktu siang dan malam agar kita bisa membagi waktu kerja dan istirahat. Semua sudah Allah sediakan. Apalagi yang harus kita keluhkan. Soal lelah dan tidak menyamankan dan mungkin cukup menderita dari sudut pandang kamu tapi ketahuilah, bekerja itu adalah ibadah. Setiap ibadah adalah cobaan dari Allah untuk menguji keimanan kita beragama. Bahwa hidup harus dilewati dengan akal dan keyakinan. Untuk itu sikap sabar sangat penting”.

Apa yang diungkapkan oleh kerabat itu juga berlaku bagi kita dalam kehidupan dan profesi yang lainnya, sebuah bentuk pengakuan bahwa keyakinan kepada Allah juga keikhlasan mengikuti hukum alam dengan tak henti bersyukur kepada Allah walau prosesnya tak mudah dan murah. Hidup serba terbatas tanpa dukungan tekhnologi seperti orang kota tidak membuat kerabat saya itu berpaling dengan cara lain. Dia tetap bersyukur diberi kesehatan untuk bekerja dan lahan untuk mencari nafkah karena mungkin ada diplanet bumi ini orang yang sakit dan tak punya lahan untuk digarap. Dengan itu dia kaya dengan keyakinan dan kaya dengan rasa syukur. Dia tidak mengeluh dengan segala keterbatasan itu. Dia bekerja keras dengan apa yang bisa dia perbuat dan dia hidup dengan damai didesa tanpa kelaparan. Dalam Al-Baqarah 153 Allah berkata “ Wahai orang orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang orang yang bersabar”

Bacalah dengan teliti kata kata Allah itu. Kata kata sabar lebih dulu daripada sholat sebagai alat minta tolong. Disini Allah berusaha meyakinkan kepada orang yang percaya ( beriman ) bahwa apa yang dialami bukanlah suatu yang buruk. Sabar bukan hanya berdoa dan membiarkan keadaan terjadi dengan begitu saja sambil menanti keajaiban.. Harus dilewati dengan berani walau menyakitkan. Sebagai sumber keyakinan ( keimanan ) sabar harus diaktualkan sebagai energi batin untuk terus melangkah. Jangan berhenti atau diam. Kita harus confidence , consistence dancontinous. Confidence ( percaya diri ) yang tinggi untuk mampu melewati proses yang sulit itu. Tidak gentar akan masa depan, Tidak gentar untuk bangun pagi dan menyapa mentari. Karena dia yakin ( istiqamah ) bahwa Allah sedang berdialogh dengannya lewat perjalanan hidupnya yang serba menyakitkan dan penuh kekecewaan.

Hidup dilingkungan yang brengsek ,yang serba materialistis, yang serba ingin cepat dan mudah dengan cara culas memang menyakitkan. Apalagi melihat kenyataan banyak orang yang dapat menikmati kemudahan lewat cara cara itu untuk dikatakan sukses. Sementara kita harus bergulat dengan segala yang sulit dan lama. Morgan Scott Peck sang psikiater yang menulis buku the road less Travelled , mengatakan “ Life is difficult “. Ya hidup tidak mudah. Penuh dengan banyak problema. Problema itu tak lain hanyalah permainan akal dan nafsu. Karenanya hidup adalah battle field ( ladang pertempuran ) melawan hawa nafsu. Ini perang tiada tiada akhir kecuali maut menjemput. Dan yang pasti bahwa kesuksesan didunia dan akhirat adalah akumulasi dari banyak kekecewaan, penderitaan dan tentu kelelahan. Maka mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang orang yang bersabar. Subhanallah...

Wednesday, December 15, 2010

Value

Teman saya pernah menyampaikan bahwa perlunya setiap lembaga atau komunitas membangun value. Sesuatu nilai yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang ada untuk mencapai tujuannya secara optimal. Ungkapan teman ini , mengingatkan saya tentang pemahaman rekayasa nilai ( value enginnering). Ilmu ini awalnya diperkenalkan oleh AS seusai perang dunia kedua dan kemudian dikembangkan ditahun tujuh puluan, dimana pada waktu AS sedang dilanda krisis ekonomi yang parah.Value engineering sebagai disiplin ilmu merupakan reposisi terhadap value yang selama ini diyakini oleh AS. Value engineering berkembang luas sampai kepada semua sector. Ilmu ini berhasil menciptakan new paradigm membangun dan mengambil kebijakan yang tepat. Jepang dan Korea, china salah satu contoh bagaimana value engineering berhasil menjadikan negara itu unggul dalam persaingan.

Ada empat hal yang menghambat ( block ) orang untuk mengambil keputusan atau bersikap yang tepat. Mengetahui ini , itulah pentingnya value engineering memberikan solusi secara menyeluruh. Adapun keempat penghambat ( block ) itu adalah pertama , emotional block. Kedua, Perceptual Block, Ketiga Habitual Block dan yang terakhir ke empat adalah Culture block. Dari keempat inilah rekayasa nilai dibentuk agar terciptanya new paradigm disemua bidang. Ringkasnya ini adalah ilmu yang mencoba merekayasa sikap untuk menghasilkan value. Yang harus disadari bahwa AS menggunakan value engineering tidak hanya untuk meningkatkan value business ( Industry / manufacture/construction) tapi lebih dari itu adalah social value engineering. Dalam rangka meningkatkan value geostrategis dan geopolitiknya untuk menguasai dunia melalui kampanye demokratisasi. Tujuannya untuk membentuk new paradigm demi lahirnya tatanan dunia baru.

Emotional block. Adalah satu sikap yang menganggap sesuatu yang belum jelas dan diperkirakan akan mengganggu kenyaman yang sudah ada ( status quo) akan disikapi secara ego untuk ditolak.Perceptual block. Adalah satu sikap bahwa persepsi orang lain salah dan hanya persepsi sendiri yang benar. Akibat sikap ini membuat orang hidup otoriter terhadap kebenaran subjective. Habitual Block . adalah suatu sikap yang lebih nyaman dengan kebiasaan yang ada dan menolak sesuatu yang bertentangan dengan kebiasaan. Culture Block : Adalah sikap budaya yang turun temurun sebagai tradisi yang diyakini. Sikap ini akan membuat orang menutup diri dari segala pengaruh budaya dari luar. Cenderung protective dan curiga. Padahal tidak semua budaya luar itu salah dan tentu tidak semua budaya luar itu benar. Sikap ini tidak pernah bisa menilai salah atau benar kecuali dirinya sendiri.

Keempat hal tersebut menjadi road block tercapainya new paradigm. New paradigm ini juga dapat kearah positip dapat pula kearah negative. Tergantung bagaimana kita bersikap. Karena tidak selalu yang block itu buruk dan tidak selalu value baru yang datang pasti benar. China melihat system komunisme harus dilakukan value engineering untuk menjadikan bangsa china mampu bersaing dan berproduksi. China berhasil sesuai value yang diinginkannya tanpa merubah komunisme. Jepang tidak melihat konglomerasi sebagai kekuatan untuk bersaing dan tidak yakin keberhasilan industri diukur dengan dengan laba perunit. Value engineering dilakukan ; small medium enterprises meluas dan laba collective terbentuk. Kesinambungan produksi tercipta. Kompetisi terbentuk hingga melahirkan Efisiensi dan efektifitas. Bolivia awalnya percaya bahwa technology dan dana asing sebagai penentu suksesnya pembangunan nasional. Value engineering dilakukan dan keputusannya adalah penerapan nasonalisasi pada setiap perusahaan asing yang menguasai sumber daya alam. Hasilnya keadilan tercipta dengan semakin berdayanya anggaran nasional mendukung kesejateraan rakyat.

Lantas bagaimanakah kita mengetahui value engineering itu perlu dan apakah dasar untuk melakukan value engineering itu ? Pertanyaan ini ditujukan agar ketika melakukan value engineering tidak sampai menjebak potensi kita sendiri. Disadari bahwa value masyarakat semakin jauh dari fitrah sebagai mahluk sosial dan moral. Sudah menyimpang menjadi individualistis. Sulit berkumpul kalau bukan untuk kepentingan uang. Karenanya perlu dilakukan value engineering yang didasarkan kepada upaya meninggikan kalimat Allah yang berkiblat kepada tiga hal yaitu the truth ( kebenaran) , goodness ( kebaikan ) dan justice ( keadilan). Upaya propaganda secara sistematis (syiar /dakwah/pendidikan ) harus dilaksanakan agar orang terpengaruh dan mengikuti. Keteladanan para pemimpin dari lapisan terendah sampai tertinggi harus mencerminkan ketiga hal itu. Jadi hanya cukup dua hal untuk dilakukan , yaitu propaganda dan keteladanan para pemimpin.

Apabila kita dapat melakukan value engineering didasarkan oleh tiga hal ini untuk membuka road block yang individualistis dan materialiatis itu, maka hasilnya akan menibulkan aspirasi kolektif untuk terciptanya new paradigm sesuai Allah mau. Kita akan menjadi komunitas unggul , dan bermartabat karena Allah bersama kita. Tetapi apabila ketiga hal itu diselewengkan dan diperdagangkan maka tunggulah kehancuran pasti datang.

Friday, December 10, 2010

Jangan Korupsi

Saya teringat dengan peristiwa dulu ketika saya membesuk putra teman yang di opname di Rumah Sakit. Ketika dia melihat saya datang , dia menangis dalam pelukan saya” Andaikan seluruh harta saya dapat mengembalikan anak saya seperti semula, saya ikhlas. Saya tidak sanggup melihat dia menderita seperti ini. Serasa seluruh langit berserta isinya ditimpakan ketubuh saya. ” Katanya. Saya perhatikan memang putranya antara hidup dan mati. Sebagian organ tubuh dalamnya terkena inspekasi akibat racun narkoba. Tubuhnya nampak kurus dengan perut membuncit. Ini sudah berlangsung lebih satu bulan dirumah sakit. Tanda tanda kematian sudah dekat namun nyawa tak kunjung tercabut dari jasadnya. Dari itu semualah teman saya ini menyaksikan dengan segala kepedihan hatinya melihat buah hatinya terbujur dalam derita. Dia tak mampu berbuat apapun walau harta yang dikumpulkanya tak terbilang banyaknya.

Teman saya ini adalah pengusaha Freight Forwarder. Saya tahu usahannya tidak bisa dilepaskan dari kepiawaiannya menembus birokrasi bea dan cukai. Dia pernah bercerita bagaimana kedekatannya dengan pejabat bea dan cukai untuk melancarkan semua urusan kepabean dari customernya. Karena kehebatannya itulah, akhirnya dia mendapatkan pelanggan yang banyak dan uangpun mengalir deras kedalam kas perusahaannya. Dulu, saya pernah ingatkan dia akan dosa perbuatannya. Dia dan para pejabat itu telah melakukan tindakan korup yang merugikan negara. Yang merugikan amanah rakyat. Tapi teman ini menjawabnya dengan senyuman, yang kadang kala terkesan mentertawarkan nasehat saya. Memang sulit untuk menjelaskan bahaya korupsi terhadap diri dan keluarga ketika orang sedang menikmati limpahan kemewahan dari harta korupsi itu. Mereka baru menyadari ketika prahara datang. Sesalpun datang namun terlambat.

Rasul pernah bersabda ” Sesungguhnya tidak akan pernah masuk ke dalam surga, daging yang tumbuh dari makanan yang haram, ia lebih utama masuk ke dalam api neraka”. Dapatkah dibayangkan makna dari hadith ini. Seorang ayah yang mendapatkan penghasilan dari tindakan korupsi dan itu diberikan kepada anak istrinya maka itu akan menjadi darah dan daging. Darah daging ini akan mempengaruhi jiwa untuk berpaling dari Allah. Itulah yang pernah saya sampaikan kepada teman itu dulu. Seberapa kerasnya dia mendidik anaknya untuk tumbuh menjadi anak yang sholeh namun akan sia sia selagi anak anaknya hidup dari hasil korupsinya. Dia baru merasakan betapa beratnya hukuman Allah kepada dirinya. Hukuman Allah tidak langsung kepadanya tapi kepada orang yang sangat dia cintai dan dia manjakan dengan segala limpahan harta.

Seakan Allah berdialogh dengan nya ” Kamu abaikan Aku dengan perbuatanmu demi orang yang kamu cintai dan kini lihatlah akibat perbuatanmu. Kamu lebih jahat dari binatang yang tega menganiaya anaknya sendiri. Karena sabda Allah ” Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al A'raaf, QS 7 : 179].

Ada tiga perkara yang membuat seseoranng terhalang masuk sorga yaitu Kesombongan, korupsi dan hutang.” Tapi hebatnya ketiga hal ini datang berawal dari perbuatan korupsi. Ketika dia korupsi , harta datang berlimpah dengan mudah. Sifat sombong akan datang dengan sendirinya ( Paradox ) karena merasa memiliki lebih dibandingkan orang lain. Rasa empati terhalau. Maka hutang tak terbayar kepada negara atau rakyat yang memberikan amanah kepadanya. Dari itu semua, rasa malu akan terhalau. Dia menikmati limpahan harta tanpa ada rasa malu kepada negara dan rakyat. Tentu tidak ada rasa malu kepada Allah yang selalu mengawasinya siang dan malam. Tidak ada rasa malu untuk berlit dari dakwaan hukum moral.

Saya teringat dengan hadith Nabi ” Sesungguhnya Allah jika menghendaki membinasakan seseorang hamba, maka Dia mencabut dari orang itu rasa malu. Jika telah tercabut darinya rasa malu, engkau tidak menjumpai orang itu kecuali bergelimang dosa. Jika engkau tidak menjumpai kecuali bergelimang dosa, dicabut (pula) dari dirinya amanah. Apabila telah dicabut darinya amanah, engkau tidak menjumpainya kecuali sebagai orang yang berkhianat dan dikhianati. Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan berkhianat dan dikhianati, maka dicabut darinya rahmat (Allah). Apabila telah dicabut darinya rahmat (Allah), engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terkutuk dan terlaknat. Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terkutuk dan terlaknat, maka dicabut darinya ikatan dengan Islam”. (Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).

Tak berapa lama setelah itu, putra teman saya itu meninggal. Ketika itu saya lagi diluar negeri. Saya sempat memberikan ucapan belasungkawa melalui email. Tapi tak dibalasnya. Mungknkah teman ini kembali kepada Allah dengan peristiwa kematian anaknya ?Belakangan saya tahu , dia bercerai dengan istrinya untuk menikah dengan wanita yang lebih muda. Karena istrinya selingkuh. Itulah sepenggal kisah dari teman saya yang bukan pejabat negara tapi hidup bergelimang harta karena menyuap pejabat negara. Siapapun yang merasa korup sgeralah bertobat sebelum hukuman terberat datang. Jadi , kalau anda benar benar mencintai anak dan istri maka jangan beri nafkahi mereka dengan api neraka. ! Jangan ! Sukses tak terbilang sebagai kepala keluarga apabila memiliki anak yang sholeh dan istri yang sholeha. Dan itu haruslah makanan yang halal. !

Friday, December 03, 2010

Sultan HB X

Ketika Tsunami terjadi di Nias Sumatera Barat dan gunung Merapi meletus di Yogya, kita melihat sosok berbeda dari dua pemimpin wilayah ini. Gubernur Sumbar yang dipilih secara langsung oleh rakyat lebih memilih pergi keluar negeri ketika rakyat menderita akibat tsunami. Tapi Gubernur Yogya yang dipilih secara tidak langsung ada didekat rakyatnya yang terkena bencana Merapi. Empatinya lebih tinggi dibandingkan dengan Gubernur Sumbar yang dipilih secara langsung. Dari contoh kasus ini kita melihat fakta bahwa pemilihan secara lansung tidak menjamin penguasa semakin dekat kepada rakyat. Data Kementrian Dalam Negeri sejak tahun 2004 - 2010 ada 150 Gubernur/Bupati/Walikota yang terpidana karena korup. Semakin memberikan fakta pemilihan secara musyawarah lebih mengedepankan qualifikasi moral karena dipilih oleh orang yang qualified lahir batin. Kita merindukan kepemimpinan lahir bukan karena kompetisi pasar untuk menjadi kecap KS Nomor 1. Kita rindu pemimpin yang terpilih oleh kearipan dari sekumpulan mereka yang terhormat karena budi akhlaknya.

Ketika Reformasi digulirkan, ketika UUD 45 diamandemen, Sultan hanya diam. Dia menerima itu sebagai bagian kepatuhannya atas kehendak rakyat. Yogya telah berkomitmen mendukung segala konsep NKRI. Dia percaya sebuah rumah besar bernama Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk semua. Walau sejarah membuktikan eksitensi Keraton melawan penjajahan dan pendukung utama NKRI, keberadaan Keistimewaan Keraton pun diterima dengan suka cinta sebagai bagian dari NKRI. Dia patuh karena itulah bentuk kecintaan Keraton kepada republik yang dibangun dengan darah dan airmata. Tanyalah kepada semua rakyat Yogya tentang Sultan dan keluarganya. Walau rakyat Yogya merupakan perpaduan berbagai etnis nusantara namun tak ada sapun rakyat yang tinggal di Yogya yang tak merasa nyaman dibawah sistem yanga ada. Jarang sekali atau mungkin tidak pernah rakyat Yogya mengejek atau mentertawakan kepeminpinan Kraton.

Hampir tidak pernah kita dengar keluarga sultan dan Sultan sendiri dibicarakan oleh publik dalam skandal yang amoral. Semua tahu Sultan tidak dikaruniani anak laki laki dari perkawinannya. Semua tahu Sultan tidak punya pewaris laki laki kesultanannya. Semua tahu, Sultan berhak secara budaya keraton dan agama untuk menikah lagi agar mendapatkan seorang putra sebagai pewaris tahtanya. Tapi, lihatlah, Sultan tidak menggunakan haknya itu. Dia menerimanya dengan ikhlas sebagai bagian dari takdirnya dan tak peduli dengan kelangsungan tahtanya dimasa depan. Ketika pemerintah mulai menggoyang sistem kepemimpinan Sultan sebagai Sultan dan Gubernuh Yogya, Sultan lebih memilih untuk tidak ingin dipilih lagi menjadi Gubernuh. Diapun tak ingin diberikan hak imunitas dengan hak hak istimewanya sebagai Sultan.

Dia ingin menegakkan kalamullah. Bahwa semua manusia dihadapan Allah adalah sama.Tidak ada yang istimewa. Juga dihadapan hukum semua manusia itu sama. Tapi bagi pemerintah yang memaknai demokrasi, yang memaknai hukum diatas segala galanya, justru berbuat bertolak belakang dengan semangat moral dari hukum itu sendiri. Demi tercapainya sistem pemilihan Gubernuh secara langsung, pemerintah bersama rezim reformasi bertekad menegakan UUD 45 yang telah di amandemen itu walau pada waktu bersamaan pemerintah telah melanggar dasar dari keberadaan hukum itu sendiri dengan memberikan hak istimewa kepada sultan dan keluarganya. Ini sangat membingungkan dan terkesan bersikap ganda. Munafik. Sikap Sultan sudah jelas bahwa dia dan keluraganya tak perlu diberi hak imunitas oleh UU. Sultan menyadari budaya yang merekat dirinya dengan rakyat Yogya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan UU itu sendiri. Karena didalamnya ada tanggung jawab moral dan juga tanggung jawab di hadapan Allah.

Dari sosok Sultan dan keistimewaan Yogya yang diangkat dari sejarah berdirinya republik ini, dari kehendak politik rezim saat ini, maka tahulah kita bahwa sebetulnya yang terjadi adalah melepaskan lem budaya dari rakyat. Melepaskan budaya dan moral dan spiritual dari tengah masyarakat untuk akhirnya berkiblat pada satu hal , yaitu kekuasaan bukanlah budaya, bukanlah spiritual tapi barang dagangan untuk siapa saja berhak untuk mendudukinya selagi mampu melewati sistem demokrasi yang mahal dan kapitalis itu. Untuk itu , biarlah sultan dengan segala hak imunitasnya yang menjadi icon keistimewaan Yogya. Sebuah cara smart power namun culas dari pemikiran sekular untuk membujuk Sultan tunduk dengan RUU yang diusulkan pemerintah. .Tidak peduli karena itu moral hukum diinjak injak. Tapi satu hal yang dilupakan oleh rezim reformasi, Sultan bukan tipe manusia yang kemaruk kehormatan imunitas itu dan jabatan. Dia akan selalu berdiri kokoh diatas kekuatan moral budaya dan agama. Itulah yang membedakan seorang pemimpin umat dan petualang kekuasaan.

Friday, November 26, 2010

Bambang Widjojanto?

Sang istri nampak resah ketika suaminya mulai dibicarakan banyak orang , yang akan memimpin lembaga pembrantasan korupsi ( KPK) di republik ini. Sang istri Dewi berkata sebagaimana dituturkan oleh tukang ojek suaminya ” Sebenarnya aku enggak mau kehilangan kebiasaan dia sehari-hari . Dia aktif di masjid, kalau dia di rumah shalat di masjid. Aku enggak mau kehilangan kebiasaan suamiku kalau di tempat baru nanti,". Sang Istri mengkawatirkan tugas berat kelak suaminya akan menghilangkan kebiasaannya dekat dengan mesjid. Dia lebih bahagia dengan keadaan suaminya yang cinta masjid. Subhanallah. Sang suami adalah Bambang Widjojanto yang dikenal luas sebagai pembela kaum lemah yang pernah memimpin LBH.

Saya tak pernah bertemu dengan Bambang Widjojanto. Namun dari sahabat saya yang kebetulan tetangga dengan dia di Depok ,yang acap sholat berjamaah dengannya, sedikit banyak tahulah saya tentang pribadi Bambang yang selalu rendah hati dan dekat dengan siapapun terutama dengan tetangganya. Apabila orang itu akrab dengan mesjid tentu orang itu dekat dengan Allah. Tentu pula dekat dengan umat terdekatnya. Bambang hidup sederhana dilingkungan komunal dipinggiran kota Jakarta. Andaikan dia ingin hidup senang sebagaimana gaya hidup para pengacara di republik ini tentu tak sulit. Dia dikenal luas oleh publik. Pengalamannya memimpin LBH tentu membuat dia punya akses luas dikalangan aparat hukum. Tapi tidak menjadikannya akrab secara batin dengan aparat hukum untuk mendapatkan keadilan dengan cara kotor dan hidup dari lendir suap para pencari keadilan.

Setiap orang dekat dengan Allah dan terdidik dengan baik, maka janganlah terkejut bila orang itu tak pernah takut tampil digaris depan untuk meninggikan kalimat Allah melalui keilmuannya. Tak pernah takut untuk menjadi imam. Itulah Bambang yang bertekad untuk menjadi ketua KPK. Dia ikutin semua procedure administri dalam proses seleksi menjadi ketua KPK. Dia berhasil menyingkirkan puluhan ahli hukum yang sebagian besar hidup bergelimang dengan harta dan ketenaran. Ketika namanya disebut sebagai calon Ketua, kita merasakan ada harapan, ada angin segar bertiup dibalik rimbun kekuasaan yang angker itu. Rakyat kecil yang pernah dibelanya ketika di LBH tentu lebih bisa merasakan harapan itu. Kitapun berhati satu bahwa Bambang akan diterima dengan tangan terbuka oleh anggota dewan yang akan memberikan keputusan untuk lahirnya keadilan bagi semua, untuk menegakan kehormatan sebagai bangsa yang menegakkan hukum.

Tapi, apa hendak dikata. Takdir berlaku lain bagi Bambang. Dia memang dekat dengan masjid dan disukai oleh orang terdekat dia, yang selalu terjaga akhlaknya oleh Allah dengan memberinya istri yang tak silau harta dunia., namun DPR yang kita cintai , yang kita pilih dengan segala suka cita tak berkenan dengan sosok intelektual yang rendah hati itu. DPR lebih suka memilih pimpinan KPK yang memang berasal dari lingkungan birokrasi yang akrap dan kenal lahir batin dengan wajah birokrasi negeri ini. Dia adalah Busyro Muqoddas. Presiden SBY pun langsung memberikan dukungan penuh kepada Ketua KPK terlipih itu. Kitapun harus menghela nafas panjang. Usai sudah impian Bambang untuk memimpin KPK sebagai cara mengabdikan umurnya bagi kejayaan hukum di negeri ini yang berpihak kepada rakyat dan Allah.

Sekali lagi , kita saksikan betapa mesin birokrasi dengan fuel elite poltik sangat perkasa untuk menghalau segala niat baik di negeri ini untuk memastikan kekuasaan adalah berkah untuk hidup senang dari sistem yang jauh dari Allah. Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul berkata ” Saya bilang, kalau milih Bambang, petinggi-petinggi partai itu bisa kena semuanya memang. Kan (Bambang) berani kali itu orangnya”. Kegagalan Bambang adalah cara Allah berdialogh kepada Bambang , dan juga kepada kita semua yang berharap korupsi dibrantas, bahwa tidak selamanya yang kita harap akan bersua sesuai dengan kenyataan. Niat baik Bambang telah dicatat oleh Allah sebagai ibadah dan tentu Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi Bambang. Segala kebobrokan yang ada dikalangan elite merupakan lahan ibadah yang tak terhingga bagi kita semua untuk menguji keimanan kita, untuk menguji kesabaran kita beragama , sebagaimana Allah menyediakan Iblis untuk menguji aqidah kita agar sempurna ketika kembali kepada Allah.

Tuesday, November 23, 2010

Empati ?

Kemarin ketemu dengan teman di Café Canteen Plaza Indonesia. Dia mengungkapkan kekesalannya terhadap ulah anggota DPR yang tidak peduli dengan masalah yang dialami TKI ketika bertemu di Bandara Dubai. Berita ulah anggota DPR diungkapkan oleh kompas,com. Dia bilang “ Hal yang paling mahal diera sekarang adalah empati. Ini barang langka dan sulit didapatkan. Karena ini berhubungan dengan keimanan dan akhlak. Ini berhubungan dengan kesediaan untuk membunuh ego dan menempatkan rasa kasih sayang diatas segala galanya. “ Teman ini benar sekali. Kalaulah sikap empati itu datang kepada orang rendahan mungkin masih bisa dimengerti walau tetap tidak bisa diterima. Namun bila empaty menjadi langka dilingkungan anggota dewan yang dianggap sebagai anggota terhomat maka ini sudah merupakan indikasi besar bahwa bangsa ini berada dijurang bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah.

Hal itu mengingatkan saya tentang laporan penelitian yang dimuat pada jurnal kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan oleh Adam Galinsky (professor of management and organizations at the Kellogg School of Management) yang dibantu oleh teamnya , Joe Magee (assistant professor of management at New York University), M. Ena Inesi (assistant professor of organizational behaviour at the London Business School), and Deborah H. Gruenfeld (professor of leadership and organizational behaviour at Stanford University). Salah satu hasil penelitian itu menyebutkan bahwa kekuasaan dapat menghambat empati --yang merupakan kemampuan untuk memahami emosi orang lain. Dalam penelitian itu , peserta diperlihatkan satu set 24 gambar wajah mengungkapkan ; kebahagiaan, kesedihan, takut, marah. Untuk setiap gambar, para peserta diminta untuk menebak mana dari keempat emosi itu yang terdapat dalam gambar. Sebagian peserta salah dalam menilai ekspresi emosional orang lain. Artinya sebagian besar mereka tidak mengenal emosi orang lain disekitarnya atau kurang tanggap terhadap lingkungannya.

Harap maklum peserta yang dijadikan objek penelitian umumnya adalah orang yang berpendidikan tinggi yang lebih mengedepankan logikanya dalam bersikap dan bertindak. Mereka umumnya pejabat tinggi negara, pimpinan perusahaan besar. Penelitian itu tidak menemukan cara bagaimana menjadikan kekuasaan dekat dengan empaty. Mereka hanya mencoba membuat satu metafora sebagai solusi seperti orang mengendarai kendaraan dimana ada rem, persneling, kompling dan setir. Pemimpin harus bisa menjaga keharmonian itu semua agar kendaraan dapat melaju dengan cepat. Tapi tidak menjawab akar masalah mengapa semakin tinggi kekuasaan seseorang semakin rendah empatinya ? Mereka lupa, metapora itu berkaitan dengan jiwa yang tak terlihat sama sekali tapi menentukan kapan rem ditekan , kapan setir dibelokan, kapan gas ditekan. Ada sesuatu yang menggerakan mempengaruhi otak dan indra berbuat. Hanya jiwa yang bisa membuat itu harmoni.

Membangun empati adalah proses melatih jiwa. Ini harus dengan pendekatan spiritual. Suatu keyakinan bahwa kemuliaan manusia dibandingkan makhluk lain adalah terletak kepada sifat solidaritasnya yang tinggi kepada siapapun dan menempatkan cintah dan kasih sebagai dasar keimanan kepada Allah. Berdasarkan penelitian ilmiah saraf kognitif, ditemukan cermin-neuron – neuron yang disebut dengan empati , yang memungkinkan antar manusia untuk merasakan dan mengalami situasi lain seolah-olah milik sendiri. Jadi pada dasarnya manusia itu dibekali sifat empati. Manusia adalah bayangan Allah yang dibekali sifat Allah yaitu cinta dan kasih sayang. Karena itulah makhluk lain seperti iblis dan Malaikat diminta Allah untuk sujud kepada Adam.

Walau manusia di design oleh Allah memiliki empati secara fitrah namun takdir manusia bercerita lain ketika iblis menolak untuk sujud kepada Adam. Memang iblis berhasil menggoda manusia untuk meyakinkan bahwa manusia memang lebih rendah drajatnya namun bagi Allah , manusia yang menurutkan kata iblis bukanlah manusia yang Allah maksudkan sebagai bayangannya. Manusia seperti itu tak lebih sama dengan binatang atau kadang lebih rendah daripada binatang. Jadi bila sifat empati telah hilang, manusia sudah berubah menjadi binatang dan termasuk dalam spesies jiwa srigala atau ular. Yang ketika lapar, melihat setiap yang lemah adalah mangsa dan bila dia kenyang , diapun tidak akan peduli dengan mangsanya itu.

Bila manusia kehilangan empati maka hatinya sudah tertutup atas kebenaran. Dia gemar berbohong dan mudah manipulasi keadaan. Tak bisa mengungkapkan maaf dan rasa sesal atas sikapnya. Karena hati, telinga dan mulutnya telah terkunci rapat dari kebenaran. Jangan kaget bila tidak ada satupun anggota DPR itu mau minta maaf kepada TKI atas kelalaianya memberikan rasa empati itu. Padahal rasa empati itu tidak butuh tenaga ,atau uang untuk bersikap. Cukup dengan memberikan semangat, kepedulian dengan wajah sedih, atau ikut mendengar keluhan para TKI dan memberikan nasehat untuk tegar , itu saja. Tapi inipun sulit diberikan. Kita tidak perlu lagi berharap para anggota dewan ini akan mengorbankan tenaga dan pikirannya serta hartanya untuk berbuat demi cinta kepada rakyat yang memilihnya. Walau mereka mencoba mengungkapkan tentang jerih payahnya melakukan tugas kenegaraan , itu tak lebih suara iblis untuk mereka berkelit dari ingin minta maaf. Sifat sombong iblis dipakainya dan rasa cinta terhalau sudah.

Nah, Dari sekian anggota DPR yang bertemu dengan para TKI di Dubai, tahulah kita bahwa mereka memang terlatih dengan baik untuk menjadi orang terhormat lewat system demokrasi tapi mereka tidak terlatih secara jiwa untuk menjadi orang bermoral. Karena agama telah terhalau dari jiwanya. Yang tersisa hanyalah egonya yang tak ubah dengan ego binatang pemangsa dan itulah kesimpulan saya dari penelitian Adam Galinsky tentang kekuasaan menjauhkan orang dari empati

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...