Friday, October 03, 2008

Perang tiada akhir

Baik dan buruk selalu bersanding dalam kehidupan ini. Inilah fitrah manusia. Melawan keburukan adalah perang tidak akhir. Nafsu yang bersemayam dalam diri kita menjadi pelengkap dari kehadiran nurani ( Basirah ). Setan menjadi pelengkap dari kehadiran malaikat yang suci. Dalam keseharian kita berjalan diatas titian yang teramat tipis. Kabaikan dan keburukan terlalu tipis jaraknya. Bagaikan rambut dibelah tujuh. Sehingga begitu banyak orang beriman dan berilmu tergelincir kepada syrik dan jatuh kelembah maksiat. Itulah sebabnya Rasul berkata agar perangilah musuh sesungguhnya. Dan itu ada pada diri kita sendiri.

Setan dan Nafsu tercipta sebagai takdir yang melengkapi perjalanan hidup kita. Nafsu, yang senantiasa mengajak kepada keburukan ( QS Yusuf (12): 53), sementara setan , piawai meyesatkan manusia ( QS Al A’raf (7) : 16-17) sehingga menjadi musuh abadi anak manusia sepanjang masa. ( QS Yusuf (12):5). Hebatnya diantara keduanya mempunyai cara berbeda untuk menjerumuskan manusia. Nafsu , keinginan tanpa batas dan tanpa kompromi. Ia diibaratkan seperti anak kecil dan tidak rasional. Dan setan mempunyai cara tersendiri untuk menyesatkan. Strategi setan penuh tipu daya. Terkesan berkompromi dan universal namun menyeret kepada kufur dan syirik. Tentu strategi itu tergantung dari tingkat keimanan manusia ( QS Al Naas (114):4-5).

Diantara strategi Setan adalah pertama , selalu membisikan bahaya kemiskinan. Akibatnya manusia menjadi kikir dan rakus tanpa empati ( QS- AL Baqarah (2): 68). Kedua, membisikan rasa tidak aman sehingga menimbulkan permusuhan dan kebencian terhadap orang lain ( AL Maidah (5) : 91). Tidak ada teman sejati , juga tidak ada musuh abadi. Yang ada hanyalah kepentingan. Tidak ada ketulusan. Ketiga , Meniupkan imaginasi atau angan angan kosong. ( QS AL Nisa (4): 120). Sehingga manusia malas bekerja keras dan beramal soleh karena terbuai oleh hayalan.

Dengan hal tersebut diatas, maka disadari bahwa manusia senantiasa dihadapkan pada pilihan baik dan buruk. Itu sebabnya manusia disebut sebagai mahkluk moral. Sebagai makhluk moral manusia tidak hanya dapat berpihak pada kebenaran, tetap juga dapat terjerumus pada keburukan dan kejahatan, Firman Allah SWT “ Allah Swt, mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan ( QS- AL Syams (91): 8). Makanya Ibadah puasa yang baru saja kita lewati adalah sarana Training Center ( TC) a gar orang beriman mampu mengalahkan godaan nafsu dan saitan. Pemenang sejati dalam kehidupan ini adalah yang mampu mengalahkan nafsu dan saitan. Caranya sudah Allah ajarkan dengan menjadi orang bertak lewat ritual Puasa.

Namun puncak dari ketakwaan adalah sikap tawadhu dan sadar akan fitrah kita yang tak bisa mengabaikan hubungan antar manusia. Ketika usai ramadhan, para manusia yang sukses melewati sytem pelatihan melawan kekuatan nafsu dan saitan, kembali kepada fitrahnya untuk menerima kenyataan sebagai mahluk moral. Dan karenanya "Minal aidin wal faizin terungkap indah diantara mereka untuk saling bermaafan sebagia ujud cinta dan kasih sayang. Bukankah hakikat Islam adalah cinta dan kasih sayang sesama mahluk ciptaan Allah. Sifat kasih sayang ini tidak lain adalah sikaf persaudaraan, saling memaafkan, saling mendukung untuk kebaikan dan penuh kasih dalam kesabaran. Itu hanya mungkin apabila manusia mampu menjadi pemenang terhadap musuh sejatinya : Nafsu dan Saitan.

Taqabbal Allahu minnaa wa minkum

Saturday, September 27, 2008

Menuju kehancuran system

’Ekonomi kita sekarang dalam bahaya” Demikian Bush berbicara didepan televisi. Tentu tujuannya agar menekan Kongress untuk secepatnya menyetujui pencairan dana talangan sebesar USD 700 Miliar. Dalam proposal pemeritah AS kepada kongress akan mengabil alih surat hutang lembaga keuangan yang terancam macet akibat kredit property dan ditukar dengan obligasi pemerintah AS. Dengan demikian resiko kredit ada ditangan pemerintah untuk dikelola. Sementara lembaga keuangan terhindar dari kerugian dan bahkan mendapatkan kepastian bunga obligasi tersebut. Dengan cara ini komitmen bank terhadap deposan tetap terjaga dan tingkat kepercayaan bank akan kembali bangkit. Cara ini percis sama dengan Indonesia ketika dibentuk BPPN untuk mengabil alih NPL bank yang ditukar dengan Obligasi rekap. Namun proposal ini masih menunggu keputusan dari Kongress AS

Masalah tersebut diatas tidak akan menyelesaikan masalah.Karena sifatnya adalah situasional. Ini hanya membela kepentingan pemodal dan menyuburkan atitude berinvestasi disektor financial. Padahal inti persoalan ekonomi AS adalah lemahnya dukungan sektor riel serta tingginya konsumsi tanpa diikuti oleh tingkat tabungan masyarakat serta gelombang investasi financial instrument yang di dominasi asing begitu tingginya. Inilah prinsip dari kapitalisme yang selalu membela kepentingan pemodal, tidak peduli itu berasal dari asing atau lokal. Akibatnya ketika masalah mengancam eksitensi dan legitimasi negara melindungi rakyat maka kembali kebijakan dibuat untuk membela kepentingan pemodal. Asumsi yang dibuat adalah apabila pemodal percaya maka kesempatan berhutang akan semakin besar untuk menutupi depisit. Sementara rakyat harus menanggung kebijakan ini lewat pajak dan inflasi.

Sementara negara negara dibawah sytem sosialis yang tingkat produktifitas sektor realnya tinggi seperti China, India, dalam posisi teracam karena krisis financial AS akan menurunkan tingkat konsumsi AS. Tentu ini akan berakibat luas terhadap export negara tersebut ke AS dan menurunnya nilai asset US dollar yang mereka pegang sebagai cadangan devisanya. Akhirnya mengancam pertumbuhan ekonomi . Ini menjadi sangat serius. Karena dapat mengancam perekonomian global, khususnya china.Banyak hal dapat terjadi dalam situasi ini. Bayangan ancaman pengangguran akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi sudah didepan mata.

Dari masalah tersebut diatas kita melihat dua hal akibat krisis ini . Pertama, AS yang teracam krisis sektor financial akibat system kapitalis yang gemar memupuk asset dan berkonsumsi. Kedua, China dan India yang gemar berproduksi namun terancam melemahnya daya serap pasar utama ( AS) untuk memupuk devisa. Maka kita dapat melihat suatu kenyataan yang ada sekarang bahwa kapitalis dan sosialis saling melengkapi namun tetap saja menzolimi.Siapa yang dizolimi ? ya rakyat. Negara dalam system kapitalis menyelesaikan masalah dengan berhutang dan membebankannya kepada rakyat melalui pajak . Negara sosialis menyelesaikan masalah dengan memacu produksi dan menekan upah buruh untuk mengumpulkan devisa membeli surat hutang AS.

Sejak kejayaan khilafah Islam tumbang dan berjayanya ekonomi sekuler, kini kita menyaksikan fakta bahwa system sosialis dan kapitalis gagal sebagai konsep menciptakan kemakmuran. Padahal cara ideal itu sudah diatur dalam islam dan terbukti mampu bertahan selama hampir 13 abad menciptakan stabilitas dunia disemua sektor. Namun untuk membuat orang sadar akan syariat islam maka kedua system ini harus hancur dulu secara systematis. Sekarang ini proses kehancuran itu sedang berlangsung. Bagi Indonesia tahun depan adalah tahun tersuram karena negara kita gagal menjadi sosialis maupun kapitalis kecuali pengekor buta dan melempar jauh konsep syariat islam , tentu akan lebih cepat hancur…

Semoga krisis ini dapat menyadarkan kita untuk menerapkan system pembangunan ekonomi yang dekat kepada syariat Islam, yaitu koperasi. Sebuah system yang bisa disebut neososialisme untuk terbentuknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Inilah yang harus dipertimbangkan sebagai solusi menyeluruh , apalagi ditengah kegagalan system kapitalis dan sosialis..

Wednesday, September 17, 2008

Masyarakat Resiko

Bangsa AS memang menggunakan masa depan sebagai permainan angka angka dan asumsi. Hebatnya asumsi mengabaikan masa depan itu sendiri dengan lahirnya produk imajiner bernama future option. Ada resiko dan begitulah bahwa tidak ada kapitalis tanpa resiko. Hari ini bukan masa lalu dan who care about the future selagi modal dapat mengalir bebas menangkap apapun peluang didepan. System dibangun untuk terbentuknya great canal bagi arus modal. Ada yang menjamin , ada yang menilai, ada yang memasarkan dan juga ada mengatur lalu lintas itu , tapi tidak ada pengendali kebebasan modal. Dari semua itu pertumbuhan ekonomi terangkat dan daya beli meningkat , pasarpun semakin rakus melahap semua produk import. Produktifitas tak penting lagi karena liquiditas selalu tersedia untuk berhutang dan berkonsumsi. Maka who care about the future ?

AS percaya kehebatan kendali system moneter mereka yang no risk. Percaya dengan kekuatan kendali system pertahanan security dalam negeri. Dipusat kepongahan patung liberty, keamanan menjadi ilusi ketika gedung kembar WTC New York rubuh olek aksi teror. Dipusat jantung system kapitalis , Wall street pun tersungkur dilanda crisis credit. Lantas dimanakah kendali yang dibanggakan itu. Jawabnya tidak ada! Karena setiap kendali dalam system kapitalis kehilangan nyali dihadapan modal, dan bahkan banci bersikap. Keperkasaan AS sebagai pengendali kekuatan dunia tidak berlaku didalam negeri. Negeri ini kehilangan darah heroik untuk berhadapan dengan segelintir orang yang mengontrol uang beredar. Tak nampak garang seperti di Irak atau Afghanistan.

Yang pasti kini bagi AS , masa depan yang dulu dibayangkann dalam angka angka asumsi economic growth ternyata adalah wilayah beresiko. Keperkasaan memperdaya waktu dan kekinian dalam asumsi , sirna sudah. Bahkan asumsi dari lulusan Harvard Business School bidang financial Analysis yang berkarir di Wall Street ,kini menjadi jobless karena tempat dia berkarir dengan kehebatan matematika derivative product money market terjerembab. Ada 28 ,000 manusia first class dibidang keuangan masuk dalam daftar penganggur baru untuk bergabung dengan 6% populasi pengangguran yang sudah ada di AS. Itulah dampak dari crisis credit subpreme yang membuat Lehman Brothers sebagai investment banker berusia lebih seratus tahun tersungkur dalam hitungan jam. Masalah selesai ? inikah masadepan itu ?

Kemudian mereka berkata “Kita hidup dalam masyarakat resiko “. Masa depan dunia bukan lagi tempat yang aman bagi semua. Ancaman ; global warming , krisis pangan dan energy, dan terror bangkitnya kekuatan islam. Mereka paranoia diatas kekalahan melawan dirinya sendiri. Mereka bicara tentang akibat tapi tidak berani bicara tentang sebab. Senyatanya akar masalah sebab musabab itu adalah hilangnya control pasar. Padahal control itu adalah cara untuk mengelola ketidak pastian masa depan. Ibarat Nafsu adalah hal tanpa batas tapi nurani mengontrol agar nafsu tidak mengabaikan akal sehat. Masyarat resiko adalah masarakat kehilangan akal sehat karena memperturutkan hawa nafsu. Yang terlalu yakin mempermainkan sang waktu padahal tidak ada satupun manusia berdaya terhadap sang waktu.

AS bisa saja berkata dengan gagah untuk siap mengambil resiko, tapi dengan cerdik pula akhirnya akan mencoba menguasai “ketidak terdugaan “ dengan menyalahkan orang lain. Sama seperti Hitler yang mengirim kaum Yahudi kekamar gas beracun karena gagal mengelola ekonomi dan mengurangi pengangguran. Juga tidak jauh beda dengan AS yang menyalahkah Al Qaeda sebagai biang dibalik kejatuhan Ekonomi AS. Video amatir yang 7 tahun tersimpan di pentagon kini kembali diputar. Rekaman berisi tentang pernyataan dari Osama Bin laden pada bulan desember 2001“ Jika ekonomi mereka ( AS) hancur, mereka akan sangat sibuk dengan masalah mereka sendiri dan akhirnya membuat mereka lemah. Ini sangat penting untuk kita selanjutnya memfokuskan perhatian untuk memukul ekonomi AS dengan semua cara yang mungkin.” Selanjutnya ada pula kata kata dari wakil Osama Bin Laden , Ayman Al _Zawahiri “Kami juga akan meneruskan upaya, jika diizinkan Allah untuk menghancurkan ekonomi AS.

Padahal terbentuknya “masyarakat resiko “ lahir karena sikap yang menolak hadirnya sang penguasa seluruh alam semesta. Selagi manusia tidak percaya akan sang penguasa sejati maka selama itupula manusia tidak akan pernah menyadari bahwa masa lalu berhubungan dengan masa kini dan masa kini menentukan masa depan. Dimasa depan semua manusia akan mati. Itulah yang pasti. Selebihnya tidak ada yang pasti. Karenanya menyadari “masyarakat resiko “ adalah kesadaran keimanan kepada Allah, dalam bentuk kesederhanaan, kejujuran, keikhlasan, kebersamaan sebagai ujud ketidak berdayaan menghadapi sang waktu. Inilah yang dilupakan oleh AS untuk akrap dengan resiko dan sekaligus mengendalikannya dengan bijak.

Thursday, September 11, 2008

Gus Dur dan PKB

Sebuah tontonan politik memilukan hati kita. Seorang yang ditokohkan , yang dibela nama baiknya dan ditempatkan sebagai President hasil kesepaktan poros tengah. Kini dipermalukan didepan public. Mungkin kita bertanya tanya ada apa didalam tubuh PKB. Gus Dur, ada apa dengan tokoh pro demokrasi yang kiyai ini. Mengapa murid dan bahkan ponakan tersayangnya berseberangan dengannya. Inikah nilai demokrasi yang selama ini diperjuangkan oleh Gus Dur, hanya menghasilkan pertikaian untuk saling menghujat lewat pengadilan.?

Keberadan PKB tidak bisa dilepaskan dari ke tokohan seorang Gus Dur. Seorang ulama intelektual, budayawan , negarawan dan juga seniman. Memahami Gus Dur bukanlah hal yang mudah apalagi orang yang berpikir sektoral. Dia seorang universal dalam melihat persoalan dinamika kehidupan abad yang brengsek ini. Dari dirinya muncul berbagai pandangan yang pro dan kontra. Diapun dipuji dan juga dimaki. Tapi begitulah eksistensi seorang tokoh yang tak lepas dari suka dan tidak suka. Gus Dur paham betul akan langkahnya. Dia melintas batas atau mungkin bataslah yang melintasi dia.Ke kiyaiannya tidak dalam bentuk symbol sarungan walau basisnya adalah organisasi Islam yang berbau tradisional atau sarungan.

Memahami PKB tidak bisa disamakan seperti memahami Qur’an dan hadith. Tidak bisa dibawa kepada pemahaman secara kaku tentang firman Allah pada Surat Al-Nisa : 4: 59, bahwa mentaati Allah dan rasul juga haruslah mentaatin pemimpin. Silang sengketa terjadi maka semua harus dikembalikan kepada Al Qur-an dan hadith. Tidak bisa. Masalah ini sudah final dan tidak perlu diperdebatkan. Pertikaian justru terjadi karena pemahaman luas dari Surat Al – Nisa itu sendiri. Masing masing punya pandangan sendiri sendiri. Dari semua itu , tentu kembali lagi kepada posisi sentral dari seorang Gus Dur.

PKB bukanlah Hizbullah yang didirikan oleh Khomeini dan bertarung melawan imperialis Zeonis. Kita tidak akan mendengar Hisbullah bertikai secara internal. Bahkan tak ada satupun pihak luar yang bisa masuk , apalagi memprovokasi Hizbullah. Kelompok Islam melawan zeonisme , Gus Dur mendukung Israel. Maka PKB Gus Gur menciptakan warna tersendiri, sebuah bendera Islam yang mengakui pluralisme kebangasaan. Sesutu yang memang selalu berseberangan dengan kelompok lainnya. Masalah ini tentu sudah dipahami oleh Gus Dur dan dia berbuat dengan caranya yang berbeda dan selalu berbeda , yang sectoral menjadi universal dan begitu sebaliknya. Tak akan pernah sampai wawasan kita untuk memahami seorang Gus Dur dengan project PKB nya sebagai visi masa depannya, visi kebangsaannya.

Pertikaian ditubuh PKB bukan pula cermin dari sebuah citra islam yang universal. Bukan pula Citra budaya Indonesia yang suka bermusyawarah mufakat “ untuk menentukan kata sepakat. Pertaikain ini lahir dari sikap “demokrasi ala Gus Dur” , yang menciptakan kader untuk loyal kepada kekuasaan mutlak dari sebuah Dewan Syuro. Sebatas ini adalah benar sebagai dasar syariat Islam menjaga barisan lurus ( Ashaff ) umat. Namun menjadi lain hasilnya bila visi syariat islam dikaburkan oleh semangat pluralism. Maka kebenaran menjadi subjective dan ruang bertikai terbuka lebar. Disaat itulah kekuatan lawan masuk untuk membubarkan barisan lewat kader bermental petualang.

Tapi kita yang berada diluar , merindukan sebuah visi religius yang sejuk. Bahwa apapun alasannya pertikaian itu tidak boleh terjadi. Orang mukmin adalah bersaudara satu sama lain dan saling menjaga. Keburukan satu pihak tidak boleh diketahui pihak luar. Berdialohg dalam kesabaran adalah kunci untuk memenang akal sehat yang bersumber dari hati nurani terdalam. Inilah yang universal untuk dipahami bila kita ingin berjuang untuk menciptakan kehidupan yang madaniah. Ya, kita hanya bisa mengelus dada, karena sebuah tontotan politik menjadi tidak lagi edukasi untuk menjadi teladan bagi anak anak kita.

Monday, September 01, 2008

Makna Puasa

Nafsu adalah kayu bakar. Akal adalah penyulutnya. Nurani adalah pemadamnya. Itulah analogi dalam diri kita. Tubuh dan jiwa adalah satu tanpa terpisah. Jiwa yang panas akan membuat tubuhpun panas. Akal yang panas akan membuat tubuh bereaksi berang. Ada insteraksi yang tak pernah berhenti, jiwa mempengaruhi phisik dan begitupula sebaliknya. Interaksi haruslah menciptakan keseimbangan. Ketidak seimbangan akan melahirkan penyakit jiwa atau phisik. Begitulah hukum yang berlaku dalam dimensi kita yang hidup dibumi.

Makanya Ramadhan bermakna yang panas dan membakar. Sebuah makna tentang pembakaran semua dosa. Biang dosa tentulah nafsu yang menyeret akal dan nurani dalam wilayah tanpa kenal ketulusan, kesabaran dan tawadhu. Manusia pendosa adalah manusia yang memperturutkan hawa nafsu dan mengabaikan peran nurani sebagai penyeimbang. Dibulan Ramadhan ini , Allah memberikan standard operating procedure ( SOP)untuk tubuh dan jiwa kita agar terjadinya keseimbangan dan kemuliaan. Apabila SOP ini dapat kita lalui dengan benar maka kitapun akan mendapatkan reward sebagai orang yang bertaqwa atau orang yang lulus SOP.

Ramadhan sebuah SOP yang berspektrum luas karena ia merupakan sebuah process pembelajaran tentang hakikat hidup. Bahwa hidup adalah kehinaan ketika manusia menempatkan nafsunya diatas segala galanya. Ketahuilah bahwa setiap “kenikmatan” dunia pada akhirnya akan berujung kepada tempat terhina atau terjorok. Kemana makanan lezat terbuang setelah lewat kerongkongan kita dan dilumat oleh usus ? Apakah alat kenikmatan bersenggama itu tempat yang suci? Tentu “alat itu” tempat keluarnya semua kotoran didalam tubuh kita. Tapi juga tempat saluran sumber kehidupan manusia terlahirkan. Dibulan ramadhan ini, makna nafsu diingatkan untuk kita menghindari sex, makan/minum , ucapan amarah , selama rentang waktu yang ditentukan.

SOP ini dibuat oleh Allah hanya kepada manusia karena Allah tidak akan menganiaya manusia ketika Dia menciptakannya. Allah maha tahu tentang segala kekurangan dan kelebihan kita. Itu sebabnya ibadah di bulan Ramadhan ini adalah ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah. Kemuliaan bulan ramadhan adalah repliksi kasih sayang Allah kepada umat manusia yang beriman. Sampai sampai Al Quran sebagai blue print hidup kita di turunkan di bulan Ramadhan ini. Dalam SOP dibulan ramadhan ini , manusia diharuskan mengekang hawa nafsunya dan meningkatkan kepekaan nuraninya. Akal harus lepas dari segala pencerahan yang menyesatkan kecuali hanya tunduk kepada perintah puasa. Dari ritual ramadhan ini manusia diharapkan kembali kepada fitrahnya diciptakan untuk hanya dan hanya beribadah kepada Allah dan mengejar kemuliaan dihadapan Allah.

Bila nafsu sudah terkekang didalam bilik gelap maka akal akan mencerahkan kita bersikap karena suara nurani selalu hidup. Kitapun akan menjadi manusia yang rendah hati, ikhlas serta sabar dalam beribadah kepada Allah. Sikap ini akan menjadikan kita sebagai mahluk social yang peka terhadap sesame. Keiklasan berkorban dan berbuat untuk membela yang lemah akan mewarnai hidup kita. Segala kebencian dan dendam akan terkubur seiring dengan semakin mudahnya kita memaafkan dan mengikhlaskan. Agama akan menjadi the way of live untuk sebuah keyakinan bahwa individualisme , keserakahan karena nafsu memang kehinaan dan merendahkan fitrah kita diciptakan oleh Allah.


Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. Mohon maaf lahir dan batin.

Mi Instan

Setiap hari anda mungkin dijejali dengan berbagai informasi yang masuk kedalam rumah anda melalui televise. Mungkin anda kesal karena harus menunggu iklan usai untuk menonton lanjutan sinetron. Atau anda mungkin kesal karma lembaran Koran semakin tebal karena jumlah halaman iklan semakin banyak. Di jalan raya, andapun dipaksa untuk menatap billboard iklan. Dibandara, di stasiun, diterminal , bahkan di toilet anda akan menjumpai iklan. Dunia kini tidak bisa lepas dari marketing communication. Creativitas terbangun semakin meluas mencakup bauran komunikasi ( marketing mix communication ).

Creativitas communication and advertising, strategy dibangun untuk mendobrak road block audience terhadap emotion, perception, habitual , culture. Sehingga pada akhirnya menjadi konsumen yang setia. Emotion kita percaya setiap barang harus sesuai asas manfaat. Emotion ini dirubah bahwa barang bukan hanya butuh manfaat tapi juga image dan status. Peception kita tentang produk adalah karena dorongan kebutuhan dibalik produk tersebut. Misal. Kita minum coffee karma pengaruh coffeine. . Perception ini dirubah dengan coffee tanpa caffeine. Habitual ( kebiasaan) kita adalah belanja dilayani, dirubah self-service. Culture kita berbelanja harga murah dan kebutuhan. Culture ini dirubah , belanja karna image dan image. Maka harga bukan masalah.

Tanpa disadari masyarakat sebagai audience secara lambat namun pasti mulai jebol road blocknya dan mulai bergeser arahnya sesuai strategy marketing untuk menjadi pelanggan pemula dan akhirnya setia, bahkan membentuk road block baru sebagai consumer minded. Road block baru ini pula yang akhirnya merembet dalam kehidupan social culture masyarakat. Perasaan cantik, cerdas, gagah, cool dan lain sebagainya dapat dibeli dimana saja. Karena berbagai produk tersedia sebagai representasi dari perasaan yang diinginkan. Barang sebagai sebuah hakikat kebutuhan telah menjadi alat pemuas dan memuaskan segala yang sulit didapat orang. Sikap serba mudah dan nyaman hadir dari berbagai mesin industri. Semuanya untuk memanjakan kehidupan dan memendekan process dalam ilusi.

Yang terjadi kini, kita melihat akibat dari pengaruh marketing mix communication ini adalah orang ingin membeli apa saja yang bisa dibeli. Orang ingin mendapatkan apa yang bisa didapatkan dengan mudah karena akan selalu ada produsen yang siap memenuhi keinginan konsumen. Begitupula dengan kepemimpinan. Untuk jadi president , gubernur, bupati atau anggota legislative tidak perlu process pengabdian berpuluh tahun ditingkat berjenjang dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi. Tidak perlu. “Peminpin dengan process” harus diganti dengan “pemimpin tanpa proses”. Atau sama seperti “ coffee dengan caffeine diganti dengan “coffee tanpa caffeine” Atau “Susu padat lemak “ diganti dengan “susu tanpa lemak “. Maka kepemimpian tanpa process adalah road block baru untuk menjadi
emotion block, perception block, habitual block , culture block, dalam budaya politik kita.

Padahal “Kepemimpinan” selalu berkaitan dengan kualitas-kualitas tinggi dalam moral dan karakter. Kualitas-kualitas, seperti visionary, empowering, authentic, resonant, heroic, transformational, dan puluhan ciri lain. Hal itu adalah hasil tempaan yang lama dan penuh jerih payah melalui keterlibatan penuh dedikasi di dalam komunitas yang melahirkan nature kepemimpinan itu. Maka, kepemimpinan juga dilekatkan dengan ide-ide dan perbuatan-perbuatan besar dan cinta besar yang membawa perubahan, sekalipun harus lama bertekun, bergerak melawan arus, dan tak jarang berkorban untuk para pengikut.

Makanya tidak banyak yang bisa diharapkan dari road block baru perpolitikan dinegeri ini. Karena system demokrasi memang hanya melahirkan negara partai. Tidak perlu terkejut bila barisan pelawak dan atis jadi caleg karena restu partai. Tidak perlu terkejut putra putri pejabat partaipun jadi caleg karena restu partai. Tidak ada yang aneh. Ini sudah lazim dalam system demokrasi. Tokoh tidak lagi dilahirkan tapi diciptakan oleh marketing mix communication. Mereka sepeti mie istant yang semua bumbunya adalah hasil rekayasa biotech bukan natural. Mereka naik terlalu cepat sebelum karakter dan kualitas moral mereka ditempa komunitas yang mereka pimpin. Dicangkokkan dari luar, mereka tidak berakar dalam komunitas itu. Seperti product “mie instant” ;. rasa soto tapi bukan soto, rasa ayam tanpa ayam, rasa pedas tanpa cabe. Semua palsu dan menipu.

Saturday, August 16, 2008

Padamu Negeri...

''Proklamirkan kemerdekaan sekarang juga.'' Demikian Chaerul Saleh berkata lantang kepada Soekarno di tanggal 14 agustus 1945, jam 15.00. Soekarno sadar bahwa ada tuntutan dari kaum muda untuk segera merdeka. Namun sebagai orang tua yang sangat mencintai rakyatnya, Soekarno sadar kata kata proklamasi itu sangat berbahaya dalam posisi Jepang masih mencengkram leher bangsa Indonesia. Juga dibayangkan oleh banjir darah rakyat yang tak berdosa menghadapi bedil sardadu jepang. Bayangan paska kemerdekaan yang menyeramkan inilah membuat Soekarno lebih memilih untuk menhikuti protocol Jepang untuk mencapai Indonesia merdeka,yaitu melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).. Yang tua ragu dan yang muda berhati satu its Now or never.

Ditengah kecemasan akan balantentara Jepang dan hasrat kaum muda untuk merdeka, Wikana mengancam Soekarno ''Kalau Bung Karno tidak mau mengumumkan proklamasi, esok akan terjadi pertumpahan darah di Jakarta.'' Bung Karno pun naik pitam, , ''Ini batang leherku. Potonglah leherku malam ini juga.'' Wikana terkejut melihat kemarahan Bung Karno itu. Ancaman para pemuda rupanya bukan omong kosong. Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00, setelah sahur, mereka menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Di sini sekali lagi para pemuda di bawah pimpinan Sukarni gagal memaksa keduanya untuk memproklamasikan kemerdekaan.

'Perdebatan' kelompok muda dan tua terjadi kembali pada menit-menit menjelang proklamasi. Meski proklamasi diputuskan akan dibacakan pukul 10.00 di kediaman Bung Karno, para pemuda tetap gelisah. Mereka khawatir tentara Jepang akan menggagalkan nya. Mereka mendesak Bung Karno segera membacakannya tanpa menunggu Bung Hatta. ''Saya tidak akan membacakan teks proklamasi kalau Bung Hatta tidak ada. Jika Mas Muwardi tidak mau menunggu, silakan baca sendiri,'' kata Bung Karno dengan lantang. Tak lama kemudian terdengar teriakan, ''Bung Hatta datang... Bung Hatta datang. “ Tepat pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan RI pun
diproklamasikan.

Mungkin ketika proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, para pemuda sadar bahwa inilah takdir dibulan ramadhan berlaku bagi lahirnya ketetapan Allah untuk sebuah negeri baru berdiri bernama Indonesia. Juga awal dari satu proses panjang untuk membuktikan tekad kaum muda itu. Soekarno dan Hatta dan juga para pemimpin ketika itu tidak ada pilihan lain kecuali mendukung langkah “irrasional “ ini menghadapi segala kemungkinan terburuk menuju kemerdekaan sejati. Benarlah, pidato singkat maklumat Prokmasi disambut dengan kalimat “ Merdeka atau mati. ! “ oleh seluruh lapisan masyarakat. Semua mereka bersiap menjemput sahid demi tegaknya Indonesia merdeka.

Tahun tahun berikutnya adalah jutaan mayat terbujur dibumi pertiwi. Negeri inipun tercatat dalam sejarah dunia sebagai pemilik batu nisan “pahlawan “yang mati dan dikubur ditanahnya sendiri, terbanyak didunia. Inipulalah negeri satu satunya didunia yang mempunyai makam Pahlawan disemua Kota. Seakan menjadi saksi abadi tantang harga sebuah kehormatan yang harus dibayar untuk lahirnya generasi tanpa terjajah. Maka kemerdekaan dibangkitkan oleh jiwa yang tulus. Hati yang tenang meregang nyawa lepas dari jasad. Senyuman terpancar karena mati demi sebuah keyakinan. Dapat dikatakan pejuang kemerdekaan bukan hanya pahlawan bangsa tapi lebih dari itu adalah prajurit Tuhan ( Soldier of god ) yang balasannya hanya satu, yaitu sorga.

Enam puluh tiga tahun sejak proklamasi dikumandangkan. Enam puluh tiga tahun yang lalu ketika para pemuda menjemput sahid disemua medan pertempuran. Enampuluh tiga tahun lalu ketika harga diri bangsa dibela dengan nyawa dan harta. Kini , masa lalu dipertanyakan. Makam pahlawan , hanyalah penghias kota sebagai taman dan monumen bisu. Lagu “
pada mu negeri , kami berbakti…“ digantikan oleh “ Padamu uang , kami berbakti… “. Begitupula denga lagu “ Maju tak gentar , membela yang benar “ diganti dengan “Maju tak gentar , membela yang bayar ”. Plesetan lagu ini telah mewarnai setiap seluruh aspek kehidupan social, budaya dan politik. Masa lalu yang heroic tetaplah menjadi kumpulan buku cerita yang jarang disentuh lagi di rak rak perpustakaan. Tak lagi menarik untuk di tampilkan di televise ataupun layer lebar. Kemerdekaan bukan lagi sacral untuk direnungkan karena era pencerahan tentang nilai nilai baru. Nilai yang lebih universal tentang peach , freedom, equality untuk semua dan satu tanpa batas, neoliberal. Sebuah ungkapan menghilangkan nilai nilai sejarah kemerdekaan. Mengaburkan heroisme yang bau amis darah

Maka kemerdekaan juga adalah kesediaan untuk menerima lahirnya kebebasan dari pasar untuk pasar. Tentu akhirnya adalah kemerdekaan bagi pemodal untuk memaksa para buruh berbaris dalam satu komando untuk “Maju tak gentar membela yang bayar”. Juga me nggiring politisi berkata bulat “ maju tak gentar membela yang bayar”. Juga menggiring hakim dan Jaksa “ maju tak gentar membela yang bayar”. Menggiring ribuan anak gadis belia diperkampungan miskin didesa untuk memenuhi tempat pelacuran di kota “ maju tak gentar membela yang bayar”. Semua diukur dengan “ Pada mu uang” dan ketulusan pun tak ada lagi karena semua harus dalam lagu yang sama “ maju tak gentar membela yang bayar. Maka kini kemerdekaan menciptakan “ business class dan economic class. Semuanya terpampang jelas dipemukiman real estate, di Sekolah International dan di Rumah Sakit International di kawasan elite. Disisi lain juga ada kumpulan wajah muram dipemukiman kumuh dibalik gedung pencakar langit kota, dibalik gunung, di pesisir pantai, didesa desa terpencil.

Semakin bertambah usia kemerdekaan bangsa ini , semakin jauh jarak antar kelas social. Yang pasti 63 tahun negeri ini merdeka berhasil menciptakan
23.000 orang mempunyai dana diatas USD 1 juta dan menguasai 90% uang beredar di negeri ini. Kiri kira 23 ribu orang itu komunitasnya hampir sama banyak dengan elite belanda ketika menjajah kita dulu. Enam kali berganti president , hutang kepada asing terus bertambah dan bertambah hingga makna kemedekaan tak perlu lagi dibahas kecuali “ Pada mu Kreditur, kami berjanji , Pada mu Asing kami berbakti…karena "Hutang atau mati !!

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...