’Ekonomi kita sekarang dalam bahaya” Demikian Bush berbicara didepan televisi. Tentu tujuannya agar menekan Kongress untuk secepatnya menyetujui pencairan dana talangan sebesar USD 700 Miliar. Dalam proposal pemeritah AS kepada kongress akan mengabil alih surat hutang lembaga keuangan yang terancam macet akibat kredit property dan ditukar dengan obligasi pemerintah AS. Dengan demikian resiko kredit ada ditangan pemerintah untuk dikelola. Sementara lembaga keuangan terhindar dari kerugian dan bahkan mendapatkan kepastian bunga obligasi tersebut. Dengan cara ini komitmen bank terhadap deposan tetap terjaga dan tingkat kepercayaan bank akan kembali bangkit. Cara ini percis sama dengan Indonesia ketika dibentuk BPPN untuk mengabil alih NPL bank yang ditukar dengan Obligasi rekap. Namun proposal ini masih menunggu keputusan dari Kongress AS
Masalah tersebut diatas tidak akan menyelesaikan masalah.Karena sifatnya adalah situasional. Ini hanya membela kepentingan pemodal dan menyuburkan atitude berinvestasi disektor financial. Padahal inti persoalan ekonomi AS adalah lemahnya dukungan sektor riel serta tingginya konsumsi tanpa diikuti oleh tingkat tabungan masyarakat serta gelombang investasi financial instrument yang di dominasi asing begitu tingginya. Inilah prinsip dari kapitalisme yang selalu membela kepentingan pemodal, tidak peduli itu berasal dari asing atau lokal. Akibatnya ketika masalah mengancam eksitensi dan legitimasi negara melindungi rakyat maka kembali kebijakan dibuat untuk membela kepentingan pemodal. Asumsi yang dibuat adalah apabila pemodal percaya maka kesempatan berhutang akan semakin besar untuk menutupi depisit. Sementara rakyat harus menanggung kebijakan ini lewat pajak dan inflasi.
Sementara negara negara dibawah sytem sosialis yang tingkat produktifitas sektor realnya tinggi seperti China, India, dalam posisi teracam karena krisis financial AS akan menurunkan tingkat konsumsi AS. Tentu ini akan berakibat luas terhadap export negara tersebut ke AS dan menurunnya nilai asset US dollar yang mereka pegang sebagai cadangan devisanya. Akhirnya mengancam pertumbuhan ekonomi . Ini menjadi sangat serius. Karena dapat mengancam perekonomian global, khususnya china.Banyak hal dapat terjadi dalam situasi ini. Bayangan ancaman pengangguran akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi sudah didepan mata.
Dari masalah tersebut diatas kita melihat dua hal akibat krisis ini . Pertama, AS yang teracam krisis sektor financial akibat system kapitalis yang gemar memupuk asset dan berkonsumsi. Kedua, China dan India yang gemar berproduksi namun terancam melemahnya daya serap pasar utama ( AS) untuk memupuk devisa. Maka kita dapat melihat suatu kenyataan yang ada sekarang bahwa kapitalis dan sosialis saling melengkapi namun tetap saja menzolimi.Siapa yang dizolimi ? ya rakyat. Negara dalam system kapitalis menyelesaikan masalah dengan berhutang dan membebankannya kepada rakyat melalui pajak . Negara sosialis menyelesaikan masalah dengan memacu produksi dan menekan upah buruh untuk mengumpulkan devisa membeli surat hutang AS.
Sejak kejayaan khilafah Islam tumbang dan berjayanya ekonomi sekuler, kini kita menyaksikan fakta bahwa system sosialis dan kapitalis gagal sebagai konsep menciptakan kemakmuran. Padahal cara ideal itu sudah diatur dalam islam dan terbukti mampu bertahan selama hampir 13 abad menciptakan stabilitas dunia disemua sektor. Namun untuk membuat orang sadar akan syariat islam maka kedua system ini harus hancur dulu secara systematis. Sekarang ini proses kehancuran itu sedang berlangsung. Bagi Indonesia tahun depan adalah tahun tersuram karena negara kita gagal menjadi sosialis maupun kapitalis kecuali pengekor buta dan melempar jauh konsep syariat islam , tentu akan lebih cepat hancur…
Semoga krisis ini dapat menyadarkan kita untuk menerapkan system pembangunan ekonomi yang dekat kepada syariat Islam, yaitu koperasi. Sebuah system yang bisa disebut neososialisme untuk terbentuknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Inilah yang harus dipertimbangkan sebagai solusi menyeluruh , apalagi ditengah kegagalan system kapitalis dan sosialis..
Masalah tersebut diatas tidak akan menyelesaikan masalah.Karena sifatnya adalah situasional. Ini hanya membela kepentingan pemodal dan menyuburkan atitude berinvestasi disektor financial. Padahal inti persoalan ekonomi AS adalah lemahnya dukungan sektor riel serta tingginya konsumsi tanpa diikuti oleh tingkat tabungan masyarakat serta gelombang investasi financial instrument yang di dominasi asing begitu tingginya. Inilah prinsip dari kapitalisme yang selalu membela kepentingan pemodal, tidak peduli itu berasal dari asing atau lokal. Akibatnya ketika masalah mengancam eksitensi dan legitimasi negara melindungi rakyat maka kembali kebijakan dibuat untuk membela kepentingan pemodal. Asumsi yang dibuat adalah apabila pemodal percaya maka kesempatan berhutang akan semakin besar untuk menutupi depisit. Sementara rakyat harus menanggung kebijakan ini lewat pajak dan inflasi.
Sementara negara negara dibawah sytem sosialis yang tingkat produktifitas sektor realnya tinggi seperti China, India, dalam posisi teracam karena krisis financial AS akan menurunkan tingkat konsumsi AS. Tentu ini akan berakibat luas terhadap export negara tersebut ke AS dan menurunnya nilai asset US dollar yang mereka pegang sebagai cadangan devisanya. Akhirnya mengancam pertumbuhan ekonomi . Ini menjadi sangat serius. Karena dapat mengancam perekonomian global, khususnya china.Banyak hal dapat terjadi dalam situasi ini. Bayangan ancaman pengangguran akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi sudah didepan mata.
Dari masalah tersebut diatas kita melihat dua hal akibat krisis ini . Pertama, AS yang teracam krisis sektor financial akibat system kapitalis yang gemar memupuk asset dan berkonsumsi. Kedua, China dan India yang gemar berproduksi namun terancam melemahnya daya serap pasar utama ( AS) untuk memupuk devisa. Maka kita dapat melihat suatu kenyataan yang ada sekarang bahwa kapitalis dan sosialis saling melengkapi namun tetap saja menzolimi.Siapa yang dizolimi ? ya rakyat. Negara dalam system kapitalis menyelesaikan masalah dengan berhutang dan membebankannya kepada rakyat melalui pajak . Negara sosialis menyelesaikan masalah dengan memacu produksi dan menekan upah buruh untuk mengumpulkan devisa membeli surat hutang AS.
Sejak kejayaan khilafah Islam tumbang dan berjayanya ekonomi sekuler, kini kita menyaksikan fakta bahwa system sosialis dan kapitalis gagal sebagai konsep menciptakan kemakmuran. Padahal cara ideal itu sudah diatur dalam islam dan terbukti mampu bertahan selama hampir 13 abad menciptakan stabilitas dunia disemua sektor. Namun untuk membuat orang sadar akan syariat islam maka kedua system ini harus hancur dulu secara systematis. Sekarang ini proses kehancuran itu sedang berlangsung. Bagi Indonesia tahun depan adalah tahun tersuram karena negara kita gagal menjadi sosialis maupun kapitalis kecuali pengekor buta dan melempar jauh konsep syariat islam , tentu akan lebih cepat hancur…
Semoga krisis ini dapat menyadarkan kita untuk menerapkan system pembangunan ekonomi yang dekat kepada syariat Islam, yaitu koperasi. Sebuah system yang bisa disebut neososialisme untuk terbentuknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Inilah yang harus dipertimbangkan sebagai solusi menyeluruh , apalagi ditengah kegagalan system kapitalis dan sosialis..
No comments:
Post a Comment