Wednesday, April 18, 2007

Mencintai Sahabat

Seorang laki laki berjalan menempuh perjalan kesebuah kampong. Dijalan laki laki itu bertemu dengan seseorang dan terjadilah dialogh.

“ Kemanakah tujuanmu, hai sanak ?
“ Aku ingin mengunjungi seorang sahabat didesa sana “ jawab laki laki itu
“ Bukankah itu perjalan yang jauh, Mengapa anda harus bersusah susah menempuh perjalan jauh demi seorang sahabat? Apakah ada maksud lain dari kunjungan itu?”
“ Maksud kamu “ Laki laki itu nampak bingung akan arah pertanyaan itu.
“ Maksudku, apakah kamu pernah berhutang jasa kepada sahabat itu sehingga mengharuskan kamu membalas dan menghormatinya. “
“ Tidak. Tidak ada maksud lain kecuali karena saya mencintai sahabat saya itu. Silahturahmi haruslah dibangun tanpa ada maksud lain selain kecintaan kepada sahabat dan beribadah kepada Allah.” Laki laki itu menjawab sambil berhias senyuman.

Seseorang itu terperangah dengan jawaban indah itu. Kemudian berkata kepada laki laki itu “ Ketahuilah oleh mu, bahwa aku adalah malaikat yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada mu bahwa Allah Swt akan mencintaimu selamanya sebab cintamu kepada sahabat”

Cerita diatas adalah terjemahan bebas dari hadith Rasulullah Saw yang dirawikan oleh HR Bukhari. Maknanya jelas sekali bahwa kecintaan kita kepada sesame karena Allah adalah kecintaan abadi ( unconditional love ). Dalam hadith Rasulullah bersabda “ Pada hari kiamat nanti Allah Swt akan berseru “ Mana orang orang yang saling mencintai hanya karena Aku? Pada hari kiamat yang tidak ada tempat bernaung ini, Aku akan memberikan rangungan Ku pada mereka semua ( HR Muslim).

Cinta datang karena anugerah Allah. Inilah firtrah manusia untuk mencinta dan dicintai. Cinta biasanya datang karena motive. Maklum saja karena cinta itu menyakut soal perasaan dan nafsu. Rasa cinta inilah yang membuat sebagian besar manusia menjadi pecundang dan juga menjadi mulia. Rasa cinta kepada istri yang cantik maka akan membuat kita kecewa ketika kecantikan memudar karena penyakit atau usia. Kecintaan kepada jabatan akan membuat post power syndrome ketika berakhirnya jabatan atau tersingkir karena sesuatu sebab. Kecintaan kepada anak akan mendulang kekecewaan ketika anak lebih dekat kepada istri atau suaminya. Kecintaan kepada harta akan menyiksa ketika devaluasi atau harga saham rontok atau laba usaha menurun atau bangkrut. Kecintaan kepada sahabat yang berharta akan membuat kita kecewa ketika dia kikir berbagi.

Hanya cinta kepada apapun karena berlandaskan kecintaan kepada Allah lah membuat kita memiliki cinta sejati dan menentramkan. Mencintai apapun karena hanya dan hanya karena ingin menjemput cinta Allah adalah kemuliaan hidup. Dan kita akan terhindar dari rasa kecewa atau marah karena cinta tak berbalas. Dengan cinta yang dilandasi karena Allah inilah membuat kehidupan didunia menjadi damai tentram dan sejahtera.

Friday, April 13, 2007

Generasi yang salah

Hampir sebagian besar para orang tua yang menyekolahkan anaknya , mengharapkan agar kelak anaknya dapat menjadi pegawai negeri atau swasta. Yang pegawai negeri diharapkan jadi pejabat. Yang pegawai swasta diharapkan kelak jadi manager atau direktur. Seakan dunia bekerja adalah dunia yang menjanjikan masa depan cemerlang. Mungkin karena sebagian besar kelompok menengah di Indonesia yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi berlatar belakang pegawai. Para orang tua hanya mengenal dunia “ Work and Reward “ yang serba pasti. Bayangan kehidupan wiraswata yang serba tidak pasti bukanlah tempat aman dan harus dihindari kecuali kesempatan kerja sudah tidak ada lagi. Ini bawaan yang salah dari generasa yang salah.

Para wiraswasta diabad modern ini bukan lagi penyedia kebutuhan pasar tapi mereka pencipta kemakmuran dan perubahan. Sikap mental wiraswasta yang tangguh menghadapi kompetisi, kreatifitas yang tinggi serta kemampuan mengikuti perubahan adalah asset bangsa yang tak terhingga untuk menggiring jutaan rakyat masuk kekelompok menengah. Untuk kemakmuran Indonesia , tidak dibutuhakn 10 juta wirawasta tangguh. Cukup empat juta wirawasta tangguh dengan bekal pendidikan yang cukup , sudah mampu menggiring jutaan rakyat keperingkat menengah. Cobalah hitung, bila 4 juta pengusaha ( 2 persen dari jumlahn penduduk ) professional itu dapat menarik angkatan kerja sebesar 25 orang per satu unit usaha maka jumlah angkatan kerja yang dapat ditampung sebesar 100 juta orang. Andai masing masing pekerja itu mempunyai tanggungan 2 orang maka jumlah yang dapat hidup dari kehadiran wiraswata unggul itu menjadi 200 juta orang atau sama dengan jumlah penduduk Indonesia. Pengusaha dengan jumlah karyawan sebanyak 25 orang bukanlah perusahaan besar tapi perusahaan tergolong menengah kecil. Artinya untuk menciptakan kemakmuran kita tidak butuh konglomerat , kita hanya butuh 4 juta pengusaha professional berskala kecil tapi tangguh.

Tentu bukan masalah besar bila ada kemauan besar untuk merubah budaya jongos menjadi juragan Masalahnya sekarang adalah budaya untuk memilih cara aman dan mudah adalah keseharian kita. Budaya berani menghadapi ketidak pastian dan bertarung dalam kompetisi meraih peluang pasar sesuatu yang langka. Mungkin karena ratusan tahun terjajah dan biasa diperintah hingga sangat sulit untuk merubahnya. Padahal dengan system demokratisasi anggaran melalui mekanisme deficit sudah sangat jelas menegaskan bahwa peran pemerintah/negara tidak lagi sebagai undertaker /provider untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat. Pemerintah dalam konteks demokratisasi hanyalah sebagai regulator dan motivator untuk terbentuknya kemakmuran ditengah masyarakat.

Ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan angkatan kerja terus meninggkat maka kumpulan para sarjana itu bukannya menjadi asset bangsa melainkan jadi beban negara yang minus kontribusinya. Mereka terpaksa masuk daftar pengangguran dan menjadi masalah social bagi Negara. Maka kitapun marah kepada pemerintah karena gagal menyediakan lapangan kerja untuk para putra kita yang lulus universitas. Seakan pemerintah kita tempatkan sebagai provider untuk ticket meraih masa depan. Padahal pemerintah sendiri adalah bagian yang terpasung dari kehadiran rakyat yang selalu meminta. Dimanapun , negara itu tidak pernah akan besar bila rakyat tidak mampu menjadi pahlawan, baik bagi dirinya sendiri maupun pahlawan bagi bangsanya. Itu hanya dimungkinkan dapat ditempuh melalui wiraswasta.

Di China sekarang tercatat jumlah wiraswata mencapai 80 juta orang. Sebagian besar mereka tergolong usaha kecil menengah. Sejumlah mereka tersebut rata rata menampung 10 orang tenaga kerja per unit usaha atau secara total sumbangan pengusaha menengah kecil tersebut terhadap penyedia lapangan kerja sebesar 800 juta. Artinya mereka mampu menampung seluruh angkatan kerja di china. Hampir 1 milliar penduduk china masuk dalam kelompok menengah dengan penghasilan USD 24,000 per tahun. Jumlah ini akan terus bertambah dengan semakin gencarnya kampanye pemerintah untuk melawan kehadiran pengusaha asing di china agar rakyat china dapat menjadi tuan dinegerinya sendiri disegala bidang. Tapi lihatlah daftar orang terkaya didunia. Dari 100 orang terkaya didunia tidak ada satupun berasal dari China namun peringkat pertama didunia dalam hal jumlah kelompok menengah adalah china.

Padahal kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan letak yang strategis diapit oleh dua benua serta berhadapan langsung dengan pacifik yang merupakan zona paling pesat pertumbuhan ekonominya adalah potensi yang tiada habisnya untuk unggul memanfaatkan peluang usaha disegala bidang. Tapi, kita tidak pernah melihat potensi kita kecuali terus berharap kemudahan dapat datang tanpa harus mengambil resiko. Sayangnya, kemudahan dengan banyak facilitas untuk berwiraswata , kemudahan mendapatkan lapangan kerja , sudah tidak ada lagi seiring dengan deru mesin globalisasi dan demokratisasi , dimana potensi setiap negara menjadi bukan hanya milik bangsa itu sendiri. Change your attitude then financial resource will follow you.

Monday, April 09, 2007

Cermin yang salah

Disuatu sudut jalan , sang anak jalanan meringis bersandar didinding halte bus. Usianya mungkin belum genap 10 tahun tapi sudah merasakan kepedihan yang teramat sangat. Dari kepalanya mengucur darah segar dan menutupi hampir setengah wajahnya. Anak itu tidak menangis. Matanya memancar marah namun tak berdaya. Dia baru saja berkelahi mempertahankan uang disakunya yang akan dirampas oleh preman dewasa. Uang tetap lepas dari tangannya namun dia sudah tampil sebagai petarung gagah berani ditengah rimba ibu kota. Kelak bila dewasa anak ini akan terlatih menghadapi kekerasan dan akan menjadikan itu untuk bertahan hidup. Tidak ada bedanya dengan sekelompok mahasiwa IPDN/STPDN Jawa Barat yang tak berdaya ditangan seniornya. Mereka dipaksa kalah oleh arogansi para senior. Kekalahan yang harus dibayar dengan sepak dan pukulan , yang kadang berakhir dengan kematian. Kelak , para pradja ini akan tampil sebagai pemimpin kota yang akan menularkan sikap keras itu dengan menindas rakyat kecil. Menggusur pedagang kaki lima. Menggaruk tunawisma dan semua dilakukan tentu dengan kekerasan dan kekerasan.

Kekerasan dalam bentuk paling primitip adalah dengan cara memukul dengan kepalan tangan atau senjata tajam. Kekerasan seperti ini hanya menimbulkan korban terbatas. Apapun alasannya , kekerasan itu muncul tidak lebih sosok dari naluri binatang untuk mempertahankan hidup. Namun ada juga kekerasan yang sistematis dan berdampak sangat luas. Adalah kebijakan pemerintah dari penguasa korup. Kekerasan ini tidak nampak dalam kacamata primitip namun dapat dirasakan dengan semakin langkanya kesempatan kerja, rusaknya lingkungan, rendanya akses rakyat kepada dukungan sosial , penggusuran tempat usaha bagi rakyat kecil dengan alasan ketertiban, rendahnya nilai tukar produk pertanian, lemahnya posisi tawar buruh dihadapan majikan, dan seterarusnya seterusnya. Kita menonton suatu drama kehidupan dimana yang kuat menindas yang lemah. Keadaan ini berlangsung dari abad keabad.

Pembodohan melalui kemiskinan rakyat adalah satu cara efektif membuat penguasa tetap berkuasa. Penguasa itu adalah komunitas terbatas yang tahu bagaimana hidup senang dari kebodohan dan kelemahan orang banyak. Seakan dunia terjerembab dalam cermin yang salah. Cermin dari filsup Darwin yang membenarkan hidup bukanlah tempat yang nyaman bagi si lemah. Dalam bukunya The Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for live. Salah satu pernyataan terpenting teori evolusi adalah "perjuangan untuk mempertahankan hidup" sebagai pendorong utama terjadinya perkembangan makhluk hidup di alam. Menurut Darwin, di alam terjadi perkelahian tanpa mengenal belas kasih demi mempertahankan hidup, ini adalah sebuah pertikaian abadi. Yang kuat selalu mengalahkan yang lemah. Thomas Malthus , juga memberikan penguatan tentang ini melalui teori tentang ” principle of population. Teori ini membenarkan bila kelompok yang kuat harus menindas yang lemah. Ini adaalah hukum alam yang tak dapat dihindarkan. Orang bodoh dimakan orang pintar.

Sebagaimana pemikiran Politikus pada paruh pertama abad ke-19, di seluruh Eropa, mereka membicarakan "masalah kependudukan" yang baru ditemukan, dan untuk merumuskan cara menerapkan anjuran Malthus untuk meningkatkan laju kematian orang-orang miskin: "Sebagai ganti ajakan hidup bersih kepada orang-orang miskin, kita harus menganjurkan kebiasaan hidup yang sebaliknya. Di kota-kota kita, kita hendaknya menjadikan jalanan semakin sempit, menjejali lebih banyak orang yang tinggal dalam rumah kumuh, dan mendorong munculnya kembali wabah penyakit. Di negeri ini kita harus membangun desa-desa di dekat tempat genangan air, dan secara khusus menganjurkan pemukiman di semua tempat basah rentan banjir dan tidak sehat," dan seterusnya, dan seterusnya...Seakan inilah menjadi lawan sejati dari kelompok agamais. Yang menginginkan kesetaraan, kemerdekaan untuk mencapai perdamaian dimuka bumi. Pertarungan antara yang benar dan salah atau antara YIN dan YANG.

Para agamais selelau mendengungkan tentang hidup damai dimuka bumi. Sementara kenyataan "Hidup memang tidak lagi bersahabat" ketika teori Darwin tentang gagasan "pertikaian di alam" memberikan bukti seperti adanya peperangan dengan mengatas-namakan rasisme, Fasisme, Komunisme, dan imperialisme. Kini teori Darwinisme telah dikemas dalam bentuk regulasi dan kebijakan kepada publik yang lebih santun namun tetap dilandasi keinginan golongan kuat untuk menindas orang-orang yang mereka anggap lebih lemah. Kita tidak perlu terkejut bila semakin banyak anak anak melata dijalanan dan pedagang digusur, tanah rakyat dianeksasi , lingkungan yang rusak dan tidak terjaminnya dukungan social bagi masyarakat miskin, lemahnya daya tahan hidup dan daya kompetisi petani. Karenanya sulit bagi kita kini bila harus menghentikan metode pendidikan calon pemimpin yang ada di IPDN/STPD yang mengutamakan pemahaman kekerasan sebagai cara memaksakan kehendak.

Saturday, March 03, 2007

who we are ?

Dalam perjalanan dari Hong Kong didalam pesawat saya membaca buku The divine Message of the DNA . Buku ini tidak begitu tebal namun tulisannya dalam bahasa yang enak dibaca. Walau saya awam dibidang ilmu genetika atau kedokteran tapi bahasa tulisannya menuntun saya memahami dunia DNA yang super kecil dan complicated menjadi sederhana. Penulisnya Kazuo Murakami seorang ahli genetika terkemuka dunia. Dia juga adalah pemenang Max Planck Research Award. Tak terasa 4,5 jam saya membaca buku ini hingga tamat. Saya termenung seusai membaca buku ini. Pikiran itu terus terbawa bawa ketika saya akan berangkat tidur.

Apa yang membuat saya terbelalak mata dan batin saya ketika usai membaca buku ini ? tak lebih semakin saya malu kepada Allah akan kebesaran dan kasih sayangnya yang tak terhingga kepada makhluk ciptaannya. Benarlah Allah itu maha pengatur dengan segala kesempurnaannya untuk menjadikan seluruh materi dibumi dan juga dialam semesta ini dapat hidup secara teratur dan seimbang. Sedikit saja ketidak teraturan itu terjadi maka akan menimbulkan bencana atau kemusnahan. Allah menjadi semua itu berjalan secara well organise. Inilah yang saya ketahui dalam tulisan Kazuo Murakami tentang pesan dibalik DNA, yang dikatakannya ada kekusaan yang maha agung dibalik itu semua. Dialah Tuhan.

Tahukah anda bahwa tubuh kita dan juga semua makhluk hidup di bumi ini, termasuk tumbuhan, binatang, bakteri, dan lain sebagaiannya dapat bergerak dan eksis karena adanya sel. Sel itu sangat kecil sekali. Enam setengah miliar penduduk bumi ini bila digabungkan DNA nya maka besarnya tak lebih sebesar beras. Bayangkanlah betapa kecilnya sel itu yang membuat kehidupan kita. Namun dalam dunia mikrokosmis , dalam setiap satu kilogram tubuh manusia terdapat satu triliun sel yang mempunya struktur dan fungsi yang sama. Artinya bila berat kita 70 kg maka jumlah sel itu 70 triliun. Masing masing sel itu mempunyai dunia sendiri ( individualism) namun satu sama lain berkerja sama untuk kepentingan mengelola fungsi organ kita. Apabila sel ini mati maka tubuh kitapun akan mati.

Awalnya kehidupan dibumi ini memang berasal dari makhluk bersel tunggal, Kemudian berevolusi terus menjadi seperti sekarang ini. Prose kelahiran manusiapun diawali bertemunya sel sperma dan ovum didalam rahim wanita. Dari satu sel kemudian membelah dan membelah terus sampai terjadi triliun sel yang membangun organ tubuh kita menjadi utuh , baik organ dalam maupun organ luar. Lantas apa yang membuat sel itu bagaikan orkestra yang begitu hebat hingga masing masing sel dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan tempatnya berada. Ternyata didalam struktur sel terdapat nukleus yang dilapisi oleh membaran. Nah didalam nukleus ini terdapat GEN. Gen inilah yang menjadi penentu semua aktivitas sel.

Nukleus sel mengandung asam deoksiribonukleat atau deoxyribonukleat acid ( DNA). Inilah zat yang kita kenal sebagai GEN. Hasil riset berhasil mengetahui bangun DNA itu yang terdiri dari dua untai berbentuk spiral, yang menjadi permukaan keberadaan molekul yang terdiri dari Adenin, Timin , Sitosin, dan Guanin atau disingkat ATSG , dan disebut oleh ilmuwah sebagai kode genetik. Dari kode ini para ilmuwan percaya bahwa didalamnya terkandung informasi berperan mebentuk kehidupan.. Nukleus dari satu sel manusia memiliki tiga miliar hurup hurup ini. Padahal didalam tubuh kita setiap kilogram terdapat satu trilun sel. Jadi hidup kita benar benar bergantung pada informasi yang luar biasa banyaknya tersimpan pada DNA itu. Ternyata kode DNA itu dibaca dari kanan kekiri atau percis sama dengan Al Quran yang kita baca dari kanan ke kiri.

Dari sekian banyaknya sel itu , ternyata masing masing mempunyai informasi yang sama dalam setiap Gen. Artinya sel manapun yang terdapat dalam tubuh kita dapat digunakan untuk menciptakan tubuh manusia. Tapi kenyatannya mengapa sel kuku tidak bisa membuat jantung. Mengapa sel hati tidak bisa membuat rambut. Inilah yang membuat misteri besar dalam ilmu pengetahuan. Kenapa ujud sama,sturktur sama tapi kok bisa fungsinya berbeda beda sesuai tempatnya. Keliatanya ada kesepakatan awal diantara sel ketika terjadi pembuahan sel telur didalam rahim wanita. Agar mereka bertugas dengan benar untuk membentuk makhluk yang bernama manusia.

Lantas siapakah yang memerintahkan mereka untuk bersepakat itu ? Ilmu pengetahuan hanya mampu mempelajari proses kerja sel yang disebut dengan mekanisme ”nyala /padam”. Apabila sel berada dikuku maka hanya sel kuku yang nyala dan yang lainnya padam. Begitupula bila sel berada di jantung maka yang nyala hanya sel jantung dan yang sel lainnya padam. Begitu seterusnya. Kembali ilmu pengetahuan bertanya ” Gen tidak hanya berfungsi sesuai dengan tempatnya tapi juga sesuai dengan waktunya ( timing). Payudara wanita tidak mungkin tumbuh sebelum waktu akil baligh. Ini belum terjawab, lantas ada lagi yang membuat keilmuwan terpesona yaitu ternyata Gen berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.

Ilmuwan hanya bisa menemukan proses nyala / padam pada Gen. Tapi tidak bisa menjawab soal dibalik timing nyala.padam itu. Soal dibalik kualitas Gen manusia sebagai makhluk sosial. Mereka hanya menduga duga sebatas hipotesis tentang bagaimana gen mempengaruhi karakter , kencenderungan, dan tingkah laku seseorang. Riset sedang berlangsung dengan gigih untuk mengungkapkan tabir itu. Karena rahasia takdir akan terungkap bila ini berhasil ditemukan. Namun apa yang diungkapkan oleh ahli genetika merupakan ujud nyata bahwa Allah Maha Agung. Apa yang belum terjawab itu berkaitan dengan Jiwa dan Ruh. Ini ada tapi tak bisa dipecahkan dengan akal kecuali keimanan melalui pendekatan spiritual.

Kazuo Murakami menyampaikan dengan rendah hati tentang kehebatan Yang Maha Agung itu. Ternyata cara terbaik dan efektif menyalakan Gen ” baik ” itu adalah konsep memberi dan memberi karena cinta atau ikhlas. Inilah yang membuat Gen ” baik ” manusia terus menyala untuk mencerdaskan , menyehatkan, menentramkan agar manusia bahagia. Tidak mudah menjelaskan konsep memberi ini dalam ilmu akal manusia. Anda memberi uang kepada toko ,anda mendapatkan yang anda mau. Anda membayar karena membeli. Itu tidak ada pengaruhnya terhadap Gen baik menyala. Tapi anda memberi seperti Ibu memberi, seperti matahari memberi sinar. Itulah yang membuat Gen baik anda menyala.

Jadi orang yang takut memberi itu sama saja dia memadamkan Gen baiknya. Orang yang berhitung karena memberi , juga tak berpengaruh terhadap Gen baiknya menyala. Hanya ikhlas memberilah membuat Gen baik menyala. Dari hasil riset Genetika, kode sandi Gen, kita mendapatkan pencerahan yang tak terbantahkan bahwa konsep memberi dan memberi adalah hakikat manusia , karena didalamnya ada Ruh Allah yang ”Maha pengasih dan lagi Maha penyayang. Orang yang lari dari konsep ini adalah paradox dan menganiaya dirinya sendiri.

Thursday, December 21, 2006

kebebasan

“Mungkin kalau ada sorga didunia maka itu adalah negara kamu” Demikian teman saya ketika saya berjumpa dengan dia pada waktu musim dingin. Saya sempat terkejut dengan kata katanya. Karena saya membayangkan negeri saya yang sedang dilanda krisis ekonomi yang parah dengan jeratan kemiskinanan bagi hampir 50 juta penduduk. “ Lingkungan negeri anda benar benar sorga. Tidak ada suasana kompetisi.. Itulah yang membuat negeri anda menjadi sorga yang sesungguhnya. “

Kompetisi ? Bukankah budaya kompetisi itu bagus. Karena semangat kompetisi pulalah yang membuat negara maju. Lantas mengapa tidak ada suasana kompetisi justru membuat lingkungan menjadi sorga. Ini cukup aneh bagi saya.Kemudian saya mencoba meng explore apa yang dikatakan teman ini. Saya perhatikan kehidupan sehari hari mereka; . Jepang, Korea, China, Hong Kong, Eropa ,Amerika. Saya berusaha mencari tahu dibalik makna kata kata teman ini.Akhinrya , saya baru menyadari bahwa mungkin dia benar. Betapa tidak. ? Setiap malam hari , sampai tengah malam, masih ada saja orang orang berkumpul di Bar atau restoran..Padahal sudah waktunya mereka pulang. Tapi mengapa mereka tetap disana.? Padahal mereka adalah orang baik baik. Ternyata memang tidak ada yang mereka cari disini. Mereka hanya berusaha melupakan semua kesehariaanya dikantor. Sampai mereka lelah dan terkantuk.Pulang hanya untuk tidur. Besok kerja lagi. Begitu seterusnya.

Dinegeri mereka ada aturan ketat untuk memaksa setiap orang berkompetisi. Ada target waktu, target penjualan, target produksi, target laba, target sukses , target lulus sekolah , target..semua ada target yang harus dicapai. Dalam kesehariannya, mereka juga dikejar target on time datang ke station, target on time datang kerestoran , target on time penuhi janji, target on time bayar bill, target on time delivery... Siapa saja yang tidak mampu berkompetisi maka harus rela tersingkir.Tidak ada kemanusiaan untuk membela mereka yang gagal berkompetisi. Ini hukumnya. Memang mereka menjadi mesin pertumbuhan dari sebuah system yang bernama negara. Entah itu kapitalis , sosialis ,komunis. Semua sama saja. System mereka memang menciptakan free competition tapi sehat. Artinya , setiap warga negara berhak untuk mendapatkan reward dari keunggulan dia berkompetisi. Negara menghormati upaya orang untuk sukses dan unggul dalam bersaing. Juga menjaga terjadinya fair play secara ketat. Namun negara jugalah , yang menjadi creator dari system ini sehingga hubungan antar manusia tidak lagi harmonis. Rumah tangga hanya tempat berkumpul sesaat namun secara psikis semua anggota keluarga tidak berada dirumah. Pikiran mereka ketempat lain dimana mereka dikejar untuk bersaing. Ibu sibuk mengatur Bill tagihan., Anak memikirkan kompetisi disekolah. Ayah, memikirkan kompetisi di kantor.

Lingkungan tempat tinggal tidak lagi nyaman sebagai komunitas sapa dan tawa. The time is essential , kata mereka. Hingga suasana kebersamaan ditengah komunitas adalah langka. Hubungan dengan tetangga hanya sekedar sapa. Hubungan dengan anak hanyalah sapa ringan di waktu sarapan pagi.Hubungan dengan istri hanya senyuman menjelang tidur. Mereka terjerat oleh suatu system tentang reward and bill dan setiap hari adalah mimpi buruk tentang takut gagal, takut tidak on time. Belum lagi harus menghadapi datangnya musim dingin yang selalu hadir setiap tahun. Badai salju yang menyakitkan adalah resiko yang harus diterima setiap tahunnya ditengah masalah social kompetisi yang tak memberi ruang untuk berkelit…Suatu kehidupan yang memenjarakan diatas kemegahan infrastruktur modern yang dibangun dari uang pajak mereka, yang tak pernah nyaman sebagai makhluk social..

Maka benarlah , kata teman saya bahwa negeri ku adalah sorga… Cuaca dan alam membuat orang untuk menikmati segala galanya secara bebas tanpa terkungkung oleh empat musim, walau ada bencana maka itu hanyalah insidential,yang cepat datang dan cepat pula dilupakan. Keseharian kita adalah .bebas melakukan apa saja , tidak ada situasi mencekam seperti dalam arena kompetisi. Karenanya kita bebas tidak tepat janji, bebas korupsi, bebas tidak tertip dijalan, bebas buat maksiat, bebas kaya dan juga bebas untuk mati kelaparan. Negara hanyalah system yang membiarkan semua itu terjadi karena hukum yang mengatur kehidupan bermasyarakat, bebas dipermainkan… inikah sorga kita..?

Di ruang termahal..

Dalam satu perjalanan disuatu negeri, saya bersama teman mendapat kesempatan menginap di Hotel dengan tariff diatas USD 1000 per malam. Dapat dibayangkan betapa tiggi standard layanan hotel ini. Juga jangan tanya soal kemewahan didalama kamar. Semuanya serba wah. Segala impian dengan sejuta hasrat kemewahan nafsu dunia sengaja dicreate untuk memanjakan tamu yang menginap disini. Maklum saja bahwa para tamu yang datang adalah businessman yang ingin menikmati kenyamanan layanan untuk memanjakan diri. Sudah jam 11 malam , saya masih asyik bicara dengan teman di cafe dan bukan hanya kami tetapi juga para tamu hotel lainnya. Kami masih diliputi banyak pikiran tentang beban pekerjaan yang menghadang. Yang pasti ada cemas didalam hati. Saya perhatikan tamu yang lain juga mengalami hal yang sama. Buktinya mereka tidak bersegera kekamar untuk menikmati standard kamar hotel super diamond itu.

Jam dua dini hari , barulah saya undur diri dari cafe untuk berangkat tidur. Teman ini juga ikut bersama saya. Ruang cafe masih ramai oleh penghuni hotel. Petugas cafe mengatakan kepada saya bahwa jam 4 pagi cafe akan ditinggalkan semua oleh tamu hotel untuk tidur dikamarnya masing masing. Sesampai dikamar, saya langsung menjatuhkan tubuh ditempat tidur. Saya baru terjaga ketika jam 6 pagi untuk sholat subuh. Jam 7 pagi saya ketika breakfast , teman itu sudah ada di restoran. Ketika bertemu , sambil makan, kami kembali melanjutkan diskusi soal tadi malam untuk mengatur langkah strategi untuk pagi ini. Begitulah seterusnya. Mengapa saya ceritakan ini ? tak lain untuk memberikan gambaran bahwa kemewahan dengan segala layanan yang memanjakan ternyata tidak pernah kami rasakan sebagai sebuah bentuk yang menentramkan , apalagi menghilang rasa cemas akibat takut gagal dalam bisnis, takut gagal dalam mengambil keputusan dan segala rasa takut.

Semua rasa takut itu dipicu dan dirangsang oleh adanya keinginan lebih. Juga didorong oleh sikap marah kepada pesaing yang berada diatas dan ingin merasa lebih baik dibandingkan orang lain. Karena itulah kerja keras dilakukan dan tanpa disadari kami telah melakukan penyiksaan diri secara sistematis. Saya berada didalam lingkungan seperti itu dari kehadiran sahabat saya yang pengusaha, pejabat negara, dosen, professional, politisi dan lain sebagainya. Saya yakin mereka tidak pernah merasakan kebahagian dalam sehari lebih dari 1 jam. Bahagia dalam pengertian dimana lepas dari segala beban dan tak tergantung sama siappun , damai dalam pengharapan, damai dalam kekurangan, damai dalam fitnah dan damai dalam keseharian. Padahal ada sebagian besar manusia yang jauh dari harta dunia namun dengan hanya USD 300 per bulan mereka bisa mendapatkan kebahagiaan, candatawa bersama sahabat yang setia, anak istri yang sholeh, beribadah dengan lapang waktu.

Data statistik hanya mengukur kemakmuran dari harta. Mereka yang miskin kebahagiaan , miskin cinta namun harta berlebih akan masuk kelompok makmur. Padahal merekalah yang sebenar benarnya miskin karena hidup mereka tidak mereka miliki. Hidup mereka disiksa oleh dirinya sendiri. Dari berbagai orang inilah saya mendapatkan hikmah untuk bersikap dalam hidup. Bahwa kebahagiaan itu hanya mungkin bila kita bisa mengelola ”keinginan ” dan dorongan ” berkompetisi” secara berlebihan. Tak ada cara efektif mengelola kecuali menunduk diri kita sendiri terhadap hasrat yang berlebihan itu. Ketika kita bisa mengalahkan diri kita sendiri maka banyak hal yang justru tidak perlu mahal dan kadang sangat sepele bisa membuat kita bahagia.

Sebuah riwayat dalam Hadith , dua hal yang membinasakan manusia itu, adalah keinginan yang berlebihan dan kedengkian ( merasa lebih baik dari orang lain ). Karena kedengkian inilah Iblis dilaknat sehingga menjadi terkutuk. Karena keinginan yang berlebih itu pula , Adam dan Hawa tergoda untuk memakan buah qalbi. Ya , manusia binasa ketika dia dikuasai oleh dua hal itu. Maka yang namanya binasa maka kebahagiaan menjadi sangat jauh. Kalaupun ingin digapai maka manusia harus berkerja keras dengan all at cost untuk mendapatkannya namun hanya melihat fotomorgana. Semakin dikejar kebahagiaan semakin jauh diraih. Akibatnya berbagai penyakit phisik datang dan rasa takut semakin lekat dalam diri maka kebahagian semakin tak terjangkau. Kita menumpang tawa ditempat ramai dan menangis diatas lumbung padi karena lapar.

Kebahagiaan itu ada dihati dan teramat dekat dengan diri kita bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Untuk menggapainya tak diperlukan ongkos mahal dan berlelah. Cukuplah bersyukur atas nikmat Allah dengan menebarkan cinta dan kasih sayang kepada mereka yang tidak beruntung atau yakin bahwa harta itu milik Allah dan digunakan untuk beribadah kepada Allah. Dan Bila terkena musibah maka bersabarlah. Sikap inilah , dalam kondisi apapun, maka kebahagiaan akan selalu menjadi milik kita. Karena kita melangkah hanya untuk mencari ridho Allah bukan rasa hormat atau pujian dari manusia.

Sunday, November 05, 2006

Muttaqin

Siapa yang dimaksud dengan orang yang percaya kepada yang "gaip". Dalam sebuah hadith ( Anas bin Malik ) Nabi bersabda " Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan saudara saudaraku" seorang sahabat bertanya " Bukankah kami ini saudara saudaramu" Nabi menjawab " Benar, kalian sahabat sahabatku. Adapun yang kumaksud dengan saudara saudaraku adalah kaum yang datang sesudahku dan beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku". Kemudian Nabi membaca ayat " Oang orang yang beriman kepada yang gaip ( Al Baqarah: 2). Ya, merekalah orang orang orang yang tidak pernah melihat Rasulullah Saw tetap beriman kepada beliau, mencintai beliau.

Dari hadith ini ada dua istilah "sahabat dan saudara". Yang mengenal Rasul sebagai orang terdekat beliau adalah sahabat, teman seperjuangan. Antara sahabat dan saudara adalah hubungan batin. Tak perlu diperdebatkan siapa yang utama. Apakah sahabat atau saudara. Yang pasti dua duanya adalah pihak yang dicintai. Jadi bukan pada tempatnya menyebut bahwa generasi pertama umat islam adalah umat terbaik dihadapan Rasul. Sementara yang belakangan jelek. Mungkin soal kualitas keimanan , generasi sekarang lebih baik karena mereka mengimani rasul tanpa pernah berjumpa dengan rasul. Hadith yang menceritakan bahwa saudara saudara Rasulullah yang ingin dijumpai itu adalah orang orang yang mengimani hal gaip, diriwiyatkan oleh banyak perawi hadith.

Karena Al Quran menyebutkan " Allah lah yang menciptakan dan menyempurnakan ( Al 'Ala : 2). Manusia berkembang kearah kesempurnaan, baik dari segi phisik maupun mental. Dalam islam, perkembangan manusia adalah evolusi progresive. Makin lama makin baik, makin cerdas dan makin berilmu. Menurut imam Ja'far , dalam salah satu doanya, ilmu manusia akan menjulang tinggi, kedamaian terbentang luas , iman dikuatkan , dan Al Quran dibacakan. Penemuan Ilmu pengetahuan Modern dibidang mikro dan makro kosmos, tekhnologi produksi, rancang bangun , kedokteran dan lain lainnya semakin memperkuat keimanan manusia akan kehadiran Allah dan Rasul dengan segala hikmahnya yang ada di dalam Alquran dan Hadith. Semakin membuat manusia merasa dekat kepada Allah dan tentu semakin mencintai Rasul yang telah menyampai kabar gembira.

Mereka yang disebut sebagai saudaraku oleh Rasul adalah mereka yang bertaqwa kepada Allah dan mempercayai Rasul dan Nabi nabi sebelumnya. Dia menghormati perbedaan agama tanpa tergelincir oleh keimanan orang lain. Dia tidak fanatik dan cinta akan ilmu serta menghindari perpecahan. Agama baginya adalah cinta dan kasih sayang. Menentramkan orang lain karena bijak bersikap dan bertindak. Dimanapun dia berada dia dinantikan orang. Diharapkan orang untuk sebagai pemberi solusi bukan dibenci sebagai pencipta masalah. Dia rendah hati dan gemar berbagi kepada siapapun. Semua itu dia lakukan karena kecintaan kepada Rasul yang dipercayainya , yang telah memberikan teladan sebagai pribadi agung. Dia cintai semua orang karena dia mecintai Allah.

Wallahualam

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...