Sunday, November 05, 2006

Muttaqin

Siapa yang dimaksud dengan orang yang percaya kepada yang "gaip". Dalam sebuah hadith ( Anas bin Malik ) Nabi bersabda " Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan saudara saudaraku" seorang sahabat bertanya " Bukankah kami ini saudara saudaramu" Nabi menjawab " Benar, kalian sahabat sahabatku. Adapun yang kumaksud dengan saudara saudaraku adalah kaum yang datang sesudahku dan beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku". Kemudian Nabi membaca ayat " Oang orang yang beriman kepada yang gaip ( Al Baqarah: 2). Ya, merekalah orang orang orang yang tidak pernah melihat Rasulullah Saw tetap beriman kepada beliau, mencintai beliau.

Dari hadith ini ada dua istilah "sahabat dan saudara". Yang mengenal Rasul sebagai orang terdekat beliau adalah sahabat, teman seperjuangan. Antara sahabat dan saudara adalah hubungan batin. Tak perlu diperdebatkan siapa yang utama. Apakah sahabat atau saudara. Yang pasti dua duanya adalah pihak yang dicintai. Jadi bukan pada tempatnya menyebut bahwa generasi pertama umat islam adalah umat terbaik dihadapan Rasul. Sementara yang belakangan jelek. Mungkin soal kualitas keimanan , generasi sekarang lebih baik karena mereka mengimani rasul tanpa pernah berjumpa dengan rasul. Hadith yang menceritakan bahwa saudara saudara Rasulullah yang ingin dijumpai itu adalah orang orang yang mengimani hal gaip, diriwiyatkan oleh banyak perawi hadith.

Karena Al Quran menyebutkan " Allah lah yang menciptakan dan menyempurnakan ( Al 'Ala : 2). Manusia berkembang kearah kesempurnaan, baik dari segi phisik maupun mental. Dalam islam, perkembangan manusia adalah evolusi progresive. Makin lama makin baik, makin cerdas dan makin berilmu. Menurut imam Ja'far , dalam salah satu doanya, ilmu manusia akan menjulang tinggi, kedamaian terbentang luas , iman dikuatkan , dan Al Quran dibacakan. Penemuan Ilmu pengetahuan Modern dibidang mikro dan makro kosmos, tekhnologi produksi, rancang bangun , kedokteran dan lain lainnya semakin memperkuat keimanan manusia akan kehadiran Allah dan Rasul dengan segala hikmahnya yang ada di dalam Alquran dan Hadith. Semakin membuat manusia merasa dekat kepada Allah dan tentu semakin mencintai Rasul yang telah menyampai kabar gembira.

Mereka yang disebut sebagai saudaraku oleh Rasul adalah mereka yang bertaqwa kepada Allah dan mempercayai Rasul dan Nabi nabi sebelumnya. Dia menghormati perbedaan agama tanpa tergelincir oleh keimanan orang lain. Dia tidak fanatik dan cinta akan ilmu serta menghindari perpecahan. Agama baginya adalah cinta dan kasih sayang. Menentramkan orang lain karena bijak bersikap dan bertindak. Dimanapun dia berada dia dinantikan orang. Diharapkan orang untuk sebagai pemberi solusi bukan dibenci sebagai pencipta masalah. Dia rendah hati dan gemar berbagi kepada siapapun. Semua itu dia lakukan karena kecintaan kepada Rasul yang dipercayainya , yang telah memberikan teladan sebagai pribadi agung. Dia cintai semua orang karena dia mecintai Allah.

Wallahualam

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...