Monday, July 11, 2005

Pribadi humble

Ketika saya sedang hendak pergi kekamar mandi untuk berwudhu, telp sellur bergetar disamping tempat tidur saya. Ternyata ada SMS yang mengingatkan untuk sholat Tahajud. Saya tersenyum. Bayangan saya kepada sahabat saya yang tak pernah bosan mengirimi saya SMS menjelang dini hari. Teman ini sangat rajin sholat tahajud. Ini sudah menjadi kebiasaanya sejak muda. Dia, menurut saya termasuk orang yang disiplin dalam beribadah. Walau sesibuk apapun dia dalam urusan bisnis,bila datang waktu sholat , dia akan bersegera untuk sholat. Dia tinggalkan semua urusan. Dalam usia muda dia sudah pergi haji. Diapun termasuk orang yang ringan berzakat ,bersadakah. Bahkan pelesiran gayanya adalah mengunjungi Panti Asuhan diluar kota hanya untuk makan bersama dengan para anak yatim. Dengan hartanya dia ingin membagi kenikmatan itu bersama anak yatim.

Tapi penah satu kali saya bertemu dengan dia ketika menghadiri perkawinan putra dari teman kami. Dia nampak bermuka sedih. Apa pasal ? Karena tadi dijalan menuju tempat acara resepsi perkawinan, ketika lampu merah kendaraannya dihampiri oleh anak kecil yang mengemis.. Dia tidak begitu memperhatikan karena sibuk menerima telp dengan relasi bisnisnya. Dia sempat memelototi anak itu karena terus mengetuk ngetuk jendeal mobil hingga menggangu konsentrasinya berbicara. Dia baru menyadari sikapnya itu setelah lampu hijau dan kendaraan menjauh dari anak itu. Dia katakan, dia terasa masuk dalam lobang sesal tak bertepi. Dia membayangkan neraka begitu dekat dengan dirinya. Mengapa ? tahukah kamu ? dalam surat Al Mauun Allah berkata ” Tahukah kamu ciri ciri orang yang mendustakan agama,itulah orang yang menghardik anak yatim...( QS. 107:2).

Saya tidak bisa menggambarkan betapa menyesalnya dia. Padahal belum tentu anak yang mengemis itu adalah anak yatim. Tapi ’ apa jadinya bila benar itu anak yatim” katanya dengan suara berat menyiratkan sesalnya yang tak bertepi. Saya tak mau berkomentar lagi. Saya yakin teman saya itu bisa berdamai dengan perasaannya melalui sholatnya , melalui taubah nya. Mengingat tentang teman ini , mengingatkan saya tentang firman Allah (Al-Mu'minĂ»n [23]: 57-61) “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka. Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun). Serta orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera dan berlomba-lomba berbuat berbagai kebaikan "

Apa yang dirasakan teman itu adalah buah keimanan. Orang yang beriman memang selalu was was dengan segala amalanya. Ada rasa takut sedikit saja dia berbuat salah. Hingga dia selalu hati hati berbuat dan bersikap. Andaikan melakukan kesalahan , maka cepat sekali dia tahu. Segera rasa sesal datang menghantui. Ketika itulah sebetulnya ampunan Allah datang karena cinta Allah. Rasa takut ini , juga implikasi keyainannya akan janji Allah untuk memberikan imbalan segala amal sholehnya. Dia percaya Allah akan memperlakukannya sebagaimana dia memperlakukan Allah. Dengan itu dia terkurung oleh keimanannya untuk senantiasa berhati hati agar tidak berbuat salah sekecil apapun. Dia memang menjelma menjadi pribadi yang humble dalam beribadah.

Rasa takut seperti inilah yang membuat kaum sufi tak berharap apapun dari Allah kecuali dekat kepada Allah dengan senantiasa mensucikan dirinya. Mereka sadar bahwa hanya lewat pensucian dirilah cahaya Allah itu akan sampai. Dengan mensucikan diri lahir batin itulah rahmat Allah akan sampai. Maka mereka tak pernah berjalan dimuka bumi dengan mendongak keatas menyombongkan diri atas amalanya. Berusaha menghindari fitnah dunia dengan hemat berbicara ,banyak bekerja dan berbagi, banyak berzikir dan tentu taat beribadah karena Allah. Dari teman itu, saya mendapat pembelajaran, bahwa keikhlasan berbibadah hanya akan melahirkan sifat rendah hati dihadapan Allah dan yang lebih penting selalu merasa tidak pantas masuk sorga namun tak sanggup merasakan siksa neraka. Maka rahmat Allah adalah tujuan akhirnya dari penghambaan kepada Allah...

Sunday, July 10, 2005

AMANAH

Yang membedakan antara manusia dan binatang adalah binatang hidup tanpa misi ( amanah) dan manusia mengemban misi ( amanah ). Orang yang tidak peduli dengan misi maka dia tidak dapat disebut sebagai manusia. Alam semesta ini di Amanahkan Allah kepada manusia karena setelah tidak ada satupun materi dialam ini mampu mengemban amanah itu. Dan Adam menjawabnya “sanggup “. ( QS 33:72)

Orang yang beriman adalah mutlak untuk meyakini amanah yang diembannya. Dan dalam hadits Rasulullah saw: "tidak ada iman bagi orang yang tidak ada amanah baginya."..Hingga tak berlebihan bila orang yang beriman mampu mengemban amanah dengan tulus maka dia akan mendapat predikat mu'minin muttaqin , posisi derajat tertinggi dalam beragama. Tapi bagi yang ingkar dengan amanah maka dia akan dihinakan didunia maupun diakhir dan menjadapat julukan asfalassafiliin.

Amanah yang paling dekat dengan diri kita adalah diri kita sendiri. Tubuh kita adalah amanah allah yang harus kita jaga. Allah mengharamkan manusia yang zolim terhadap dirinya. Makanya perbuatan minuman keras atau Narkoba diharamkan karena akan merusak organ tubuh. Berjudi diharamkan karena akan merusak etos kerja ( cara berpikir ) seseorang, yang sehingga akan membuat dia malas , tamak dan mudah marah. Memakan babi atau binatang yang bertaring diharamkan karena didalam tubuh binatang itu ada bakteri /virus yang tidak bisa mati walau sudah dimasak dagingnya. Virus atau bakteri itu akan mengotori peredaran darah manusia yang sehingga akan mengganggu kesehatan seluruh organ dalam tubuh manusia. Kita disunnahkan oleh rasul agar makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Ini adalah cara efektif untuk menjaga metabolisme didalam tubuh kita. Dimana terjadi keseimbangan antara air, udara dan makanan didalam perut. Keseimbangan ini akan menciptakan kelancaran semua proses metabolisme dan akan membuat tubuh kita sehat. Terlebih lebih tindakan bunuh diri adalah sangat dimurkai oleh allah dan itu sama dengan sirik. Tidak akan pernah mendapatkan sorga. Tak ada ampun dan safaat dari Allah.

Pengusaha mengemban amanah untuk memberikan kontribusi kepada kepentingan masyarakat melalui taat membayar pajak. Tidak mengakali pembukuan untuk meringankan pajak. Dia juga harus meningkatkan martabat dan kesejahteraan para karyawannya. Kepada mitra usaha , dia juga harus menegakkan keadilan dalam keharmonian yang lebih bersifat sinergi. Hingga tidak ada kesan satu sama lain saling menindas. Produk atau jasa yang dihasilkannya haruslah memberikan manfaat lebih ( best quality ) kepada pembeli dengan harga yang pantas ( Best price ) tanpa ada niat memanfaatkan kelemahan akan minat konsumen Bila pengusaha mempunyai sifat amanah maka tidak saja menjamin kelanggengan usahanya karena didukung oleh seluruh pihak tapi juga akan mendapatkan rahmat dari Allah dengan memudahkan setiap urusannya dan diberikan jalan rezeki tanpa diduga. Itulah mengapa kaum entrepreneur disebut sebagai kesatria tempur negara diabad modern ini. Merekalah yang berada dibarisan terdepan untuk menciptakan kemakmuran bagi banyak orang. Ditangan mereka pula fenomena zaman dibentuk. Tapi apa jadinya bila kaum entrepreneur tidak amanah. Maka yang terjadi adalah pengkianat bangsa , yang merusakan sendi sendi berbangsa dari segala aspek kehidupan.

Bagi para professional seperti Guru/dosen , para medis , penulis , pengacara , juru dakwah, pengola donation /charity , Manager perusahaan dan lainnya harus menjadikan amanah sebagai suatu attitude. Sipat amanah akan melahirkan sipat Integritas , dedikasi serta lebih daripada itu mengemban tugas diatas kepentingan moral. Inilah yang disebut dengan akhlak mulia dari orang yang beriman dalam mengemban amanah. Guru akan menggunakan waktu luang untuk senantiasa memperbanyak ilmunya dengan banyak membaca untuk dapat memberikan perluasan wawasan kepada murid/mahasiswanya. Bukannya ngobyek cari tambahan. Pengacara akan menegakan keadilan dan meluruskan keadilan.. Bukannya menjadi calo perkara atau makelar keadilan. Dokter akan lebih meningkatkan kualitasnya kemampuannya tanpa harus mengejar materi semata. Tapi lebih daripada tugas kemanusiaan. Membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Petugas donasi charity haruslah menjaga dan mengelola setiap sen sumbangan dari masyarakat untuk disalurkan sesuai dengan programnya dan mempertanggung jawabkanya dengan jujur. Manager Perusahaan haruslah menjaga amanah jabatan dengan bekerja keras untuk kepentingan perusahaan dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas.

Siapapun dia dengan segala profesinya , maka dia baru pantas disebut professional bila di mempunyai dasar moral yang mulia. Disinilah letak makna professional. Karena kaum professional sangat memahami betul profesinya. Semua profesi yang terbentuk di dunia ini karena tuntutan sosial masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang berorientasi kepada kesetaraan dan perdamaian dan kesejahteraan. Jadi bila ada orang yang mengaku professional tapi mengindahkan moral maka dia adalah amatir atau lebih rendah dari orang yang tidak professional atau bahkan lebih rendah dari binatang.

Didalam rumah tangga. Suami mengemban amanah dari wali wanita dan dari Allah untuk melindungi dan memperlakukan wanita istrinya dengan sebaik baiknya. Artinya suami haruslah menjadi pemimpin bagi keluarganya dengan nafas amanah dari masyarakat ( keluarga wanita) dan dari Allah. Pemimpin yang amanah adalah yang mampu memberikan rasa aman bagi yang dipimpinnya serta mampu menciptakan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga. Dilain pihak para istripun menyadari bahwa dirinya dan beserta seluruh yang ada didalam rumah tangga adalah amanah dari suaminya. Dia harus menjaga amanah itu dari fitnah dunia maupun akhirat. Dia harus menjaga harta ( uang belanja ) dengan sebaik mungkin tanpa boros. Dia harus menjaga anak anak serta harta suami bila suami tidak ada dirumah. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah istri harus menjaga kehormatan dirinya dihadapan umum. Bila dalam satu keluarga menyadari peran masing masing dengan amanah yang diembannya maka kehidupan rumah tangga akan terbentuk mawaddah wa rahman, Namun bila tidak ada amanah diatara anggota keluarga maka rumah tangga itu akan menjadi neraka didunia.

Adapun Amanah yang besar yaitu Penguasa Negara ( Executive, Legislative, Yudicative ) . Setiap orang ,yang memegang jabatan ini akan ditanya. Maka menyebarkan agama, berdakwah dan mengajarkan orang lain kebaikan termasuk tanggung jawab penguasaha yang paling penting, serta merupakan kewajiban dan kefardhuan yang paling utama. Karena sesungguhnya padanya ada kemampuan dan kekuasaan yang lebih banyak dari semua orang Dakwah yang paling efektif adalah memberikan teladan akhlak yang baik kepada rakyat. Dakwah seperti inlah yang dilakukan oleh para pemimpin dizalam khalifah Nabi. Ini adalah tanggung jawab yang paling penting dan yang paling besar atas seeorang penguasa muslim. Amanah yang ada dipundaknya akan ditanya tentang hal itu pada hari qiyamah. Tidak banyak yang dituntut dari penguasa kecuali teladan akhlak mulia yang menanamkan rasa kasih sayang dengan sikap rendah hati. Ikhlas melayani tanpa pamrih. Tidak banyak retorika kecuali selalu ada tindakan ‘memberi “ rasa aman , rasa keadilan dan tentram bagi rakyat yang dipimpinnya.

Allah swt berfirman, yang artinya: "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu,mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. 8:27). Kita semua mengetahui bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa lari dari amanah: menjadi rahmat bagi alam semesta.

wallahu'alam


SEBAB-SEBAB KEFAKIRAN

Penyakit lemah dan malas terkadang menjadi salah satu sebab dari kefakiran bagi seorang muslim. Karena Allah subhanahu wata'ala menciptakan manusia dalam keadan memiliki potensi untuk berusaha dan bekerja di muka bumi, serta diberi kemampuan untuk berjuang mencari rizki. Oleh karenanya Dia berfirman, artinya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. 90:4). Susah payah mengharuskan seseorang untuk berusaha, bekerja keras dan berjuang untuk memperoleh rezeki dan keberkahan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam banyak-banyak berlindung dari sikap malas dan lemah, beliau bersabda, "Ya Allah aku berlindung kepadamu dari kegelisahan dan kesedihan, dari sifat lemah dan malas, dari sikap pengecut dan kikir, dari belitan hutang dan tekanan orang." (HR. al-Bukhari)

Kefakiran dan kemelaratan merupakan bagian dari musibah, yang terkadang disebabkan karena kemaksiatan sebagaimana musibah yang lain pada umumnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. 42:30). Ibu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguh nya kebaikan itu sinar di wajah, cahaya di dalam hati, kekuatan di badan, keluasan dalam rezeki, kecintaan di dalam hati setiap orang. Sedangkan keburukan adalah kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di badan, mengurangi rezeki, dan penyebab kebencian di hati orang."

Maka cukuplah kemaksiatan itu akan menghilangkan keberkahan, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rizki dengan sebab dosa yang dia kerjakan." (HR. Ahmad & Ibnu Majah)

Terhalangnya seseorang dari rezeki mungkin dengan lenyapnya rezeki tersebut, atau berkurang jumlahnya, atau tidak memberinya manfaat sehingga meskipun harta yang dimiliki sangat banyak, namun justru menjadi bencana baginya. Oleh karena itu selayaknya masing-masing kita melihat seberapa banyak telah melakukan dosa, menyia-nyiakan shalat, kurang takut kepada Allah subhanahu wata'ala, tidak mau bersilaturrahim dengan kerabat, buruk pergaulan dengan sesama muslim dan lain-lain. Kalau kita menyadari, maka sungguh tidak ada seorang pun di antara kita yang lepas dari berbuat dosa, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Seluruh bani Adam banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat." (HR. at-Tirmidzi)

Allah subhanahu wata'ala itu Maha Tahu, boleh jadi jika seorang hamba diberi kekayaan, justru akan menjadikannya celaka di dunia dan di akhirat, atau akan menjadi kan dia sombong dan besar kepala yang berakibat pada turunnya siksa dan bencana. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala menjaga hamba-Nya yang beriman dari dunia ini, padahal Dia mencintainya. Sebagaimana kalian semua berhati-hati (menjaga) orang sakit dalam memberi makan dan minum, karena khawatir terhadapnya." (HR. Ahmad, terdapat di Shahih al-Jami no. 181)

Termasuk besarnya kemuliaan dan kemurahan Allah subhanahu wata'ala adalah Dia memuliakan hamba-Nya sebelum hamba itu melakukan suatu prestasi, dan Dia telah menulis untuk seorang hamba satu kedudukan yang tidak mungkin hamba tersebut mencapainya hanya dengan amal perbuatannya. Sehingga dia memberikan kebaikan dengan cara mengujinya, baik itu dalam harta, anak, atau badannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda, "Sesungguhnya jika seorang hamba telah ditulis baginya satu kedudukan yang tidak mampu dia capai dengan amalnya, maka Allah mengujinya di dalam harta atau badan atau anaknya." (HR. Abu Dawud)

Dan kedudukan yang tinggi hanya dicapai oleh seorang mukmin. Maka ketika ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Sungguh aku mencintaimu." Maka Nabi menjawab, "Siapkan dirimu menjadi orang fakir." Wallahu a'lam.

Saturday, July 09, 2005

Meminta selain kepada Allah.

Satu saat, temanku yang juga pengusaha. Menceritakan bagaimana dia berhasil ikut tender dalam jumlah besar dan untung besar. Juga dia tambahkan bahwa sejak dia rajin berdoa disisi kuburan para Wali dan meminta berkah dengan para kiyai sefuh maka kehidupan businessnya semakin lancar. Keuntungan business selalu berpihak padanya. Setiap tahun dia pergi haji. Sholat lima waktu tak pernah dia tinggalkan. Seluruh amalan sholeh menjadi penghias hidupnya. “ You kan ada masalah terus, ada baiknya ikut saya ke kemakam makam para wali yang ada di jawa, kita berdoa di Makam para Wali dan sekalian minta berkah sama Kiyai Sefuh. Yakinlah , masalah hidupmu akan terselesaikan dengan baik. Hidupmu akan tentram. “ Demikian ajakannya kepadaku. “ Maaf, Aku engga pernah merasa masalah membebani hidupku. Bagiku masalah adalah seni dalam kehidupan. Setidaknya kala aku mendapatkan masalah itu sebagai pertanda agar aku sadar untuk senantiasa mendekat diri kepada Allah dengan rasa takut, rindu dan ikhlas.” Kataku menolak ajakannya sambil tersenyum.

Mengapa aku menolak keras setiap upaya mendewakan sesuatu selain Allah karena semuanya bermuara kepada syirik. Allah bersabda “ Mintalah kepada ku ( tanpa perantara ) , maka akan kuberi “ Upaya meminta berkah kepada selain Allah adalah upaya meragukan integritas Allah, Sang Pencipta, Sang Penentu. Jauh sebelumnya fenomena tentang memohon kepada kuburan , tempat keramat dan lain sebagainya sudah diperingatkan oleh Rasullullah, sebagaimana diriwayatkan dalam shoheh [Bukhori dan Muslim], dari Aisyah ra. bahwa Ummu Salamah ra. bercerita kepada Rasulullah tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah ( Ethiopia ), yang didalamnya terdapat rupaka-rupaka (gambar-gambar), maka Rasulullah bersabda :”Mereka itu, apabila ada orang yang sholeh atau hamba yang sholeh meninggal, mereka membangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat di dalamnya rupaka-rupaka, dan mereka sejelek-jelek makhluk disisi Allah”.

Mereka dihukumi beliau sebagai sejelek-jelek makhluk karena mereka melakukan dua fitnah sekaligus; yaitu fitnah memuja kuburan dengan membangun tempat ibadah diatasnya dan fitnah membuat rupaka rupaka ( patung-patung ).Dalam riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Aisyah juga berkata : ketika Rasulullah akan diambil nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda :“Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan”. Beliau mengingatkan umatnya agar menjauhi perbuatan mereka, dan jika bukan karena hal itu, Maka pasti kuburan beliau akan ditampakkan, hanya saja beliau hawatir kalau kuburannya nanti dijadikan tempat beribadah.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jundub bin Abdullah, dimana ia pernah berkata : “Aku pernah mendengar Rasulullah r bersabda lima hari sebelum beliau meninggal dunia : ku menyatakan setia kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil ( kekasih mulia ) dari antara kalian, karena sesungguhnya Allah I telah menjadikan aku sebagai kekasihNya, sebagaimana Ia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya; seandainya aku menjadikan seorang kekasih dari umatku, maka aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kalian telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah, dan ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah, karena aku benar-benar melarang kalian dari perbuatan itu”.

Rasulullah di akhir hayatnya - sebagaimana dalam hadits Jundub - telah melarang umatnya untuk tidak menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Kemudian ketika dalam keadaan hendak diambil nyawanya – sebagaimana dalam hadits Aisyah - beliau melaknat orang yang malakukan perbuatan itu. dan sholat di sisinya termasuk pula dalam pengertian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, walaupun tidak dijadikan bangunan masjid; dan inilah maksud dari kata-kata Aisyah ra.:“… dihawatirkan akan dijadikan sebagai tempat ibadah.” Dan para sahabat pun belum pernah membangun masjid (tempat ibadah) disekitar kuburan beliau, karena setiap tempat yang digunakan untuk sholat berarti telah dijadikan sebagai masjid, bahkan setiap tempat yang dipergunakan untuk sholat disebut masjid, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasul :“Telah dijadikan bumi ini untukku sebagai masjid dan suci”.

Dan Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu’ dengan sanad yang jayyid, dari Ibnu Mas’ud t, bahwa Nabi Muhammad r bersabda :Sesungguhnya, termasuk sejelek-jelek manusia adalah orang yang masih hidup saat hari kiamat tiba, dan orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah (masjid)” ( HR. Abu Hatim dalam kitab shohehnya ).Jadi soal temanku yang katanya sukses setelah mendapat berkah dan berdoa di kuburan para wali adalah sebetulnya berkah dari Iblis untuk menyesatkannya dari selain Allah. Ketika doanya terkabulkan disisi kuburan maka pada waktu bersamaan diapun tersingkir dari sisi Allah. Aqidah telah tergadaikan . Diapun sirik maka seluruh amalannya menjadi sia sia. Nauzubillah!
Wallahu 'alam

Dunia

Ketika di Hongkong International Airport, saya bertemu dengan teman lama. Kami bertemu di ruang boarding menuju Beijing. Wajahnya nampak pucat dan lemah. Ketika itu dia didampingi oleh istrinya. Dari dia saya tahu bahwa tujuannya ke Beijing adalah untuk berobat levernya. Sudah hampir 3 bulan dia menderita penyakit lever itu dan berencana ke Beijing untuk transplasi Lever. Dia juga kena penyakit jantung koroner. Sambil menunggu keberangkatan, dia bercerita kepada saya bahwa dia baru merasakan waktu berjalan lambat ketika dia terkena penyakit. Sebelumnya dia selalu merasa waktu berjalan cepat. Dia menceritakan, sedari usia remaja dia sudah terjun dalam dunia bisnis. Kemudian terus berkembang sampai kini ketika usianya mendekati 50 tahun. Kenapa waktu terasa cepat , tanya saya. karena menurutnya , kalau sehat dia sangat sibuk dan sibuk. Rasanya 24 jam sehari tidak cukup baginya. Saya hanya terdiam mendengar alasannya itu. Bagi saya , setidaknya dia tahu betapa tingginya nilai sehat itu.

Dia juga menceritakan betapa ketika sakit, segala yang nikmat menjadi tidak ada artinya. Segala hal dipantang. Sedikit saja dia melanggar pantangan, maka rasa akit tak terperikan menjalar keseluruh tubuhnya. Harta dan segala yang dia punya menjadi tidak ada arti. ” Benarlah, ternyata hidup ini hanya menipu kita. ” simpulnya dengan suara lirih dan tatapan kosong. Saya perhatikan istrinya dengan sabar mengusap keningnya karena selalu berkeringat. Apa yang saya tahu dari teman ini bahwa dia pemilik usaha yang cukup banyak.Dia punya usaha dibidang pemboran minyak di Vietnam, Travel Biro, Hotel, Mall. Perusahaannya tersebar di Singapore, Perth, Vietnam, Kamboja, Ukraina, Beijing, Yunani, Italia, Toronto dan banya lagi. Itu semua didapatnya dengan kerja keras dan tentu menyiksa dirinya. Hampir setiap hari , menurutnya yang saya tahu, dia hanya tidur 3 jam sehari. Kadang dalam tidurpun dia masih bermimpi dengan urusan bisnisnya. Hampir tidak ada waktu baginya barang sekejab untuk merasakan betapa nikmatnya naik mobil mewah, apartement mewah dan segala layanan first class.

Saya teringat dengan Firman Allah ” Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. Al-Hadiid [57]:20). Ya hidup itu hanyalah permainan Allah.Alias bukanlah sesuatu yang harus diseriusi berlebihan. Bayangkanlah, harta kita kejar untuk memuaskan kita namun ketika sakit , tak bisa lagi makan yang enak. Sementara kenikmatan yang diburu dengan al at cost,, ternyata kalau makan hanya sebatas lidah. Kalau bersenggama hanya sebatas orgasme. Selebihnya melelahkan. Semahal apapun makanan maka pasti berujung kepada tempat yang kotor ( toilet). Semewah apapun rumah ,hanya sekedar kenikmatan untuk dipandang. Kalau sudah tidur maka lupalah semuanya. Anak yang dibela dengan segala kecintaan namun setelah menikah ,dia akan lebih memikirkan keluarganya. Istri yang dibela dengan limpahan kemewahan layanan salon, spa , baju buatan swiss, tas dari Itali namun bila kita tidak ada , dia akan lebih memikirkan dirinya sendiri. Lantas apa dunia harus dibela sampai mati ?

Maka, teramat bodohlah manusia yang cinta dunia,. Cinta kepada sesuatu yang tak abadi. Yang serba terbatas. Bagi Allah , orang yang cinta dunia adalah neraka tempatnya. Inilah firman Allah “Adapun orang yang melampaui batas, Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya”. (An-Nazi’at: 37-41). Mengapa sampai begitu keras Allah memberikan peringatan tentang cinta dunia ini? Karena sumber segala kebejatan moral berasal dari kecintaan akan dunia. Karena kecintaan akan dunia membuat orang lupa mati. Lupa fakir miskin, Lupa sahabat. Lupa amanah. Lupa kebenaran. Lupa bersyukur kepada Allah. Baginya dunia adalah tempat dia memuaskan segala nafsu duniawinya. Padahal ketika dia mabuk dengan dunia, pada saat itu terjadi proses penghancuran dirinya secara lambat tapi pasti. Tekanan nafsu yang begitu hebat telah membuat kerja jantungnya terganggu. Kerja keras tanpa waktu, telah membuat beban ginjal dan levernya semakin berat dan akhirnya meradang sakit. Belum lagi, akibat memanjakan diri dengan minuman dan free sex telah membuat dirinya tercemar penyakit. Dia benar benar merusak dirinya dan menganiaya dirinya sendiri. Benar benar tolol.

Tapi bagi orang yang menjadikan dunia sebagai persinggahan untuk menguji keimanannya dihadapan Allah maka dunia adalah jembatan emas menuju sorga. Dia berjihad mencari rezeki Allah namun tidak memperkaya dirinya saja tapi juga menebarkan harta itu kepada orang lain dan membantu perjuangan syiar agama. Dia makan tapi tidak pernah kenyang. Dia beristri tapi tidak memanjakan istrinya. Dia punya anak tapi tidak memanjakan anaknya. Semua yang dia punya hanyalah titipan Allah yang harus disyukuri dengan kerendahan hati tanpa menupuk dada dan mempeturutkan nafsu tololnya.

Friday, July 08, 2005

KIKIR DAN IRI

Allah memberitahukan kita dalam ayat berikut ini bahwa jiwa manusia dikuasai oleh sifat kikir. "... manusia itu menurut tabiatnya kikir dan jika kamu menggauli istrimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (an-Nisaa` [4]: 128)

Jadi, sama halnya dengan sifat jahat lainnya, kita semua menurut tabiatnya selalu bergelut dengan perasaan-perasaan kecemburuan dan kekikiran yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Orang akan berjuang menyucikan dirinya dari perasaan tersebut. Namun sebaliknya, ia tidak akan pernah mampu mengamalkan nilai ajaran moral yang ada di dalam Al-Qur`an dengan sepenuhnya dan tidak akan pernah mampu sepenuhnya meraih ridha Allah. Demikian pula halnya pada ayat Al-Qur`an lainnya, yang menyatakan bahwa manusia berselisih antara satu sama lainnya dan tersesat dari jalan yang lurus hanya kerena rasa iri. Mereka merasa bertentangan satu sama lainnya, meskipun mereka telah menerima Kitab yang membimbing mereka ke jalan yang lurus.

"Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberikan keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (al-Baqarah [2]: 213).

Perumpamaan yang digambarkan dalam Al-Qur`an ini memiliki pengaruh yang besar dalam membantu manusia untuk memahami betapa besarnya bahaya yang disebabkan oleh iri hati. Walaupun sadar dan melihat dari jalan yang benar, seseorang dapat saja mengambil keputusan yang salah, hanya karena iri hati. Iri hati dan kikir mencegah seseorang untuk berpikir rasional dan mengevaluasi setiap peristiwa dengan benar. Ketika dihadapkan pada situasi tertentu, seseorang yang tengah mengatasi rasa tersebut, mungkin tidak bisa bersikap sesuai dengan nilai-nilai ajaran Al-Qur`an. Ia tidak dapat berbicara tentang apa yang diperkenankan Allah atau berlaku ikhlas dan tulus. Dalam keadaan seperti itu, ia tidak akan bisa diatur oleh pikiran dan hati nuraninya, tetapi diatur oleh hawa nafsunya, mendengarkan bujukan dan rayuan setan. Hawa nafsu mengarahkan dirinya kepada tingkah laku setan.

Agar tersucikan dari kekotoran ini, seseorang seharusnya lebih dulu dan lebih utama untuk dapat memahami bahwa iri hati dan kikir itu bertentangan dengan agama. Ia harus menyadari bahwa perasaan ini muncul dari nilai-nilai duniawi. Manusia menjadi iri hati atas harta dan kebaikan akhlaq orang lain, yang kemudian menjadikannya bersaing melawannya. Padahal, seorang mukmin sejati adalah mereka yang mampu menahan diri dari keterikatan pada harta benda duniawi yang terlalu berlebihan. Pada intinya, mereka hanya menginginkan akhirat.

Seorang mukmin sejati mengetahui pasti bahwa kenikmatan duniawi itu adalah titipan dari Allah dan akan diambil kembali oleh-Nya ketika saatnya tiba. Walaupun ia dapat memperoleh kesenangan tersebut dengan cara yang diridhai Allah, ia tidak bernafsu mencurahkan seluruh tenaga untuk mendapatkannya dan tidak menjadi orang yang terlalu berambisi. Ia bersyukur kepada Allah atas segala yang telah dianugerahkan kepada dirinya dan dia mengetahui cara menjadi bagian dari apa yang telah ia miliki.

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut, apabila Allah menganugerahkan lebih banyak berkah-Nya atas orang lain, ia tahu bahwa ini memiliki maksud. "Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (asy-Syuura [42]: 12).

Setiap orang sedang diuji melalui karunia dari Allah berupa kecukupan dan kebaikan untuknya. Dengan demikian, dapat terlihat perbedaan antara mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh syukur dan kerendahan hati dan mereka yang tidak memiliki rasa terima kasih dengan meninggalkan ajaran moral Al-Qur`an. Karena itu, seseorang tampaknya tidak mungkin menjadi kikir atau iri hati atas keberkahan dunia yang dimiliki orang lain jika ia memahami bahwa kehidupan duniawi hanyalah tempat sementara yang semata-mata diciptakan Allah untuk menguji manusia. Misalnya, iri hati terhadap orang lain hanya karena kekayaan, ketampanan, atau dikaruniai kekuasaan. Sifat ini bertentangan dengan akhlaq yang terkandung dalam Al-Qur`an.

Seseorang yang hidup dalam tingkatan akhlaq Al-Qur`an yang tinggi akan mengetahui dengan jelas bahwa Allah akan menganugerahkan keberkahan atas dirinya di akhirat kelak. Jadi, ia hidup dengan ketenangan pikiran dari kesadaran atas kebenaran yang dibawa Al-Qur`an. Akan tetapi, mereka yang gagal memahami takdir, kenyataan alamiah dari kehidupan dunia ini, kenyataan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan memerintahkan mereka agar beriman kepada-Nya, terbawa oleh sifat iri hati dan kikir. Mukmin mana pun yang sadar akan kebenaran itu, menahan dirinya untuk melakukan perbuatan yang salah.

Walaupun ini adalah sifat yang mencerminkan kemuliaan akhlaq Al-Qur`an, orang yang beriman akan berhati-hati dalam menjauhkan diri dari rasa iri hati. Sebagai gantinya, ia ingin bisa mencontoh kebaikan akhlaq dari saudara muslimnya. Harapannya untuk selalu "terpelihara" tidak membawanya kepada kekikiran. Dalam kaitannya dengan ayat Al-Qur`an yang menyatakan "Berlomba-lombalah satu sama lainnya menuju kebaikan", ia berjuang dengan ikhlas untuk menjadi salah satu di antara hamba-hamba yang dicintai oleh Allah, serta melaksanakan kebaikan yang terkandung dalam Al-Qur`an dengan sikap yang sangat ideal.

Sekalipun demikian, perlombaan ini tidak dilandaskan atas perasaan iri hati atau persaingan. Perlombaan ini ditujukan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah daripada mendekatkan diri kepada manusia. Sama halnya seperti seseorang yang juga berdo'a demi mukmin yang lain agar menjadi salah satu di antara hamba-hamba yang paling dicintai oleh Allah, dan ia pun berdo'a untuk dirinya sendiri. Ia tidak hanya berdo'a dengan ikhlas, namun juga berjuang untuk mendapatkan apa yang dimintanya itu.

Orang-orang mukmin sadar akan hal itu, sebagaimana semua makhluk lainnya, mereka lemah. Mereka takut kepada Allah dan mengakui kelemahan-kelemahan diri ketika berhadapan dengan Tuhannya. Pada salah satu ayat Al-Qur`an dijelaskan tentang kebenaran ini,"Katakanlah, 'Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (al-A'raaf [7]: 188).

Seseorang yang lebih mengutamakan kepentingan akhirat daripada hal-hal yang bersifat duniawi, tidak pernah mengambil contoh akhlaq yang berdasarkan pendapat orang lain. Ia hanya berusaha mencapai ridha Allah. Jadi, ia tidak pernah mencoba agar menjadi lebih baik daripada orang lain (dalam hal keduniawian), mencari penghargaan atau untuk mengamankan posisi mereka, serta menginginkan pengaruh penting dalam pergaulan. Sebagaimana dipahami dari masalah yang telah disebutkan di atas pada bagian ini, jika seseorang mengetahui kecenderungan dan penurunan yang ada pada dirinya, ia seharusnya sadar bahwa ia sedang melakukan perbuatan moral yang pada akhirnya akan membahayakan keikhlasannya dan mencegahnya untuk mendapatkan ridha Allah.

Rasulullah juga telah mengungkapkan bahwa umat Islam seharusnya mampu saling melengkapi kekurangan yang mereka miliki dan menutupi kekeliruan yang pernah mereka lakukan, sebagaimana haditsnya, "Jika seseorang berusaha menutupi aib (dosa) saudaranya di dunia, Allah akan menutupi aib (dosa)nya di akhirat kelak." Namun jika yang terjadi sebaliknya, kesatuan dan persatuan di antara mereka akan sirna dan kekuatan mereka akan menjadi lemah. Ketika kekuatan umat muslim melemah, kekuatan orang yang kafir kepada Allah akan menjadi kuat. Tak ada seorang muslim pun bersedia bertanggung jawab terhadap hal tersebut, hanya karena ia memenuhi keinginan hawa nafsunya.

Sesungguhnya, umat Islam diharapkan mampu mengamalkan kebenaran yang terkandung di dalam Al-Qur`an dengan segala kemampuan terbaik yang mereka miliki. Ia harus menjadi contoh bagi umat muslim lainnya dan mendorong semangat agar mereka hidup sesuai dengan tuntunan Islam. Ini membuktikan bahwa seseorang yang belum berhasil mengatasi kecemburuan dan persaingan yang ada pada dirinya, ia tidak akan mampu memenuhi tanggung jawab ini dengan sebenar-benarnya. Karena itu, ia berbuat sesuatu yang melemahkan kekuatan orang-orang beriman dan menguatkan orang yang ingkar kepada Allah. Sebagai akibatnya, orang seperti ini tidak hanya menjadi contoh buruk bagi teman dan keluarganya, tetapi ia juga memikul kesalahan dan dosa besar.

Karena itu, ia seharusnya dengan segera berhenti melakukan kebiasaan seperti itu dan mencontoh akhlaq yang lebih mulia. Hanya dengan begitu, ia mampu mendapatkan keikhlasan dan mencapai tingkatan akhlaq yang diridhai Allah. Sebagaimana yang diungkapkan Badiuzzaman, apa yang pantas bagi seorang muslim adalah "membangun kesatuan yang murni dengan sesama muslim" sesuai dengan ayat yang menyatakan, "Tolong-menolonglah satu sama lainnya dalam kebaikan dan amal saleh," dan memelihara semangat keikhlasan agar tetap hidup.

Thursday, July 07, 2005

The battle of life

Adakah pelajaran berharga dari Rasul tentang kekalahan yang menyakitkan ? Adakah pelajaran berharga dari Rasul , rasa senang atas kemenangan berakhir kepada kekalahan yang mempermalukan ? demikian pertanyaan yang diajukan oleh teman ketika kami berbicara tentang menyikapi kegagalan. Teman ini melanjutkan, bahwa dulu ketika Perang Uhud, pasukan Nabi yang penuh percaya diri setelah mencapai kemenangan dalam perang Badar tampil gagah berani menjemput sahid. Nabipun mengatur strategi dengan begitu rapinya. Diminta semua pasukan mentaati taktik dan strategi itu dengan sebaik baiknya. Ketika perang berlangung dengan posisi diatas angin atas musuh kafir ( pasukan Abu sofian ), terjadi kekacauan barisan pertahanan. Pasukan pemanah yang diminta untuk tetap diposisinya diatas bukit, terjun kebawah untuk ikut memperebutkan harta rampasan. Pada saat itulah kaveleri musuh dibawah pimpinan Khalid Bin Walid melakukan pukulan balik.

Tanpa terduga , serangan dari balik bukit pasukan kavelery musuh itu membuat kacau pertahanan pasukan muslim. Keadaan menjadi terbalik. Kalau tadinya Pasukan Islam sudah hampir mencapai kemenangan, kini tersudut. Akhirnya mengalami kekalahan. Dalam perang Uhud itu, banyak sahabat Rasul yang gugur termasuk pamanya Hamzah. Nabipun mengalami luka luka dalam perang itu. Bahkan sholatpun Nabi harus sambil duduk karena banyak luka ditubuhnya. Inilah kisahnya. Kata teman saya. Ini sebuah pembelajaran yang sangat mahal bagi kaum muslim ketika itu. Bahwa disiplin dalam perjuangan , disiplin mengikuti perintah panglima adalah sangat penting. Ya, dalam kehidupan sekarang ini, dalam situasi pribadi maupun organisasi maka kedisiplinan sangat penting. Dunia ini adalah the battle of life. Hanya mereka yang cerdik, disiplin dan pandai mengorganisir dengan baiklah yang akan tampil sebagai pemenang.

Seorang teman lainnya, hanyalah tamat SMU. Dia tak pernah masuk perguruan Tinggi. Tapi kemampuannya dalam mengorganisir diri telah mampu membuatnya lebih baik dibandingkan orang yang tamatan perguruan tinggi. Ketika orang lain sibuk memanjakan diri dalam pergaulan kampus, teman itu sibuk membaca buku, ikut kursu, seminar , belajar sendiri. Ketika orang lain sibuk membaca buktu diktat ekonomi dari dosen agar dapat nilai tinggi, teman ini telah membedah habis buku karangan Peter Drucker dan lain lain, Dia mendapat lebih tentang bagaimana mengembangkan pasar, menghadapi kompetisi, kemampuan berkomunikasi. Ketika orang sibuk mencapai index prestasi dikampus, teman itu sibuk merintis usaha. Ketika orang lain sibuk mencari pekerjaan setelah tamat kuliah, teman itu sudah menjadi pengusaha yang tergolong sukses. Siapakah yang menjadi pemenang ? tentu teman itu. Walau dia hanya tamatatan SMU. Hanya karena dia disiplin dan mampu mengorganisir dirinya sendiri.

Kebanyakan dari kita, merasa selalu diatas angin dengan potensi yang ada. Merasa kekayaan alam negeri hanya bisa digali lewat berdoa siang malam. Tapi lupa mengorganisir diri untuk menghadapi the battle of life. Sementara orang lain , mungkin juga orang kafir bekerja keras siang malam mengais rezeki di bumi Allah ini. China dengan komunitas diatas 1 miliar orang , dengan sumber daya alam yang terbatas, cuaca yang ekstrim, menjadi komunitas yang ulet untuk menjadi pemenang dalam perdagangan International. Ketika negara lain ,rakyatnya sibuk bagaimana memilih pemimpin yang tepat , memilih para elite, merubah strukture UU, rakyat china lebih memfocuskan diri melakukan transformasi dari masyarakat yang lemah menjadi masyarakat yang kuat lewat kerja keras dan berhemat. Ketika negara lain sibuk berkosumsi, china menjual dengan laba rendah. Akhirnya mereka memenangkan the battle of life.

Berbagai kegagalan yang datang pada diri kita. Berbagai kekecewaan yang menyakitkan akibat kalah, bahkan kita menyebutnya semua itu adalah bencana. Kita terpuruk dalam rintihan doa mengharapkan pertolongan dari Allah. Padahal ketika kakalahan itu datang, ketika kegagalan itu mendera, itulah pertolongan Allah sesungguhnya kepada kita. Ingatlah Firman Allah “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui" (QS Al Baqarah 216). Lewat peristiwa yang menyakitkan itu, Allah berdialogh dengan kita tentang sabar dan ikhlas melewati sunattullah. Bahwa masih ada proses yang terlupakan pada diri kita untuk kita lengkapi, perbaiki. Agar kita sempurna mencapai kemenangan yang sesungguhnya.

Maka tariklah hikmah dengan berpikir positip terhadap segala peristiwa yang datang dalam hidup kita. Agar kita menjadi komunitas yang kuat dan pandai mengorganisir diri dalam menghadapi the battle of life.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...