Acara Reuni SMA2 Bandar Lampung diadakan tanggal 27
Mei. Pada tangal 27 Mei saya sudah di Jakarta. Namun tidak membuat
saya segera terpanggil untuk datang. Mengapa ? Saya lulus SMA tahun 1982 dan itu artinya telah 31 tahun berlalu dan itu bukanlah waktu sebentar . Tentu sudah banyak nama nama teman SMA dulu yang lupa, kecuali segelintir nama yang dulu merupakan paling
dekat dengan saya. Setelah 31 tahun
berpisah apakah mungkin masih ada
tersisa rasa persahabatan seperti dulu? Bukankah waktu bisa membuat orang berubah. Apalagi lingkungan pergaulan juga
mempengaruhi. Kalau tadinya dia bukanlah
siapa siapa namun setelah masuk dunia perguruan tinggi sehingga menjadi
professor atau Phd membuat dia berbeda. Belum lagi yang kebetulan menjadi
pejabat tinggi yang terbiasa dihormati dengan jabatannya, apakah mungkin dapat
berbaur dengan teman teman lama yang mungkin tidak semua beruntung?. Itulah
pertanyaan yang memenuhi isi kepala saya ketika undangan Reuni Akbar datang
lewat facebook. Ditengah kesibukan
aktifitas sehari hari , saya menyempatkan mengirim SMS ke Budi yang juga teman satu alumi di
SMA2. Apakah keharusan untuk datang? Lewat SMS dikatakannya “Yang penting silahturahminya
itu Zel”. Singkat sekali SMS itu namun maknanya sangat dalam. Langsung membuat
saya termenung.
Ya silahturahmi adalah bagian dari
nilai nilai spiritual manusia sebagai makhluk social. Silaturahim berasal dari
Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah adalah bentuk
mashdar dari kata washola-yashilu yang berarti ‘sampai, menyambung’. ar-Raghib
al-Asfahani berkata, “yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang
lain.”. Islam sangat menganjurkan silaturahmi. Bahkan, silaturahmi merupakan
inti dari ajaran Islam. Allah telah berfirman QS An Nisaa’ 4:1, “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(QS An Nisaa’ 4:1). Diantara Ulama tidak ada perbedaan pendapat, bahwasanya
hukum silaturahmi adalah wajib (secara umum) dan memutus silaturahmi adalah
dosa besar. Mengapa ? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR.
Al-Bukhari no. 5787). Jadi jelaslah bahwa silahturahmi bagian dari keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah.
Dan memang diperlukan kerendahan
hati dan keikhalasan untuk senantiasa membukan diri agar silahrurahmi dengan
siapapun terus terjaga tanpa terputus. Ada sekelompok orang berniat baik dengan
berinisiatif untuk membuat acara Reuni dengan tujuan agar silahturahmi yang
lama terputus kembali terjalin. Mengapa hanya karena kesibukan urusan dunia
yang tak pernah habisnya ini , sehinga saya jadikan second issue Reuni
ini? Apa yag disampaikan oleh Budi via
SMS itu langsung menyadarkan saya tentang keegoisan saya. Bersegera saya ikhtifar. Alhamdulilah,
akhirnya saya dan Budi berangkat bareng ke Lampung untuk menyambung kembali silahturahmi atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada
Allah. Saya datang tepat pada acara puncak Reuni Akbar yang diadakan di Kampus
Universitas Lampung di Gedung Serba Guna
( GSG). Acara itu dihadiri oleh ribuan undangan. Maklum acara ini adalah
reuni dari semua angkatan yaitu dari tahun 1966 sampai 2012. Kebetulan Gubernur
Lampung adalah alumni SMA 2 tahun 1966, juga Kemandan Korem Lampung adalah alumni
SMA2 tahun 81. Memang sebagian besar Alumni SMA2 mempunyai posisi hebat di Pemda dan DPRD
Lampung. Tapi bukan hanya di lampung, dia daerah lain bahkan sampai ke luar
negeri alumni SMA 2 exist dengan prestasi yang membanggakan.
SMA2 adalah sekolah favorite di Bandar
Lampung dan muridnya merupakan kumpulan anak anak lulusan SMP dengan prestasi
terbaik. Yang membuat SMA2 terus menjadi sekolah berkualitas karena system yang memaksa kompetisi diantara murid terus
berlangsung. Sejak dari penentuan kelas sampai kepada penjurusan. Semakin kecil
urutan kelasnya semakin hebat dia. Anak IPA adalah anak pilihan dan merupakan
kebanggaan bagi anak anak bila dia masuk jurusan IPA. Mungkin system kompetisi
ini , saya merasakan ada jurang hati antara murid IPA dengan IPS. Antara IPA 1
dengan IPA3 dan seterusnya. Namun pada Reuni Akbar ini, tidak nampak lagi
perbedaan diatara kami. Semua seakan melupakan kompetisi yang pernah ada. Semua
mencair menjadi satu keluarga besar untuk saling menyapa dan mendoakan.Ketika
bertemu, tidak ada yang bertanya tentang titel, harta, jabatan, Pertanyaan yang
mengemuka adalah tentang kesehatan dan keluarga. Inilah hikmahnya usia. Diusia yang menua ini,
kami mendapatkan hikmah bahwa tak ada
yang perlu menepuk dada dibalik kehebatan prestasi dan materi. Yang utama adalah bagaimana
menyambung silahturahmi dan kepedulian atas dasar kekeluargaan. Mengapa? Hanya masalah
waktu kami akan dipanggil Tuhan, dan semua didunia ini akan ditinggalkan kecuali
amal kebaikan.
Malam harinya saya menghadiri jamuan
makan malam khusus untuk alumi SMA 2 angkatan tahun 1982 yang diadakan di
Sheraton Hotel Lampung. Seusai acara makan malam, dilanjutkan dengan pentas
nyanyi yang diiringi organ tunggal. Tidak ada penyanyi yang di hired dari luar.
Semua penyanyi adalah teman teman satu alumni sendiri. Ketika itulah suasana
seakan kembali kepada 31 tahun lalu. Teman saya mengatakan bahwa dia merasa haru
ketika bertemu kembali dengan teman teman sekolah apalagi sekelas pada usia
menua ini. Tak bisa dibayangkan betapa bahagianya hati ini. Sayapun merasakan
hal yang sama seperti apa yang ditulis oleh Hellen Keller bahwa seringkali hal-hal terindah di dunia ini tak bisa terlihat dalam pandangan, tak bisa
terdengar atau teraba dengan sentuhan. Hanya bisa dirasakan dalam hati. Itulah
hikmahnya silahturahmi…