Kemarin ketika masuk loby
hotel Grand Hyatt ,saya ditegur oleh seseorang. Dia
langsung menyebut nama kecil saya dan saya membalasnya dengan anggukan. Tanpa
menunggu response saya lebih jauh, dia langsung merangkul saya dengan
hangat.Saya masih belum bisa mengingat siapa gerangan ini? Kemudian dia menatap
saya agak lama. Berharap saya dapat
mengingatnya. Namun tetap saya tidak
bisa mengingatnya. Akhirnya dia menyebut nama dirinya dan kenangan tentang tempat
kelahiran saya. Nah, barulah saya
mengingat. Dia ternyata teman semasa kanak saya. Kami berbicara didepan loby dan tidak berapa lama datang kendaraan
menjemputnya. Saya melirik kendaraan itu harganya diatas Rp. 4 miliar. Dia
menghampiri kendaraan itu dan berkata kepada supirnya untuk kembali ketempat
parkir.Sebetulnya dia masih ada janji untuk ketemu orang ditempat lain.Namun
karena masih ingin berlama lama dengan saya dia batalkan pertemuan itu. Dengan
sabar dia menanti saya usai dengan ralasi saya.Setelah itu kami melanjutkan “kangenan”.
Dia tidak bisa lupa saya karena wajah saya percis sama dengan ayah saya. Dia tidak bisa melupakan wajah ayah saya. Dia bercerita bahwa dia tidak pernah menamatkan SMA. Namun dia nekat merantau
ke Jakarta untuk merubah nasip. Semua orang tahu bahwa kalau tidak sekolah akan jadi gembel. Jangankan jadi PNS, jadi pegawai
penjaga pintu kereta api saja harus tamat SMA.Tapi dia tidak peduli.Dari
awalnya dia berkayakinan akan sukses.Berlalunya waktu , dia memang bisa
membuktikan bahwa dia bisa sukses sebagai pengusaha berkelas dunia.
Menurut saya apa yang terjadi
dengan teman itu bukanlah hal yang luar biasa. Seperti ungkapan Beyond
psychology. Bahwa kekuatan pikiran (power of mind ) bisa menentukan prilaku
kita. Kita tidak bisa berpikir siapa kita , tetapi kita bergantung pada apa
yang kita pikirkan. You don’t think what you are; you are what you think.Bila
kita berpikir gagal maka kitapun akhirnya akan gagal. Bila kita berpikir bisa
maka kitapun akan bisa. Yang menciptakan alam semesta berserta isinya adalah
Allah. Allah berkuasa untuk segala galanya. Namun Dia menghadirkan berbagai
peristiwa di alam semesta ini melalui kita. Allah memanfiestasikan diriNya
dalam diri kita. Kita adalah ungkapan Tuhan dialam semesta. Makanya kita adalah
mitra Allah. Melalui peran apa kita sebagai mitra Allah itu ? Tentu melalu
pikiran kita. Kadang sebagian manusia tidak menyadari hal ini dan cenderung
mempertanyakan keberadaan Allah secara phisik. Padahal Allah hadir dalam
keseharian manusia. Tapi kadang manusia tetap belum yakin. Samahalnya kadang
manusia tidak yakin bahwa Allah hadir dalam dirinya. Para ahli psikologi sudah
membuktikan ini dalam riset bertahun tahun. Sejarah mencatat bahwa banyak
kejadian besar didunia ini dicreate oleh orang biasa tapi kekuatan pikiran
mereka , impian dan semangat telah membuat nothing to impossible. Itulah yang
kini dialami oleh teman saya itu. Dia punya business tersebar didalam dan
diluar negeri. Punya business dari real estate, plantation, industry
manufacture,retail network. Padahal dia bukan lulusan universitas hebat atau
pernah menamatkan SMA. Usianya sama dengan saya namun kemampuannya melebihi saya
yang pendidikannya lebih tinggi dari dia.
Allah sangat tahu
apa yang terbaik untuk kita. Namun kadang kala pikiran kita tidak sesuai apa
yang telah ditetapkanNya untuk kita. Contoh Allah tahu bahwa kemiskinan itu cara
terbaik untuk kita. Tapi kita minta kaya kepada Allah.Namun karena kasih Allah
maka keinginkan kita melalui pikiran kita dipenuhi juga oleh Allah. Artinya
kasih Allah mendahului kekuasaannya. Kalau kita berpikir jahat hasilnya adalah
kejahatan. Kalau kita berpikir sakit maka hasilnya adalah penyakitan. Kalau
pikiran kita memandang lemah negeri kita tanpa bantuan asing maka terjajahlah
kita. Iran berkayakinan dan terpusat pikiran para pemimpinnya bahwa tanpa bantuan Eropa dan Amerika mereka
bisa mandiri. Terbukti mereka mampu mandiri. Beda dengan negara negara yang ada
di timur tengah ,yang selalu tergantung dengan Amerika dan Eropa karena tidak
punya keyakinan untuk mandiri.Memahami kekuatan pikiran ini memang tak jauh dari hal pertama , bahwa kita menciptakan kejadian dialam semesta ini bersama Tuhan. Kedua, kita bekerja sama dengan Tuhan untuk menciptakan berbagai peristiwa yang kita kehendaki. Artinya Allah itu sangat dekat dengan kita. Bahkan dalam tasawuf , kita harus memikirkan diri kita sebagai manifestasi Tuhan. God as me. Tuhan sebagai aku. Sebagaimana paham wahdatul wujud bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Pada tingkat tertentu, dalam pengalaman ruhani yang sangat tinggi, yakni paling ujung dari seluruh perjalanan sufi, manusia tidak lagi bisa membedakan mana dirinya dan mana Tuhan. Pada tahap ini kemampuan akal tak lagi berfungsi untuk membedakan antara khalik dan makhluk, antara Tuhan dan aku.
Karena berbagai peristiwa dialam
ini tak lepas dari hasil yang dibentuk oleh pemikiran kita makanya kita harus
bertanggung jawab atas berbagai peristiwa disekitar kita. Think twice before you speak, because your words and influence will plant the seed of either success or failure in the mind of another. Baik dan buruk
hasilnya adalah pilihan cara kita berpikir. Andai anda orang lain berpikir
buruk maka hindarilah karena kalau buruk yang terjadi maka kitapun ikut
bertanggung jawab. Allah maha adil dan menjadi pendukung kuasa untuk menunaikan
itu semua. Alangkah indahnya bila hanya pemikiran mulia yang selalu dekat sama
kita sebagaimana kita dekat kepada Allah. Sehingga tujuan kemuliaan hakikat
kita terpenuhi lewat pemikiran kita yang selalu menyatu dengan Allah; Sebagai
rahmat bagi Alam semesta bukannya perusak.