Friday, February 07, 2014

Cinta?

Disuatu sore, di pusat kota Shanghai. Saya bersama teman rendezvous di cafe. Teman saya bercerita tentang sesuatu yang indah tentang  cinta. Tahukah kamu bahwa ada seorang wanita yang setiap jumat sore selalu hadir di seberang cafe ini.Itu dilakukanya selama lima tahun tanpa seharipun dia apsen. Karena dia selalu hadir disana akhirnya menimbulkan perhatian orang banyak. Hal ini mengundang staisun Radio untuk mewawancarainya.Akhirnya tahulah orang banyak bahwa dia sedang menanti kekasihnya datang menemuinya. Kekasihnya berjanji akan bertemu di cafe itu. Bertahun tahun menanti??? Ia tidak galau.Tidak pula gila.Dia waras. Bahkan sangat waras. Apakah penantiannya berharap cinta untuk bersemi kembali? tidak!. Dia hanya berharap maaf dari pria yang dicintainya itu. Dia sadar bahwa ketika dia mencintai maka dia harus rela berkorban. Namun apa dayanya. Dia tidak sekuat yang dia bayangkan untuk terus menanti dan dia berusaha tegar untuk terus menanti dan menanti.  Namun doanya tiada henti agar cintanya tetap bercahaya bersama berlalunya waktu. Demikian teman memberikan ringkasan singkat dari ceritanya itu.Saya tertarik untuk mendengar ceritanya lebih jauh. Saya penasaran. Teman saya nampak membaca rasa ingin tahu dari wajah saya. Menurutnya semua pria ingin tahu ending dari cinta seorang wanita. Entah apa maksudnya, tapi kadang kekuatan cinta wanita tak pernah dikalahkah oleh apapun.

Baiklah, nama wanita itu adalah Wang Nie. Katanya mengawali.  Dia kelahiran Xinjiang. Dengan berbekal ijazah Academy Bahasa , dia mengadu nasif di Shanghai. Memang shanghai kota kapitalis yang bernaung dalam system komunis. Geliat kota sanghai tak ubahnya Hong Kong, New York, Dubai. Semua orang berkompetisi. Begitulah yang dirasakan oleh Wang yang terjepit diantara arus kota cosmopolitan. Dia hanya bisa mendapatkan peluang sebagai SPG disalah satu Mall yang banyak tersebar di Shanghai. Kehidupan Wang berubah ketika berkenalan dengan pria berkembangsaan Amerika. Pria itu bekerja sebagai tenaga ahli disalah satu bank asing di Shanghai. Cinta mereka bertaut seakan tak terpisahkan. Wang pun pindah ke Apartement pria itu. Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sesaat. Tak lebih 1 tahun. Pria itu harus kembali ke Amerika. Mereka berpisah untuk janji akan berkumpul kembali. Sebulan setelah kepergian Pria kekasihnya, Wang hamil. Seiring membesar kandungannya Wang terpaksa berhenti bekerja dan hidup dari bekal pemberian pria kekasihnya itu. Wang terus menanti dan berharap pria itu akan kembali kepadanya. Tak terbilang surat , kartu Pos, serta email dikirim. Namun balasan tak kunjung datang. Wang tak pernah putus asa. Dia tetap berprasangka baik bahwa kekasihnya akan datang menemuinya dengan cinta. Bayi wanita cantik lahir dalam kesendirian tanpa suami pendamping ditengah kerasnya kehidupan kota shanghai. Wang harus berpikir untuk bertahan hidup sambil berharap suatu saat pria kekasihnya akan datang. Dia berusaha bekerja keras apa saja untuk bertahan hidup. Sampai batas dayanya, akhirnya dia harus menerima kenyataan untuk berpisah dengan putrinya.

Dengan langkah berat dia menyerahkan putri kecilnya kepada agent adopsi anak. Semua surat yang diperlukan untuk menyerahkan putri kecilnya dia tanda tangani. Tentu dengan airmata berurai melepaskan buah cinta kasihnya bersama pria kekasihnya. Itulah sisi lain betapa kejamnya kehidupan kota kapitalis. Wang merasakan itu namun dia berkayakinan itulah yang terbaik untuk putri kecilnya, untuk masa depan anaknya.  Teman itu terdiam sebentar. Saya terharu mendengar cerita yang sangat menyentuh itu. Wang tidak pernah membeci.Dia selalu mencintai pria itu. Dia berharap dan berharap suatu saat pria itu datang kepadanya.  Teman itu tersenyum melihat saya penasaran. Tapi tahukah kamu bahwa pria itu datang tidak sendirian tapi dia datang bersama istri yang dinikahinya di Amerika. Mereka datang ke Shanghai untuk clarifikasi mengenai status DNA anak yang mereka adobsi. DNA anak itu adalah DNA pria itu. Sama! Artinya pria itu adalah ayah biologis dari anak adobsi itu. Bagaimana mungkin? Ini miracle. Suatu kebetulan yang langka.” Kata saya.   Teman itu tidak meresponse kata kata saya namun dengan analogi hebat dia berkata “ Tahukah kamu ada miliaran sperma yang berjuang melintasi kanal uterus untuk sampai ke ovarium membuahi ovum. Tapi hanya satu yang berhasil. Dari satu inilah terjadi proses pembetukan manusia didalam rahim ibu. Begitupula dengan ada puluhan juta anak ditawarkan oleh agent tapi hanya satu yang terpilih untuk diadobsi, yang terpilih itu ternyata DNAnya sama dengan pria yang akan menjadi ayah angkat anak itu. Tidak ada yang luar biasa soal itu. Yang luar biasa adalah proses terbentuknya manusia. Itulah yang miracle tapi banyak orang lupa bahwa keberadaannya sebagai mahkluk memang miracle. Itulah kehebatan Allah yang tak tertandingi oleh apapun.”

Dan karena itulah , Pria itu berusaha untuk bertemu kembali dengan Wang?. Tanya saya. Lantas setelah mereka bertemu ? Saya penasaran.  Dia hanya butuh maaf dari pria itu karena kegagalannya menjaga anak buah cinta mereka. Hanya itu. Mengapa Wang tidak marah kepada pria brengsek itu? Kata saya kesal. Bagi Wang, tidak ada yang perlu dimarahi atau disesali terhadap pria itu. Ketika dia mencintai pria itu, dia tidak berharap banyak seperti cinta yang kita persepsikan selama ini, yang selalu meminta. Baginya anugrah cinta pria itu lebih dari cukup yang harus disyukurinya.  Bagi Wang Nie, semua sudah usai. Dia tidak sedih bila pria itu mengaku telah menikah dengan wanita lain. Dia bahagia karena doanya selama ini didengar oleh Tuhan bahwa Anaknya ada pada orang yang tepat, yaitu ayahnya sendiri. Dia mengikhlaskan pria itu untuk kembali ke negerinya bersama anaknya serta istrinya. “ Power of love” kata saya singkat. Tepat sekali. Cinta bukanlah soal mimiliki tapi adalah memberikan sesuatu yang pada waktu berasamaan kita sangat menginginkannya. Bertemu karena Tuhan, berpisahpun karena Tuhan. Mengapa ini semua terjadi, itupun rahasia Tuhan. Tak cukup akal untuk menjelaskan itu semua. Semua orang melewati takdirnya masing masing dan Wang sadar itulah kini yang terbaik baginya untuk sepatah kata tentang Cinta. Kata teman dengan mata sipitnya yang menari nari melihat kedalam mata saya untuk mencoba menyatukan kata katanya dengan bahasa oralnya. Untuk saya pahami, tentunya. Saya hanya tersenyum. Semua wanita , mempunyai kekuatan cinta lebih dibandingkan pria.

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...