Thursday, January 23, 2014

Mencintai...?

Dulu waktu SMA saya pernah membaca novel yang berjudul “ I lied “ (saya berbohong). Novel itu saya beli dari toko buku bekas di pasar loak. Saya sengaja membeli Novel berbahasa inggeris karena ingin melancarkan kemampuan membaca dalam bahasa inggeris. Setiap kalimat saya harus kuasai betul dan bila tidak mengerti saya harus buka kamus. Itu sebabnya saya tidak pernah lupa kisah dalam novel itu. Entah mengapa kemarin di bandara saya menemukan buku yang sama dalam bahasa inggeris tapi itu terjemahan dari novel bahasa francis.Anehnya ceritanya percis sama. Apakah ini plagiat. Ah bukan urusan saya. Cerita novel itu singkatnya adalah seorang wanita yang sangat mencintai pria idamannya. Wanita ini bukanlah wanita istimewa sehingga mudah membuat pria tertarik. Masalalu wanita ini juga tidak bagus karena dia pernah dikecewakan oleh pria yang dicintainya.Pria itu pergi setelah berhasil merenggut keperawanannya. Tapi dengan kekuranganya itu, tidak membuat dia merasa tidak pantas untuk mencintai seorang pria. Baginya mencintai bukanlah dosa dan karena itu tidaklah naif. Bila cinta tidak berbalas juga bukanlah hina karena pemberi cinta sesungguhnya adalah Tuhan.Tuhan yang membenamkan panah cinta itu kedalam hati manusia yang karenanya membuat manusia nyaman. Tidak semua cinta itu dibentangkan karpet merah yang sehingga orang yang dicintai otomatis menerima.Tidak! Tuhan punya caranya sendiri untuk bertautnya cinta itu. Yang pasti is not easy. It is true love. Ada perjuangan panjang untuk meraihnya.

Selanjutnya, benarlah, awal pertemuan dengan pria itu disebuah klinik dan berlanjut menjadi persahabatan. Pria itu bercerita bahwa dia sedang jatuh cinta kepada wanita lain dan wanita itu memberikan dorongan semangat untuk dia harus berjuang mendapatkan wanita idamannya itu. Namun berjalannya waktu, pria itu datang kepadanya bahwa dia gagal dengan cintanya. Wanita idamannya lebih mencintai pria lain. Pria itu down. Wanita sahabatnya memberikan semangat untuk dia bangkit kembali dan mencoba melupakan masa lalunya. Kadang kita harus menemukan banyak wanita yang salah untuk menemukan wanita yang tepat untuk jodoh kita. Dalam kekosongan itulah, pria itu mulai merasakan bahwa dia berhutang terhadap wanita sahabatnya ini. Mengapa ? Ketika dia dalam keadaan gundah, wanita itu menentramkan bukan bertanya. Ketika dia bersalah, wanita itu meluruskan bukannya menyalahkan. Ketika dia  tak bisa menjawab maka hati wanita itu yang menjawab. Ketika dia dalam keadaan lemah,wanita itu menguatkannya. Kecintaan wanita itu bukan hanya mempercayainya tapi bagaimana ia bersikap terhadapnya. Dan itu hanya ketulusan untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. Namun mereka bukanlah sepasang kekasih tapi hanyalah sepasang sahabat. Pria ini berusaha untuk merobah keadaan persahabatan menjadi kekasih namun selalu gagal. Hatinya tidak pernah bisa berkiblat dengan wanita itu. Namun dia sangat peduli pada wanita itu.  Hal ini tentu dirasakan oleh wanita itu, yang merasakan bahwa pria itu tidak pernah jatuh cinta dengan dia kecuali hanyalah sebatas teman. Itu sangat menyedihkan namun juga bukanlah dosa apalagi salah.

Disuatu senja pada suatu taman yang temaram , pria itu menatap wajah wanita itu , dan kemudian menghujam matanya. Seakan pria itu sedang mencari sesuatu dikedalaman mata wanita itu untuk menembus hati terdalamnya namun entah mengapa dia seperti masuk kelobang hitam. Namun senyuman wanita itu membuat dia nyaman untuk berkata lembuh” bolehkan aku melamarmu menjadi istriku”. Wanita itu terdiam dan akhirnya menangis. Yang ditangisi wanita itu adalah cintanya bertaut namun dia tak ingin pria itu kecewa dengan masa lalunya bahwa dia bukan lagi gadis suci. Pantaskah dia menjadi seorang istri dengan kekurangannya itu? Apakah dia harus berterus terang dan siap menerima kenyataan pria itu pergi setelah mengetahui keadaannya? Atau dia harus berdusta dan membiarkan yang terjadi biarlah terjadi.Dia siap menanggung resiko. Rasa cintanya yang begitu hebat membuat wanita itu lebih memilih untuk berbohong dan ikhlas menerima kenyataan kelak apabila pria itu pergi dengan kekecewaannya. Benarlah perkawinan terjadi. Berlalunya waktu,perkawinan itu melewati tahun demi tahun sehingga puluhan tahun.Mereka telah dikaruniawi sembilan anak dengan 25 cucu.  Sejak malam pertama dan selama usia perkawinan mereka, pria itu tidak pernah bertanya tentang keperawanan kepada wanita itu.Padahal wanitaitu tahu betul bahwa pria itu tidak bodoh untuk membedakan mana prawan dan mana tidak. Pria itu tidak peduli dan hari hari berlalu begitu saja.

Diusia senjanya , pria itu mulai sakit sakitan. Wanita itu selalu setia merawat suaminya sampai sembuh.Pada lain waktu,  wanita itu jatuh sakit dan ketika menjelang ajal wanita itu berkata kepada suaminya “ aku telah berbohong kepadamu selama usia perkawinan kita. Aku minta ridhomu dengan memaafkan aku. Aku ada  rahasia yang harus kamu tahu dari mulutku..”namun pria itu menutup mulut istrinya dengan jarinya sambil berkata “tidak ada rahasia diantara kita. Ketika aku memilihmu sebagai istri , aku sadari itu bahwa kamu bukanlah wanita pilihanku tapi kamu adalah takdirku. Kau adalah pilihan dari Tuhanku untuk membuatku sempurna.  Aku bisa merasakan bahwa ketika kau menjadi istriku saat itu juga kau tidak lagi memiliki dirimu.Kau telah menjadi miliku, milik anak anakmu dan cucumu.Kau berkorban seumur hidupmu. Selama usia perkawinan kita, kau telah menempatkan dirimu begitu sempurnanya sebagai belahan jiwaku. Kau tidak pernah meminta kecuali memberi dan memberi. Aku tahu bahwa setiap detak jantungmu adalah doa untukku,yang hanya berharap kebaikan untukku. Bagiku, cintamu lebih dari segala galanya. Karena seburuk apapun masalalumu, doamulah yang paling tulus untukku dan Allah tidak pernah mengabaikan doa yang tulus itu.” Wanita itu menangis haru mendengar kata kata suaminya dan meninggal sambil tersenyum untuk kembali kepada sang Pemberi Cinta sesungguhnya. Wanita itu telah menjadi sempurna hidupnya karena memang dia design oleh Allah untuk mencintai orang lain...

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...