Sunday, February 16, 2014

Power of Mind...?

Kemarin ketika masuk loby hotel Grand  Hyatt ,saya ditegur oleh seseorang. Dia langsung menyebut nama kecil saya dan saya membalasnya dengan anggukan. Tanpa menunggu response saya lebih jauh, dia langsung merangkul saya dengan hangat.Saya masih belum bisa mengingat siapa gerangan ini? Kemudian dia menatap saya agak lama.  Berharap saya dapat mengingatnya.  Namun tetap saya tidak bisa mengingatnya. Akhirnya dia menyebut nama dirinya dan kenangan tentang tempat kelahiran saya.  Nah, barulah saya mengingat. Dia ternyata teman semasa kanak saya. Kami berbicara didepan loby dan tidak berapa lama datang kendaraan menjemputnya. Saya melirik kendaraan itu harganya diatas Rp. 4 miliar. Dia menghampiri kendaraan itu dan berkata kepada supirnya untuk kembali ketempat parkir.Sebetulnya dia masih ada janji untuk ketemu orang ditempat lain.Namun karena masih ingin berlama lama dengan saya dia batalkan pertemuan itu. Dengan sabar dia menanti saya usai dengan ralasi saya.Setelah itu kami melanjutkan “kangenan”. Dia tidak bisa lupa saya karena wajah saya percis sama dengan ayah saya. Dia tidak bisa melupakan wajah ayah saya. Dia bercerita bahwa dia tidak pernah menamatkan SMA. Namun dia nekat merantau ke Jakarta untuk merubah nasip. Semua orang tahu bahwa kalau tidak sekolah akan jadi gembel. Jangankan jadi PNS, jadi pegawai penjaga pintu kereta api saja harus tamat SMA.Tapi dia tidak peduli.Dari awalnya dia berkayakinan akan sukses.Berlalunya waktu , dia memang bisa membuktikan bahwa dia bisa sukses sebagai pengusaha berkelas dunia.

Menurut saya apa yang terjadi dengan teman itu bukanlah hal yang luar biasa. Seperti ungkapan Beyond psychology. Bahwa kekuatan pikiran (power of mind ) bisa menentukan prilaku kita. Kita tidak bisa berpikir siapa kita , tetapi kita bergantung pada apa yang kita pikirkan. You don’t think what you are; you are what you think.Bila kita berpikir gagal maka kitapun akhirnya akan gagal. Bila kita berpikir bisa maka kitapun akan bisa. Yang menciptakan alam semesta berserta isinya adalah Allah. Allah berkuasa untuk segala galanya. Namun Dia menghadirkan berbagai peristiwa di alam semesta ini melalui kita. Allah memanfiestasikan diriNya dalam diri kita. Kita adalah ungkapan Tuhan dialam semesta. Makanya kita adalah mitra Allah. Melalui peran apa kita sebagai mitra Allah itu ? Tentu melalu pikiran kita. Kadang sebagian manusia tidak menyadari hal ini dan cenderung mempertanyakan keberadaan Allah secara phisik. Padahal Allah hadir dalam keseharian manusia. Tapi kadang manusia tetap belum yakin. Samahalnya kadang manusia tidak yakin bahwa Allah hadir dalam dirinya. Para ahli psikologi sudah membuktikan ini dalam riset bertahun tahun. Sejarah mencatat bahwa banyak kejadian besar didunia ini dicreate oleh orang biasa tapi kekuatan pikiran mereka , impian dan semangat telah membuat nothing to impossible. Itulah yang kini dialami oleh teman saya itu. Dia punya business tersebar didalam dan diluar negeri. Punya business dari real estate, plantation, industry manufacture,retail network. Padahal dia bukan lulusan universitas hebat atau pernah menamatkan SMA. Usianya sama dengan saya namun kemampuannya melebihi saya yang pendidikannya lebih tinggi dari dia.

Allah sangat tahu apa yang terbaik untuk kita. Namun kadang kala pikiran kita tidak sesuai apa yang telah ditetapkanNya untuk kita. Contoh Allah tahu bahwa kemiskinan itu cara terbaik untuk kita. Tapi kita minta kaya kepada Allah.Namun karena kasih Allah maka keinginkan kita melalui pikiran kita dipenuhi juga oleh Allah. Artinya kasih Allah mendahului kekuasaannya. Kalau kita berpikir jahat hasilnya adalah kejahatan. Kalau kita berpikir sakit maka hasilnya adalah penyakitan. Kalau pikiran kita memandang lemah negeri kita tanpa bantuan asing maka terjajahlah kita. Iran berkayakinan dan terpusat pikiran para pemimpinnya  bahwa tanpa bantuan Eropa dan Amerika mereka bisa mandiri. Terbukti mereka mampu mandiri. Beda dengan negara negara yang ada di timur tengah ,yang selalu tergantung dengan Amerika dan Eropa karena tidak punya keyakinan untuk mandiri.Memahami kekuatan pikiran ini memang tak jauh dari hal pertama , bahwa kita menciptakan kejadian dialam semesta ini bersama Tuhan. Kedua, kita bekerja sama dengan Tuhan untuk menciptakan berbagai peristiwa yang kita kehendaki. Artinya Allah itu sangat dekat dengan kita. Bahkan dalam tasawuf , kita harus memikirkan diri kita sebagai manifestasi Tuhan. God as me. Tuhan sebagai aku. Sebagaimana paham wahdatul wujud bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Pada tingkat tertentu, dalam pengalaman ruhani yang sangat tinggi, yakni paling ujung dari seluruh perjalanan sufi, manusia tidak lagi bisa membedakan mana dirinya dan mana Tuhan. Pada tahap ini kemampuan akal tak lagi berfungsi untuk membedakan antara khalik dan makhluk, antara Tuhan dan aku. 

Karena berbagai peristiwa dialam ini tak lepas dari hasil yang dibentuk oleh pemikiran kita makanya kita harus bertanggung jawab atas berbagai peristiwa disekitar kita. Think twice before you speak, because your words and influence will plant the seed of either success or failure in the mind of anotherBaik dan buruk hasilnya adalah pilihan cara kita berpikir. Andai anda orang lain berpikir buruk maka hindarilah karena kalau buruk yang terjadi maka kitapun ikut bertanggung jawab. Allah maha adil dan menjadi pendukung kuasa untuk menunaikan itu semua. Alangkah indahnya bila hanya pemikiran mulia yang selalu dekat sama kita sebagaimana kita dekat kepada Allah. Sehingga tujuan kemuliaan hakikat kita terpenuhi lewat pemikiran kita yang selalu menyatu dengan Allah; Sebagai rahmat bagi Alam semesta bukannya perusak.

No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...