Saturday, December 03, 2022

Melihat ke dalam


 

Saya tidak mau terjebak dengan istilah sukses dan gagal. Sukses yang dimaksud adalah dalam arti luas, yang bermuara kepada kebahagiaan lahir batin. Saya lebih suka melihat dari persepsi : melihat dan tidak melihat. Orang yang sukses karena dia bisa melihat dan orang yang gagal karena dia tidak melihat. Jadi kalau orang yang tidak melihat akhirnya bisa melihat maka dia akan sukses.


Orang bijak berkata “ melihat keluar, anda tersesat, melihat ke dalam, anda tercerahkan". Orang yang selalu silau dengan ukuran di luar dirinya, dan selalu kepo dengan urusan orang lain, pasti dia dalam keadaan tersesat. Kalau jalan saja tersesat, tentu dia tidak akan sampai kemana mana dan tidak akan beranjak dari posisi dia. Anda membully orang lain, dan terus asik. Yang di bully itu tidak meladenin. Dia melihat ke dalam dirinya dan akhirnya berubah. Sementara anda yang sibuk melihat keluar, terus tersesat.


Kalau saya melihat keluar, tidak mungkin akal dan mental saya berani hijrah ke China dan tidak mungkin saya berani buka bisnis di Korea. Mengapa ? Orang China yang nampak adalah mereka yang sukses secara materi dan pekerja keras. Tak ubahnya dengan orang korea yang pekerja keras dan bergerak cepat. Sementara banyak cerita dari teman yang gagal bisnis di China. Mereka punya penilaian yang sangat buruk tentang china dan korea. Tukang tipu lah, Engga komit lah, culas lah.


Kalau meliat keluar, kalau dibandingkan dengan saya, apalah saya. Tapi saya tidak melihat keluar. Saya melihat kedalam diri saya. Bahwa saya bisa lebih keras kerja dan lebih cepat. Ini hanya soal mindset kok, soal personal. Semua manusia terlahir sama. Sama sama telanjang. Di tengah keraguan dan dari mereka yang gagal berbisnis di China dan Korea, saya terus mengembangkan kemitraan di China dan Korea, bahkan sampai ke Rusia dan Eropa. Ukuran saya tidak melihat keluar tetapi focus ke dalam diri saya sendiri saja.


Kalau orang bisa, saya juga bisa, ya berjuang untuk bisa. Kalau orang maju, saya juga bisa maju, ya berjuang untuk maju. Dan kalau orang terus menghitung berapa dia dapat dan hasilkan, saya lebih memilih menghitung nikmat Tuhan dan bersukur. Saya tetaplah saya yang punya standar sendiri. Bahagia lahir batin itu adalah kemewahan yang tidak bisa dibeli dengan uang atau di SWAP dengan aset apapun. Caranya?. Focus melihat ke dalam, jangan keluar. Maka kita akan jadi manusia tahu diri.


No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...