Friday, September 23, 2022

Dunia persepsi.

 




Dunia ini maha luas. Itu menjadi sempit karena persepsi. Bagi saya, engga mungkin saya persempit hidup saya karena persepsi yang dibentuk orang lain. Ini hidup saya dan saya lebih tahu apa yang baik untuk saya. Lucunya, bagi kabanyakan orang, mau saja diisiolasi dengan teori yang sehingga membentuk persepsi yang membuat dia sempit sendiri. Karena itu antar manusia mau saja bertengkar tentang teori dan dalil. Itu omong kosong.


Prinsip beragama itu tidak banyak. Bahkan sederhana untuk dipahami. Satu saja, yaitu berbuat baik. Atau dalam islam berakhlak baik. Prinsip keimanan juga sederhana. Engga banyak. Dalam  islam ada 6 dan rukun islam  ada 5. Agama ibrani ada 10. Selebihnya adalah dalil atau teori. Ya namanya teori atau dalil mana ada yang pasti benar. Selalu setiap teori pasti ada yang bantah. Bahkan yang dianggap logika, pasti ada dialetika.


Orang katakan bahwa jauhi miras. Karena dosa. Saya tidak jauhi. Karena dosa miras itu teori. Saya kembalikan kepada diri saya sendiri. Kalau tidak memabukan dan membuat saya refresh, tidak merugikan orang lain, ya itu baik. Itu urusan saya dengan Tuhan. Orang katakan bahwa rokok itu haram dan tidak sehat. Saya merokok. Dan tidak berhenti merokok karena persepsi orang lain. Saya punya persepsi sendiri. Dan engga perlu saya ngotot paksa orang mengerti saya. 


Kita baru syah menikah apabila pernikahan itu dilegitimasi negara. Maka jadilah rumah tangga itu soal hak dan kewajiban hukum, yang kadang sengketa diselesaikan di pengadilan. Saya tidak anggap rumah tangga itu lembaga. Itu hanya wahana pendidikan agar saya bisa bersabar dan tahu bertanggungjawab. Kalau orang anggap  tidak sesuai syariat karena  lemah terhadap istri, atau diangap tidak setia karena punya mitra bisnis perempuan yang bukan muhrim, saya EGP aja. Engga mungkin saya terkurung karena persepsi orang lain.


Persespsi orang bahwa kaya itu harus punya rumah mewah dan semua serba mewah. Saya tidak begitu. Bagi saya mewah itu kalau saya punya kebebasan masuk ke semua strata sosial tanpa rasa inferior atau superior. Yang penting engga bokek. Persepsi orang wanita cantik sebagai pendamping itu kebanggaan. Saya engga punya kebanggan soal itu. Saya bangga kalau wanita itu menjaga saya dan peduli kepada saya tanpa merongrong saya. Kalau saya memberi ya just given.  engga ada embel embel. Happy aja.


Ya semua kembali kepada diri sendiri. Kalau nyaman dan tidak merugikan orang lain. ya lakukan. Soal persepsi orang lain, EGP saja. Karena kita tidak hidup untuk mendapatkan pujian dan menyenangkan semua orang. Jadi, soal sikap orang lain, kalau baik, sukuri. Kalau engga, ya sabar aja. Jadilah orang merdeka dalam arti luas. Sehingga dunia terasa luas tanpa disekat oleh persepsi orang lain. Karenanya saya  bisa berbisnis ke manca negara beragam bidang usaha, bermitra beragam etnis,  padahal hanya tamat SMA


***


Kalau kita rakyat, yang bukan politisi atau pejabat ya tahu dirilah. Engga usah sok bela haluan politik. Itu buang waktu. Apapun politik, itu hanya jargon. Apapun jargon itu hanya cara propaganda untuk agenda politisi. Bukan agenda anda sebagai rakyat. Karena rakyat itu siapapun yang jadi pemimpin, engga bayar angsuran motor. ya datanglah debt collector. Bayar atau motor ditarik. Engga ada urusan dengan presiden atau gubernur. 


Jadi apa yang harus dilakukan rakyat? bayar pajak. Patuhilah itu. Karena dari pajak itu negara bisa ongkosi pejabat dan politisi untuk terus berkuasa. Jangan tanya harga berapa, tetapi focus aja cari uang. Sehingga anda engga keliatan bego karena protes harga naik. Kalau cari uang, jangan terlalu melankolis atau idealis. Karena uang itu sendiri udah riba. Itu seni negara berhutang ke rakyat. Bayarnya dengan janji makmur. Kalau gagal bayar ya resiko rakyat. Ya bayarnya lewat inflasi, tetap barus terima harga harga naik. Ngapain ribut..


Jadi apapun peluang dapatkan uang, selagi tidak melanggar hukum ya ambil. Darimanapun sumbernya kejar. Engga usah terlalu banyak mikir. Ah itu rente. Ah itu engga halal. Ah itu engga bermoral, ah itu merugikan rakyat kecil. Engga usah. Karena Uang itu punya hukum besi. Kalau Bokek ya blangsat. Teman jadi menjauh, istripun bisa kabur. Pintar jadi bego. 


Kalau punya uang, engga usah terlalu bangga sehingga pengen terkenal dan jadi anggota DPR. Biasa saja. Kalau ingin jadi anggota DPR atau pemimpin,  pastikan anda punya agenda mulia, bukan karena anda punya uang atau ada sponsor untuk beli suara. Jadi jabatan itu walau tidak mendatangkan harta dunia tetapi membuat anda kaya secara spiritual. Itu cerdas, Tapi kalau engga yakin dengan niat mulia, ya jadilah rakyat biasa. Itu juga bagus kalau engga merepotkan orang lain.


Sikap waras bukanlah sikap apatis atau skeptis. Tetapi sikap tahu diri. Tahu batas kita dan tahu siapa kita, kemana akhir pejalanan hidup kita. Tidak semua orang harus kaya, tetapi miskin juga engga apa apa asalkan tidak merepotkan orang lain. Tidak semua harus jadi kapten kapal, jadi ABK juga engga apa apa, asalkan ABK yang terampil.  Engga semua harus jadi presiden, jadi rakyat juga engga apa apa, asalkan rakyat pembayar pajak. Dah gitu aja.



No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...