Friday, November 09, 2018

Uang dan Reputasi...



Banyak pengamat dan akademisi meragukan ekonomi Jokowi ketika kurs melemah. Segudang teori  mendukung argumentasi disampaikan seakan kurs melemah adalah kartu mati untuk Jokowi. Pemerintah menyikapinya dengan tenang dan focus kepada recovery ekonomi yang terus bergerak kearah positip. Bulan september neraca perdagangan kita surplus dan terjadi surplus primer pada APBN. Mengapa begitu mudahnya Indonesia membalik keadaan dari defisit menjadi surplus. Kemudian masuk november, kurs rupiah menguat dan semakin perkasa menghadapi USD. Oh itu karena faktor eksternal. Benar. Tetapi tanpa dukungan kondisi makro ekonomi yang dikelola dengan disiplin tinggi tidak mungkin faktor eksternal dapat mempengaruhi posisi rupiah begitu lebar di pasar. Siapa yang mempengaruhi kurs dipasar itu ? Bukankah keadaan ekonomi dunia lagi krisis? 

Kalau orang main judi , apakah semua orang kalah? atau semua menang? tidak kan. Ada yang kalah tentu ada yang menang. Kehidupan juga begitu. Ada yang kaya tentu ada yang miskin. Sampai kiamat akan selalu bersanding soal itu. Ekonomi dunia menyusut. Apakah uang juga menyusut? tentu tidak. Uang tidak pernah hilang dari dunia dan inilah harta yang selalu dijaga rapi. Semua sistem perbankan dan moneter memastikan uang terjaga dengan baik. Nah kalau ekonomi lesu, kemana saja uang itu? Apakah uang dimakan hantu? Ya tidak. Uang tetap ada hanya saja uang tidak dipegang oleh mereka yang kalah. Siapa yang kalah itu ? Dalam situasi krisis, yang kalah itu adalah Pemerintah, dan corporate. Mengapa ? karena baik negara maupun Corporate berhadapan dengan sistem debit dan credit. Arus debit credit harus terjaga dan karenanya uang tidak pernah diam. Ketika kurang maka mereka jadi debitur dan ketika berlebih mereka jadi sinterkelas.

Lantas dimana uang itu? Uang ada ditangan orang kaya. Siapa mereka itu? ya mereka adalah private investor. Mereka ada tapi tiada. Mengapa saya sebutkan ada tapi tiada? Karena kekayaan mereka tidak memacu konsumsi. Tidak juga menjadikan mereka selebritis yang doyan di puja, booking artis untuk leisure time atau beli lamborgini atau bangun rumah seperti istana. Bukan. Mereka adalah komunitas elite yang dananya dikelola oleh fund manager berkelas dunia dengan tingkat sekuriti tinggi. Dari mana mereka kaya ? Umumnya mereka mengelola bisnis portfolio melalui bursa dengan menerapkan beragam skema investasi. Ketika ekonomi booming , mereka mengumpulkan kekayaan melalui finacial market dan ketika ekonomi lesu mereka belanja saham untuk menguasai sektor real. Artinya ketika uang beredar banyak, mereka menciptakan business rente dan ketika ekonomi lesu dengan ditandai semakin ketatnya likuiditas, mereka menjadikan itu peluang untuk membeli surat utang berbunga tinggi dan meramaikan bursa lewat saham yang blue chip dengan harga murah.

Jadi ramainya pasar modal dan uang, adalah proses orang kaya semakin memperkaya diri. Walau dampaknya tidak langsung dirasakan oleh masyarakat bawah namun secara berlahan perusahaan atau negara semakin longkar likuditasnya karena likuid nya pasar modal dan uang, dan saat itu terjadi koreksi ekonomi untuk mencapai titik keseimbangan baru. Ketika posisi ekonomi established maka saat itulah harga saham yang tadi dibeli murah akan melambung berlipat. Dan diversifikasi pasar uang juga semakin luas, sehingga mereka bisa melakukan leverage atas portfolio nya. Artinya dengan memegang stok tagihan utang 10 mereka bisa gandakan menjadi 10 kalilipat lewat pasar yang bergairah. Apakah mereka bego sehingga gampang lepas uang untuk menaikan index bursa dan index surat utang? Tidak. Mana ada orang kaya bego. Kekuatan riset mereka luar biasa. Itu sebabnya mereka meninggalkan Arab yang orang awam bilang negara kaya. Meninggalkan Brunei yang menurut kacamata orang awam kaya. Orang awam itu bego karena mudah dibohongi. Tapi orang kaya itu smart. Maklum private investor itu kekuatannya di informasi dan riset. Mereka hanya masuk di negara yang qualified dari sisi investment grade.


Makanya indikator makro ekonomi pemerintah Jokowi menjadi pemicu deras arus investasi baik di pasar modal maupun FDI. Semakin deras arus investasi masuk ke Indonesia semakin cepat koreksi ekonomi kearah titik keseimbangan baru terjadi. Kalau dulu indonesia negara konsumen maka hanya masalah waktu indonesia akan jadi negara produsen. Momentum perubahan ini dijaga dengan baik oleh team Jokowi. Dari dulu sampai sekarang, ketika krisis terjadi, ekonomi tumbuh tanpa keterangan. Ya memang orang kaya melalui private investor tidak nampak dipermukaan dan keberadaan mereka bukan untuk jadi selebritis dengan tampil sebagai konglomerat tapi sebagai orang dibelakang layar yang menentukan arah bandul perekenomian suatu negara, bahkan dunia sekalipun. Arah bandul ekonomi selalu ditentukan oleh trust pasar kepada pemerintah. Team Ekonomi Jokowi mampu mengelola ekonomi dengan tingkat reputasi tinggi. Merekan punya trust !

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...