Waktu makan malam dengan mitra yang juga sahabat saya, kami saling pandangan ketika melihat salah satu mitra saya tertidur di depan meja makan seusai makan malam. Sahabat saya yang tertidur itu memang termasuk paling tua diantara kami bertiga. Usianya sudah 68 tahun. Salah satu sahabat saya berkata " lihat dia" katany menunjuk teman yang tertidur " 10 tahun lalu dia hanya tertidur kalau ada tempat tidur. Dia selalu sibuk. Andaikan waktu bisa dia beli dia akan beli karena 24 jam sehari tidak cukup untuk memenuhi ambisinya. Kini dia menua. Dua anaknya tinggal di Canada. Istrinya ikut anaknya di Canada. Di masa tuanya di hidup sendiri di Hongkong dan dilayani oleh pembantu. Sangat menyedihkan". Ada rasa iba melihat sahabat saya seperti itu. Tapi inilah hidup. Dia telah menentukan pilihannya dan dia merasa bahagia melewatinya. Kalaupun kini dia merasa kesepian, dia akan baik baik saja walau mungkin bukan cara hidup yang menentramkan di masa tuannya.
Bagaimana dengan kamu? Tanya
saya. Karena saya tahu teman ini usianya 5 tahun diatas saya. Tidak pernah
menikah seumur hidupnya. " saya terbiasa hidup sendiri. Tapi bukan berarti
saya ingin menyendiri. Itu sudah takdir saya jadi jomblo. Saya tidak sesali
itu. Seumur hidup saya berusaha untuk berbagi kepada siapapun. Kini saya punya
banyak teman dan empat orang anak angkat saya selalu ada untuk saya. Mereka
mencintai saya dan selalu meyakinkan saya agar selalu sehat. Jadi hidup
sebagaimana kamu katakan bahwa keluarga itu penting tapi jauh lebih penting
adalah semangat berbagi atas dasar cinta. Memang keluarga prioritas tapi setiap
pria tidak di lahirkan untuk berbuat hanya untuk keluarganya tapi juga untuk
yang lain. Rezeki tidak harus memanjakan keluarga tapi membuat mereka bersyukur
agar tahu arti mencintai. Jangan sampai seperti dia ... Katanya sambil menunjuk
teman yang tertidur , betapa besarnya pengorbanan dia untuk membahagiakan
keluarganya tapi apa yang dia dapat? Andaikan sepanjang usianya tadi di gunakan
untuk berbagi mungkin dia tidak harus kesepian.. "
Saya tersenyum. Hidup memang
bukan hal yang sulit di maknai asalkan kita sadar akan firman Allah "
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi
Allah-lah pahala yang besar".Cobaan itu tidak ringan. Bagi si miskin mungkin cobaan hanya menahan lapar dan keinginan. Bagi yang jomblo hanya menahan birahi. Tapi bagi yang punya harta dia harus bersabar atas dorongan harta untuk dia tidak di perbudak nafsu dan mengharuskan dia berbagi. Bukan hanya perjuangan
menafkahi keluarga tapi lebih dari itu sadar bahwa mereka adalah bagian dari titipan
Allah. Ada lagi titipan Allah yang harus dilaksanakan yaitu menebarkan kebaikan
dengan harta yang ada. Kesalehan social harus menjadi bagian dari rasa syukur
atas rezeki yang Allah beri. Dari tabungan kebaikan itu akan kembali kepada
diri kita sendiri. Karena bukan tidak mungkin anak yang diharapkan sebagai
tongkat kita di masa tua, tidak bisa berbuat lebih karena alasana tertentu tapi
ada orang lain yang bukan siapa siapa tapi pernah merasakan kebaikan kita ,justru
dialah yang selalu ada untuk kita dan menjaga kita dari ketuaan dan kelemahan kita.
No comments:
Post a Comment