Friday, May 02, 2014

Agama Cinta...

Kemarin saya amprokan dengan teman di Mall. Dengan senyum khasnya dia memeluk saya.Kami ngobrol panjang lebar seakan melepas rindu karena telah lebih 20 tahun tidak bersua. Kebetulan kami berdua terlahir sebagai putra minang. Dia memang terlambat menikah namun dia lebih dulu punya anak. Demikian saya awali cerita singkat tentang sahabat ini. Bagaimana bisa begitu ? Sebelum dia menikah , rumahnya di Jakarta didatangi oleh adik perempuannya yang menjanda karena ditinggal mati oleh suami. Adiknya punya anak 2 orang. Mereka masih Balita.  Tentu kedua anak itu juga adalah ponakannya sendiri. Dua tahun setelah itu adik perempuannya menikah lagi namun menitipkan anaknya kepada dia. Kebetulan dirumahnya ada ibunya yang juga tinggal bersamanya setelah ayahnya meninggal di Kampung. Kemudian , pamannya atau adik ibunya  dikampung meninggal. Karena kemiskinan juga akirnya tantenya datang  ke Jakarta menitipkan ketiga anak anak yang belum berangkat remaja. Tantenya berharap dia bisa menyekolahkan ketiga anaknya agar kelak bisa menjadi tempat sandaran dimasa tuanya. Adik sepupunya yang telah tamat SMU datang kejakarta alasan untuk kerja sambil kuliah karena orang tuanya ( kakak ibunya ) tidak mampu untuk meneruskan kuliahnya. Jadi mereka yang tinggal dan menjadi bebanya dirumah ada 8 manusia. Mereka hadir melengkapi hidupnya bukanlah karena dia undang tapi memang begitulah kehendak Allah tentang hidupnya.

Saya bengong mendengar cerita teman ini. Ketika itu , dia bukan orang kaya dengan rumah besar di Jakarta.Sebagai pegawai auditor diperusahaan asing ,dia hanya bisa mendapatkan rumah BTN tipe 72 di pinggiran Jakarta. Rumah itu hanya ada tiga kamar dan dicicilnya selama 15 tahun. Namun sekecil itu rumah, dia design hatinya menjadi lapang agar cukup menampung 8 manusia, bahkan lebih. Namun bagaimanapun dapat dibayangakan betapa sesaknya rumahnya. Mungkin karena itu dia selalu gagal menjadi suami karena beberapa calon istrinya memilih mundur ketika mengetahui beban hidupnya. Dia tidak bisa berbuat banyak.Dan setelah usia diatas 30, barulah ada wanita muslimah yang  juga anak yatim piatu  bersedia menikah dengan dia. Itupun istrinya punya dua adik perempuan,yang kemudian harus menjadi bebannya juga. Demikian ceritanya mengapa dia terlambat menikah. Setelah menikah,dia terpaksa mundur sebagai auditor karena gajinya sudah tidak cukup lagi untuk menanggung biaya hidup yang mahal. Dia memutuskan untuk berwiraswasta. Walau pendapatan sebagai wiraswasta belum pasti , tapi dia punya harapan untuk mendapatkan lebih asalkan dia bekerja keras dan istiqamah. Awalnya sempat dia ragu melangkah karena membayangkan nasip mereka yang ada dirumahnya bila dia gagal dalam bisnisnya. Padahal ada pendapatan pasti setiap bulan dia terima tapi dia tinggalkan. Tapi dia bulatkan hati  untuk berwiraswasta. Bukankah mereka yang ada dirumahnya ada karena Allah. Tentu setiap mereka ada rezekinya dari Allah. Dia yakin itu.

Dia membuka usaha jasa Consultant bidang Management dan Accounting.  Ketika itu 1998 hampir semua perusahaan besar dan perbankan dilanda krisis. Salah satu bekas rekanan perusahaan tempatnya kerja dulu, meminta jasanya menjadi consutlant pendamping dalam rangka lelang pengambil alihan asset dari BPPN. Rekanannya berhasil mendapatkan asset dalam lelang itu dan karena itu ia mendapatkan komisi yang cukup besar. Dari komisi itulah dia gunakan untuk modal mengambil asset yang bermasalah di BPPN. Dengan kehebatannya dalam financial engineering  dan managemen , dia berhasil membeli asset yang bernilai hanya 20% dari nilai buku dan kemudian dia kembangkan menjadi perusahaan berkelas dunia. Kini perusahaannya tersebar bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Bisnisnya terus berkembang. Saya terpesona. Menurutnya dia tidak pernah bermimpi untuk jadi konglomerat.Dia hanya ingin menyelamatkan 12 manusia yang diamanahkan kepadanya. Kemudian setelah dia berhasil ,satu demi satu masalah kemanusiaan muncul diperusahaannya, yang memaksanya untuk mengambil beban itu dan memberikan solusi. Contoh salah satu usahnya dibidang perkebunan sawit bersinggungan dengan orang miskin.Dia tidak hanya meningkatkan nilai Plasma dari produksi sawit tapi juga terpanggil untuk menyediakan sarana sekolah, kesehatan, menjamin pasar dan menydiakan modal bagi usaha sampingan keluarga petani  (plasma). Dari itu kesejahteraan mereka terangkat dari sebelumnya,dan berharap setelah itu mereka juga bisa membantu sanak saudaranya yang miskin.

Saya terpesona dengan jalan hidup yang diambil oleh teman ini. Menurutnya, apa yang dia lakukan karena semata mata tidak mau dikatakan oleh Allah sebagai pendusta agama. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama,demikian kata Allah dalam Surat Al Maun. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. Sehebat apapun kita dalam menguasai ilmu agama,sehebat apapun kita melaksanakan ritual agama seperti sholat, haji, puasa,dll pada akhirnya kita hanyalah sang pendusta agama bila tidak berbuat apapun terhadap mereka yang miskin. Janganlah pandai berdalih tapi sebetulnya kawatir bila berbagi hartnya berkurang atau tidak nyaman bila dibebani sanak family.Ingat Allah maha tahu apa yang tersembunyi dihati kita.  Diri kita , tubuh kita adalah harta tak ternilai yang diberi Allah gratis.Ketika kita bisa makan kenyang sementara tetangga kita ada yang kelaparan maka andaikan pada jam itu kita meninggal, kita mati dalam keadaan tidak beriman.Berat sekali ancaman bagi mereka yang lalai terhadap simiskin. Islam adalah agama cinta dan kasih sayang,bukan agama yang menteror orang dengan neraka dan memberikan angin harapan sorga.  Islam, adalah agama perbuatan untuk cinta kepada siapapun, terutama kepada mereka yang miskin.  Kalau anda tidak bisa memberi atau bantu mereka,maka jangan sinis kepada mereka yang miskin dan kalau ada orang berbeda agama atau mahzab membantu simiskin , jangan hujat! tapi bantu mereka.

Siapapun yang beragama islam maka dia harus menjadi agent dari Allah untuk menebarkan keadilan bagi kaum duafa, dan yakinlah tidak ada  Agent yang hidupnya akan sia sia atau bangkrut. Agent Allah adalah orang yang kuat dalam keimanan, sabar dalam mengemban amanah Allah, karenanya ia selalu dilapangkan Allah rezekinya, dan disehatkan tubuhnya. Apakah ada kehidupan yang lebih sempurna dibandingkan dengan agent Allah?  Tanya  teman itu sambil tersenyum.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...