Tepatnya 18 maret 1978, Deng Xiaoping mengundang seluruh intelektual datang ke Aula Besar Rakyat. Yang hadir totalnya 5.585 delegasi yang berasal dari seluruh penjuru china. Mereka adalah guru, dokter, penulis, pakar ilmu pengetahuan dan juga 117 pimpinan institute riset. Sebetulnya untuk beberapa tahun orang orang ini dianggap sebagai “ orang yang ditinggalkan oleh kelompok lama “ dan juga dikenal sebagai “ orang yang belum direformasi”. Mao Zedong menyebut mereka sebagai “ bulu pada selimut “. Mereka bertahan hidup ditengah kritikan dan kerja paksa, penderitaan, dan hinaan. Bahkan banya diatara mereka yang meninggal dunia dikamp kerja paksa. Dalam pertemuan itu mereka mendengarkan dengan seksa kata kata Deng Xiaoping “ Intelektual adalah bagian dari kelompok yang sukses. Mereka yang bekerja dengan otak adalah bagian dari mereka yang bekerja dengan benar. “
Sejak itu dan selama 14 tahun para pakar dibidang science bekerja siang malam di berbagai Institut hanya untuk melayani kebutuhan militer dibidang riset persenjataan. Mereka melaksanakannya dengan penuh dedikasi. Setidaknya keberadaan mereka dihargai walau mereka sendiri kadang tidak mengerti untuk apa semua ini mereka lakukan. Dalam diam dan kebingungan itulah mereka terus bekerja. Ketika tahun1984 , terjadi perubahan besar besaran dichina. Reformasi ekonomi mulai dilaksanakan yang berakibat terjadi reorientasi kebijakan yang lebih demokratis. Akibatnya banyak kegiatan pemerintah yang menelan biaya tanpa tujuan yang tidak jelas , terpaksa harus ditutup. Begitupula dengan Lembaga riset.
Selanjutnya china akan mengalihkan anggarannya bagi penyediaan infrastructure ekonomi dan social yang ketika itu lebih diperlukan bagi kelangsungan reformasi ekonomi china. Bagi para ilmuwan, perubahan dichina yang terjadi memang memberikan tekanan yang luar biasa akan masa depan mereka. Namun inipula menjadi tantangan bagi impian mereka untuk menjadikan china sebagai bangsa besar yang tidak hanya piawai dalam berdagang tetapi juga dalam penguasaan tekhnologi. Ini sangat diperlukan bagi lompatan china jauh kedepan. Para direktur institute mensikapi kebijakan ini dengan mengambil tanggung jawab biaya operasional dengan zero cost dari pemerintah. Para Ilmuwan juga menyetujui bila mereka juga harus membayar pajak dan biaya sewa peralatan yang mereka gunakan serta tetap menjadi bagian dari Negara. Dengan itu semua tidak ada artinya bila dibandingkan dengan berkah kebebasan berkreasi yang diberikan partai komunis kepada mereka. .
Lambat namun pasti , dengan kecerdasan dan keuletaan menyikapi kebijakan pembaharuan china , maka sebagian besar institute tersebut telah bermetamorfosis menjadi lembaga business yang disegani dan sekaligus pencipta entrepreneur yang handal ,menghasilkan product high technology yang mampu bersaing dan menjadikan china raksasa dibibang industri Electronica, computer, High technology.
Ketika awalnya mereka dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Hidup ini memang memberikan banyak pilihan. Namun ada tiga hal yang paling sulit bagi para ilmuawan china yaitu pertama adalah berusaha beradabtasi dengan lingkungan tanpa ada keberanin untuk merubah lingkungan walaupun setiap hari menonton ketidak adilan. Hal kedua adalah bekerja sama dengan orang orang yang ingin berbuat tentang perubahan. Hal yang ketiga dan inilah yang tersulit yaitu menjaga jati diri sebagai putra bangsa yang bertanggung jawab bagi masa depan generasi penerus.. Mungkin pilihan ini terdengar sederhana bagi kita sebagian orang. Namun disinilah nilai seseorang ditentukan. Para ilmuwan itu sekarang dapat berbangga karena mereka telah melewati proses sejarah china dengan menerima pilihan pilihan tersebut. Sebagaimana Liu Chuanzhi yang merupakan alumnus dari institute science dan pendiri Lianxiang group ( lenovo) berhasil mengabil alih raksa business computer kelas dunia (IBM ). Hanya dibutuhkan waktu 20 tahun sejak berdirinya Lianxiang untuk mampu mengabil alih perusahaan yang menjadi kebanggaan bagi bangsa Amerika.
Para Ilmuwan yang dulu berkumpul di Aula Besar Rakyat tetap menghargai kata Deng Xiaoping ditahun 1978 tentang keberadaan mereka. Setidaknya mereka telah mempersembahkan yang terbaik bagi bangsanya diusia pension mereka. Kini china tampil tidak hanya sebagai negara pedagang dan industri perakitan tapi telah menjelma menjadi negara maju diabad 21 dengan dukungan anggara riset raksasa...
Sejak itu dan selama 14 tahun para pakar dibidang science bekerja siang malam di berbagai Institut hanya untuk melayani kebutuhan militer dibidang riset persenjataan. Mereka melaksanakannya dengan penuh dedikasi. Setidaknya keberadaan mereka dihargai walau mereka sendiri kadang tidak mengerti untuk apa semua ini mereka lakukan. Dalam diam dan kebingungan itulah mereka terus bekerja. Ketika tahun1984 , terjadi perubahan besar besaran dichina. Reformasi ekonomi mulai dilaksanakan yang berakibat terjadi reorientasi kebijakan yang lebih demokratis. Akibatnya banyak kegiatan pemerintah yang menelan biaya tanpa tujuan yang tidak jelas , terpaksa harus ditutup. Begitupula dengan Lembaga riset.
Selanjutnya china akan mengalihkan anggarannya bagi penyediaan infrastructure ekonomi dan social yang ketika itu lebih diperlukan bagi kelangsungan reformasi ekonomi china. Bagi para ilmuwan, perubahan dichina yang terjadi memang memberikan tekanan yang luar biasa akan masa depan mereka. Namun inipula menjadi tantangan bagi impian mereka untuk menjadikan china sebagai bangsa besar yang tidak hanya piawai dalam berdagang tetapi juga dalam penguasaan tekhnologi. Ini sangat diperlukan bagi lompatan china jauh kedepan. Para direktur institute mensikapi kebijakan ini dengan mengambil tanggung jawab biaya operasional dengan zero cost dari pemerintah. Para Ilmuwan juga menyetujui bila mereka juga harus membayar pajak dan biaya sewa peralatan yang mereka gunakan serta tetap menjadi bagian dari Negara. Dengan itu semua tidak ada artinya bila dibandingkan dengan berkah kebebasan berkreasi yang diberikan partai komunis kepada mereka. .
Lambat namun pasti , dengan kecerdasan dan keuletaan menyikapi kebijakan pembaharuan china , maka sebagian besar institute tersebut telah bermetamorfosis menjadi lembaga business yang disegani dan sekaligus pencipta entrepreneur yang handal ,menghasilkan product high technology yang mampu bersaing dan menjadikan china raksasa dibibang industri Electronica, computer, High technology.
Ketika awalnya mereka dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Hidup ini memang memberikan banyak pilihan. Namun ada tiga hal yang paling sulit bagi para ilmuawan china yaitu pertama adalah berusaha beradabtasi dengan lingkungan tanpa ada keberanin untuk merubah lingkungan walaupun setiap hari menonton ketidak adilan. Hal kedua adalah bekerja sama dengan orang orang yang ingin berbuat tentang perubahan. Hal yang ketiga dan inilah yang tersulit yaitu menjaga jati diri sebagai putra bangsa yang bertanggung jawab bagi masa depan generasi penerus.. Mungkin pilihan ini terdengar sederhana bagi kita sebagian orang. Namun disinilah nilai seseorang ditentukan. Para ilmuwan itu sekarang dapat berbangga karena mereka telah melewati proses sejarah china dengan menerima pilihan pilihan tersebut. Sebagaimana Liu Chuanzhi yang merupakan alumnus dari institute science dan pendiri Lianxiang group ( lenovo) berhasil mengabil alih raksa business computer kelas dunia (IBM ). Hanya dibutuhkan waktu 20 tahun sejak berdirinya Lianxiang untuk mampu mengabil alih perusahaan yang menjadi kebanggaan bagi bangsa Amerika.
Para Ilmuwan yang dulu berkumpul di Aula Besar Rakyat tetap menghargai kata Deng Xiaoping ditahun 1978 tentang keberadaan mereka. Setidaknya mereka telah mempersembahkan yang terbaik bagi bangsanya diusia pension mereka. Kini china tampil tidak hanya sebagai negara pedagang dan industri perakitan tapi telah menjelma menjadi negara maju diabad 21 dengan dukungan anggara riset raksasa...
Bagaimana dengan Ilmuwan Indonesia ?
No comments:
Post a Comment