Friday, July 03, 2020

Poligami, yang salah.


Tak dihiraukannya siapapun yang bertanya. Setiap hari dia hanya mematung di depan jendela kamarnya. Kadang menoleh ketika orang lewat memanggilnya. Tetapi lebih banyak Uni diam. Tidak jarang air matanya merambat sepanjang pipi. Kadang aku berusaha menarik lengan Uni untuk bermain bersamaku. Tetapi Uni hanya diam. Bunda berpesan, agar kami adik adiknya sering sering mengajak uni bicara. “ Tapi lelah aku bicara. Uni seperti tak sayang denganku.” Kata Uni Ross kepada Bunda.
“ Dia dengar. Dia sayang kepada kalian semua. Ajaklah terus bicara“ Kata Bunda.
“ Kenapa Uni, Bunda. “ Kata Adik Wati. Bunda tak hirau. Tetap asyik menyisir rambut uni yang sepinggang ” Ah, tidak elok kita terus mengenang yang sudah-sudah sampai rambut tak terurus.  Anak mandeh rancak. Rambut hitam dan ikal. Itu, mamak dan andaymu tiba, dari Jakarta Nak. Mari keluar kamar, salami mereka.”  Uni tetap tidak beringsut. 

Sudah lama uni serupa patung hidup. Sejak dia dipulangkan oleh suaminya , karena Uni tidak mau dimadu untuk kesekian kalinya. Suaminya guru mengaji dan juga acap diundang orang berdakwah. Selama menikah praktis semua biaya hidup keluarganya masih ditopang oleh Mamak dari Jakarta. Karena suaminya jarang memberi uang belanja. Pada waktu suaminya minta izin menikah untuk kali pertama, Uni bisa menerima karena Uni belum juga hamil setelah dua tahun menikah. Tapi ketika suaminya minta izin menikah untuk ketiga kalinya Uni tidak menjawab apapun. Suaminya tetap melangsungkan pernikahan. Dan ketika suaminya menikah untuk keempat kalinya, Uni berontak dengan suara kencang sekali. Setelah itu Uni tidak lagi bicara. Dia menutup rapat mulutnya. Mungkin karena itu suaminya memulangkan Uni ke rumah kami.

”Baru kemarin aku baru bisa berangkat,” kata Mamak Adi seperti minta maaf. ”Aku sibuk sekali. Banyak rapat bisnis yang harus aku lakukan.”

” Harus tunggu anak anak untuk jaga rumah. Baru bisa kemari. Maklum kami hanya berdua saja dirumah ” kata Anday menambahkan.

”Paham aku itu,” balas Bundu mengangguk, lalu menoleh kepada Uni. ”Begitu keadaannya, lihatlah.”

Anday menghampiri uni. ”Tapi mau dia makan, Uni?

”Mau. Tapi disuapi.”

”Disuapi?” Anday senyum memeluk bahu Uni. ”Disuapi engkau Meriani, anak rancak? Eh, kenapa keningnya ini?” Senyum bibi tiba-tiba lenyap.

”Tempo hari dia benturkan ke kaca rias,” sahut Bunda. ”Tapi tidak dalam. Sudah kering sekarang.”

”Kenapa bisa begitu Nak!” Seru Anday. “ Tengoklah, Uda!” Kata Anday kepada Mamak. Anday merebahkan kepala Uni di dadanya. Membelai-belai rambut dekat luka. ”Masih rajin engkau mengaji, Meri? Nanti mengaji, ya. Anday ingin mendengarmu mengaji. Mamakmu juga.” kata Anday. Uni tidak berjawab. Hanya bulu mata lentik Uni mengerjap-ngerjap. Kemudian air  matanya membersit lambat-lambat, bagai rembesan pada panci rusak.

”Lepaskan, Nak. Tumpahkan terus. Menangislah keras-keras!” ujar bibi masih tersenyum. Uni terisak. Bahunya bergerak-gerak. Adik-adik dan Uni Ros berlarian mendekat. ”Uni! Uni...! Mereka rangkul tangan dan tubuh Uni . Uni tersedu-sedu dalam pelukan Anday " Bicaralah. Kami semua sayang kau Meri. Tuh lihat Mamak kau , dia sedih sekali melhat keadaanmu. "
" Meri, ingat ayah, Anday.." kata Uni berurai airmata.
" Kalau kau ingat Ayah, doakan ayah agar dilapangkan kuburnya. Tapi kalau kau sakit, bagaimana kau bisa mendoakan Ayah. Tabahlah sayang. Ikhlaskan semua. " kata Anday seraya membelai kepala Uni. Sepertinya kali ini bisa menerima. Wajahnya nampak berbeda. Entah mengapa Uniku kembali seperti dulu lagi. ”Maulud Nabi kemarin sudah tak disuruh orang dia mengaji,” kata ibu seperti berbisik kepada Mamak Adi.

”Buya Nawawi juga tidak menyuruh?” tanya Mamak Adi.

”Dia sendiri yang datang ke rumah membujuk Meri mengaji” Kata Bunda.

“Tapi yang muda-muda menolak. Sekarang orang-orang muda berkuasa di surau. Katanya, tak ingin menerima istri durhaka kepada suami” Kata Uni Ros dengan wajah geram.

Mamak Adi melempar pandang ke luar rumah. Sebuah bendi lewat di muka rumah, penumpangnya tak menengok.  “”Sebaiknya Uni dan anak ank ikut denganku ke jakarta ,” dia bilang.
”Bagaimana aku bisa pindah, Adi ? " jawab Bunda ”Rumah ini peninggalan Uda Amsar kau. Aku ingin membesarkan anak anak di rumah yang Uda kau dapat dari kerja kerasnya. Aku akan menjaga hartanya dan bekerja keras membesarkan konveksi yang diwariskan Uda kau”

” Uni masih muda. Menikahlah lagi”

" Sudah kepala lima usiaku. Tak terpikirkan bagiku untuk menikah lagi. Bagiku anak anak adalah tugas yang harus aku tuntaskan. Ini amanah dari Uda kau sebelum meninggal. Eh siapa pula yang mau menikahi ku…”

" Uni aku hanya ingin menghindarkan Uni dari fitnah. Di kampung ini orang mudah sekali bergunjing walau sumber berita fitnah belaka. Aku sebagai adik pria Uni harus bertanggung jawab terhadap kehormatan Uni.Kalau uni tak ingin menikah lagi, Ikutlah denganku ke jakarta. Ajak keempat anak anak Uni. Tinggal di rumahku. Kami dirumah hanya berdua saja. Kedua anak kami kan sekolah di luar negeri”

”Tak mau aku. Uni tahu kau sangat peduli dengan Uni. Tapi Uni akan baik baik saja. Yang penting sering seringlah telp Uni ya dan  tengokin uni Ya. “

Mamak Adi terdiam lama. Menyulut rokok. Melihat pula ke luar. Orang-orang lewat di muka rumah, tak menengok. Hanya melirik sedan yang disewa paman di bandara sedang Parkir di halaman. Akhirnya Mamak Adi berkata " Kalau begitu biarlah Meri ikut aku ke jakarta. Biar aku yang urus dia. Semoga dia bisa tenang di sana dan bisa semangat lagi hidupnya untuk memulai hidup baru. Bolehkah Uni”

" Baguslah kalau itu keputusan kau Adi. Uni hanya turut saja. Kau pamannya kau lebih berhak atas kemenakan kau”

”Sstt!” ucap Anday perlahan. Mengejutkan kami. "Tidur.” Berbisik pula pada adik-adik, ”Ambil bantal, selimut!” Lalu dia rebahkan kepala Uni hati-hati. Dia luruskan kakinya. Diselimuti.

Saat tidur begitu muka uni persis bayi. Bersih. Polos. Tak sedikit pun tersisa galau yang mendera: Ayah meninggal , diceraikan suami, diasingkan orang Kampung. Padahal, sebelumnya Uni periang. Lalu tiba suatu hari karena status istri tertua dari tiga istri, suaminya kembali minta izin menikah keempat, serupa badai Dan suaminya itu muncul di suatu petang, berwajah dingin memulangkan cincin kepada ibu. Tetapi, mantan suaminya maupun keluarganya selalu lewat di depan rumah dengan dagu terangkat pongah, saat uni mulai terbiasa duduk di muka jendela. Kemudian mantan suaminya itu memang tidak terlihat lagi. Kata orang ia sudah tinggal dirumah istri keempatnya di kampung sebelah. Sementara Uni semakin betah di muka jendela, menatap kejauhan tak berbatas.

”Sudah ke mana-mana kuobati,” kata Bunda, memandang Mamak dan Anday penuh harap. ” Tapi sejak kedatangan kalian, sepertinya ada perubahani?”

”Tenanglah Uni,” lanjut Anday. ”Kalau perlu kami bawa ke dokter di luar negeri. Sesekali akan kubawa pula dia umrah. Biar terbuka pikirannya” Kata Anday

”Kukhawatirkan justru Uni,” ulang Mamak Adi. ”Ikutlah ke Jakarta!”

”Tak perlu khawatir, Adi" balas ibu. Sambil mengelus kepala mamak Adi ”Tidak semua orang jahat di kampung ini. ”

Uni terus tidur di beranda, tak bergerak-gerak seperti bayi. Napasnya lunak. Kulitnya bersih. Putih. Apa gerangan terlintas di pikirannya sehingga mukanya begitu bersih dan tenang? Apakah dalam tidurnya dia bertemu ayah? Di antara kami uni paling dekat dengan ayah. Barangkali karena perempuan, putri sulung; tapi tangannya campin pula, terampil-cekatan menangani rumah. Ayah bangga dengannya, berharap uni jadi guru tamat IAIN. Sedangkan Uni Ros diharapkan menjadi dokter”.

”Kakek-nenek kalian guru. Mestinya ayah juga. Tetapi malah jadi pengusaha konveksi. "Ayah tertawa suatu ketika. ”Syukur ada uni kalian, ya?” Kami mengangguk, turut bangga walaupun uni waktu itu baru kelas satu Sekolah Guru Atas.”

" Ayah, aku ingin punya suami seperti Ayah. Walau tak gagah rupa tapi ayah sangat sayang ke bunda dan kami. Tak seperti Angku Jafar yang kaya itu , yang punya istri empat. Tak suka aku lihat gayanya" Kata Uni.

" Apa maksud mu soal si Jafar?

" Bolehkah aku tahu pendapat ayah soal poligami " kata Uni tanpa rasa sungkan. Dan ayah memang mendidik kami sangat demokratis. Apalagi antara ayah dan Uni dekat sekali. Uni sangat manja kepada ayah.

" Pria boleh berpoligami selama dibutuhkan untuk menjaga dan mengelola harta anak yatim dari perempuan-perempuan yang ditinggal suaminya. Itupun dengan syarat wanita itu sebatang kara. Tidak punya kakak laki laki atau adik laki laki, Tidak punya paman dan ayah. Tapi jarang pria menikah lagi karena niatnya melindungi perempuan yang ditinggal mati suaminya demi menjaga harta dan memelihara anak yatim. Umumnya pria menikah lagi dengan perawan atau karena kecantikan wanita. Lebih karena nafsu rendah. Kedua, pernikahan itu harus ADIL. Adil disini bukan soal nafkah lahiriah tapi soal batin, dalam hal perasaan, emosi, cinta, kasih sayang.”

" Oh betapa ketatnya Allah memberikan syarat poligami bagi laki-laki. Jadi benar secara syar’i poligami itu bukan hal mudah bagi laki-laki, bahkan tidak mungkin. “

" Benar anakku. Coba baca Annisa ayat 129 “walan tastati’u anta’dilu baina annisa walau harastum,” kamu tidak akan bisa berbuat adil di antara istri-istrimu kalaupun kamu sangat ingin melakukan hal itu. Nabi Muhammad mengatakan “Barang siapa yang mengawini dua perempuan, sedangkan ia tidak bisa berbuat adil kepada keduanya, pada hari akhirat nanti separuh tubuhnya akan lepas dan terputus.” Masya Allah, ayah tidak mau terjadi seperti sabda Rasul itu. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa poligami bisa diharamkan ketika calon suami tahu dirinya tidak akan bisa memenuhi hak-hak istri, apalagi sampai menyakiti dan mencelakakannya.”

Uni sangat tercerahkan dengan pitutuah ayah itu. Kelak setelah Uni menikah , Uni selalu unggul dalam debat dengan suaminya yang meminta izin menikah lagi. Tapi entah mengapa semakin Uni paham dalil soal poligami semakin menjadi jadi gila kelakuan suaminya. Tak penting Uni setuju atau tidak, suaminya tetap menikah dengan seringai srigalanya

”Rencanaku besok kembali,” ucap Mamak Adi . ”Kubawa Meri sekalian. Jaga diri Uni baik baik. Kalau ada apa apa telp aku. Si Burhan kalau tamat SLTP suruh dia ke jakarta biar aku urus pula dia.”

Bunda mengangguk-angguk. Bunda bernapas lega. Besoknya, Uni dibawa Mamak dan Anday. Bunda menangis. Kami juga. Rumah jadi lengang. Uni telah pergi. Tapi, setidaknya mantan suaminya takkan lagi bisa tersenyum mengejek melihat Uni lagi termenung di depan jendela, memandang gunung ataupun kejauhan tiada batas. 

Di era sekarang , akal memperluas cakrawala, dan hati memperkaya Sukma. Sorga itu janji Tuhan namun cinta Tuhan yang utama. Bukan banyak ritual agama yang dituju tapi ikhlas yang utama .Uni telah bersikap dengan ilmunya dan hatinya menerima dengan berat namun ia berusaha ikhlas. Suaminyapun telah bersikap dengan ilmunya namun bertindak dengan nafsunya. Kami dibesarkan oleh ayah yang taat beragama namun rendah hati dalam beriman. Dan keperkasaannya sebagai pria tidak ditunjukkan kemampuannya menikahi banyak wanita tapi mendidik anak dan istri dengan teladan akhlak mulia. Mamak Adi pengusaha hebat namun adat dan agama tetap menjadi bagian hidupnya. Anak dipangkunya, kemanakan dilindunginya dan saudara perempuan dijaganya dari fitnah.

** Mamak “ Paman, adik Ibu.

** Anday “ istri paman.

Thursday, June 25, 2020

Resiko dan pilihan



Saya menikah usia 22 tahun. Waktu itu semua teman menasehati agar saya punya rencana yang matang sebelum menikah. Setidaknya harus selesai dulu kuliah. Harus punya kerjaan pasti. Kalau bisa punya rumah dulu. Karena resikonya sangat besar kalau tanpa persiapan. Apalagi hidup di kota besar. Sementara saya, kuliah belum selesai. Jangankan punya rumah, kerjaan aja engga pasti. Tetapi sekali  niat terucapkan, sekali layar terkembang, bahtera rumah tangga tetap melaju menuju samudera lepas. Istri saya juga tidak pernah mengkawatirkan resiko apapun walau dia tahu saya pria miskin. Padahal kalau dia mau memilih, banyak pria yang mau. Tetapi karena yang mau itu mungkin terlalu panjang rencananya, sementara saya langsung action. Dia lebih memilih yang serius saja walau resiko ada. 

Apakah setelah menikah, hal buruk yang dibayangkan oleh sebagian orang terjadi pada kami ? Tidak. Memang kami tidak punya penghasilan pasti tetapi kami tidak kelaparan. Memang saya tidak sarjana, tetapi saya tetap bisa cari uang walau tanpa titel. Memang saya tidak punya harta tetapi saya tidak harus mengemis untuk hidup. Tanpa disadari waktu berlalu, anak hadir melengkapi keluarga kecil kami. Dulu tidak pernah terbayangkan kami bisa punya rumah, namun setelah berumah tangga justru dapat beli rumah. Tidak pernah terbayangkan bisa punya kendaraan, setelah berumah tangga justru kami bisa beli kendaraan. Tak pernah bisa membayangkan bisa sekolahkan anak sampai perguruan tinggil, toh akhinya semua anak kami bisa selesai kuliahnya.  

Tahun 2003 saya membawa istri saya menunaikan rukun islam ke lima di tanah Makkah. “ Ingat engga waktu kita belum menikah, abang tanya apa impianku berumah tangga. Kemudian aku jawab, pergi ke mekkah bersama suamiku.”

“ Mengapa kamu tidak bercita cita punya harta ?tanya saya.

“ Harta itu soal pilihan. Banyak sedikit, itu hanya ukuran. Yang hanya sampai pada rasa. Kalau tak bersyukur berapapun harta tidak akan membuat kita bahagia. Tetapi melaksanakan rukun islam adalah kewajiban. Tentu Tuhan melengkapi pertolongan manakala Dia mewajibkan kepada kita. Kalau aku engga berdoa, kepada siapa lagi aku  berharap. Dan kini Tuhan kabulkan.” katanya tersenyum indah. Kini kami menua bersama.  Tinggal  berdua saja di rumah. Anak anak sudah punya kehidupan sendiri. Banyak kenangan suka duka yang telah kami lewati. Namun itu hanya tinggal cerita. Tapi intinya kebersamaan itu terjadi karena kami tidak saling merasa memiliki tapi saling berbagi. Pemilik sejati tetaplah Tuhan.

Apa hikmah dari perjalanan hidup kami itu? hidup memang penuh resiko. Kita bisa saja menghindari resiko agar aman dari kesulitan dan penderitaan. Sementara dengan menghadang resiko, mungkin saja kita menghadapi badai kesulitan, penderitaan, kegagalan namun dengan itu kita bisa berproses melewati hidup, dan tahu arti mencintai dan bersyukur. Rencana hebat tanpa tindakan,  tidak akan menjadikan kita apa apa. Tetapi dengan tindakan kita punya hope.

Wednesday, June 24, 2020

Esensi beragama


Delapan tahun lalu saya mampir di toko buku yang ada di Bandara Hong Kong. Saya terkejut karena ada terjemahan buku dalam bahasa inggeris yang di tulis oleh Wang Tai Yu, judulnya " Chinese Gleams of Sufi Light". Wang adalah ulama dan juga intelektual islam di China abad 17. Saya langsung beli. Mengapa? Karena menurut cerita teman di China yang sudah baca, buku ini bisa membuka tabir bagaimana sebetulnya orang china memandang Islam. Sebelum abad 17, para ulama besar China menulis buku berisi tentang bagaimana memahami ajaran Islam, bukan bagaimana Islam bisa melahirkan semangat kemandirian ditengah masyarakat. Bagaimana mentranformasi dari masyarakat yang nrimo, apatis , pesimis, korup menjadi masyarakat yang progressive, passion, berikhsan. Komunitas Islam di CHina tumbuh seperti itu dan Wang menangkap bahaya untuk eksitensi Islam. Karena itulah dia terpanggil menulis.

Buku tersebut mengubah prakonsepsi - prakonsepsi tentang peran Islam di China. Seorang perwira Militer China, ketika saya tanya mengenai buku Wang, dia mengatakan bahwa apa yang ditulis oleh Wang tentang islam, menyimpulkan bahwa islam adalah ajaran yang luar biasa. Dan kami mengakui itu. Kehebatan Wang dalam menyapaikan ajaran islam itu, dia tidak sama sekali menghilangkan ajaran konfusian, namun dia menyebut dengan Neo Konfusian. Cara dia menyampaikan ajaran itu tidak menggunakan bahasa arab tapi menggunakan padanan bahasa yang ada pada konfusiasisme, taoisme dan budhisme. Tradisi China yang memang tidak melanggar Tauhid ya tidak dihapus atau tidak dikatakan bidaah. Dan kalaupun dinilai melanggar Tauhid maka di luruskan dengan modifikasi yang tetap tidak menghilangkan tradisi China. Seperti cara Walisongo menyiarkan islam di tanah jawa. Tradisi jawa tidak di hilangkan namun di perbaiki sesuai dengan prinsip tauhid.

Walau Partai komunis selama revolusi kebudayaan melarang umat islam melaksanakan ritual agama secara bebas namun hakikat islam tetap hidup di dalam jiwa orang china. Mengapa ? Karena Agama dan budaya melekat dalam diri mereka. Sehingga tidak sulit menyebar kepada non islam. Mungkin sebagian besar orang China tidak mengucapkan dua kalimasahadat. Tapi mereka paham konsep Tuhan dalam Islam dan mengakui bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah dan tiada tuhan selain Allah. Tentu mereka tidak menyebut seperti bahasa Arab, yaitu Allah tapi dalam bahasa China seperti Chen Chu atau Tuhan sejati atau Chen-I atau Esa sejati, atau Chen Tsai atau Penguasa sejati .Ya sama seperti orang jawa menyebut Allah, gusti pangeran, dan lain sebagainya. Sementara sebutan rasul adalah Sheng -Hsien atau orang orang arif dan berguna. Sama seperti orang jawa menyebut Rasul, Kanjeng Nabi.

Sementara ajaran islam itu mereka sebut Ch'ing- Chen Chiao atau kalau diterjemahkan ajaran yang suci dan sejati. Mereka tidak membaca AL Quran tapi buku yang ditulis ulama China mereka baca dan pahami. Mereka tidak perlu pertanyakan apakah tafsir itu benar atau salah. Selagi tidak bertentangan dengan budaya atau tradisi mereka ya itu dianggap sudah benar. Bagi mereka, Agama selain bagai elang yang terbang dengan idealisme spiritual yang tinggi untuk mencapai kesempurnaan pribadi, tetapi juga membumi bagai induk ayam yang terlibat secara etis pragmatis dalam keseharian. Paham neo konfusian itu sebagai lampu rakyat China bagaimana mereka membangun peradaban.

Melihat islam di China jangan hanya liat suku Urghu yang pakai baju gamis dan berjenggot tapi anda harus melihat tradisi China lainnya yang memang Islami. Karena bersumber dari islam itu sendiri. Mereka pekerja keras, patuh kepada orang tua, setia kawan, patuh pada negara, berpikir positip, menghindari konplik, dan suka memberi dan jujur , rendah hati dan lain sebagainya. Mereka cerdas menyikapi fenomena zaman. Mereka menerima komunisme tapi tidak menjalankan cara berpikir Karl Mark. Komunisme hanya di pakai sebagai metodelogi mengelola masyarakat. Mereka gunakan sosialisme untuk melindungi rakyat yang lemah dan menjadikan kapitalisme untuk lahirnya kemampuan bersaing bagi mereka yang kuat. Dan negara ada di tengah tengah sebagai hakim untuk keadilan sosial. Lantas apa sebetulnya kunci dari ajaran neo Konfusian itu? ya Akhlak.!

Dalam konteks transedental sebetulnya hakikat manusia itu bukan raga tapi Ruh. Artinya agama itu dimaknai dari sisi kejiwaan, bukan materi sebagai ukuran. Gordon W. Allport sang akhli psikologi punya pendapat, bahwa agama dipandang sebagai 'comprehensive commitment' dan 'driving integrating motive', yang mengatur seluruh hidup seseorang secara kejiwaan. Artinya, Agama diterima sebagai faktor pemadu (unifying factor), menunjang kesehatan jiwa dan kedamaian masyarakat. Tapi kalau memandang agama sebagai something to use but not to live, sebaliknya outputnya adalah  kebencian, iri hati, dan fitnah, munafik, anti perbedaan. Mengapa? Orang berpaling kepada Tuhan, tetapi tidak berpaling dari dirinya sendiri. Agama digunakan untuk menunjang motif-motif lain: kebutuhan akan status, rasa aman atau harga diri. Orang yang beragama dengan cara ini, melaksanakan bentuk-bentuk luar dari agama. Ia puasa, Sholat, naik haji dsb, tetapi tidak di dalamnya. Imam Al-Ghazali, menyatakan bahwa beragama seperti ini adalah beragama yang ghurur (tertipu). Tertipu, karena dikira sudah beragama, ternyata belum. Tidak akan melahirkan masyarakat yang penuh kasih sayang.
Lantas apa agama itu sendiri? Seorang lelaki menemui Rasulullah Saw dan bertanya,
” Ya Rasulullah, apakah agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kanannya dan bertanya, 
“Ya Rasulullah, apakah agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kirinya, 
“Apa agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari belakang dan bertanya,
”Apa agama itu?”
Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, “Belum jugakah engkau mengerti? (Agama itu akhlak yang baik). Sebagai misal, janganlah engkau marah.”(Al-Targhib wa Al-Tarhib 3: 405).

Tuesday, June 23, 2020

Menerima dan berdamai.


Salah satu konglomerat, dalam usia senja sakit sakitan. Namun setiap hari anak anaknya pasti menyempatkan datang ke rumahnya untuk mencium tangannya atau menelphonnya sekedar meyakinkannya bahwa mereka peduli. Padahal mereka sangat sibuk. Pada waktu saya datang ke rumahnya untuk bersilahturahmi. Konglomerat itu berkata, “  mereka bukan peduli, tetapi mereka takut miskin. Karena setiap anak yang pegang saham perusahaan saya, mereka saya suruh teken surat pernyataan jual balik saham seharga USD1.  Artinya kalau mereka macem macem, saya tinggal kirim lawyer untuk tendang mereka. Dan saya hanya bayar USD 1 saham yang mereka punya. Selagi saya masih hidup, semua harta milik saya, dan tidak ada pembagian warisan apapun dan mereka akan selalu datang dengan cinta.” 

Dilain kesempatan, ada teman yang awalnya merasa bangga. Karena anaknya bisa mengelola perusahaan dan dia bisa menikmati usia pensiun. Namun berlalunya waktu, uang belanjanya dijatah oleh anaknya. Mau minta apapun kepada anak selalu diomelin. Belum lagi menantu perempuannya selalu lebih didengar dari dia. Padahal semua harta dan perusahaan itu hasil jerih payahnya. Anaknya tinggal menikmati. Saya tanya mengapa sampai begitu  sikap anaknya. “ Karena saya menyerahkan saham perusahaan semua kepada dia. Tujuannya karena saya ingin pensiun dan berharap anak menjaga saya. Tetapi nyatanya saya diperlakukan seperti anak anak” Katanya sedih dan merasa bego.

Banyak pria dengan harta dan uang yang dia miliki tidak bisa berbuat banyak dihadapan istri. Cenderung menjadi ayam sayur dihadapan istri. Itu bukanlah karena pria itu cinta mati. Bukan pula karena takut. Tetapi karena wanita bisa menjaga pride suami dengan baik. Apa itu? mendidik dan membesarkan anak tanpa merepotkan suami. Teman saya pernah bekata “ Kalau saya pulang, tidak pernah saya mendengar istri mengeluh soal repot mengurus anak. Menjelang tidur,  celoteh istri hanya soal anak. Karena itu tempat tidur menjadi sorga yang terindah”. Lambat laun anak anak itu menjadi rantai kokoh yang memasung suami untuk hanya berkiblat kepada istri. Apapun keputusan suami pada akhirnya tetap mengutamakan anak. Saat itulah, harta suami menjadi harta istri.

Dalam kehidupan politik juga sama. Tidak peduli apa sistemnya. Kekuasaan berdiri karena penguasa mampu memaksa orang loyal lewat  cara saling bargain ( saling sandera). Kalau KPK bekerja tanpa politik, saya rasa 2/3 elite politik masuk penjara. Tetapi, kekuasaan  tidak akan bertahan lama. Mengapa ? walau kekuasaan atas nama rakyat, tetapi keberadaannya karena konsesus segelintir orang itu. Selagi “pendapatan” sama , maka “pendapat” akan sama. Semua akan damai dan baik baik saja. Perdamaian itu sangat mahal. Apa arti keadilan dan kebenaran kalau tidak ada perdamaian. Tdak ada kerajaan utopia di dunia ini kecuali dalam dunia dongeng, dunia khilafah.

Hidup ini harus berakal, demikian kata mendiang ayah saya. Kita tidak bisa meminta orang berela hati menyukai dan menghormati kita kalau kita tidak tahu bagaimana “ memaksa” dia. Dan kalau akhirnya dengan cara “ memaksa” itu mereka menghormati kita, engga perlu pula kita bangga. Anggap itu hanya transaksional. Dalam situasi saling bargain keseimbangan menjadi sangat kokoh. Tidak ada yang merasa sangat hebat dan yang lain lemah. Kalau boleh disampaikan secara romantis, orang bisa bertahan dan happy bukan karena dia hebat tetapi karena dia bisa berdamai dengan kenyataan. Bahwa hidup memang tidak ramah. Yang tulus mencintai anda hanya Tuhan, bukan manusia. Maka ikhlaslah…

Saturday, June 20, 2020

SEX and attitude


Masalah seks masih dianggap tabu untuk diperbincangkan dan seringkali dianggap remeh karena tidak dipelajari dan dicermati dengan seksama. Padahal, seks sangat penting dan tidak ada seorang manusia pun yang lepas dari seks. Disadari maupun tidak disadari, diakui ataupun tidak diakui, mereka yang memiliki gangguan kejiwaan dan masalah seksual memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat, bangsa, dan juga negara.  Apa ada pemimpin yang mau mengakui dirinya mengalami masalah gangguan kejiwaan dan masalah seksual? Apa ada masyarakat umum yang juga mau menyadarinya? Semua dapat dibuktikan dari perilakunya sehari-hari.

Kaum kiri percaya bahwa hanya dengan sosialis komunisme negara akan makmur atas dasar masyarakat tanpa kelas. Tetapi apa yang terjadi ? Di Uni Soviet, terjadi kelaparan di masa kekuasaan Stalin, dan akhirnya bangkrut di era Mikhail Sergeyevich Gorbachev. Di China, Mao sangat yakin revolusi kebudayaan merupakan lompatan China jauh kedepan. Tetapi 10 tahun Revolusi kebudayaan, Mao justru menciptakan wabah kelaparan dengan angka kematian mencapai 25 juta orang. Venzuela, negara produsen minyak dengan cadangan minyak terbesar di dunia, akhirnya bangkrut dan rakyat harus menjual anak gadisnya untuk sepiring mie instant.

Tapi tahukah anda...Bapak pendiri Uni Soviet, Vladimir Lenin’s, juga pencetus revolusi Bolshevik, sebuah revolusi kaum kiri yang menggetarkan dunia dan melahirkan internatioanalisasi komunisme. Ternyata dibalik kejeniusannya, dan kehebatannya, dia adalah orang yang tidak suka sex. Walau punya istri dua dan penganjur poligami, dia sendiri tidak tahu bagaimana membuat dia tertarik kepada seksualitas wanita. Tak ubahnya dengan Mao yang inferior complex di hadapan istrinya, Jiang Qing, karena kalah di tempat tidur. Karena itu Revolusi kebudayaan bebas dikendalikan istrinya, dengan korban 25 juta orang.

Kaum Kanan, sangat percaya bahwa kekuasaan atas dasar Agama, akan menjamin kemakmuran dengan semua kebutuhan terjamin. Karena Tuhan  meridhoi. Tetapi dalam kenyataannya, sejarah kekhalifahan Turki Ustmani akhirnya bubar setelah 6 abad berdiri. Karena tersudut oleh hadirnya revolusi Industri di Inggris dan lahirnya paham nasionalisme. Khilafah gagal melakukan perubahan , apalagi memakmurkan rakyanya. Karena para elite terlena dalam kemakmuran bagi mereka sendiri. Dan akhirnya semua wilayah taklukan memisahkan diri. Tapi tahukah anda...sejarah dinasti Usmani menunjukkan, pada akhirnya tafsir tentang ”Islam” masa itu dikaitkan dengan ”Islam” para sultan yang hidup antara seraglio yang dihuni ratusan selir.Para sultan memang punya kelainan sex, hypersex

Kapitalisme, yang kemudian melahirkan neoliberal bersama dengan jargon demokratisasi, diyakini sebagai cara kebebasan pasar untuk membebaskan orang bisa menjadi apa saja.  American Dream, katanya di pusat lahirnya peradaban kapitalis itu. Kapitalisme, ia bagian dari modernitas yang lahir bersama penaklukan dunia dan kehidupan, yang menghabisi kebenaran tunggal, menjadikan pasar sebagai agama baru, dan uang sebagai sebagai the second god. Tetapi faktanya, wallstreet sebagai jantung kapitalis terpuruk, mengakibatkan gagal bayarnya utang sebagian negara Eropa dan memaksa AS menjadi debitur untuk mengongkosi anggaran yang defisit. Dan yang tersisa kini adalah masyarakat kapitalis yang bingung di tengah ketidak pastian pasar. American dream, hanya mimpi, nightmare. 

Tapi tahukah anda...Keyness bapak kapitalisme ternyata dia sendiri gagal menghargai nilai, itu karena dia gay. Trump menghancurkan kemitraan dengan China, dan membuat Ekonomi AS terpuruk karena dia tersingkir dari Ivana akibat seksnya buruk. Tak ubahnya dengan Hitler yang paranoid dan psikopat karena impoten. Mungkin kalau ingin tahu kehidupan sex seseorang maka lihatlah prilakunya. Kalau dia emosian, paranoid, dan  raja tega, terkesan gila, arogan, itu karena kehidupan sex nya buruk. 

Tuesday, June 16, 2020

Erick dan Adian Napitupulu


Secara pribadi saya sangat menghargai  sikap Bang Adian Napitupulu. Dia sangat konsisten dengan ajaran Marhaen. Baginya apapun kebijakan negara harus bisa diterjemahkan dengan mudah dan tujuannya jelas berdasarkan Pancasila. Sikap berbeda bang Adian dengan pemerintah soal dana talangan BUMN khususnya Garuda, lebih didasarkan kepada pertimbangan idiologi yang dia perjuangkan. Bahwa negara harus ada hadir secara significant dalam BUMN. Bila perlu saham pemerintah harus dominan. Bila perlu Pemerintah harus keluarkan tambahan modal kepada BUMN agar perannya lebih besar bagi pembangunan, untuk rakyat tentunya.  

Yang jadi masalah adalah sejak Soeharto jatuh dan rezim reformasi berkuasa, UU dan PP yang ada di negeri ini telah berubah sesuai dengan Amandemen UUD45. BUMN tidak lagi dengan prinsip agent of development tetapi business oriented. Tampa disadari kita sudah memasuki era state of capitalism. Privatisasi terjadi secara terus menerus sejak era Gus Dur sampai era SBY. Memang era Jokowi privatisasi dihentikan. Namun yang sudah terlanjur diprivatisasi terus saja DPR izinkan untuk righ issue sehingga mengurangi porsi saham Pemerintah. Lantas gimana solusinya ?

Menurut saya, kita bisa saja menuju state of capitalism tetapi tetap mengacu kepada UUD 45 pasal 33 yaitu sosialis. Gimana caranya? pemerintah harus lakukan audit PSO (Public Service Obligation). ) secara menyeluruh terhadap semua BUMN yang ada. Nah kalau index PSO di bawah 50% ya lepas saja BUMN itu. Karena negara engga perlu ngurusi bisnis yang tidak berhubungan dengan kewajiban sosial kepada publik. Contoh Telkom, kalau memang tidak ada lagi unsur pelayanan sosial kepada publik, dan semua sudah bisnis ya jual saja. Uangnya pakai untuk memperkuat Angkasa Pura atau PT KAI atau PELNI. 

Di China standard gaji pegawai BUMN didasarkan kepada index PSO Semakin tinggi index nya semakin tinggi gaji pegawai tersebut. Contoh Kepala Stasiun Kereta Louho di Shenzhen gajinya lebih tinggi dibandingkan Walikota Shenzhen. Mengapa ? Karena tanggung jawab sosial yang berhubungan dengan publik lebih berat dibandingkan dengan walikota. Gaji pegawai Agriculture Bank OF China. lebih tinggi dibandingkan dengan Bank central China.Mengapa ? karena Agriculture Bank OF China lebih besar index PSO nya dibandingkan People Banks Of China, yang hanya melaksanakan UU dan kebijakan pemerintah. Agriculture of bank china harus mengelola ratusan juta petani dan nelayan, dan sebagian besar lemah namun menjadi tanggung jawab negara harus dibina. 

Apakah BUMN yang bekerja secara penuh 100% Indek PSO nya merugi? Tidak. Di Cina, PSO tinggi, maka tinggi juga kualitas pelayanan kepada publik. Karena hanya orang terbaik dan berkualitas saja yang bisa diterima bekerja di BUMN. Gaji mereka lebih besar dari perusahaan non PSO. Akibatnya pelayanan publik   semakin baik dan semakin dicintai oleh semua lapisanan masyarakat. Dari kelas menengah BUMN dapat untung namun pada waktu bersamaan juga bisa memberikan subsidi tarif kepada rakyat yang tidak mampu dengan standar layanan yang sama. Di China, 30% sumbangan PDB berasal dari BUMN. Mengapa saya ambil China sebagai studi kasus? Karena China bisa menerapkan state of capitalisme tanpa meninggalkan sosialisme. Kenapa kita egga belajar dari China.

Apa yang dilakukan Erick sekarang dalam membenahi BUMN memang lebih kepada business oriented. Yang merugi jual, yang engga efisien dipangkas. Itupun tidak salah. Karena dia hanya melakasanakan UU dan PP yang ada. Tugas DPR mengubah UU  yang sehingga bisa menempatkan BUMN sebagai state of catapitalism namun tidak kehilangan ruh Pancasila dan UUD 45. Nah Itu tugas Bang Adian di DPR agar regulasi kita kembali ke khitah  Pancasila, sila ke lima. Tetap semagat!

Saturday, June 13, 2020

Sorga dan Neraka


Menurut kaum sufi kisah perjalanan mi’raj Nabi Muhammad ke Sidaratul Muntaha dilakukan dalam semalam. Nabi menggunakan kendaraan Bouraq, yang melesat seperti cahaya. Ketika sampai di gerbang Sidaratul Muntaha, malaikat Jibril yang mendampingi Nabi tidak bisa masuk ke dalam. Mengapa? “ Sayapku akan terbakar bila masuk ke dalam Sidratul Muntaha. Karena di dalam itu ada Cinta, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang “ Kata Jibril. Maka hanya Nabi yang bisa masuk kedalam untuk menerima perintah sholat. Kaum sufi berprasangka bahwa Tuhan itu adalah Cinta. Makanya kalau ingin mendekati Tuhan, tentu haruslah dengan konsep Cinta. Itulah Kaum sufi.

Al Gazhali adalah manusia religius yang autentik. Dia percaya pada wahyu, dia menghormati Nabi dan Kitab, dia setia kepada syariah, tetapi tidak merasakan kehadiran Allah secara jelas. Gazhali tiba tiba mengalami krisis ruhani, dan pergi kepengasingan. Dari sinilah terjadi transformasi kejiwaan, dari mendekati Allah karena dorongan rasa takut berubah menjadi Cinta. Mungkin semacam konsep beragama kaum tasauf, seperti untaian syair Rummi. Fikih adalah fikih dan Anda harus mengikutinya, tetapi Anda tidak bisa mencapai Allah dengan mempelajari Al Quran dan ritual semata. Anda perlu membuka hati, dan hanya para sufi yang tahu cara membuka hati untuk menebalkan nilai nilai kemanusiaan, dalam cinta dan kasih sayang. 

Orientasi beragama bagi kaum sufi bukanlah karena fantasi surga dengan 72 bidadari atau ketakutan karena neraka yang maha panas dan kejam.  Mengapa? konsep sorga dan neraka itu konsep paling terbelakang dalam beragama. Beragama orang awam. Beragama karena pamrih. Padahal Cinta tidak mengenal pamrih. Bagi  kaum sufi, Konsep sorga neraka itu bukanlah “tempat”. Tetapi itu dipahami sebagai “kondisi”, dan itu bukan hanya di akhirat tetapi juga di dunia. Apa itu? Sorga itu di mana kondisi manusia sangat dekat dengan Tuhan. Kondisi yang selalu prasangka baik dan berpikir dan berbuat hal yang positip. Karenanya, hidup jadi nyaman dan aman. Ukurannya sudah melewati materi dan persepsi. Itulah Ikhlas.

Sebaliknya neraka itu di mana kondisi manusia sangat jauh dari Tuhan. Sangking jauhnya, mereka engga yakin Tuhan maha penjaga agama. Makanya mereka ingin jadi pembela agama. Terbentuklah Front Pembela Agama. Mereka tidak yakin Tuhan maha adil, makanya mereka selalu berprasangka buruk dan ingin medirikan khilafah agar keadilan tegak. Ya, semua hal dibuat negatif. Termasuk PKI yang sudah matipun dianggap masih hidup. Makanya mereka selalu berisik dan penuh kebencian. Karena hidup mereka seperti di neraka. Panas terus bawaannya dan cintapun semakin terhalau, Tuhan pun semakin jauh untuk didekati.

Nah, bila di dunia sudah menemukan sorga, hidup bahagia lahir batin, penuh ikhlas maka dalam kehidupan dimensi akhirat akan sama saja. Soal “tempat” engga penting lagi. Begitupula bila di dunia merasakan neraka, maka di akhirat tidak akan jauh beda. Karena perpindahan dari dunia ke akhirat hanyalah perubahan dimensi ruang waktu. Sementara Tuhan, Sang Pencipta kan tidak berubah. Tuhan tetap dan abadi dalam ujudnya yang tak terdefinisikan. Cara terbaik dan mudah melatih menciptakan sorga, ya di rumah tangga. Menikahlah. Kalau bahagia, maka separuh sorga sudah ditangan kita. Selebihnya bagaimana kita bisa berguna bagi orang banyak dan bersabar atas segala fitnah dan hujatan, serta pandai bersyukur.

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....