Wednesday, June 10, 2020

Keturunan Nabi.


Nabi Muhammad punya tiga putra. Dua dari istri pertamanya, khadijah. Satu dari Istri, Mariah Qibtiyah. Tetapi takdir bagi ketiga putra Rasul itu tidak berumur panjang. Dua putra dari istrinya Khadijah yaitu Abul Qasim, meninggal dalam usia dua tahun. Abdullah, meninggal dunia setelah lahir beberapa hari. Sementara dari istrinya Mariah Qibtiyah, putranya bernama Ibrahim meninggal dalam usia 16 bulan. Seandainya ketika Nabi Muhammad wafat punya putra yang ditinggalkannya , sejarah khilafah 4 mungkin tidak akan pernah ada. Artinya, dengan tidak adanya putra nabi penerusnya maka sumber fitnah dikemudan hari terhadap Islam tidak terjadi. Tidak akan ada orang mendewakan keturunanya dan bahkan mengangkatnya sebagai nabi atau imam besar. 

Mengapa ?

Secara budaya Arab atau penganut adat patriakat, garis keturunan itu ada pada pria, bukan wanita. Hasil penelitian Genetika diabad modern sekarang, memang membuktikan bahwa meski anak mewarisi DNA dari ayah dan ibu, namun GEN  ayah lebih dominan. Itu sudah dibuktikan dalam riset Genetika yang dilakukan oleh team  University of North Carolina’s School of Medicine. Bahkan penelitian yang dilakukan Corry Gellatly dari Newcastle University, ternyata Sperma laki-laki menentukan jenis kelamin bayi. Jadi kalau boleh disimpulkan prialah pembawa dan penentu faktor keturunan.  Lantas mengapa ada orang mengatakan dia keturunan Nabi Muhammad, bahkan meng claim mereka sebagai cucu Nabi? Fakta sejarah yang ada adalah Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein, yang adalah keturunan Sayyidah Fathimah Azzahra yang merupakan putri Nabi yang bersuamikan Ali Bin Abi Thalib. Nah ini disebut dengan keturunan jalur Nasab. Padahal jalur Nasab ini secara genetik bukanlah keturunan Nabi tetapi Ali Bin Abi Thalib.  

Tapi ada juga yang tidak ada kaitanya dengan Fatimah namun mereka dianggap sebagai pewaris Nabi. Siapa mereka itu? ya para ulama besar, yang selain alim juga mengamalkan ilmunya. Ini disebut dengan jalur sebab. Argumen bahwa para ulama itu sebagai pewaris Nabi ada banyak hadith dan Al Quran yang menerangkan itu. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dianggap Habib dengan cara mengikuti jejak perilaku Nabi khususnya akhlak beliau, seperti jujur, berprasangka baik, tidak melakukan perbuatan maksiat, tidak membukan aib orang lain dan tidak mencampuri urusan orang lain, hospitality atau ramah, mengerjakan amar ma’ruf nahi munkar tetapi dengan cara yang ma’ruf. Kalau tidak, dia bukan siapa siapa. 

Nabi memang sang messenger atas lahirnya Islam, yang kemudian hari melahirkan dinasti besar di bawah panji Islam. Namun tidak ada hubungannya dengan keluarga Nabi. Keagungan Rasul dan Islam tidak ternoda dengan drama politik kekuasaan yang membawa Panji Islam. Bagaimanapun itu bukan islam. Itu tetaplah politik yang bisa saja menghalalkan segala cara.  Dalam sejarah Islam, cucu Nabi bernama Hasan meninggal karena diracun oleh lawan politiknya. Adiknya Hasein meninggal di Padang Karbala oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Bahkan menantu Nabi Ali Bin Abi Thalib , ayah dari Husein dan Hasan meninggal karena dibunuh oleh lawan politiknya. Yang membunuh keluarga Nabi juga orang islam. Yang menginginkan kekuasaan atas nama Islam. Tapi itulah politik. 

Tuesday, June 09, 2020

Kekuasaan



Khilafah Turki Ustmani awalnya tidak punya tradisi bahwa kekuasaan diwariskan kepada anak sulung. Sehingga sering terjadi pertikaian di antara para saudara untuk mengklaim takhta. Ketika Mehmed II sedang mengepung Konstantinopel, pamannya sendiri bertarung melawannya dari dalam tembok. Mehmed pun menangani masalah ini dengan dingin. Ketika dia naik takhta, dia mengeksekusi sebagian besar kerabat lelakinya. Sejak saat itu, setiap sultan baru yang naik takhta diwajibkan untuk membunuh semua kerabat lelakinya. Bahkan Suleiman yang Agung (Suleiman I) menyaksikan dari belakang layar saat putranya sendiri dicekik sampai mati dengan tali busur. Diketahui bahwa anaknya menjadi terlalu populer di kalangan tentara sehingga sang sultan merasa tidak aman. Kebijakan "fratrisida" itu tidak pernah populer di kalangan masyarakat umum atau para ulama, dan kebijakan itu diam-diam ditinggalkan ketika Ahmed I meninggal pada tahun 1617. Namun caranya tetap saja sadis, calon pewaris takhta harus dikurung di Istana Topkapi, Istanbul, di dalam sebuah ruangan khusus yang dikenal sebagai kafes atau “kandang." Seorang pangeran Kekaisaran Ottoman mungkin menghabiskan seluruh hidupnya di dalam kafes, sehingga banyak dari mereka yang menjadi gila karena kebosanan atau menjadi terlalu bergantung pada alkohol.

Apa yang terjadi pada Khalifah Turki Ustmani mungkin tidak terjadi pada kerajaan lain namun intrik politik antar anggota kerajaan sangat sadis. Diantara mereka menghalalkan apa saja untuk bisa merebut kekuasaan. Di zaman Khalifah 4 sahabat Nabi, semua meninggal karena dibunuh orang terdekatnya. Walau dari luar istana nampak megah dan damai namun di dalamnya menyimpan prahara, yang siapapun berpotensi menjadi pengkhianat dan pembunuh. Mengapa itu bisa terjadi? karena sistem kekuasaan yang terpusat kepada khalifah atau raja. Raja atau khalifah sebagai ruler yang menentukan keadilan. Walau ada hakim namun pada akhirnya titah raja adalah hukum itu sendiri. Raja atau khalifah juga menjadi pusat sumber daya segala yang ada. Ia menjadi magnit bagi siapa saja yang ingin mendapatkan jabatan dan kekayaan. Jadi wajarlah bila sistem kerajaan atau khalifah ini sangat renta terhadap goncangan, khususnya disaat stabilitas ekonomi terancam. Tidak ada kekuatan by system yang bisa mengamankan proses politik agar kekuasaan tetap solid. Nation character tidak terbentuk. 

Kemudian sejak diperkenalkan sistem monarki konstitutional dimana kekuasaan raja hanya sebagai simbol persatuan dan kekuasaan pemerintah ada pada PM, sistem monarki bisa berjalan lumayan bagus. Namun belum bisa optimal karena PM masih dipilih oleh raja. Setelah sistem demokrasi lewat Pemilu yang memberikan hak rakyat memilih PM, maka saat itu kerajaan terhindar dari intrik politik internal. Para keluarga kerajaan bisa hidup damai menikmati statusnya dan mereka tidak perlu pusing memikirkan masalah pemerintahan dan politik. Itu yang terjadi pada Inggris, Thailand.

Namun dalam sistem negara republik, keadaan tidak ada ubahnya dengan kerajaan dimana kekuasaan presiden sangat besar. Seperti di Korea Utara, di Indonesia era Soeharto. Presiden menjadi satu satunya lembaga tak tertandingi.  Walau kekuasaan tertinggi ada pada MPR namun sebagian besar anggota MPR di pilih sendiri oleh presiden. Akibatnya Presiden menjalankan kekuasaan dengan tangan besi. Semua orang hanya percaya kepada presiden untuk urusan apapun. Bahkan Instruksi Presiden lebih ditakuti daripada UUD atau UU. Presiden tidak boleh disalahkan. Bisa ditebak, kekuasaan semacam itu , membuat intrik politik sangat keras diantara lingkaran dalam Presiden. Saling jegal dan saling fitnah terjadi.  Akhirnya Soeharto ditumbangkan oleh chaos, bau amis darah. Tak ubahnya dengan kejatuhan Soekarno.

Di era Reformasi, Indonesia mengubah UUD 45 dengan prinsip tidak ada lagi kekuasaan tunggal walau kita menerapkan sistem presidentil. Tidak ada lagi kekuasaan bisa selamanya. Harus ada pembatasan masa kekuasaan. Maksimum 2 periode. Tidak ada lagi anggota DPR/ MPR yang diangkat dan dipilih oleh Presiden. Semua harus ikut pemilu. Mereka terpilih lewat pemilu langsung. Desentralisasi diperkenalkan pada daerah. Sistem pengawasan hukum dibentuk agar tidak ada yang kebal hukum. Ada MK, KPK dan Ombudsman. Dengan sistem ini memang presiden benar benar hanya sebagai administratur atau manager. Di era Jokowi sistem ini ditampilkan dengan cara yang sangat egaliter. Presiden bisa bekerja dengan tenang tanpa pusing dengan intrik kekuasaan. Orang tidak lagi melihat lembaga presiden sebagai kekuasaan yang sakral.  Politi tidak lagi panglima. Hukum adalah panglima tertinggi. Namun anehnya ada sekelompok orang ingin kembali kesistem khilafah atau era orde baru, dan konyolnya PKI dijadikan kambing hitam. Ya mereka berfantasi menjadi khalifah yang punya barisan selir atau presiden seperti Pak Harto yang berkuasa seperti raja. Cara berpikir terbelakang dan mental rakus.

Thursday, June 04, 2020

Tapera dan semangat gotong royong.


Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), para pendiri bangsa ini punya satu pemikiran yang sama bahwa kita tidak memilih model kerajaan, tidak juga memilih model republik parlementer. Tetapi model pemerintahan presidentil. Sistem presidentil pun tidak berdasarkan golongan atau idiologi tetapi berdasarkan kesejahteraan atau istilahnya welfare state. Mengapa? karena sistem negara kesejahteraan bertumpu kepada lima hal , yaitu Demokrasi (Democracy), Penegakan Hukum (Rule of Law), Perlindungan Hak Asasi Manusia (The Human Right Protection), Keadilan Sosial (Social Justice) dan Anti Diskriminasi (Anti Discrimination).  Hebatnya walau teori welfare state itu berdasal dari Barat namun dapat diterjemahkan secara apik dalam falsafah negara bernama pancasila.

Dalam perkembangan setelah merdeka, Soekarno belum bisa menterjemahkan welfare state itu dalam bentuk implementasi nyata. Karena antar golongan dan idiologi masih berbeda visi soal cara mencapai tujuan. Di era Soeharto, welfare state itu diterjemahkan negara menguasai semua dan negara membagikanya kepada rakyat. Namun karena tidak berdiri diatas sistem demokrasi yang sehat, maka tidak ada keadilan dan itu disebabkan hukum tidak tegak. Sehingga HAM tidak dihormati. Di era reformasi, sistem negara kesejahteraan itu diterapkan secara gradual. Maklum kekuatan golongan dan idiologi tidak semua setuju. Di awali lahirnya desentralisasi kekuasaan lewat UU Otonomi daerah.  Secara bertahap lahir juga Komnas HAM, MK, Ombudsman, KPK dan dihapusnya istilah pribumi dan non pribumi, menjadi WNI. Secara kelembagaan sistem negara kesejahteraan sudah established. Namum belum terimplementasi melalui sistem welfare state.

Diantara program welfare state itu adalah sistem jaminan sosial nasional untuk bidang kesehatan dan sistem jaminan pengadaan rumah atau Tapera. Dua hal ini sangat esensi terhadap nilai nilai negara kesejahteraan. Dua hal ini dalam sistem kapitalisme menjadi barang langka dan mahal. Karenanya negara harus hadir memastikan dua hal ini bisa terselenggara. Namun karena dasarnya welfare state maka itu bukan berarti negara sebagai penyedia dan rakyat sebagai penerima. Sistemnya adalah dari rakyat untuk rakyat. Negara hadir menyediakan payung hukum yang adil agar terjadi semangat demokrasi, sikap gotong royong, tepu saliro dan berkelajutan. Makanya keluarlah  UU SJSN tahun 2004. Namun baru bisa diterapkan tahun 2011 dengan dibentuknya UU BPJS. Dan tahun 2014 di era Jokowi barulah UU BPJS diterapkan secara nasional.  Memang tidak mudah. Proses politik sangat panjang dan melelahkan.

Kemudian, Tapera dibentuk atas dasar UU No. 4 tahun 2016 tentang tabungan perumahan rakyat. Untuk melaksanakan UU tersebut dibentutlah BP Tapera berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Apa esensi dari BP Tapera ini? Sama seperti BPJS ( hanya bedanya iuran BPJS dianggap premi,semetara Tapera itu tabungan),  bahwa pada intinya pengadaan perumahan itu tidak ditanggung negara dari APBN tetapi melalui semangat gotong royong. Ya dari masyarakat untuk masyarakat. Negara memastikan proses gotong royong itu dapat terlaksana. Ada kepastian bahwa setiap peserta Tapera akan punya akses memiliki rumah sendiri. Itu yang penting. Tentu dalam proses sampai sempurna sistem itu Tapera ini, APBN masih memungkinkan terlibat. Dalam jangka panjang peran APBN harus nol. Kalau bisa dana Tapera ini bisa menjadi financial resource untuk pembangunan pemberdayaan ekonomi rakyat. 

Jadi gimana prinsip dari tapera ini?. Bahwa setiap warga negara yang bekerja secara formal sepeti PNS, aparatur sipil negara (ASN), prajurit dan siswa Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), pejabat negara, pekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Desa, perusahaan swasta, dan pekerja informal atau mandiri  yang menerima upah, wajib ikut Tapera. Iuran sebesar 3% dari gaji pokok maksimum Rp. 12 juta/bulan. 0,5% ditanggung pemberi kerja dan 2,5% ditanggung oleh pekerja. Apakah uang iuran itu hilang bila anda tidak gunakan untuk beli rumah? Tidak. Kelak bila anda pensiun usia 58 tahun, uang itu dikembalikan ke anda dalam bentuk deposito, surat utang pemerintah pusat, surat utang pemerintah daerah, surat berharga di bidang perumahan, atau bentuk investasi lain yang aman. Jadi walau anda sudah punya rumah,  ikut BP Tapera ini tidak rugi. Anggap nabung sambil berperan aktif sebagai financial resource membantu pengadaan rumah secara nasional.

Anda bisa bayangkan. Apabila Tapera ini terlaksana. Maka negara punya financial resource raksasa untuk mengadakan rumah bagi rakyat miskin.  Karena akumulasi dana ini 79% untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan gaji maksimum Rp. 8 juta dan 21% untuk non MBR. Dengan adanya BP Tapera ini maka skema kredit komersial seperti Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsidi lainnya seperti KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB), Subsidi Selisih Margin (SSM) hingga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dihapus. Selanjutnya pengadaan rumah menjadi tanggung jawab masyarakat secara gotong royong lewat skema BP Tapera. Yang mampu membantu mereka yang tidak mampu. Begitulah keadilan sosial dimaknai dalam sistem welfare state. Jadi negara bukan sebagai fund provider tapi create social justice provider.

Saturday, May 30, 2020

China vs AS.


Dua tahun Hong Kong diobok obok oleh demontran. Tidak sedikit hujatan demontran kepada pemerintah China. Di sosial media, hujatan kepada pempimpin China sangat luar biasa buruknya. Selama itu pemerintah China di Beijing hanya diam. Selama dua tahun ekonomi Hong Kong defisit. Pemerintah China tetap jaga 9 bahan pokok. Maklum Hong Kong tidak punya pertanian. Harga masih dijaga stabil lewat subsidi. Semua tahu di balik aksi demo itu adalah AS. Banyak bukti video keterlibatan asing dalam aksi demo. Bahkan mereka sudah banyak yang ditangkapi dalam aksi demo, namun dilepaskan setelah memberi tahun motive nya. 

Saya punya bisnis di Hong Kong dan China. Saya sering komunikasi dengan teman teman yang terpaksa tidak bisa bisnis di Hong kong selama chaos. Mengapa pemerintah China diam saja? tanya saya kepada teman di China. Menurut mereka, bukan budaya China yang menghadapi keributan dengan retorika. Apalagi membuka aib orang di media massa dan menghujat. Kami tetap menjaga martabat orang lain bahkan kepada musuh sekalipun. AS memprovokasi orang muda di Hong Kong. Budaya dan didikan keluarga China tidak ada membenci. Kalaupun sekarang anak muda hong kong bertabiat membenci, itu karena diajarkan oleh provokator. Itulah racun kebudayaan yang ditebarkan oleh Barat dan AS. 

Kalau sampai akhirnya Pemerintah China bersikap keras dengan mengeluarkan UU Keamanan Nasional terhadap Hong Kong, itu dilakukan bukan atas dasar kebencian. Tetapi untuk menjaga dan melindungi hak orang yang tidak menginginkan chaos. Di Hong Kong ada 10 juta rakyat. Yang inginkan keributan tidak sampai 1 juta orang. Selebihnya inginkan damai. Hanya saja sebagian besar mereka ini tidak mau ribut dan marah kepada pro demokrasi yang melakukan aksi demo. Sehingga tidak terjadi bentrokan horizontal di tengah masyarakat. Mereka percayakan kepada pemerintah China untuk menyelesaikan masalah Hong Kong dan mereka percaya.

Menurut teman saya dari Ausi “ Cara pemerintah China adalah mengutamakan konsesus politik diantara elit partai, dan setelah itu, mereka bertindak sesuaii konsesus. Kalau mereka bertindak, tindakan itu tidak akan ada suara dan sangat cepat sekali. Ingat engga, bagaimana tentara rakyat  menghabisi gengster TRIAD di Hong Kong setelah penyerahan hong kong ke China dari Inggris. Hanya seminggu semua anggota TRIAD habis. Padahal 100 tahun inggris berkuasa di Hong Kong tidak bisa membersihkan Hong Kong dari gangster TRIAD. Karena sebelum Tentara bergerak, data intelijen sudah di tangan. Begitu juga dengan oposisi yang ada di Hong Kong. Datanya sudah ada. Baik yang langsung maupun tidak langsung terlibat. Tinggal aparat China bertindak, selesai urusannya. 

Paska pengesahan UU Keamanan nasional China, AS mencoba memprovokasi China dengan menghadirkan kapal induk mendekati perairan Taiwan yang disengketakan dengan China. Pemerintah China tidak terpancing. Namun sebelumnya Xijinping sudah menaikan anggaran Pertahanan sebesar 6% dari PDB China. Dan memperkuat rudal balistik antar benuanya. China sangat siap perang kalau diserang lebih dulu. AS harus sadar bahwa rudal nuklir China bisa sampai ke Washington. Yang harus dipahami oleh AS adalah budaya china itu adalah ketika mereka tidak lagi bersuara, itu tandanya mereka bersiap dengan perencanaan matang menghadapi segala kemungkinan terburuk. " AS tidak sehebat ceritanya. Buktinya melawan Iran saja sudah lebih 20 tahun gagal. Melawan Vietnam saja kalah. AS hanya gede retorika, macan kertas. " kata teman saya di Ausi.

“ Saya yakin manuver AS hanyalah retorika merusak reputasi China secara global namun AS tidak akan pernah mengerti bahwa China tidak akan melayani keributan di media massa. Tidak akan bisa mengubah sikap China terhadap Hong Kong. “ kata teman saya di China.

Saturday, May 23, 2020

Lebaran telah tiba...



Di bulan ramadhan terjadi perang paling bersejarah bagi Umat islam.  Yaitu perang Badar, Perang Khandaq, Penaklukan Kota Makkah, Perang Tabuk, keempat perang ini dipimpin langsung oleh Nabi yang menghasilkan kemenangan gemilang. Kemudian, perang Ain Jalut merupakan perang besar yang terjadi pada 3 September 1260 antara orang-orang muslim Mamluk dengan bangsa Shamanis Mongol. Ini adalah perang  dengan kekalahan pertama pasukan Mongol setelah sebelumnya mereka berhasil menaklukkan negeri-negeri besar lainnya, termasuk Cina. Pembebasan Andalusia ( Spanyol ) yang dipimpin oleh panglima Tariq bin Ziyad dari dinasti Umayyah. Di  Indonesia, Proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan pada bulan Ramadhan. 

Bagi umat islam , ramadhan itu bulan yang sangat sakral. Bahkan dalam situasi ancaman dan tersulitpun, perjuangan di bulan Ramadhan diyakini akan mendapatkan berkah dari Tuhan. Di bulan ramadhan kali ini umat islam menghadapi cobaan terberat yaitu harus patuh kepada protokol  PSBB sebagai cara memberikan dukungan kepada paramedis yang berada di garda terdepan dalam perang melawan COVID-19. Kita bisa bayangkan di tengah lapar dan haus , paramedis yang beragama islam harus melayani mereka yang kena infeksi COVID-19 dengan resiko mereka juga bisa tertular. Kita yang bersabar menahan diri tetap patuh terhadap protokol PSBB secara tidak langsung telah ikut ambil bagian dalam perang melawan COVID-19

Lihatlah dampak dari COVID-19 betapa kita tidak berdaya. Orang mengaku solehpun kehilangan narasi untuk berkata sombong bahwa dia kebal terhadap COVID-19. Betapa negara yang kaya dan paling tinggi produksinya seperti China tidak berdaya dengan pandemic COVID-19. Bahkan AS yang negara digdaya , juga menyerah dengan COVID-19. Karena itu selama pandemic COVID-19 kita tak lagi mendengar deru pesawat tempur Arab membombdir Yaman, Tak lagi mendengar Helicopter Turki menembaki tentara suriah di perbatasan. Tak ada lagi rudal AS dan Iran saling berterbangan untuk saling membunuh. Dunia damai, dan tersungkur dalam keputusasaan diatas kesombongan di hadapan COVID-19.

Ramadhan usai, tidak ada pesta kemenangan yang layak dirayakan sebagai bagian dari budaya kita orang Indonesia. Perang melawan COVID-19 belum usai. Sama seperti ketika Nabi memenangkan perang Badar, beliau berkata, bahwa perang belum usai. Perang melawan hawa nafsu adalah perang terbesar sepanjang hayat di kandung badan. Mungkin hikmah yang kita dapat dari adanya COVID-19 adalah pesan cinta dari Tuhan, bahwa tidak ada kemenangan yang sesungguhnya selagi kita masih hidup. Selama kita masih hidup adalah battle field untuk menjadi sebaik baiknya kesudahan.  Bukan hanya di  hari raya Idul fitri kita bermaafan.  Tetapi setiap tarikan nafas kita harus terus menyuarakan cinta dan maaf memaafkan kepada siapapun.  

Monday, May 18, 2020

Hurrem yang cantik dan berbisa..


Gerombolan liar menyerang desanya. Dalam perisitwa itu ayah dan Ibunya serta adiknya terbunuh. Dia dijual ke pasar budak. Bangsawan Turki membelinya dan dihadiahkan kepada Istana Topkapı, Kesultanan Ustmaniah. Namanya adalah Hürrem. Dia lahir di Rutenia, Slavia (Rusia). Ia putri pendeta Ortodoks Ukraina. Agamanya kristen Ortodoks. Ketika itu Sultan Ustmani adalah Suleiman I , yang merupakan Sultan ke 10 dari dinasti Ustmani. Selama di istana dia ditempatkan khusus di apartement para selir. Memang kecantikanya paling menonjol dibandingkan selir lainnya.  Di samping itu ambisisnya ingin menjadi selir pavorit Sultan sangat besar.  Dia punya dendam pribadi dengan masa lalunya yang kelam. 

Sudah tradisi di lingkungan Istana, para selir itu sebelum dipersembahkan untuk malam jumat di kamar Sultan, mereka harus mengikuti pendidikan kepribadian hidup sebagai wanita bangsawan. Mereka juga dididik ketrampilan ditempat tidur memuaskan sultan. Jadi bukan hanya cantik, kepribadian juga penting bagi Sultan. Semua selir itu langsung di bawah pengawasan ibu Suri Hafsa Hatun Sultan. Dari sekian selir itu tidak semua akan merasakan kehangatan di kamar kekaisaran. Hanya segelintir saja yang qualified. Bagi selir yang termasuk pavorit Sultan akan mendapat hadiah budak, yang juga dari kalangan selir yang downgrade. 

Mengapa saya ceritakan tentang seorang Hürrem?. Karena dia bukan beragama islam. Kalaupun kelak dia masuk islam, itu hanya cara dia untuk merebut hati sultan dan menjadi selir primadona Sultan. Itu bisa dimaklumi karena dia harus bersaing dengan , Mahidevran Gülbahar, permaisuri Sultan yang berasal dari keluarga bangsawan. Juga cantik dan telah punya anak laki laki dari Sultan, bernama Mustafa. Otomatis anaknya jadi putra mahkota. Walau koleksi  selir sudah jadi tradisi beratus tahun para Sultan Ustamani, tetap saja ada sifat cemburu permaisuri terhadap para selir itu. Terutama yang masuk pavorit Sultan, yang salah satunya Hurem.

Di sisi lain, ketika Sultan Suleiman I hatinya kepicut kepada Hurem,  Hurem pun cemburu dengan permaisuri, Mahidevran Gülbahar. Hurem tidak menyadari bahwa dia hanyalah selir. Namun dia sudah terlanjut jatuh cinta kepada Suleiman. Dia berusaha bagaimanapun membuat Suleiman tidak berjarak dengannya. Bukan hanya sekedar selir. Terjadilah perang batin dan cemburu antara selir dan permaisuri. Akhirnya berkat kehebatan Hurem memainkan perannya sebagai wanita penghibur diatas tempat tidur, Sultan pun jatuh cinta dan menjadikannya sebagai istri. Walau menentang tradisi kesultanan yang terlarang menikah dengan selir, namun tradisi itu ditabrak oleh Suleiman demi cintanya.

Ambisi Hurem untuk menguasai kesultanan Ustamani semakin besar sejak dia melahirkan anak laki laki bernama  Selim. Tahun tahun berkitnya lahirkan anak,  Bayezid, dan Jihangir. Sementara dari Permaisuri yang pertama, Sultan hanya punya anak satu yaitu Mustafa. Hurem kawatir akan nasip putranya Selim. Karena kemungkinan besar yang akan jadi putra mahkota adalah Mustafa. Apalagi Mustafa diakui memiliki talenta lebih besar dibanding anak Sultan lainnya, dan juga mendapat dukungan Pargalı Ä°brahim Pasha, yang ketika itu menjadi Wazir Agung,  Mustafa juga punya kepribadian yang hebat. Dia cerdas dan terdidik secara agama. 

Dalam tradisi kesultanan Ustmani, setiap selir yang punya anak harus tinggal di luar istana bersama anaknya sampai anak itu dinyatakan sebagai penerus tahta kesultanan. hanya Harem yang selir tidak pernah keluar dari lingkungan istana. Hurem berusaha agar dia tidak dipisahkan dengan Sultan untuk membesarkan anak anaknya di luar istana Topkapı. Dan dia berhasil.  Selanjutnya Hurem menciptakan intrik di lingkungan istana. 

Meskipun Hurrem adalah seorang istri Sultan, dia tidak memiliki peran resmi apa pun dalam pemerintahan, tetapi demikian ia tetap memiliki pengaruh politik. Karena kesultanan tidak memiliki aturan formal, pergantian kekuasaan biasanya diwarnai oleh pembunuhan di antara pangeran-pangeran yang bersaing memperebutkan takhta. Bagi penganut ajaran khilafah tradisi ini dibenarkan agar tidak ada dualisme kekuasaan khalifah. Hurrem sadar betul cara bagaimana anaknya bisa naik tahta. Agar anak-anaknya terhindar dari hukuman mati atau pembunuhan, Hürrem menggunakan pengaruhnya untuk menyingkirkan mereka yang mendukung Mustafa. Dia menggunakan pendekatan politik dari atas ranjang.

Hürrem memprovokasi Suleiman untuk membunuh Ibrahim dan menggantinya dengan menantunya, Rustem Pasha. Pada tahun 1552, ketika kampanye melawan Persia dimulai dan Rustem ditunjuk sebagai komandan ekspedisi, intrik melawan Mustafa dimulai. Rustem mengirimkan salah satu orang kepercayaan Suleiman untuk melaporkan bahwa  Suleiman tidak lagi memimpin, pasukan berpikir bahwa inilah saatnya seorang pangeran yang lebih muda untuk menggantikannya; pada saat yang sama Rustem menyebar isu bahwa Mustafa mendukung ide itu. Suleiman marah dan menuduh Mustafa hendak merebut kekuasaan.

Ketika Mustafa kembali dari kampanye di Persia, Suleiman mengirim surat kepada Mustafa untuk datang ke tendanya di Lembah EreÄŸl. Dalam surat itu Suleiman berpesan ”Mustafa dapat datang dan menjelaskan semua permasalahan yang dituduhkan kepadanya; tidak ada yang perlu ditakutan”. Mustafa hanya memiliki dua pilihan: ia datang kepada ayahnya dengan risiko dibunuh; atau, bila ia menolak datang, ia akan dituduh berkhianat. 

Mustafa akhirnya memilih untuk menghadap ayahnya dengan keyakinan bahwa pasukannya akan melindungi dia. Ketika Mustafa memasuki tenda ayahnya, salah seorang kasim Suleiman menyerangnya. Mustafa mencoba bertahan namun kewalahan dengan banyaknya penyerang dan akhirnya tewas dicekik menggunakan tali dihadapan Suleiman, ayahnya sendiri. Atas kejadian ini membuat Jihangir, putri dari Hurrem sangat sedih. Dia tidak mengerti mengapa Ayahnya tega membunuh kakak tirinya. Belakangan kesedihannya semakin bertambah sejak tahu dibalik pembunuhan itu adalah ibunya sendiri, Hurrem. Jihangir akhirnya meninggal karena depresi.

Tinggalah dua orang anak dari Hurrem, yaitu Bayezid dan Selim.  Hurrem memprovokasi Sultan agar memberikan masing masing anaknya wilayah kekuasaan. Namun Hurrem sulit menerima sikap anaknya, Beyezid yang menentang Suleiman. Diapun memprovokasi anakya Selim agar menghabisi Beyezid. Suleiman membantu gagasan Hurrem ini. Tanggal  15 April 1558 Hurrem meninggal. Setahun setelah itu perang terjadi antara pasukan anak dan ayah  di Konya pada tahun 1559, menyebabkan Beyezid lari ke Persia bersama empat anaknya.  Apakah selesai? tidak. Suleiman memprovokasi Shah Persia agar mengekstradisi atau mengekeskusi Beyezid dengan imbalan sejumlah besar emas. Shah akhirnya mengizinkan algojo dari Turki untuk mengeksekusi Beyezid dan keempat anaknya- cucu Hurrem- pada tahun 1561

Dengan demikian memuluskan jalan Selim ke tampuk kekuasaan.  Karena dia satu satunya pewaris tahta.  Pada tanggal 5 atau 6 September 1566, Suleiman memimpin pasukan dalam ekspedisi ke Hongaria. Pasukan ustamani kalah, dan Suleiman meninggal dunia. Selim pun menggantikan ayahnya memimpin Kekaisaran Ustamani dengan gelar Sultan Selim II. Dalam sejarah, Sultan Selim II pernah mengirim angkatan lautnya ke Aceh untuk membantu kesultanan Aceh menghadapi Portugis. Namu pasukan yang sampai ke Aceh hanya 500 orang  karena dialihkan untuk memadamkan pemberontakan di Yaman yang berakhir tahun 1571. Selama kekuasaanya Selim II melakukan berkali kali ekpedisi penaklukan. Namun tidak semua berhasil. Justru uang habis dan mengakibatkan kemunduran kesultanan ustamani. Terutama setelah pertempuran laut Lepanto tahun 1571.

Dalam buku "The Seeds of Decline”, Lord Patrick Kinross menyebutkan kemunduran Ustamani karena kemerosotan moral di kalangan elite dan Panglima lapangannya. Reputasi Selim II secara pribadi juga buruk. Dia suka mabuk mabukan dengan selirnya. Sehingga tidak focus seperti ayah dan kakeknya Sultan Muhammad Al Fatih. Selim meninggal setelah sakit akibat tergelincir di lantai ruang mandi yang belum selesai. Itu bisa saja terjadi karena dia dalam keadaan mabuk berat. 

Dari kisah tentang Hurrem ini seakan mengingatkan kita bahwa selalu jalan kemunduran kekuasaan terjadi, dan selalu karena merosotnya moral. Andai Sultan Suleiman tidak pernah jatuh cinta dengan selirnya dari Rusia, Hurrem, mungkin sejarah akan berkata lain. Tetapi inilah pelajaran bagi kita semua. Bahwa akhlak itu sumber kekuatan bagi siapa saja dan di mana saja..Kalau akhlak  merosot maka kejatuhan hanya menghitung hari.

Monday, May 11, 2020

Sudahilah drama Corona


Teman teman WA saya yang umumnya seusia dengan saya, sering sekali me share berita menakutkan soal Corona. Saya tidak begitu tertarik membahasnya. Karena mereka hanya me share berita bukan pendapat mereka sendiri. Namun secara tersirat sudah cukup menyimpulkan bahwa mereka korban provokasi menakutkan tentang Corona. Mereka adalah kelas menengah yang memang tampa ada PSBB atau social distancing atau lockdown ,mereka sudah lebih dulu lakukan. Mengapa? karena mereka sangat sadar harga dari sebuah kesehatan. Apa arti uang bagi kelas menengah kalau badan sakit. Mereka sangat tahu arti memanjakan diri.

Tentu berbda dengan kaum bawah. Mungkin bagi kelas menengah bawah atau yang rentan miskin, hidup mereka by condition memang sulit untuk disiplin kesehatan. Bagaimana kita bisa meminta mereka disiplin tentang kesehatan bila sebagian besar penduduk, jangankan di daerah, di jakarta saja banyak yang engga punya jamban. Tinggal di bantaran kali yang kotor. Lingkungan rumah yang berdesakan, gang yang sempit, miskin sinar matahari. Pasar tradisional yang kumuh. Warung pinggir jalan dan jajan yang tidak higienes. Adalah keseharian mereka, yang selama ini kita abai.

Karena PSBB dan prokol kesehatan perang terhadap virus Corona, semua aktifitas bisnis berhenti. Shutdown. Bagi kaum middle class yang punya kebebasan financial, andai setahun atau dua tahun WFH tetap bisa bertahan hdup. Tetapi bagi mereka kelas bawah sehari tidak bekerja adalah alarm kematian secara lambat. Mereka tidak berteriak seperti oposan. Mereka hanya diam. Mungkin doapun tak lagi punya kekuatan membuat mereka bisa bertahan. Tetapi hidup berlalu terus, karena selalu pada moment tak tertanggungkan oleh mereka, ada saja jalan untuk mereka bisa bergerak walau hanya sekedar melata.

Ketika kita menetapkan standar hidup tinggal di rumah, menjauhi kerumunan, jangan naik angkutan umum, dan menjaga jarak, , pernahkah kita bertanya bagaimana dengan standar hidup orang yang rumahnya ukuran 21 meter— yang mencicil atau menyewa—dan tinggal di gang sempit berdesakan, di bataran kali, dan hidup mengais rezeki dari kerumunan orang banyak, yang mengharuskan menggunakan angkutan massal. Apakah itu mungkin?. Jawablah dengan jujur? Narasi kepedulian soal ancaman Virona tak lain narasi hipokrit. Itu lebih cenderung ketakutan kepada diri sendiri.

Corona dalam dimensi moral dan politik adalah narasi paradox terhadap nilai nilai kehidupan. Orang survival bukan karena donasi tetapi karena struggle diatas resiko kalah atau menang. Kalau upaya struggle dihalangi secara politik dengan alasan kawatir CORONA, sebetulnya kita sengaja menghilangkan nilai nilai kehidupan dan kita sedang mengubur orang miskin kedalam lobang tanpa harapan…

Sudah cukup drama Corona, saatnya tirai ditutup untuk kembali kepada kehidupan nyata, dalam suka dan duka,. Bergandengan tangan dalam semangat egaliter, membantu mereka yang didera derita, menghapus air mata mereka dengan hope. Semua akan baik baik saja. Karena coronga kita semua tercerahkan dan berubah…

Corona pesan dari Tuhan.
Saya sempat melakukan riset sederhana untuk mengetahui bagaimana COVID-19 ini mudah menular kepada manusia. Bagaimanapun Virus itu makhluk hidup. Tentu dia punya ekosistem  sendiri untuk bisa bertahan hidup. Apa yang membuat dia mudah menular ? ternyata terletak pada protein di permukaan virus. Protein ini bentuknya 'runcing' yang dengan mudah nyantol di membran sel inangnya. Gimana dia bisa nyangkut ? Itu karena di inang tempat cantolannya ada enzim Furin. Nah enzim ini hanya ada di Paru paru, lever dan usus kecil pada manusia. Lain tempat engga ada. 

Kalau kita baca hasil penelitian yang banyak dilakukan oleh lembaga riset, seperti oleh Harvard Medical School, bahwa gangguan kecemasan berisiko besar untuk alami sejumlah kondisi medis kronis. Juga US National Institutes of Health's National Library of Medicine, mengungkapkan bahwa emosi bisa memengaruhi kesehatan tubuh, khususnya sistem saraf tepi bagian viseral. Juga peneliti dari Finlandia bahwa organ tubuh dapat dipengaruhi oleh emosi sukacita, kemarahan, kesedihan, ketakutan dan pensiveness.

Nah penyakit paru paru itu dipengaruhi adanya kesedihan dan kecemasan yang berlebihan.  Seorang yang tak bisa menerima kenyataan atas kehilangan sesuatu, merasa direndahkan, tidak dihormati, cenderung dirudung kesedihan yang tak bertepi. Biasanya setelah itu akan diikuti oleh rasa tidak aman ( insecure ).  Timbulah rasa kawatir berlebihan. Kecemasan yang kadang tidak masuk akal. Tetapi karena dia sangat sensitif, kecemasan yang dirasakannya kadang berlebihan.  Orang yang mudah sedih dan cemas, rentan sekali terkena penyakit paru paru.

Penyakit Lever, dampak dari sifat membenci dan sangat mudah marah. Dia terlalu baper terhadap apapun persoalan. Kadang hal yang sifatnya humor atau satire bisa disikapinya berlebihan dengan marah. Karena dasarnya benci maka apapun disikapinya salah, dan  cenderung emosian. Sulit sekali berpikir positip. Apalagi memaafkan. Dampak sifat pembenci dapat mengakibatkan hipertensi dan pada giliranya mempengaruhi asam lambung dan jatung.

Usus kecil, itu karena orang terlalu memaksakan apapun sesuai maunya. Dia terlalu keras terhadap dirinya agar semua bisa berjalan seperti dia mau. Padahal kehidupan bukan memaksakan seperti kita mau tetapi melewatinya dengan rendah hati. Berusaha berdamai dengan kenyataan. Kalau enga, maka bisa  menyebabkan ketidakharmonisan dan ketidak stabilian mental. Sulit konsentrasi dan gampang melankolis.

Apa artinya? Corona hadir seakan utusan Tuhan yang mendidik kita untuk ikhlas. Mengapa ? Kalau kita ikhlas maka tidak ada kesedihan dan kekawatiran. Apa yang terjadi, terjadilah, sehingga Paru paru kita aman. Tidak perlu ada kebencian dan harus marah. Sehingga lever kita aman. Dan terakhir engga perlu harus ngotot segala sesuatu seperti kita mau. Lalui hidup dengan kerja keras namun tetap relax, apa adanya. Kalau bersua sesuai dengan harapan, ya sukuri, kalau engga, ya bersabar.  

Kalau tiga penyakit itu kita aman maka sistem antibodi kita pada paru paru, lever dan usus bisa melawan Corona. Kalaupun kita terjangkit, dalam status orang tanpa gejala ( OTG). Berlalunya waktu atau hitungan hari, kita akan sembuh sendiri dan imune terhadap COVID-19. Tapi kalau kita punya riwayat penyakit salah satu atau ketiganya, maka COVID-19 memang bisa bedampak fatal sekali. Benarlah bahwa kekuatan ikhlas itu maha dahsat. Bukan hanya membuat organ kita aman tetapi juga hidup kita jadi happy. Tetapi memang di era modern dan kapitalis, sifat ikhlas itu engga mudah, dan karenanya pesan corona menjadi menakutkan.

Peran otak dalam memberi

Sore hari. Tahun 83 setelah antar bon dan pembayaran kain tekstil kepada Boss di bilangan kota. Jumlah uang dan bon sama. “ Mengapa kamu tid...