Saturday, May 30, 2020

China vs AS.


Dua tahun Hong Kong diobok obok oleh demontran. Tidak sedikit hujatan demontran kepada pemerintah China. Di sosial media, hujatan kepada pempimpin China sangat luar biasa buruknya. Selama itu pemerintah China di Beijing hanya diam. Selama dua tahun ekonomi Hong Kong defisit. Pemerintah China tetap jaga 9 bahan pokok. Maklum Hong Kong tidak punya pertanian. Harga masih dijaga stabil lewat subsidi. Semua tahu di balik aksi demo itu adalah AS. Banyak bukti video keterlibatan asing dalam aksi demo. Bahkan mereka sudah banyak yang ditangkapi dalam aksi demo, namun dilepaskan setelah memberi tahun motive nya. 

Saya punya bisnis di Hong Kong dan China. Saya sering komunikasi dengan teman teman yang terpaksa tidak bisa bisnis di Hong kong selama chaos. Mengapa pemerintah China diam saja? tanya saya kepada teman di China. Menurut mereka, bukan budaya China yang menghadapi keributan dengan retorika. Apalagi membuka aib orang di media massa dan menghujat. Kami tetap menjaga martabat orang lain bahkan kepada musuh sekalipun. AS memprovokasi orang muda di Hong Kong. Budaya dan didikan keluarga China tidak ada membenci. Kalaupun sekarang anak muda hong kong bertabiat membenci, itu karena diajarkan oleh provokator. Itulah racun kebudayaan yang ditebarkan oleh Barat dan AS. 

Kalau sampai akhirnya Pemerintah China bersikap keras dengan mengeluarkan UU Keamanan Nasional terhadap Hong Kong, itu dilakukan bukan atas dasar kebencian. Tetapi untuk menjaga dan melindungi hak orang yang tidak menginginkan chaos. Di Hong Kong ada 10 juta rakyat. Yang inginkan keributan tidak sampai 1 juta orang. Selebihnya inginkan damai. Hanya saja sebagian besar mereka ini tidak mau ribut dan marah kepada pro demokrasi yang melakukan aksi demo. Sehingga tidak terjadi bentrokan horizontal di tengah masyarakat. Mereka percayakan kepada pemerintah China untuk menyelesaikan masalah Hong Kong dan mereka percaya.

Menurut teman saya dari Ausi “ Cara pemerintah China adalah mengutamakan konsesus politik diantara elit partai, dan setelah itu, mereka bertindak sesuaii konsesus. Kalau mereka bertindak, tindakan itu tidak akan ada suara dan sangat cepat sekali. Ingat engga, bagaimana tentara rakyat  menghabisi gengster TRIAD di Hong Kong setelah penyerahan hong kong ke China dari Inggris. Hanya seminggu semua anggota TRIAD habis. Padahal 100 tahun inggris berkuasa di Hong Kong tidak bisa membersihkan Hong Kong dari gangster TRIAD. Karena sebelum Tentara bergerak, data intelijen sudah di tangan. Begitu juga dengan oposisi yang ada di Hong Kong. Datanya sudah ada. Baik yang langsung maupun tidak langsung terlibat. Tinggal aparat China bertindak, selesai urusannya. 

Paska pengesahan UU Keamanan nasional China, AS mencoba memprovokasi China dengan menghadirkan kapal induk mendekati perairan Taiwan yang disengketakan dengan China. Pemerintah China tidak terpancing. Namun sebelumnya Xijinping sudah menaikan anggaran Pertahanan sebesar 6% dari PDB China. Dan memperkuat rudal balistik antar benuanya. China sangat siap perang kalau diserang lebih dulu. AS harus sadar bahwa rudal nuklir China bisa sampai ke Washington. Yang harus dipahami oleh AS adalah budaya china itu adalah ketika mereka tidak lagi bersuara, itu tandanya mereka bersiap dengan perencanaan matang menghadapi segala kemungkinan terburuk. " AS tidak sehebat ceritanya. Buktinya melawan Iran saja sudah lebih 20 tahun gagal. Melawan Vietnam saja kalah. AS hanya gede retorika, macan kertas. " kata teman saya di Ausi.

“ Saya yakin manuver AS hanyalah retorika merusak reputasi China secara global namun AS tidak akan pernah mengerti bahwa China tidak akan melayani keributan di media massa. Tidak akan bisa mengubah sikap China terhadap Hong Kong. “ kata teman saya di China.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...