Saturday, March 02, 2013

Kaya dan Miskin

Adakah pembelajaran tentang sebuah realitas yang terbentang dihadapan kita. Tentang kaya dan miskin. Apakah islam tida boleh kaya ? Mengapa umat islam lebih banyak miskin? demikian tanya teman saya ketika kami berdialogh dalam kesempatan makan malam. Saya teringat dengan cerita lama , cerita sufi. Ini hanyalah cerita analogis untuk mengaktualkan  ilmu hakikat islam. Suatu saat, seorang guru merekomendasikan kepada muridnya untuk berguru kepada seorang sufi ternama. Setelah melewati perjalanan yang amat panjang, sang Murid akhirnya bisa berjumpa dengan guru yang dimaksud. Betapa kagetnya setelah ia mengatahui rumahnya yang mewah bak istana raja. Ia bertanya kepada para tetangganya, apakah betul bahwa istana itu tempat tinggal sang Sufi sebagaimana yang direkomendasikan oleh gurunya. Semuanya menjawab “Ya”. Lebih kaget lagi setelah si pemilik istana itu datang dengan pakaian yang mewah dan kendaraan yang luar biasa bagusnya. Sang murid bertanya-tanya dalam hatinya, apakah benar yang dimaksudkan oleh gurunya. Akan tetapi karena telanjur sudah menempuh perjalanan jauh yang sangat melelahkan, iapun menjumpai Sufi yang kaya raya tersebut. Setelah menyampaikan salam dari gurunya, ia pun menyampaikan maksud dan tujuannya. Betapa kagetnya sang murid setelah mendengar kata-kata yang keluar dari lisan Sufi yang kaya raya itu. Ia berkata, “Tolong sampaikan salam saya kembali kepada gurumu. Aku berpesan agar dia tidak selalu sibuk dengan urusan dunia.”

Bak disambar petir di siang bolong. Bagaimana mungkin orang kaya raya itu memberi nasehat kepada gurunya yang jauh dari kehidupan dunia agar tidak sibuk dengan urusan dunia. Bukankah yang lebih sibuk mengurus dunia adalah orang kaya tersebut? Ia pamit pulang, tidak jadi berguru kepada orang yang direkomendasikan oleh gurunya. Sesampai di padepokan gurunya, ia melaporkan semua kejadian yang dialaminya, termasuk nasihat orang kaya itu kepada gurunya. Sang murid lebih tidak mengerti lagi setelah sang guru yang sangat dihormati itu ternyata menangis dan membenarkan nasihat orang kaya raya tersebut. Sang guru akhirnya menjelaskan bahwa orang kaya raya yang dijumpai oleh muridnya itu memang memiliki istana yang mewah, kendaraan yang bagus, dan selalu berpakaian indah. Tanah perkebunannya luas serta memiliki pabrik yang mempekerjakan banyak karyawan. Namun demikian, harta yang melimpah itu tidak menyebabkannya lalai dan lupa kepada Allah Swt. Hartanya tidak mengganggu dzikirnya kepada Allah Swt. Ia tidak sombong karena hartanya dan jika sewaktu-waktu hartanya diambil oleh pemiliknya, Allah Swt, ia pun tidak merasa terhina karenanya. Ia memandang harta biasa-biasa saja. 


Sementara saya, kata sang Guru, biar tidak punya harta yang melimpah, tapi hari-hari masih disibukkan untuk memikirkan harta. Bahkan bisa jadi saya, kata sang guru, lebih sibuk memikirkan urusan harta dari pada si sufi yang kaya raya tersebut. Kepada orang yang diberi karunia rizki yang lebih oleh Allah swt, hendaknya mereka dapat mengelola hartanya sebagai sarana untuk mendapatkan harta kekayaan yang lebih besar kelak di akhirat. Tak perlu bersikap kontra produktif dengan meninggalkan kehidupan dunia. Janganlah mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah Swt. Ingatlah bahwa dengan harta ditangan , banyak hal yang bisa diperbuat untuk meninggikan kalimat Allah.Tak ubahnya dengan kisah Rasyid Nikaz, seorang  muslism, miliarder Francis yang tampil didepan hukum untuk membayar  denda bagi wanita yang menggunakan cadar. Di Francis pemakai Cadar dilarang oleh konsitusi dan pelanggarnya harus membayar denda. Sikap Rasyid ini mendapat perhatian luas dari media massa. Ketika media massa minta pendapatnya atas sikapnya itu maka keluarlah kata kata syiar islam, dan membuat lunak sikap Pemerintah Francis,  Syekh Al-Khuwainy mengibaratkan Rasyid Nikaz sebagai “Satu orang yang mengalahkan satu Negara". Dengan hartanya dia berjihad untuk syariah Islam. Tidak dengan kata kata tapi dengan hartanya. Tak ubahnya dengan Abu Bakar Ash Shiddiq yang menggunakan hartanya untuk membebaskan budak. Dengan hartanya membantu perjuangan Rasul. Begitulah Ustman, yang kaya raya namun menggunakan hartanya demi tegaknya syiar Islam. 

Memang ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana (zuhud ) Namun tidak berarti Islam melarang kita kaya. Bahkan Islam menganjurkan agar umatnya kaya dan memiliki harta. Sebab dengan kekayaan, seorang Muslim bisa melakukan jenis ketaatan yang terkadang tidak bisa dilakukan oleh orang miskin.  Orang berharta bisa haji, umrah, infak dan lain-lain. Mencari harta kekayaan dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Karenanya, sarana dan cara mencarinya tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam. Faktor pembuka atau kunci itu ada dua jenis; faktor lahir, kasat mata, atau material causal dan faktor batin. Faktor lahiriyah misalnya; bertani, nelayan, berdagang, berprofesi, mengajar, dan lain-lain. Faktor batin rizki bersifat spiritualitas, ibadah dan perwujudan nilai-nilai dan ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Faktor ini menghubungkan seseorang dengan Maha Pemberi rizki, Allah secara langsung.  Kedua faktor di atas harus ditempuh oleh seseorang. Seseorang tidak boleh mengandalkan faktor pertama dengan mengesampingkan faktor kedua. Sebab hal itu bisa menjadikan seseorang menyekutukan Allah. Di sisi lain, faktor pertama hanyalah usaha manusia. Sementara faktor kedua bersifat faktor penentuan yang diserahkan kepada Allah Maha Pemberi rizki. Jika seseorang ingin memaksimalkan perolehan rizki maka dia harus memaksimalkan keduanya. Kedua faktor dengan bagian-bagian yang terkait ibarat modal, aset dan investasi untuk mendapatkan ‘keuntungan’ materi dan non materi dari Allah. Semakin banyak dan berkualitas modal-modal itu kita tanam, maka makin besar pula incomenya.

Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sebaik-sebaik harta adalah harta orang shalih.” (HR. Ahmad). Karena banyak hal yang sulit dilakukan oleh orang miskin, ia dapat lakukan dengan mudah. Namun bukan berarti miskin itu salah.Adapun terhadap orang-orang yang belum mendapatkan rizki lebih dari Allah Swt, hendaklah tetap menjalankan ketaatan kepada Allah Swt dengan tulus dan ikhlas. Nikmati kemiskinan dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt. Akhirnya, tidak ada halangan bagi orang kaya untuk menjadi shalih dan dekat dengan Allah swt. Demikian juga tidak ada alasan bagi orang miskin untuk tidak mendekat kepada Allah karena kemiskinannya. Orang kaya dan orang miskin mempunyai kesempatan yang sama untuk mendekati Allah Swt. Jadi bagi orang islam yang saleh, miskin atau kaya  , dia akan menjadi sebaik baiknya umat karena dia berbuat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk orang lain, untuk cinta dan kasih sayang..

Wednesday, February 27, 2013

Perdagangan wanita



Saya membaca berita melalui Kompas.com. Kisah seorang TKW yang disandera oleh PPTKI (perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia) karena tidak mampu membayar biaya administrasi sebesar Rp 14 juta, setelah dia dipulangkan majikannya dari Taiwan. Saya bisa membayangkan betapa naasnya nasip TKW itu. Niat keluar negeri mencari nafkah karena himpitan kemiskinan di negeri sendiri namun setelah pergi menyabung asa yang didapat adalah hutang yang tak mampu dibayar karena bekerja diluar negeri tak mendapat apa apa. Bagaimana mungkin bekerja tidak mendapatkan hasil? Ya begitulah sindikat business pengerahan tenaga kerja ke luar negeri. Negara melalui UU dan Peraturan melegalkan perdagangan manusia dengan alasan mendatang devisa atas kemelimpahan buruh didalam negeri. Negara tidak pernah merasa malu walau sudah tergabung dalam G20 tetap melegalkan bahkan mempromosikan program buruh migran untuk kemakmuran. Hingga jangan terkejut bahwa inilah negara satu satunya yang melempar buruh keluar negeri dalam jumlah terbesar.  Padahal China yang merupakan jumlah penduduk terbesar didunia, negara tetap tidak melegalkan rakyatnya menjadi buruh di luar negeri.

Kalau kita ke Jepang  kadang menemukan wanita Indonesia bekerja di KTV sebagai pramuria, juga di Taiwan. Usia mereka rata rata 19 -23 tahun. Mereka masih teramat muda.  Umumnya kedatangan mereka ke jepang atau Taiwan  diorganisir oleh perusahaan yang mendapatkan izin sebagai penyedia jasa misi kebudayaan. Tentu izinnya dikeluarkan oleh Kementrian kebudayaan dan Pariwisata. Tidak perlu analisa hebat untuk memastikan bahwa program pengerahan TKI keluar negeri itu tidak lain adalah perdagangan budak. Mereka bukan pekerja professional yang berhak mendapatkan perlindungan first class dari system negara. Mereka tidak punya keahlian special. Tidak punya  akreditas expert.  Sudah bisa ditebak dengan mudah bahwa yang dimanfaatkan adalah status mereka sebagai manusia sekelas hewan. Pekerjaan yang pantas adalah menjadi jongos para juragan kaya di Arab, malaysia, Hong Kong, Singapore. Ada juga sebagai pelayan di restoran dan bar, sebagian lagi terpaksa menjalani kehidupan sebagai pelacur. Mungkin ada yang bernasip baik diperlakukan manusiawi namun tidak sedikit yang diperlakukan bak hewan piaraan. Kadang dipuja dan kadang pula dilecehkan serendah sendal jepit.

Telah 68 tahun negeri ini merdeka, telah 68 tahun sejak para pejuang kemerdekaan melepas nyawa dari jasadnya dengan mengucapkan Allahuakbar. Merdeka atau mati. Lebih baik mati daripada hidup bercermin bangkai. Itu semua karena bangsa Indonesia tak mau dijajah. Tak ingin dijadikan bangsa budak. Namun setelah penjajah asing diusir dari negeri ini, penjajahan tidak otomatis hengkang. Ia digantikan oleh bangsa sendiri yang menjelma sebagai segelintir orang yang memimpin. Tuan terhormat mungkin akan tersinggung bila saya katakan ini. Ya benar mereka pahlawan devisa, demikian tuan berkata.  TIdak ada yang menyuruh mereka jadi buruh migran atau buruh urban tidak ada. Benar! Itu mau mereka sendiri. Tapi lewat system pembangunan yang tidak akrab untuk orang lemah telah menjadikan mereka dimiskinkan dan dipinggirkan secara paksa. Kemiskinan bagi rakyat yagn tinggal di zamrud khatulistiwa adalah bencana. Mengapa? karena tidak seharusnya ada kemiskinan. Tidak seharusnya ada wanita menggadaikan dirinya untuk makan di negeri orang. Ini semua karena korupsi yang berlaku secara massive disemua sektor. Harga  produk pertanian melambung tinggi namun petani tetap miskin. Perusahaan dan jumlah orang kaya semakin banyak namun gaji buruh sebulan sama dengan harga sekali makan di restoran jepang. Ekonomi tumbuh tinggi, APBN berlipat naiknya namun hutang semakin menggunung sehingga menggerus kekuatan APBN untuk fungsi sosialnya...

Di Hong Kong saya melihat pariwara di TV yang memasarkan TKW untuk jadi jongos dirumah tangga. Di Singapore dan Malaysia anda bisa temukan iklan On sale terhadap TKW. Sebagai anak bangsa rasanya saya ingin berteriak marah dengan situasi ini. Rasul dikirim ke dunia bertujuan menghapus perbudakan. Negara dan bangsa inginkan merdeka karena rakyat tak ingin diperbudak. Namun perbudakan tak pernah bisa dihapus terutama oleh negeri yang para pemimpinnya mayoritas beragama Islam. Apa sebabnya? banyak sebab namun utamanya karena akhlak para pemimpin yang tak amanah. Perang melawan perdagangan wanita tidak dapat dimenangkan dengan mudah. Namun perang terhadap perdagangan wanita harus dimenangkan. BIla negara tidak peduli maka kitalah sebagai pria yang harus melindungi wanita. Islam mengajarkan bahwa setiap pria berkewajiban untuk melindungi wanita. Bagi wanita janda atau yatim maka orang tua atau anak , kakak atau adik yang harus melindunginya. BIla orang tuan atau anak, adik atau kakak tidak ada maka pamanlah yang harus melindungi wanita itu. Bila paman tidak ada maka kerabat dekat  yang harus melindunginya. Bila kerabat dekat tidak ada maka kerabat jauh yang harus melindungi namun bila  tidak ada maka masyarakatlah yang harus melindungi wanita. 

Tuesday, February 19, 2013

Makan dan Rokok


Tahukah anda bahwa 1 batang rokok merampas sekitar 25 mg vitamin C dari dalam tubuh. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi.  Selain itu, tingginya kandungan antioksidan pada vitamin C dapat menyapu radikal bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh. Rokok juga menggrogoti vitamin D didalam tubuh.  Padahal Vitamin D memiliki peran penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.   Jika vitamin D dalam tubuh tidak tercukupi, sel-sel pembunuh dari sistem kekebalan (sel T) tubuh tidak mampu melawan infeksi serius yang ada dalam tubuh. kibat kekurangan vitamin D yang paling nyata adalah tulang keropos. Disamping itu juga metabolisme kalsium lebih mungkin terganggu pada orang yang merokok, sehingga ia lebih berisiko mengalami osteoporosis atau penipisan tulang. Rokok juga meng eliminate vitamin E.  Padahal Vtamin E diyakini bisa menghambat penumpukan lemak pada dinding bagian dalam arteri. Disamping itu vitamin E berfungsi untuk kesehatan kulit. Perokok cenderung cepat berkerut dan menua kulitnya. Konsumsi 2-4 batang rokok bisa meningkatkan kadar lemak dalam darah sebesar 200-400 persen yang berakibat rusaknya sirkulasi darah dan aliran darah dari jantung. 

Itu sebabnya metabolisme pada setiap perokok jauh lebih cepat ketimbang yang tidak merokok. Karena tubuh butuh kerja cepat untuk mengganti vitamin yang hilang. Semakin banyak orang merokok harus semakin banyak mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dibanding non perokok seperti konsumsi teh hijau, makan banyak buah dan sayur, konsumsi vitamin. Maklum vitamin C, D dan E tidak dihasilkan oleh tubuh sendiri dan karenanya harus didatangkan dari luar. Apabila ini tidak dilakukan maka secara tidak langsung perokok telah melakukan upaya bunuh diri secara sistematis. Lambat namun pasti , rokok menggerogoti daya tahan tubuhnya dan akhirnya membuat tubuh melemah. Namun setelah tidak lagi merokok, sebetulnya tubuh tidak perlu terlalu banyak nutrisi seperti para perokok. Allah men design tubuh begitu hebatnya sehingga untuk sehat tidak butun makan banyak. Artinya kadar makan simiskin juga bisa untuk kadar makan sikaya, sama sama sehat asalkan tubuh terhindar dari racun bawaan. Saya harus mengurangi porsi makan saya agar tubuh saya tidak bertambah gemuk. Karena memang setelah berhenti merokok berat badan saya bertambah. Mengapa ?

Menurut dokter bahwa ketika berhenti merokok , saraf perasa  lidah lebih sensitif yang membuat semua makanan menjadi lebih enak dilidah. Membuat saya  gemar makan. Berhenti merokok beralih kehoby makan. Ini berhubungan dengan selera dan selera berhubungan dengan jiwa. Saya harus kendalikan selera ini. Apabila saya mampu berhenti merokok maka saya  juga harus mampu mengendalikan selera makan. Mengapa ? Hasil riset Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) menyimpulkan bahwa makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih berkonsentrasi memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat zat toksin keluar tubuh, dan regeneasi sel sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal. Sedangkan apabila  kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme ( menguraikan makanan makanan itu dalam tubuh) dan tidak sempat memperbaiki dirinya sendiri. Jadi dampak makan berlebih juga tidak jauh beda dengan perokok berat. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolestrol dll yang dapat memperpendek umur manusia karena destruktif. 

Karenanya latihan pengendalian jiwa harus ditingkatkan agar nafsu makan dapat ditahan. Cara melatihnya adalah dengan rajin puasa senin kemis. Tubuh yang sehat tidak seharusnya dimanjakan dengan makan apa saja  tapi dikendalikan dengan bijak. Bila badan sehat, jiwa sehat maka sempurnalah kita. Ingatlah sabda Rasul " tidaklah sekali sekali manusia memenuhi sebuah wadahpun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya maka sepertiga ( lambungnya) untuk makanan, sepertiga lagi untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas ( udara). Ya merokok dan makan berlebihan adalah kebiasaan buruk dan destruktif. 

Saturday, February 16, 2013

Memberi Karena cinta


Anda mungkin semua tahu apa itu Microsoft dan pasti tahu nama dibalik Microsoft,yaitu Bill Gates.  Semua tahu bahwa Bill Gates dikenal  sijenius pekerja keras yang sukses diusia muda dan termasuk orang terkaya didunia. Perjalanan hidup Bill Gates , ibarat graphik selalu berada digaris menengah menuju kepuncak. Artinya graphiknya tidak pernah berada diposisi minus atau dibawah mendekati nol.  Dia terlahir dari keluar kelas menengah di AS. Ayahnya seorang pengacara terkenal  dan ibunya anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United Way. Masa mudanya bersama ayah dan ibunya adalah kebebasan yang membuat dia bisa berbuat apa saja untuk kesenangannya. Bill Gate tidak pernah merasa gamang tentang masa depannya. Dia tidak pernah memikirkan resiko atas segala tindakannya, termasuk bila harus drop out dari Harvard University karena lebih mengutamakan hobi barunya dibidang komputer. Lingkungan keluarganya menjadikan dia something else bagi orang lain namun sesungguhnya tidak bagi Bill Gate. Dia tidak merasakan hebat dengan apa yang dia punya. Baginya hidup yang dia jalani tidak membuat dia merasa bernilai. Apa yang dirasakan oleh Bill Gate adalah juga dirasakan oleh kebanyakan orang muda sukses secara materi namun miskin secara spiritual. Kesepian ditempat ramai.

Bila sukses dikaitkan dengan kebahagiaan maka itu hanya mungkin bila sukses itu datang diatas tumpukan kekecewaan,kegagalan, kelelahan.  Tak akan ada pelangi, jika hujan tak menghampiri. Akan selalu ada bahagia setelah anda meneteskan air mata. Terasa perbedaan pahit dan manis, susah dan senang, atas dan bahwah apabila anda pernah merasakan keduanya.  Apakah Bill Gate dapat memahami kesuksesannya mendatangkan kebahagiaan bila dia sendiri sejak bayi sudah bergelimang dengan kemewahan sebagai  keluarga middle class dan kemudian tumbuh berkembang dibalik bayang bayang orang tuanya yang memberikan akses kepadanya untuk eksis dengan cita citanya. Saya yakin semakin besar Microsoft semakin kecil Bill Gate. Mengapa ? karena semakin jauh dia dari rasa lapar, dikecewakan, kegagalan. Hidupnya semakin tak berwarna. Jalannya semakin lurus dan datar saja. Itulah mungkin ketika sampai di Puncak, tahun 2000, Bill Gate mundur sebagai pejabat eksekutif tertinggi Microsoft namun Ia masih menjabat sebagai kepala arsitek perangkat lunak. Tahun 2006, dia benar benar keluar dari Microsoft untuk bekerja purna waktu di Bill & Melinda Gates Foundation, sebuah yayasan yang didirikannya bersama istrinya yang bertujuan untuk kemanusiaan.

Lebih dari USD 20 milliar ( Rp. 200 triliun )harta yang didapatnya selama karir sebagai pengusaha sukses dibidang piranti lunak dihibahkan kepada yayasan yang didirikannya , Bill & Melinda Gates Foundation. Istri Gates mengajak masyarakat untuk belajar dari usaha-usaha filantropi keluarga Salwen, yang menjual rumahnya dan menyumbangkan setengah nilainya, sebagaimana disebutkan dalam buku The Power of Half. Gates dan istrinya mengundang Joan Salwen ke Seattle untuk membicarakan tentang hal-hal yang dilakukan oleh keluarga tersebut, dan pada 9 Desember 2010, Gates,  Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg (CEO Facebook) menandatangani janji yang mereka sebut "Gates-Buffet Giving Pledge". Isinya adalah mereka berjanji untuk menyumbangkan setengah kekayaan mereka untuk amal secara bertahap.  Saya yakin bahwa apa yang dilakukan oleh Bill Gate,   Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg bukanlah dalam rangka aktualisasi diri seperti teori Maslow, Tapi saya kira, keinginan menolong sesama manusia . Stephen Covey menambahkan satu kebutuhan manusia, to leave a legacy. Menurut kamus, legacy adalah warisan, harta pusaka/peninggalan. to come into a l. mewarisi.  Saya kira, warisan di sana tidak cuma harta, tapi sesuatu yang lebih besar. Dia bisa berupa sesuatu yang bersifat ke luar diri kita, ke luar keluarga kita, sesuatu yang bermanfaat buat orang lain dan lingkungan kita. Bill Gates, Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg memenuhi kebutuhannya to leave a legacy dengan memberikan sesuatu buat sesama manusia.

Mungkin bagi kita yang tak pernah henti berjuang mendapatkan kebahagiaan dari tumpukan uang dan harta akan terkejut menyaksikan sikap Bill Gate yang dengan mudahnya melepas hartanya untuk kemanusiaan. Bagi orang yang tak pernah mendapatkan harta, maka harta adalah tujuannya untuk kebahagiaan. Tapi bagi orang yang selalu ada harta dalam hidupnya, penambahan harta tidak otomatis membuat dia bahagia. Dia butuh sesuatu yang lain yang sehingga membuat dirinya lengkap dan utuh. Banyak cara orang kaya raya  melakukan kegiatan yang nyentrik sebagai cara untuk “melengkapi” dirinya agar “utuh”. Jangan terkejut ada yang melepaskan hartanya untuk kegiatan club sport, menjadi pemimpin partai agar menjadi penguasa, mengkoleksi mobil mewah dan barang antik, dll. Tapi jalan ini tidak membuat dia bahagia. Bahkan menurut teman yang tergolong kaya, yang doyan membeli barang antik merasa tertekan bila kalah dalam lelang. Namun Bill Gate mimilih jalan hati nuraninya melalui program kemanusiaan, program berbagi untuk  siapa saja yang butuh pertolongan. Karena itu Bill Gate merasa bahagia dengan pilihan hidupnya. Ternyata orang kaya menemukan kebahagiaan sejati ketika dia berbagi karena cinta. Ketika dia mendengar kata hatinya

When I chased after money, I never had enough. When I got my life on purpose and focused on giving of myself and everything that arrived into my life, then I was prosperous. Mungkin itu yang dikatakan oleh Billl Gate atas sikap hidupnya. Karena ketika dia memberi sebetulnya dia sedang mengakayakan dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri. Kita yang tak berhartapun berhak mendapatkan kebahagiaan. Caranya? Lakukan apa saja yang bermanfaat bagi orang lain , walau kecil namun lakukan demi cinta, WE can not do a great things. We can do a small things with great love.

Monday, February 11, 2013

Memimpin dengan cinta.


Disuatu negeri dimana presidennya lahir  dari Partai yang beridiologi Islam. Ia terpilih karena kecintaan rakyat kepadanya. Dia terpilih karena disaring lewat seleksi ketat berjenjang oleh Partainya. Hingga akhlaknya adalah Al Quran dan pribadinya adalah Rasul. Kesehariannya tidak pernah jauh dari orang miskin namun juga dekat dengan orang kaya.  Sebelum terpilih sebagai president , profesi nya sebagai pengusaha ,dia berkerja keras namun hasilnya untuk orang orang terdekatnya, untuk program partainya, untuk syiar Islam. Dia tidak berkata apa yang terbaik dilakukan tapi dia memperlihatkan kepada semua apa yang terbaik dilakukan. Jangan hidup memanjakan diri dengan harta berlebihan dan dia tidak tinggal dirumah mewah namun juga tida kumuh. Tidak punya mobil mewah namun kendaraanya perkasa melintasi jalan untuk bersilahturahmi. Dia tidak mengatakan hidup harus rendah hati namun dia menjauhi jam tangan bermerek ROLEX, Patek Philippe. Menjauhi baju merek desainer terkenal. Dia mencintai keluarganya namun dia tidak memanjakan mereka. Semua prilakunya menjadi inspirasi bagi keluarga, sanak family dan sahabatnya. Dia tetaplah dia yang tak pernah menepuk dada dengan sorban serta janggut panjang sambil membawa tasbih. Keislamannya adalah perbuatan karena cinta bukan retorika atau simbol.

Benarlah, ketika dia terpilh sebagai Presiden.  Pribadinya mengeluarkan cahaya kekuatan yang sangat besar untuk orang berbuat terbaik. Yang kaya dan pintar merasa aman bahwa mereka akan dibina untuk berkembang sesuai kemampuannya. Tak ada monopolii penguasaan resource agar orang orang semakin kaya untuk memeras orang lain. Persaingan akan sehat. Keadilan hukum dagang dan perdata terjamin. Bagi simiskin merasa tenang karena ada HOPE dimasa depan. Pajak  orang kaya diarahkan untuk membuat orang miskin mandiri dalam bersyariat. Mereka mendapatkan akses pendidikan murah, peluang usaha yang terbuka dengan dukungan pasar dan sumber permodalan, akses kesehatan yang murah serta perumahan yang layak dan terjangkau untuk dibeli atau disewa. Semua pemeluk agama hidup damai berdampingan tanpa berseteru. Orang kaya dan orang miskin bersedekat tanpa curiga. Tak perlu ada lagi satpam diperumahan mewah. Tak perlu ada lagi pagar tinggi dikomplek perumahan mewah untuk membuat jarak pemisah antara sikaya dan simiskin. Kehidupan menjadi harmonis. Sikap tolerance terbentuk  karena semua orang berbuat untuk cinta. Bahasa cinta itulah yang dipancarkan oleh presiden Islam yang berakhlak Al Quran.

Dia yang terpilih sebagai Presiden mampu memimpin bangsa dan negara dengan efektif karena dia punya hati, puya cinta dan tentuk  tidak buta tuli. Matanya jelas melihat apa yang salah dan tahu bagaimana membenarkannya. Karena Tuhannya sudah mengajarkannya cara terbaik untuk menjadi benar. Telinganya tidak tuli untuk mendengar keluhan rakyatnya. Tidak menunggu rakyat datang tapi dia mendatangi rakyatnya, melihat dan bertanya. Dari dia melihat , dia tahu bagaimana bersikap yang terbaik karena Tuhannya mengajarkannya hal hal yang baik. Tuhannya telah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 179: "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam, kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak mempergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Ya pemimpin dalam kualifikasi Islam adalah MANUSIA bukan tergolong binatang ternak karena dia menggunakan hati, mata dan telinga.

Saya tersentak dalam lamunan. Apa yang saya katakan diatas hanyalah ilusi belaka. Sulit menemukan pemimpin entah itu Presiden, Menteri, anggota DPR, Bupati, Walikota, Gubernur, Lurah yang punya kualifikasi manusia seperti firman Allah dalam Surah Al – A’raf ayat 179. Makanya jangant terkejut bila laku para pemimpin tak jauh dari sifat binatang.  Rakus, culas, ,malas dan pemangsa. Kita sebagai umat islam tidak bisa berharap lahirnya pemimpin dari Partai. Mengapa? Menurut Mahfud MD ahli hukum tatanegara dan ketua MK mengatakan  bahwa  Partai politik Islam itu sebenarnya tidak ada. Partai yang benar-benar Islam pun tidak ada. Karena parpol yang tidak Islam pun sebenarnya memperjuangkan Islam, sementara yang Islam pun sama dengan yang disebut partai tidak Islam, sama-sama koruptornya (juga) ada. Cukuplah diketahui faktanya bahwa seluruh partai yang membawa bendera Islam tak lain hanyalah” dagang pamplet dan sloga tentang islam” agar emosi umat yang awam dan bodoh terpengaruh untuk mengekor menjadi konsumen setia. Nyatanya memang berhasil menjadikan mereka partai yang dipilih namun tidak menjadikan mereka Partai besar yang berpengaruh. Padahal umat islam di Indonesia jumlahnya mayoritas tapi tetap Partai yang  “menjual “islam tidak bisa menarik emosi rakyat untuk bersatu dalam jargon ulama.  Mengapa ?  karena memang tidak ada PARTAI ISLAM yang beridiologi AL Quran dan Hadith. Makanya jangan harap ridho Allah akan sampai untuk meraih kemenangan.

Untuk lahirnya kepemimpinan Islam dimasa depan maka seyogianya masyarkat Islam Indonesia juga menyadari bahwa mereka adalah bagian dari pemimpin itu. Dari Abdillah ibn Umar ra., saya mendengar Rasulullah saw. bersabda "Semuanya kamu akan jadi pemimpin akan ditanyai Tuhan dari pimpinannya. Imam (pemerintah) mempunyai pimpinan akan ditanyai Tuhan dari pimpinannya. Kamu lelaki menjadi pemimpin pada ahlinya akan ditanyai dari pimpinannya. Kaum wanita menjadi pemimpin terhadap rumah suaminya akan ditanyai dari pimpinannya. Hamba menjadi pemimpin pada harta tuannya akan ditanyai dari pimpinannya, seorang laki-laki menjadi pemimpin dari harta orang tuanya akan ditanyai dari pimpinannya. Dan kamu semuanya menjadi pemimpin dan akan ditanyai ole h Tuhan dari pimpinannya. (HR. Bukhari Muslim). Pada zaman pemerintahan Ali Bin Abi Talib r.a, orang bertanya kepada Ali, ‘Wahai Ali bin Abi Talib mengapa di zaman engkau banyak perpecahan, pembunuhan, pergaduhan dan perselisihan?’ Mengapa di zaman Abu Bakar dan di zaman Omar tidak berlakunya perkara seperti itu sedangkan dizaman engkau banyak?’Ali bin Abi Talib menjawab, ‘Dahulu di zaman Abu Bakar dan Omar, rakyatnya adalah orang seperti aku, tetapi di zaman aku rakyatnya seperti kalian. Apakah maksud Ali Bin Abi Talib? Ini adalah satu muhasabah kepada rakyat dan kepada kita semua. Kita tidak boleh sering melihat kesalahan pemimpin tetapi lihatlah kesalahan kita terlebih dahulu. Ini adalah muhasabah yang Islam ajar, yang Nabi kita ajar dan yang Allah SWT didik. Ini adalah satu perkara tentang tanggungjawap rakyat. Pemimpin yang baik tentu lahir dari rakyat yang baik.

Sunday, February 03, 2013

Jokowi di Rusun Marunda...


Mari ikut larut dalam imaginasi kehidupan muram.  Sebuah keluarga, dua anak dan istri. Penghasilan tidak tetap. Rumah menyewa dengan harga Rp. 450.000 per bulan.  Harga sewa  sebesar itu hanya bisa tinggal di pinggir kali atau diatas status tanah yang tak legitimate. Bentuk rumahpun seadanya untuk sekedar berteduh dikala hujan dan berlindung dari terik matahari ketika panas, dan beristirahat ketika lelah. Bila datang hujan , praharapun datang. Rumah digenangi air sampai pada batas tidak bisa lagi untuk tidur dan beristirahat. Akhirnya anda harus tinggal di tempat penampungan. Begitu banyak yang membantu namun pada kenyataanya tetap saja tidak bisa makan tiga kali sehari dipenampungan. Termasuk beruntung bila bisa makan dua kali dengan mi dan telor rebus. Ketika hujan reda. Banjir telah menyurut. Anda tidak bisa kembali ketempat tinggal anda. Rumah anda sudah dinyatakan terlarang untuk dijadikan tempat tinggal. Apa yang harus anda perbuat. Rumah tak ada, pekerjaan tidak jelas. Yang dihadapi adalah anak dan istri yang butuh perlindungan dari anda. Hmm..mari buka mata pelan pelan. Anda sedang bermimpi. Tapi itulah yang sebetulnya sedang dialami oleh saudara kita yang miskin yang terkena musibah banjir di Jakarta.

Mereka adalah komunitas muram yang ada di Jakarta. Umumnya mereka adalah pendatang yang  bukan penduduk asli Jakarta. Tapi bagaimanapun mereka adalah anak bangsa yang butuh keadilan dari sebuah rumah bernama Indonesia. Sejak sebelum merdeka sampai setelah merdeka, komunitas muram ini selalu ada dan selalu bertambah komunitasnya seiring bertambahnya jumlah penduduk ,seiring bertambahnya ABPN dan seiring tingginya GNP nasional. Kaum muram seakan luka bernanah yang sengaja disembunyikan dibalik kebanggaan sebagai negara yang tergabung dalam G20. Dibalik menterengnya Mall di Ibukota. Dibalik berseliwerannya mobil mewah dijalanan kota Jakarta. Namun bagaimanapun tidak bisa menghilangkan luka bernanah itu. Aromanya tetap membaui siapa saja. Bagi Jokowi dan Ahok, luka tidak harus disembunyikan. Luka bernanah itu adalah penyakit sosial yang harus disembuhkan. Caranya ? tidak melalui seminar dan retorika. Tapi tindakan nyata. Beri mereka rumah dengan sewa lebih murah dari tempat sebelumnya. Beri mereka perabotan standar orang modern. Beri mereka lingkungan rumah yang bersih. Kalau mereka tidak punya pekerjaan , beri mereka pekerjaan.

Di Rusun Marunda semua impian kaum muram menjelma menjadi kenyataan. Mereka antusias mendapatkan rumah dan kesempatan tinggal ditempat yang layak. Benarlah bahwa Rakyat sangat ingin sejahtera, Ingin RUSUN. Dan Jokowi memenuhi keinginan rakyat itu, karena begitulah amanah APBD , amanah  rakyat melalui DPRD. Padahal RUSUN ini dibangun sejak zaman Foke. Dan keadaannya terbengkalai tanpa terawat dengan baik. Alasan pengelola (unit pelayanan teknis/ UPT)  RUSUN bahwa  rakyat tidak mau tinggal disana karena kejauhan dari pusat kota. Banyak yang kosong karena peminatnya kurang. Katanya Rakyat tidak biasa tinggal dirumah susun. Begitu banyak alasan dari pengelola. Akibatnya  ongkos membangun dari APBD/APBN untuk program penyediaan rumah untuk rakyat miskin hanya jadi dalam bentuk bangunan saja tapi tidak berfungsi ideal  untuk rakyat miskin. Yang sejahtera adalah Pimpro dari uang mark up project, Pengelola dari uang rente juragan re-lease,pegawai dari uang perawatan yang tidak digunakan untuk merawat bangunan. Semua itu tidak terjadi begitu saja dilevel bawah tapi sudah merupakan bagian dari budaya korup dari level teratas sampai kebawah. Hari hari kemarin telah lewat. Pengelola RUSUN sudah diberhentikan seiring terpilihnya Jokowi-Ahok sebagi pemimpin. Kini yang bekerja adalah team Jakarta baru.

Apakah keistimewaannya JOKOWI dan Ahok? Demikian tanya saya kepada teman yang merasa senang karena supirnya mendapatkan kesempatan tinggal di RUSUN Marunda. Menurutnya secara tekhnis  antara Foke dan Jokowi tidak ada perbedaan. Kedua gubernur sebagaimana mantan Gubernur lainnya mempunyai sumber dana sama , yaitu dari APBD yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Semua gubernur menjalankan blue print pembangunan kota yang disusun oleh orang terdidik dan di syahkan oleh DPRD. Tapi yang membedakan sosok Jokowi dan Ahok dibanding yang lain adalah terletak pada hal yang prinsip, yaitu niatnya untuk bekerja demi kepentingan rakyat. Bagi Jokowi-Ahok, prestasi bukan diukur dari data rasio  penggunaan dana APBD tapi rasio kesejahteraan rakyat terhadap setiap sen dana APBD yang dikeluarkan. Semua bawahan harus mengikuti paradigma itu. Sebagai pemimpin mereka berusaha memberikan keyakinan kepada bawahannya untuk berubah. Memang tidak mudah, Apalagi  korup dan malas itu sudah menjadi budaya bulukan. Tapi dengan keteladanan dan kesederhanaan, serta niat baik, mereka berhasil menjadi inspirasi bagi semua bawahannya untuk berubah dari yang dilayani menjadi yang melayani.

Dari Rusun Marunda, saya berimaginasi tentang Rumah Indonesia yang memberikan lingkungan yang bersih, tetangga yang toleran , pekerjaan yang tersedia, mencari rezeki mudah, bila sakit tak dibingungkan ongkos berobat, bila anak sekolah tidak dibingungkan biaya. Ya, Rakyat tak butuh bangunan marcuasuar yang membut kota menjadi METRO atau  Kosmos. Rakyat tidak menuntut keinginan yang tak terpuaskan kepada pemerintah. Rakyat hanya butuh kebutuhan dasar yang tersedia dan terjangkau dengan penghasilan terendah  mereka. Karena itulah mereka butuh pemimpin.  Kini  untuk masa depan , untuk Indonesia baru, yang diperlukan pemimpin yang amanah , yang mau bekerja untuk rakyat tanpa perlu berbicara banyak tapi berbuat untuk cinta dan kasih sayang... 

Sunday, January 27, 2013

Menerima kenyataan...


Dulu waktu saya remaja, rumah tempat tinggal saya hanya selangkah dari tempat pemakaman. Bila jendela kamar saya dibuka maka sudah nampak kuburan. Bila malam hari, Tempat pemakaman itu sering digunakan oleh anak anak muda bersantai. Mereka bernyanyi dengan menggunakan gitar sampai larut malam. Mereka semua teman sepermainan saya. Hanya saja mereka umumnya tidak sekolah. Sementara saya sekolah dan tidak bisa ikut dengan gaya hidup mereka. Bagaimanapun saya merasa terganggu dengan kebiasaan mereka yang gaduh disamping kamar saya yang membuat saya tidak bisa belajar dengan tenang. Saya tidak tahu bagaimana caranya melarang mereka untuk berhenti dengan kebiasaanya itu. Kalau saya tegur langsung mungkin mereka akan tersinggung dan memancing untuk berkelahi. Hal ini saya sampaikan kepada ibu saya. Dengan tersenyum ibu saya berkata bahwa saya harus belajar menerima kenyataan dengan ikhlas. Kalau saya paksakan lingkungan itu seperti apa yang saya mau maka itu akan membuat orang lain tersinggung. Tidak nyaman. Sementara bertengkar itu jelek. Yang baik menurut kita belum tentu baik menurut orang. Bijaklah.

Ya, Saya harus mulai membiasakan diri dan hidup dengan kenyataan bahwa lingkungan saya tidak ramah. Saya sudah masuk dalam dunia orang dewasa. Kebijakan mutlak saya dapatkan.  Saya harus mengelola rasa kecewa atau kesedihan terhadap lingkungan saya. Sebagaimana ibu saya menasehati saya bahwa jangan pernah marah dengan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan tapi terimalah itu sebagai sebuah realita untuk belajar bijak. Ingatlah firman Allah “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216). Mungkin lingkungan buruk itu sebagai cobaan dari Allah agar saya dapat lebih mudah melihat yang baik dan yang buruk untuk menjadi lebih baik. Tapi mengapa yang baik dan buruk selalu bersanding dihadapan kita?  Itulah kehidupan. Allah punya scenario. “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akherat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” ( Ar-Rum:64 ).  Tugas kita hanyalah melewatinya dengan sabar untuk tetap istiqamah dijalan Allah.

Kenangan masa remaja itu sampai kini tidak pernah saya lupa. Bahkan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya dalam menjalani kehidupan.  Teman orang asing sempat bingung melihat kenyataan Jakarta yang macet, bila hujan banjir dan bila kemarau debu polusi. Lingkungan yang tidak disiplin, korup dan tidak aman. Dengan keadaan itu , dia melihat saya merasa tidak terganggu. Padahal saya tahu ada kehidupan dinegara lain yang lebih baik dari Jakarta, yang tentu bisa membuat saya lebih nyaman. Kebingungan teman itu saya jawab bahwa manusia terlahir untuk menerima kenyataan. Kita harus menerima kenyataan itu dengan ikhlas. Ingat bila sudah ikhlas maka tidak perlu bertanya lagi. Jalani saja. Bukankah setiap manusia dituntut untuk menjadi agent perubahan dan bila tidak bisa merubah maka berhak mencari tempat lain yang sesuai dengan idealismnya. Kata teman saya. Benar bahwa setiap kita punya misi untuk merubah lingkungan yang buruk menjadi baik tapi tidak punya tanggung jawab untuk harus berhasil merubahnya. Kewajiban kita dimanapun berada adalah merubah diri kita terlebih dahulu menjadi lebih baik.

Jalanan macet karena tidak disiplin berlalu lintas. Semua tahu penyebabnya. Kita harus memulai pada diri kita sendiri untuk disiplin. Kemiskinan dan ketidak adilan social terjadi salah satu sebabnya adalah karena wabah korupsi. Maka kita harus mulai dari diri kita untuk tidak korup. TIdak takut kepada pejabat yang memeras karena jabatannya. Walau karena itu kita dipersulit. Rusaknya moral manusia karena maksiat. Tempat maksiat tersebar disetiap sudut kota. Kita harus menjauh dari tempat maksiat itu. Mereka yang culas, pemarah, tidak sabar, doyan maksiat , kita  hadapi dengan akhlak mulia. Tidak mengatakan mereka jelek tapi perlihatkan kepada mereka apa yang baik pada diri kita. Menurut saya perjuangan untuk kebaikan bukanlah memaksa orang untuk berubah menjadi baik seperti apa yang kita mau tapi dimulai dari diri kita untuk berubah. Gerakan lingkungan hidup bersih dimulai dari satu puntung rokok yang kita ambil dari jalanan dan membuangnya ketempat sampah.  Jadi daripada kita terus berkeluh kesah terhadap  lingkungan yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau maka lebih baik kita berbuat sesuatu yang baik ditempat yang buruk walau itu hanya perbuatan kecil yang tak nampak oleh orang lain. Mungkin itu kehendak Allah agar kita berbuat dan menjadi bagian dari proses perubahan yang Allah kehendaki. 

Kehidupan ini adalah rangkaian peristiwa sebagai akibat dari interaksi social. Bahwa apa yang ada, bahkan yang paling bertolak belakang dengan kondisi ideal yang kita inginkan adalah bagian dari kehendak Sang Maha Hidup, Allah SWT” Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang yang sering kita maknai menyenangkan dan tidak menyenangkan. Apapun bisa saja terjadi. Dan apapun itu selalu ada hikmahnya. hikmahnya selalu baik. Rasulullah SAW bersabda; “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi). Salah satu kebaikan yang bisa kita dapatkan dari setiap peristiwa atau kondisi, meski pun sangat menyakitkan adalah hikmah yang terkandung di dalamnya. Begitulah cara Allah berdialogh denga  kita , untuk mendidik kita agar menjadi sempurna. Sebagaimana doa Rasul" "Ya Allah hamba bukan menolak takdir-Mu, takdir-Mu adalah takdir-Mu, berilah kepada hamba keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, baik sangka dan kecerdasan menangkap bahasa hikmah dibalik segala takdir-Mu... Aamiin". 

Peran otak dalam memberi

Sore hari. Tahun 83 setelah antar bon dan pembayaran kain tekstil kepada Boss di bilangan kota. Jumlah uang dan bon sama. “ Mengapa kamu tid...