Friday, February 24, 2012

Sukakah kamu....

Ketika di Bandara kebarangkatan Bandar Lampung saya bertemu dengan seseorang kenalan. Kami berbicara tentang banyak hal sambil menunggu keberangkatan pesawat ke Jakarta. Apa yang menarik dari pembicara ini adalah ketika dia mengatakan kepada saya bahwa hidup ini tidak sulit dan sangat mudah. Saya bingung karena dia berkata begitu santainya tentang sesuatu bagi orang kebanyakan bahwa hidup adalah misteri. Karena misteri maka ia bukanlah sesuatu yang mudah. Harus diperjuangkan dengan all at cost. Menurut dia hidup bukanlah misteri. Kehidupan ini sesuatu yang nyata dan pasti.  Bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan untuk menuju perjalanan panjang.  Kalau kita berbicara tentang perjalanan waktu kehidupan kita maka dunia adalah hari ini, Alam rahim adalah masa lalu kita, dan masa depan kita ada di akhirat. Kita tidak bisa kembali kemasa lalu kita. Masa lalu berhubungan dengan hari ini dan hari ini menentukan masa depan. Kehidupan sesungguhnya ada dimasa depan.

Saya masih bingung dengan kata katanya bahwa hidup bukanlah misteri. Bagaimana kamu bisa berkata sepeti itu,Tanya saya. Dia membacakan firman Allah : Wahai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih  QS. ash-Shaff (61) : 9. Apa perniagaan itu tanya saya?  (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, (QS. ash-Shaff (61) : 10)  Dan apa jaminan Allah tanya saya ? niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (QS. ash-Shaff (61) : 11.  ).  Camkanlah firman Allah itu, apakah kehidupan ini misteri ? tentu tidak. Karena Allah telah menyibak rahasia masa depan kepada kita dan sekaligus memberi tahu bagaimana melewatinya.

Camkanlah firman Allah itu, diawali dengan kalimant yang sangat santun, “sukakah kamu “ tidak ada kesan perintah. Seruan yang datang dari kemaha kasih sayang Allah yang berdiri diatas kekuasaanNYA yang tak tertandingi. Allah berbicara kepada makhluk ciptaannya dengan kata kata “sukakah kamu”. Subhanallah. Kenalan itu berlinang airmata ketika mengulang kalimat “sukakah kamu”. Saya ikut larut dalam emosi haru. Saya merasa bersalah dalam sesal tak bertepi akibat pencerahan singkat dari seorang kenalan yang bertemu di Bandara.  Betapa tidak. Selama ini saya masih selalu berpikir untung rugi bila harus berkorban harta. Apalagi soal jiwa tentu tak pernah terpikirkan oleh saya. Padahal ketika saya berkorban karena Allah dengan harta dan jiwa saya sebetulnya saya sedang mendobrak kungkungan kehidupan yang saya anggap misteri. Tidak ada misteri bagi orang yang ikhlas berjihad dijalan Allah. Itulah yang dimaksud dengan keimanan

Saya tertegun dengan firman Allah yang disampaikannya kepada saya.  Benarlah kehidupan didunia adalah masa kini. Di masa kini itu , Allah memberi kita jalan terang untuk sampai dimasa depan dengan keberuntungan. Caranya sederhana, yaitu beriman kepada Allah dan Rasul serta ikhlas berjihad dijalan Allah dengan harta maupun jiwa. Jadi benarlah bahwa tugas kita dihadirkan Allah kedunia tak lain hanya untuk melaksanakan perintah Allah dengan mengorbankan segala apa yang kita punya. Karena semua yang kita punya adalah milik Allah. Masalahnya apakah kita ikhlas berkorban untuk sesuatu yang bukan milik kita.  Tentu hanya orang bebal alias tidak cerdas yang merasa bangga akan segala apa yang dimilikimya hingga malas berkorban. Mereka dianggap sebagai pihak yang tidak beruntung atau merugi. 

Ketika terdengar  pengumuman penumpang dipersilahkan masuk kedalam pesawat, kami masuk dengan tertip kedalam pesawat. Kebetulan sekali, kenalan saya itu duduk berseberangan dengan tempat duduk saya. Terdengar berkali kali pramugari meminta agar semua penumpang mematikan HP demi keselamatan penumpang. Nampak semua penumpang secara otomatis bersegera mematikan hp nya. Kenalan itu berbisik dengan saya, didalam pesawat saja ada aturan untuk menjamin keselamatan. Semua orang patuh tanpa syarat. Karena sadar bahwa sinyal HP akan mengacaukan system navigasi pesawat. Samahalnya perbuatan dosa akan mengacaukan navigasi kita selamat sampai di akhirat. Anehnya untuk sesuatu yang pasti selamat menuju jalan pulang ke akhirat, manusia lebih banyak ragu dan tak peduli. Memang demi waktu kebanyakan kita termasuk orang yang merugi ., katanya.  

Saturday, February 18, 2012

Ingat mati...

Acap saya mendengar orang berkata bahwa acara memperingati orang yang sudah meninggal seperti nujuh hari, empat puluh hari, seratus hari dan seribu hari adalah bid’ah. Karena perbuatan ini tidak pernah dilakukan dizaman Rasul. Artinya menurut mereka bahwa segala sesuatu yang tidak Rasul kerjakan dan dikerjakan oleh kita maka itu bid’ah. Setiap bid’ah adalah sesat. Tapi bagi umat islam khususnya di Tanah Jawa, ini sudah lazim dilakukan. Saya tidak mau berdebat soal bid’ah ini. Karena ini sudah masuk wilayah ahli agama. Namun saya hanya bisa merenung untuk mendapatkan kebijakan hati soal ritual memperingati orang yang sudah meninggal. Memang kadang kegiatan ini terkesan dipaksakan bagi keluarga yang ditinggal dan umunya mereka harus berkorban untuk menyediakan makan bagi para undangan yang hadir dalam ritual itu. Mungkin bagi mereka yang berkecukupan harta, itu tidak ada masalah. Tapi bagaimana dengan mereka yang tidak berharta? Ini soal lain. Tapi saya tidak membahas soal ini.

Kehardiran Islam di tanah jawa disebarkan melalui para wali. Ketika para wali datang , mereka tidak merubah budaya yang tidak termasuk maksiat atau sirik. Disinilah kehebatan para ulama tempo dulu yang memadukan budaya local untuk beriteraksi dengan ajaran islam. Kalau orang minang menyebutnya adalah adat bersendi syara, syara bersendi kitabullah.  Agama berkata, adat memakai. Begitupula dengan orang jawa. Budaya mengingat para  kerabat keluarga yang sudah meninggal diluruskan sebagai cara smart mengingat mati lewat kegiatan nujuh hari , empat puluh hari, seratus hari dan seribu hari. Ini terselip hikmah yang sangat agung. Seorang penyair mengatakan :Wahai kawan, terus meneruslah anda ingat mati, karena lupa mati itu suatu kerugian besar. Bahkan dalam hadis Nabi Saw lebih tegas perintah ingat mati itu harus sering-sering dilakukan : “ Perbanyaklah ingat pemutus kelezatan hidup yang paling cepat , yaitu mati”. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Ketika orang yang kita cintai meninggal, Tentu terasa separuh jiwa kita juga ikut terbawa mati. Kita berduka. Setelah tujuh hari dan berlalunya waktu mungkin kita sudah lupa tentang hakikat kematian namun datang empat puluh hari, kembali kita diingatkan. Setelah empat puluh hari mungkin kita kembali lupa dan sampai pada seratus hari kita kembali diingatkan. Begitu seterusnya mencapai seribu hari. Artinya dalam rentang waktu sampai seribu hari lewat budaya kita diingatkan akan sebuah kematian. Pada momen inilah agama mendidik bahwa manusia akan menemui ajalnya. Hanya soal waktu , itu akan terjadi. Tidak ada pelajaran terbaik didunia ini kecuali peristiwa kematian dari orang terdekat kita. Bahwa Siapa kita dan mau kemana kita setelah mati? Semua harus dipertanggung jawabkan dihadapan sang Khalik dan siapkah kita untuk itu.

Ingat mati merupakan pembelajaran kaya hikmah. Betapa tidak. Banyak contoh orang mati meninggalkan keceriaan bagi yang hidup. Apa pasal ? Karena ketika dia hidup menyusahkan orang lain.  Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya Amat buruk (Qs al-Maidah 62). Manusia-manusia semacam ini akan merusak tatanan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ada juga yang ketika dia mati membuat orang lain merasa kehilangan. Walau telah kian lama dia mati namun namanya masih abadi dihati orang lain. BIla baik yang ditinggalkan didunia maka kebaikan itu akan terpancar lebih besar lagi di akherat , mereka akan disambut malaikat yang suci dan dipersilakan bergabung dengan orang baik-baik. Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs al-Fajr)  

Ya benarlah kata orang bijak  bahwa lupa mati adala kerugian besar dalam hidup. Maka teruslah ingatlah setiap detik akan ajal, yang pasti datang namun kita tidak pernah tahu kapan datang. Terlambat sedetik berbuat baik maka benar benarlah kerugian bila saatnya datang tanpa persiapan cukup. Sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya. Ibnu Umar meriwayatkan, katanya : Aku pernah berada di tempat Rasulul-lah SAW lalu ada seorang sahabat Anshar datang dengan memberi salam, kemudian bertanya : Siapakah orang mukmin yang paling mulia ? Jawabnya : Orang yang paling baik akhlaknya. Orang tersebut bertanya lagi : Dan siapakah orang mukmin yang paling cerdas ? Jawabnya : Orang yang paling banyak ingat mati, dan yang paling bagus persiapannya untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas. (HR Ibnu Majah).

Saturday, February 11, 2012

Memaklumi...

Cuaca winter diluar mendekati nol derajat. Sangat dingin. Tapi tidak didalam ruangan dimana saya dan bersama team saya sedang berkumpul. Suasana terasa panas ketika dia berbicara begitu kerasnya. Berbagai kata yang tak pantas terucapkan Dia berkali kali menyalahkan situasi dan juga saya. Kesimpulannya dia tidak lagi mempercayai situasi dan saya sebagai ketua team. Saya hanya diam sambil menatapnya. Pada situasi ini yang harus saya lakukan adalah mendengar semua keluhannya dan mencoba untuk mengerti sikapnya. Ya, pada situasi ini, saya hanya bisa mendengar karena hanya itu yang bisa saya lakukan. Setidaknya dia butuh orang lain untuk mendengarnya dengan segala tekanan akibat kegelisahannya, ketakutan, kekawatirannya terhadap masa depan. Saya tak ingin berdebat atau membela diri saya. Bagaimanapun dia adalah anggota team saya dan juga sahabat saya.Kami telah melewati waktu kebersamaan cukup lama. Setelah panjang lebar dia berbicara dengan segala emosi bercampur baur , akhirnya dia terdiam. Saya tahu dia lelah dengan sikapnya itu.

Keesokan harinya dia datang menemui saya untuk minta maaf atas sikapnya yang kemarin. Saya hanya tersenyum dan mengatakan kepada dia bahwa apa yang dia katakan tidak ada yang salah. Saya bersyukur karena dia bisa bersikap seperti itu dihadapan saya dan hingga saya mengerti untuk memahami agar saya bijak terhadap situasi. Dia bingung akan reaksi saya. Padahal dia tahu betul kata katanya kemarin sangat menyakitkan. Apalagi ada beberapa anggota team saya sempat memerah wajah.  Dan berusaha menenangkannya bahwa dia tidak pantas bicara sekasar itu kepada saya. Namun saya justru membiarkan dan membenarkan dia berkata apa saja. Mengapa ? Dia dalam keadaan frustrasi oleh situasi tidak seperti apa yang dia mau. Bila kemarahannya saya lawan dengan kemarahan pula maka tak ada solusi kecuali kehancuran persahabatan.

Kadang bila kenyataan tidak bersua dengan harapan maka timbul rasa sesal dan kekecewaan, dan mulai menyalahkan situasi dan kondisi. Ketahuilah bahwa ketika seseorang itu sedang frustrasi karena didorong oleh rasa takut, rasa kawatir , rasa kecewa dan segala rasa , maka dia telah kehilangan kesejatiannya. Dia tidak lagi mengendalkan dirinya. Setiap manusia apalagi pria, harus mampu meredam segala emosi melalui pengendalian diri. Suka tidak suka, tidak ada orang yang tahu akan masa depan. Tidak ada orang yang ingin kegagalan. Tidak ada orang yang ingin kekecewaan. Tidak ada. Tapi kehidupan ini tidak seperti apa yang kita ingin. Kita terjebak oleh ruang dan waktu, yang memaksa kita untuk terus belajar memahami situasi hari kini dengan bijak.

Dia adalah sahabat saya. Sebagai sahabat,  saya bertanggung jawab untuk mengembalikan sahabat saya kepada dirinya sendiri setelah dia terjebak oleh emosi rendahnya. Saya teringat bagaimana dialogh Allah dengan Rasul bila umat yang diserunya marah. Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam (Surah Qaaf: 39). Janganlah kamu bersedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surah Yunus: 65). Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. (Surat al-Hijr: 97). ..Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.(Surah Hud:12).

Sebagaimana Rasul yang juga kekasih Allah, tak bisa lari dari  ruang dan waktu yang kadang terjebak oleh rasa kawatir, kecewa, namun Allah telah mengingatkan dengan bahasa yang indah agar bersabar karena Rasul hanyalah pelaksana bukan penentu, sang penentu tetaplah Allah, so tidak perlu kita kawatir dan kecewa dengan kemarahan orang lain karena ini bukanlah antara kita dengan orang lain tapi antara kita dengan Allah untuk menguji kesabaran diatas niat baik karena Allah. Karena sikap saya, teman saya kembali kepada saya. Dia merangkul saya dan tetap berada disamping saya untuk bersama sama menapak masa depan. Apapun hasilnya kami akan ikhlas dan tak akan terpisahkan karena situasi dan kondisi apapun…

Sunday, February 05, 2012

Ujian dan keimanan

Mari bertafakkur , demikian kata saya kepada teman dalam chatt board di Malam minggu. Dari mana mulainya. Katanya. Karena sangat sulit bertafakkur dalam situasi urusan yang mencekik dan sang waktu yang tak lagi bersahabat. Saya ingin mambawa kamu dalam sebuah drama. Boleh percaya atau tidak. Tapi camkan saja drama ini, sahabat. Kata saya. Bayangkanlah bahwa kamu adalah hamba Allah yang maha baik akhlaknya. Sangat pemurah dan pemberi kepada siapapun, begitu caramu bersyukur akan nikmat yang diberikan Allah berupa harta. Kaupun begitu gigih berdakwah kepada siapapun , begitu caramu membagi ilmu yang kau dapat. Anak dan istrimu begitu mencintaimu karena begitu baiknya perlakuanmu sebagai ayah dan suami. Kemanapun wajah kau hadapkan , hanya zikir yang terdengar betapa kau sangat mencintai Allah.

Kemudian, sahabatku. Para malaikat Allah memujimu dilangit dan dibumi betapa kau adalah contoh sebaik baiknya hamba, yang hidupmu kau wakafkan untuk menebarkan cinta dan kasih sayang kepada siapapun. Bila kau tak nampak orang akan merindukanmu , bila datang membahagiankan orang lain. Kau hamba yang sholeh dan menjadi teladan betapa sempurnanya manusia hidup dalam akhlak cinta Allah , menjadi bayang bayang Allah.  Yang karenanya Allah diatas sana bangga akan hamba ciptaannya bernama manusia. Itulah kau,sahabatku. Namun , ada makhluk Allah lainnya yang nampak bermurung hati dengan kedekatanmu kepada Allah. Dia adalah Setan laknat Allah.

Dengarlah  kata setan dalam kesedihan dan keresahan berkata kepada Allah “Ya Rabbi, hamba-Mu  sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta. Maka Allah mengizinkan setan untuk berbuat apa saja untuk menguji kecintaanmu kepada Allah. Karena satu sebab akibat , kaupun kehilangan harta. Namun kau tetap ikhlas, sambil berkata :

Allah  adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya.". Setan meradang dan semakin gunda gulana dengan keikhlasanmu. Karena alasan sebab akibat, anakmupun meninggal. Sahabatku , kau telah kehilangan harta, anak dan kini yang masih tersisa adalah istrimu yang tetap setia. Dengan itu kau tetap bersyukur dan semakin dekat kepada Allah sambil berkata  "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian ku pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu."

Saya mulai larut dalam emosi.Tak sanggup membayangkannya. katanya. Kemudian, sahabatku. Setan masih ingin menguji sampai kau terjatuh dari kecintaanmu kepada Allah. Dan Allah mengizinkan setan untuk berbuat apa saja. Kini setan berbuat dengan membuatmu sakit. Ya sakit yang sehingga membuat orang tak lagi menghormatimu. Kau lumpuh dan tak berdaya. Penyakitmu membuat orang takut untuk mendekat. Kau telah kehilangan kehormatan dihadapan manusia dan dijauhkan. Pada moment ini, istrimupun tak sanggup lagi bersamamu. Tak ada lagi yang bisa diharapkan. Tak berharta, anak telah tiada, penyakit datang menakutkan. orang mengasingkan, istripun pergi. 

Sahabatku…mungkin kau tidak akan sanggup memikul  beban seperti itu. Tak ada satupun makhluk yang sanggup untuk menghadapi cobaan seperti itu. Tapi tahukah kamu, bahwa dalam drama umat manusia, Allah pernah mempertotonkan kepada semua mahkluk tetang kemuliaan manusia yang mampu menghadapi cobaan ketiga hal sekaligus yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Dialah Ayub. Nabi Allah yang dikenal sebagai hamba yang paling taat dan sabar hanya karena kecintaan kepada Allah. Rasa takutnya kepada neraka melebihi segala galanya. Rasa kawatir ibadahnya ditolak melebih segala galanya. Rasa rindunya kepada Allah melebihi segala galanya. Rasa cintanya kepada Allah melebihi segala galanya. Maka apapun yang datang akan selalu disikapinya sebagai bentuk caranya beribadah kepada Allah , untuk semakin dekat kepada Allah dalam kesabaran dan keikhlasan tak bertepi.

Saya terdiam. Bro, you make me cry. katanya. Saya tak pantas berkeluh kesah dengan segala masalah dalam kehidupan ini. Lanjutnya. Betapapun kesulitan yang datang , belumlah sebanding dengan derita Nabi Allah Ayub, namun tak henti berzikir dan merasa malu kepada Allah untuk meminta tolong atas deritanya karena merasa nikmat Allah jauh lebih banyak yang telah diterimanya. Saya akhir chatt itu dengan menyebut Subhanallah..thanks my dear friend, katanya menutup board.
***
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44).

Tuesday, January 24, 2012

Tugas agung ...

Lunar New Year, teman saya sebagai pimpinan Venture Capital di China mengundang saya untuk makan malam bersama seluruh staff nya.  Acara itu diadakan di Zuhai.  Semua tamu yang datang dari Hong Kong diberi kamar hotel untuk menginap satu malam, termasuk saya.  Saya datang bersama teman dari New York yang kebetulan ada tugas di Hong Kong.  Acara itu memang cukup meriah karena bukan hanya acara makan malam tapi juga dilengkapi acara panggung kesenian yang dibawakan oleh para staff perusahaan. Ada lomba karaoke, juga lomba tari, dan lain sebagainya. Saya menyaksikan acara pergantian tahun ala china ini merasa kedekatan antara pimpinan dan staff beserta karyawan. Ditengah kesulitan ekonomi akibat krisis global, mereka masih bisa tersenyum dalam kebersamaan dan tentu mereka yakin akan sebuah hope bahwa dimasa depan semua akan baik baik saja. 

Kemudian, acara itu diselingi para pimpinan membagikan amplop warna merah yang didalamnya ada terselip uang. Ini sebagai ujud kasih sayang dan berharap berkah akan datang berlipat ganda asalkan mereka peduli kepada mereka yang dibawah. Begitu keyakinan orang china.   Saya menyaksikan acara itu sampai selesai. Teman saya dari NY, sempat berbisik kepada saya bahwa mereka saling membagikan uang tapi seperti becanda. Tentu  jumlah uang itu bukan ukuran tapi ujud kepedulian, itu yang penting. Bagaimanakah perasaan terdalam ketika anda memberi dan menerima, itulah yang ingin diungkapkan dari budaya berbagi ini. Kata saya. Teman saya hanya menggelengkan kepala. Dia tidak melihat itu sebagai ujud kasih sayang yang tulus. Itu hanya culture yang no meaning. Katanya. 

Saya tetap berkeyakinan bahwa memberi adalah sesuatu yang sangat bermakna. Kami tak ingin berdebat soal ini. Setelah menjelang dini hari , acara bubar. Para undangan semua pulang dan kami kembali kekamar hotel.  Pagi pagi saya bertemu teman di tempat break fast. Dia kembali penasaran tentang makna berbagi itu. Bagaimana bisa kita rasakan maknanya. Kembali saya tegaskan bahwa tak perlu dipermasalahkan seperti apa makna itu. Kalau ingin memberi , maka memberilah. Jadikanlah itu kebiasaan. Kelak akan dirasakan maknanya; prilaku kita akan berubah, hati kita akan melembut, sikap empati akan terbangun dengan sendirinya. Bila sudah begitu maka jiwa kita sehat, tentu badan akan terhindar dari segala penyakit. Yakinlah. Tapi teman itu terdiam dan akhirnya menggeleng gelengkan kepala. Dia tetap tidak paham.

Karena ada satu hal yang harus dibicarakan serius antara saya, teman yang mengundang , teman dari NY maka kami memilih bicara di kamar. Ketika kami sedang asyik berbicara, petugas cleaning service masuk untuk membersihkan ruangan. Teman dari NY itu mempersilahkan. Kami melanjutkan pembicaraan. Setelah usai membersihkan ruangan itu, petugas cleaning service minta permisi untuk pergi.  Teman yang mengundang kami memberi tip kepada petugas cleaning sevice itu sebesar RMB 1000 ( Rp. 1.600,000). Petugas itu seorang wanita, yang mungkin usianya tak lebih 30 tahun.  Tangannya gemetar ketika menerima  uang itu. Saya segera mengucapkan gong xi pa chai Wanita itu menjawabnya dengan air mata berlinang, dan akhirnya air mata berurai jatuh dipipinya. Mukanya memerah.  Berkali kali dia mengatakan terimakasih. Kami semua mengangguk. Wanita itu  keluar ruangan tanpa membalikan punggung. Dia berjalan mundur tanpa henti memandang kami  dengan air mata berlinang..

Peristiwa yang walau hanya tiga menit itu, disaksikan oleh kami semua. Teman saya dari NY  terharu. Menurutnya ini baru kali dia menyaksikan dan merasakan betapa dalamnya makna memberi. Menurutnya lagi, air mata tidak mudah jatuh berurai. Kalaulah tanpa dorongan hati tak mungkin airmata berurai. Wanita itu mungkin selama hidupnya tidak pernah mendapatkan gratis kecuali dari orang tuanya. Maklum system kehidupan di china memang dirancang memaksa orang untuk berbuat agar bisa makan. Tak ada yang gratis. Demikian penjelasan dari teman yang mengundang kami. Ya ,kadang kita asyik dengan ceremonial mahal untuk cinta dan kasih sayang tapi kita lupa makna memberi kepada mereka yang sangat membutuhkan dan mungkin sering terlupakan dari kehiruk pikukan kita yang menelan ongkos mahal itu. 
***
Siapapun yang hidupnya serba terbatas dan lemah, selalu menanti ketulusan datang. Ketulusan dari orang yang berlebih untuk memberi adalah bentuk lain cara Tuhan menebarkan kasih sayangnya kepada simiskin yang lemah. Itulah sebabnya ketika kita memberi dengan tulus langsung disikapi dengan bahasa jiwa dalam bentuk air mata atau kadang doa terucapkan seketika. Mereka berterimakasih kepada kita sebetulnya mereka berterimakasih kepada Allah. Ya ketika kita memberi kita telah menunaikan tugas agung, tugas mewakili Allah untuk cinta dan kasih sayang.  Adakah tugas yang lebih agung ketimbang tugas mewakili Allah ? demikian saya menyimpulkan kepada teman itu. Benarlah bahwa kehidupan ini bukan sesuatu yang sulit dikelola asalkan semua orang punya jiwa memberi karena Tuhan, karena cinta. 

Monday, January 16, 2012

Etos dan Iman

Bersama teman, saya berjalan kaki dari Stasiun LouHu ke Hotel. Jaraknya cukup jauh menurut saya. Kira kira 3 Km. Tapi ini cara mudah dan murah untuk sekedar  menghangatkan tubuh ditengah cuaca winter ini, Ditengah jalan kami menghentikan langkah. Teman itu tertarik sesuatu barang yang dijual di kaki lima. Penjualnya anak remaja. Mungkin usianya tak lebih 17 tahun.  Yang dijual itu berbagai cindera mata yang nampak kuno. Saya tertawa didalam hati ketika penjual itu begitu antusiasnya menjelaskan sejarah dibalik benda benda yang dijualnya. Yang membuat saya tertawa bahwa teman itu tertarik dengan cara penjual itu meyakinkannya dan lebih lagi saya tahu bahwa barang itu bukan asli tapi palsu. Ketika saya katakan bahwa barang yang dijualnya tidak asli, penjual itu tersenyum sambil mengatakan bahwa bila barang yang dijualnya asli tentu dia tidak berjualan di kaki lima. Saya terdiam. Balik teman saya yang tertawa. Teman itu mengatakan saya telah dikalahkan oleh pedagang kaki lima  dalam bernegosiasi. Kami berdua akhirnya membeli barang yang dijualnya. Teman itu membeli karena kagum akan kehebatan pedagang itu meyakinkan pembeli lewat ceritanya dibalik symbol barang itu. Saya membeli karena kagum dengan ketangkasannya bersikap.

Melihat anak itu mengingatkan tentang saya dulu ketika masih remaja berdagang kaki lima untuk biaya hidup dirantau.. Tempat saya berjualan diemperen toko tempat saya membeli barang dagangan. Entah mengapa pemilik toko itu tidak peduli dengan saya berdagang diemperen tokonya. Karena barang dagangan itu tidak saya beli tunai alias barang titipan tentu harganya lebih mahal ketimbang tunai. Nah, anda bisa bayangkan bagaimana saya bisa bersaing dengan pemilik toko itu. Dari segi apapun saya kalah. Harga jual saya tentu lebih mahal ketimbang harga jualnya. Tapi apa  yang terjadi ? saya tetap bisa menjual barang dagangan itu.  Apa sebab? Saya sadar posisi kalah saya dan karenanya saya harus berbuat sesuatu untuk bisa menang ditengah keterbatasan itu. Setiap pelanggan melihat barang dagangan saya maka bersegera saya menawarkannya. Mungkin pancaran wajah harap saya nampak dihadapan pelanggan itu. Ada magnit besar dari kekuatan hati untuk menjadi pemenang. Mungkin pengaruh ini membuat pembeli tidak melirik barang dagangan yang ada ditoko dan akhirnya membeli barang dagangan saya.

Almarhum ayah saya pernah menasehati saya, dan hingga kini tidak pernah saya lupa. Bahwa rendahkan hatimu dan tinggikan cita citamu.  Jangan pernah berhenti untuk melangkah berbuat .Bangun lebih awal ketimbang ayam. Pergilah keluar rumah walau kamu tidak tahu apa yang harus kamu perbuat. Keluar rumah adalah caramu untuk meraih takdirmu. Tak elok bagi pria berpangku tangan menanti takdir dirumah. Melangkah adalah keharusan bagi setiap pria. Bukankah pekerjaan besar harus diawali dari langkah pertama.  Dan ibu saya membekali saya dengan nasehat agung bahwa semua didunia ini akan datang dan pergi begitu mudahnya. Jangan gamang. Yang harus kamu pertahankan dalam situasi apapun adalah kehadiran Allah didalam hatimu. Jaga Allah maka Allah akan menjagamu siang dan malam. Maka yang sulit akan menjadi mudah, yang sempit akan menjadi lapang, yang tak mungkin bisa mungkin. Semuanya mudah bagi Allah. Dari kedua orang tua saya , saya mendapatkan energy luar bisa besarnya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Ayah saya menanamkan etos kerja keras dan ibu saya menanamkan iman bahwa saya tidak sendirian dibumi ini. Ada Allah yang akan melindungi saya.

"Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Maka jangan katakan kepada Allah bawa kita punya masalah, tapi berkatalah kepada masalah bahwa kita punya Allah SWT. Yang Maha Segalanya” [ Ali bin Abu Thalib ra). Demikian kekuatan spiritual yang membumi bagaikan induk ayam yang siap menghadapi segala kemungkinan tanpa berkeluh kesah kecuali hidup dalam kesabaran dan ikhlas. 
Tak ada kebahagiaan bagi orang yang tak memiliki obsesi untuk bahagia. Tak ada kelezatan bagi orang yang tak bersabar memperolehnya. Tak ada kenikmatan bagi orang yang tidak mau berkorban untuk kenikmatan. Saya yakin anak remaja yang berdagang kaki lima itu bisa tampil percaya diri ditengah keterbatasannya karena didikan orang tuanya juga tak ubahnya dengan saya dulu.

Teman saya sempat berkata bahwa yakinlah bila duapuluh tahun lagi kita masih hidup, anak itu akan jadi indutriawan atau businessman kelas dunia. Karena tak banyak anak remaja yang mengikuti pendidikan keras seperti anak itu. Dia mendapatkan tempat terhormat di
University of Reality. Dari sini dia dididik untuk smart, patience , sincerity. Mata pelajaran itu didapatnya lewat tempaan dari realitas hidupnya untuk sampai pada titik kesempurnaan. BIla dia kelak tumbuh dan besar maka memang dia qualified mendapatkannya.

Wednesday, January 11, 2012

Musibah

Bulan lalu putra saya mendapat kecelakaan dijalan. Mungkin karena kelelahan perjalanan dari Bandung Jakarta dan dalam keadaan mengantuk, dia tidak bisa mengendalikan kendaraan, Akhirnya terjadilah. Kendaraanya 60% hancur. Alhamdulillah , dirinya tidak kurang apapun. Ketika peristiwa itu terjadi, saya lagi di luar negeri. Taka da berita sampai kesaya prihal kejadian itu. Saya baru mengetahuinya ketika sampai dirumah.  Putra saya dengan hati hati menceritakan peristiwa itu. Saya tahu dia kawatir saya akan marah besar. Karena memang dari awal saya tidak setuju dia punya kendaraan. Tapi karena dorongan dari istri dan kemampuannya meyakinkan saya serta didorong rasa kasih sayang, akhirnya saya setuju. Apa yang saya kawatirkan bukanlah soal kecelakaan. Tapi lebih daripada itu adalah kesiapan mentalnya mempunya mobil pribadi. Apakah dalam usia muda dia bisa berlaku bijak dan rendah hati dengan memiliki mobil pribadi. Sanggupkah dia bersyukur dengan apa yang dia miliki. Inilah yang selama ini saya kawatirkan.  Setiap habis sholat, saya selalu berdoa agar putra saya hidup  dalam rendah hati .

Ketika mendapat kabar darinya bahwa dia mengalami kecelakaan. Mobil hancur. Didalam hati saya bersyukur kepada Allah. Mengapa ?  Allah mendengar  doa saya selama ini. Melalui peristiwa kecelakaan itu, Allah mengirim surat cinta kepada putra saya, untuk kembali kepadaNya dalam kerendahan hati tanpa terkecoh dan tersesat dengan kesenangan dunia. Allah juga mengirim pesan kepada saya untuk menjauhkan anak dari kesenangan dunia.   Itulah sebabnya, saya punya alasan kuat untuk segera menjual kendaraan itu dan selanjutnya dia harus mampu hidup tanpa kendaraan pribadi. Saya tahu bahwa dia kecewa dengan keputusan saya. Dan barusaha meyakinkan saya bahwa setiap orang pasti mengalami kecelakaan dijalan, Ditabrak atau menabrak. Demikian argumen dia.  

Ketahuilah, lanjut saya bahwa musibah adalah proses pembelajaran dari Allah. Benar musibah dapat menimpa siapapun. Ini berhubungan dengan human error atau terkait erat dengan hukum sebab-akibat. Misalnya karena kecerobohan dan kelengahan maka seseorang mengalami kecelakaan, seperti dia.  Masalahnya adalah dapatkah kita menarik pelajaran / hikmah dari musibah itu. Itulah intinya. Bahwa kecelakaan itu adalah pesan dari Allah untuk dia kembali kepada Allah dalam taubah dan kerendahan hati.  Kehidupan yang selama ini serba mewah dan lapang berkat kasih sayang orang tua  ternyata tidak efektif membuat dia lebih baik, pandai bersyukur. Maka kecelakaan adalah pilihan sempurna bagi dia. Sekaligus menguatkan hati saya untuk lebih keras mendidiknya agar hidup sederhana.

Lewat kecelakaan yang menimpanya itu, saya berharap putra saya dapat memahami hakikat kehidupan . Nabi pernah bersabda: ” Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, kedukaan, penyakit, kesulitan hidup,kesengsaraan, hingga semisal duri yang menusuk kakinya, melainkan itu semua berfungsi sebagai pencuci dosa masa lampau” (Hadis Muttafaq ’Alaih/sangat shahih). Dalam kesempatan lain Rasulullah pernah bersabda: ”Jika Allah SWT menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya maka Ia menyegerakan siksaan-Nya (di dunia) dan jika Allah SWT menghendaki sebaliknya kepada hamba-Nya maka Ia menunda siksaan-Nya di hari kiyamat” (Haadis dari Anas, riwayat Turmudzi). Musibah dan kekecewaan tidak mesti diratapi atau disesali, bahkan sebaliknya kita perlu mengambil hikmah yang amat penting darinya. Seringkali kita harus bersyukur bahwa musibah memang membawa kekecewaan hidup tetapi pada saat bersamaan kita bisa merasakan adanya kedekatan khusus diri kita dengan Tuhan.

Setelah kecekaan itu, saya tahu bahwa ada banyak perubahan terhadap putra saya. Dia semakin dekat kepada Allah. Mungkin kedekatan itu tidak pernah dirasakan sebelumnya. Justru rasa kedekatan itu lebih menonjol ketimbang rasa kekecewaan itu akibat  tak lagi punya kendaraan. Ini artinya musibah membawa nikmat dan betul-betul musibah terasa sebagai ”surat cinta” Tuhan kepada  dia. Semenjak musibah itu terjadi, semenjak itu terjadi perubahan hubungan dirinya dengan Tuhan. Hatinya mulai melembut. Semoga selanjutnya , dia bisa membentuk dirinya menjadi manusia yang pandai bersyukur, bertawakal dan senantiasa ikhlas berbuat karena Allah. 

Nak, Jalanilah kehidupan ini dengan datar dan lurus. Sikap rendah hati dan ikhlas akan memberikan power dan keajaiban di dalam dirimu. Ini jaminan Tuhan: ”Jangan berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita” (Q.S. al- Taubah/9:40). Biarkan orang lain merendahkan kamu karena memang kamu tidak berhak untuk meninggi kan hati.  BIla karena kerendahan hati dan sikap iklasmu membuat orang lain menjauh, biarkan. Karena memang hanya Allah yang patut kamu dekati. Semua didunia dapat hilang namun akan selalu ada gantinya. Namun bila Allah hilang dalam dirimu maka itu tidak akan ada gantinya. Bila kau berjalan dijalan kebenaran  maka kau akan sampai pada tujuan sebenarnya. 

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....