Thursday, February 20, 2025

Indonesia ku...?

 


Ketika harapan hablur. Ketika ketidak pastian mengubur asa. Daripada mati dalam harapan hampa. Bagusnya rantau diperjauh. Ke negeri orang kita berlayar. Aku bukan tidak nasionalis. Hanya saja pejabat negeri ini yang gagal mengemban amanah konstitusi. Bacalah UUD 45 pasal 27 ayat 2. Kita siap kerja apa aja. Tetapi peluang kerja tidak tersedia, bahkan yang kerja kena PHK. Kita siap bertani. Tapi lahan diserobot. Bahkan lautpun di pagar. Kita siap berdagang. Tapi peluang dagang dimakan rente. Demikian katanya saat kutemui di luar negeri.


Kamu tahu nak. Kataku mencerahkan. Negeri kita termasuk 20 negara dengan produksi bruto diatas USD 1 trilon. Kita salah satu dari sedikit negara yang bisa tumbuh positif ditengah krisis global. Kita  pemain utama dalam bisnis tambang dunia. Eskportir nikel nomor 1 dunia. Eksportir batubara nomor 3 dunia. Eksportir emas nomor 6 dunia. Kita jago dibidang Agro. Eksportir CPO nomor 1 dunia. Kita negara besar dan tentu bangsa besar. Apakah itu tidak cukup untuk kita bersukur dan bersabar? 


Aku tahu, katanya. Walau aku hanya buruh migran, aku tidak bodoh seperti kebanyakan warga Indonesia. Aku tahu, dan aku berhak bertanya. Untuk apa kehebatan itu semua, kalau dari 5 Balita, 1 stunting. Dari 4 anak Indonesia 1 kelaparan. Dari 5 Gen Z, 1 dalam keadaan tidak punya pekerjaan, Pendidikan dan tidak terlatih mandiri. Di negeri orang. Lapangan kerja tersedia mudah bagi siapa saja yang mau kerja. Dan itu dengan upah yang layak beda dengan di Indo, yang ala kadarnya. Keamanan terjaga, hukum tegak. 


Mereka bisa saja mengatakan bahwa aku tidak nasionalis hanya karena aku hijrah ke negeri orang. Itu hanya kepengohan orang politik yang hidup mewah dari kebodohan warga negara yang tak paham akan hak hak nya.  Mereka seperti Hitler dan kaum fasis yang mengatakan “How fortunate for governments that the people they administer don't think.” Mereka gunakan istilah nasionalisme untuk memasung rakyat. Tapi mereka lupa, bahwa globalisasi membuat orang dengan mudah mengejek nasionalisme yang korup, Politik populisme yang menipu, 50% uang Bansos dikorup.


Warga negara lain juga kerja di luar negeri tapi mereka kerja di perusahaan milik bangsanya sendiri atau di proyek yang negaranya biayai. Sementara TKI sama dengan mereka yang berasal dari negara yang miskin dan korban perang atau konflik regional. Mereka dipaksa oleh situasi untuk minggat. Negeri yang mereka banggakan, yang selalu meminta pajak penjualan dan pembelian, penghasilan. Tapi tak bertanggung jawab mendelivery amanah konstitusi.


Cobalah kamu bayangkan, negeri ini memang tidak pernah ada secara substansi kecuali symbol vulgar tentang kekuasaan yang hipokrit. Ekonomi berjalan hanya diatas angka angka tanpa makna seperti lukisan tanpa imaginasi dan rasionalitas. President yang selalu meminta persatuan dan kesatuan kepada rakyat tapi tak cukup punya nyali melawan kekuatan oligarkhi. Elite sibuk melegitimasi skema menjarah sumber daya alam lewat state capture. 


Maka jangan tanya soal sense of crisis. Jangan kaget bila negara lan mengurangi pegawai birokrasi dan Menteri.  Kita malah menambahnya. Disaat negara lain berhemat untuk bayar utang. Kita malah terus menambah hutang. Penghematan hanya realokasi dari sosial ke state capitalism lewat Danantara. Negara lain punya sense of crisis dengan mengerem growh PDB agar tercapai growh inklusif. Kita malah memacunya dengan mengorbankan anggaran Pendidikan. Tentu dimasa depan Rasio GINI akan semakin timpang.


Kebingungan saya tentang Indonesia, terutama ketika menyaksikan kehidupan Samad si buruh tani yang pendapatannya dibawah UMR atau Udin driver ojol yang lebih 1/4 income nya dimakan oleh aplikator. Tubuh mereka tetap kokoh berdiri atau dipaksa tegar dalan nestapa. Lantas apa yang diharapkan oleh si Samad dan Si Udin. Mengapa mereka masih betah hidup ditengah ketidak pedulian sebuah system dari rumah besar bernama Indonesia ? 


Ya, Mereka hidup dalam spirit masa lalu tentang cita cita kemerdekaan. Mereka menantinya walau hanya mungkin sebuah kepastian tentang kematian yang sia sia. Karena masalalu , mereka hidup untuk hari ini dan hari esok. Tapi memang harapan di negeri ini terlalu mahal kecuali slot judol. Mereka sebenarnya adalah kumpulan orang yang jadi korban narasi politik. Mindset terjajah. Yang baru disadari ketika ajal menjemput dalam sesal dan mata melotot.


Ketika saya berjumpa dengan TKI di luar negeri dan bertanya tentang tanah air. “ Saya kangen simbok. “ itu jawabnya. Bukan, “ Saya kangen Indonesia. “ Seakan indonesia adalah nightmare. Tentang harapan akan keadilan dan kemakmuran yang hampa. Sementara setiap hari kekuatan kita terus berkurang untuk bertahan hidup menghadapi harga yang terus naik. Sampaikan kapan ?, Mungkin saya tidak sesabar orang lain. Yang hidup dalam euforia politik populis dan tetap bersabar menanti harapan, katanya.


Saya berusaha mencerahkan. Bahwa Indonesia adalah sebuah proyek kebersamaan kita. Sebuah kemungkinan yang menyingsing. Sebuah cita cita yang digayuh generasi demi generasi. Sebuah perjalanan yang kita jalani dengan kelelahan. Tanah air adalah sebuah ruang masa kini yang kita arungi karena sebuah harapan hari esok yang lebih baik. Percayalah.


Tapi TKI itu menjawab “ saya kangen simbok tapi saya butuh uang. Nanti kalau tabungan saya cukup barulah saya pulang. “ Indonesia ada dan passport pun melegitimasi orang untuk jadi jongos di negeri orang. Tentu untuk sebuah harapan, walau terasing dan terlempar jauh dari negeri sendiri. Hidup tanpa harapan adalah bukan hidup. Menerima kalah dengan tanga menadah uang bansos adalah pencundang. Cukup pemerintah saja yang pecundang dihadapan oligarki, tidak saya, katanya.


Jangan sedih kawan. Kita boleh marah  kepada mereka yang membuat kita terhina. Justru itu adalah ujud karena rasa cinta itu sendiri kepada sebuah nama yang kita agungkan, Indonesia. Daripada hidup korup di negeri sendiri dan menjadi beban negara, ada baiknya perjauh langkah merantau. Di kejauhan ribuan mill dari tanah zamrud katulistiwa, airmata mengalir ketika mendengar lagu "Indonesia tanah airku”


Tanah airku tidak kulupakan,

Kan terkenang selama hidupku,

Biarpun saya pergi jauh,

Tidak kan hilang dari kalbu.

Tanah ku yang kucintai.

Engkau kuhargai.

Walaupun banyak negri kujalani.

Yang masyhur permai dikata orang.

Tetapi kampung dan rumahku.

Di sanalah kurasa senang.

Tanahku tak kulupakan.

Engkau kubanggakan”.


Kesedihan semakin menjadi jadi karena lagu ini sudah jarang terdengar di telivisi dan di istana. Dia sudah digantikan oleh lagu dengan ritme melankolis ala rock atau popsong. Dimanakah Indonesia ? Jangan jangan kita sudah menerima bulat kata kata dalam lirik lagu imaging “Imagine there's no countries “ Saya tak bisa menyangkal dari semua ini.  Apa arti nasionalis?.  Jawaban itu semakin terdegradasi oleh laku mantan pejabat MA menyimpan uang suap hampir Rp. 1 triliun di rumahnya yang megah dan 3 juta hektar lebih lahan negara diserobot untuk kebun sawit yang diputihkan.


Di luar negeri, saya berusaha membaca dengan teliti di papan kurs mata uang di samping desk receptionist Hotel. Tidak ada kurs yang berlaku untuk Rupiah. Saya sedih karena uang yang melambangkan legitimasi negara tidak diakui dinegeri orang.  Saya tetap bingung dalam kesedihan sambil berusaha tersenyum ketika petugas imigrasi mengecap passport saya dan berkata “ Selamat datang di Tanah Air…” Ya, negeri yang tak kulupakan dan engkau kubanggakan...



Wednesday, February 19, 2025

Demi waktu...

 



Tahun 2010, sore hari saya sedang duduk santai di Bar di Kawasan Financial Center, Hongkong. Tadi siang saya menghadapi badai di bursa. HSI jatuh. S&P 500 juga jatuh di Wallstreet. Paska kejatuhan Lehman tahun 2008, kondisi pasar memang sangat volatility. Saya tidak bisa menebak masa lalu. Dan saya bukan spekulan. Saya pemain dengan style fundamental. Tentu saya focus kepada strategi investasi yang sudah saya setting dengan risk management ARB dan ARA.


Belum 10 menit di Bar sendirian. Ada wanita mendekati table saya. “ I need money HKD 5000. Do you understand what I mean.? Katanya dengan nada tidak merayu. Tetapi lebih tepatnya kepasrahan terhadap nasipnya. Saya tatap sekilas. Saya pemain bursa dan terlatih sebagai pengamat. Ini wanita philipina. Dari pakaiannya keliatan dia wanita baik baik. Usianya diatas 30 tahun. Kemungkinan dugaan saya 90% benar.


Saya kerja di restoran. Kerja shift siang. Saya tidak ada uang lagi. Sementara  saya perlu uang untuk anak saya sakit di Philipina. Boss saya tidak mau beri saya pinjaman, katanya lagi. Saya tidak lihat dia berdrama atau mengemis. Dia hanya punya asset personal yang bisa dia jual sebagai solusi masalahnya. Tentu value nya tidak sama seperti yang dia bid dan engga mungkin market akan Ask HKD 5000 untuk wanita usia diatas 30 tahun. Dia naif di hadapan dunia kapitalis yang tidak ramah.


Mungkin karena dilihatnya saya tidak exciting dengan tawarannya, dia tidak mau lama lama salah tingkah dan keliatan naif di hadapan saya. “ Saya tahu , anda tidak tertarik dengan wanita seperti saya. Okay, bye. Maaf ganggu anda. “ Katanya dengan suara lirih. Padahal saat itu saya sedang bertarung dengan paranoid dan sedang berusaha focus kepada akal sehat dan teori psikoanalisa. 


Saya keluarkan uang dari dompet HKD 5000. “ take it..” kata saya. Dia terkejut dan berusaha agak marapat ke saya. “  Now you may go home.” Kata saya tersenyum agar dia pulang dan lupakan hidup yang tidak ramah. Itu untuk memastikan bahwa keputusan saya memberi bukan karena market tetapi karena Tuhan. “ That's it.? Katanya mengerutkan kening. Saya mengangguk dan tersenyum. 


Walau dari parameter yang ada, keputusan memberi itu dengan tingkat kesalahan 99%. Hanya 1% yang benar. Dan itu bersumber dari hati nurani. Artinya saat itu saya lebih mendengar hati nurani daripada akal kapitalis saya. Yang nilainya lebih dari segala galanya. Thank so much, katanya. Saya deal dengan Tuhan, bukan dengan dia. Dia tidak punya liabilities apapun kepada saya. Jadi tak perlu dia  terimakasih. Yang pasti saat saya keluarkan uang itu. Saya merasa bahagia. Karena saya berhasil mengalahkan diri saya sendiri. 


Jam 11 malam saya kembali ke apartement. Tidur di sofa. Menjelang subuh saya terbangun. Buka channel TV. Saya terkejut. Pasar rebound. Terjadi flash crash wallstreet yang dimulai jam 2:45 pada 6 mei 2010. Program komputer secara otomatis melakukan sale pada posisi jual yang sudah saya tentukan. Hanya 36 menit berlansung tetapi menyelamatkan saya dari kebangkrutan. Sekali lagi waktu mengajarkan banyak hal. Kehebatan fund manager kelas dunia dalam 36 menit jadi keliatan bego. Banyak yang bankrut dan tentu segelintir yang menang, termasuk saya.


Time is essential. Teori big bang, semesta ini terbentuk lewat proses waktu dari titik nol. Awalnya terjadi ledakan raksasa dari materi yang tak berwujud. Ledakan itu menimbulkan energi panas. Dari energi itu alam semesta terbentuk. Ia memuai dan mengembang karena waktu. Namun karena waktu jua pemuaian itu akan melambat dan gaya gravitasi akan menariknya lagi ketitik awal dia tercipta. Musnahlah semua. Selanjutnya akan masuk ke tahap penciptaan dalam dimensi lain. Yang kita tidak tahu seperti apa. Itu masih misteri. Mungkin saja itu adalah kehidupan akhirat.


Karena waktu, kita sebenarnya menuju kepada titik nol. Mungkin anda bisa anggap sederhana masalah waktu ini seperti ungkapan, masih ada hari esok. Ya benar. Tapi esok itu adalah proses waktu yang berbeda dengan hari ini.  Yang pasti dan bisa anda nikmati dari sang waktu adalah hari ini. Karena besok adalah ketiadaan. Kita hidup di dunia yang fana. Makanya Tuhan bersabda, demi waktu sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi kecuali mereka yang beriman dan melakukan perbuatan baik. 

Tuesday, February 11, 2025

Apakah Dubai bebas pajak ?

 






Dubai adalah salah satu kota khusus dari 7 kota yang ada di Uni Emirat Arab. Apakah benar Dubai bebas pajak ? Tidak. Tepatnya  ramah pajak. Kalau anda Warga negara atau penduduk Dubai permanen ( permanent Resident) maka darimanapun income,  berapapun income anda, pajaknya adalah 0%. Nah darimana pendapatan Dubai untuk mensejahterakan rakyatnya ? 


Hanya 1% kontribusi SDA Migas di Dubai. Namun dari perdagangan  dan jasa yang terkait dengan international bisnis MIGAS, kena pajak 55%. Bayangkan. Hampir semua trader dan service bisnis MIGAS kelas dunia dan Lembaga keuangan first class berkantor di Dubai. Mengapa ? Dubai satelit dari Abudhabi. Kita tahu Abudhabi sebagai Pelabuhan Migas terbesar dan terbaik pengelolaannya di dunia. Dubaik tempat nyaman Family office. Karena Sovereign fund AA2 rate. Surat utang rate AA. Makanya banyak orang super kaya tempatkan uangnya di Dubai.


Dubai dengan gencar membangun infrastruktur untuk menarik investor bisnis property berkelas dunia. Target market nya tentu orang asing. Maklum 89% penduduk Dubai adalah asing. Dubai membebaskan transfer dana dari offshore regional yang bebas pajak untuk investasi property. Nah setelah dana masuk, kena pajak property. Pajak sertifikat  4% dari harga jual. Pajak 5% pertahun untuk sewa property dan 5% untuk PBB. Dari sector ini sangat besar penerimaan pajak.


Dubai juga sebagai kota cosmopolitan. Semua etnis dan agama boleh tinggal di Dubai. Siapapun boleh saja konsumsi miras asalkan bayar pajak. Alcohol kena pajak impor 50% dan kalau anda dapat izin khusus konsumsi miras, kena lagi pajak 30%. Selain itu menggunakan fasilitas hotel, bar, café,  restoran kena PPN 5%. Bagi perusahaan asing yang buka outlet retail di Dubai kena pajak dengan tarif penghasilan 9% maksimum. Khusus UKM bebas pajak.


Di Dubai proses izin cepat dan mudah. Dubai masuk peringkat 11 dunia dalam hal index Ease of doing of business (EoDB). Namun izin ini itu harus bayar. Ada tarif resminya. Jadi soal izin benar benar ukurannya duit. Walau biaya perizinan sangat mahal dibandingkan negara lain namun karena cepat dan mudah, tanpa ada korup atau suap, orang asing jadi senang aja. Beda dengan Indonesia proses izin gratis tetapi untuk mengaksesnya perlu ongkos kenakalan.


“Lebih sulit buat telor dadar daripada dapatkan izin di Dubai. Tapi engga ada duit jangan bicara bisnis akan dapatkan legalitas di dubai. Dan sekali anda dapat izin anda tidak akan dapat telp dari pejabat minta dilayani atau suap. Fair enough..“ kata teman berseloroh. “ Pemerintah make money dari pelayan perizinan dan pegawai dibayar dari pelayanan itu. “ Lanjut teman bersatire atas kehidupan buruh migrant yang kehidupan mereka sangat miris di Dubai. Apalagi dibandingkan dengan tenaga expat. 


Wisatawan yang datang ke Dubai adalah wisatawan berduit. Beda dengan Bali. Umumnya turis bokek. Mengapa ? Dubai pusat network business. Jadwal konferensi sains, ekonomi dan financial kelas dunia sangat padat. Dikelola dengan sangat professional dari EO di London dan NY. Itu juga karena didukung dengan keamanan yang first class. Mana ada polisi dan imigrasi peras wisatawan. Makanya banyak pebisnis berkunjung ke acara konferensi itu untuk dapatkan jaringan bisnis dari belahan dunia manapun.  Mereka belanja F&B sangat besar belum lagi akomodasi. 


Dubai bentuk lain dari city of capitalization yang bertransformasi dari ekslusif komuniti menjadi kosmopolitan. Maju dan berkembang sebagai kota modern berkelas dunia dengan standar hukum yang bermartabat.

Wednesday, February 05, 2025

Semaput di tengah SDA melimpah

 




Kemarin antrian gas melon membuat nenek nenek meninggal karena kelelahan. Itu karena kebijakan pemerintah terkait distribusi gas melon atau tabung gas 3 kilogram, di mana tidak lagi boleh dijual di warung-warung dan hanya boleh didistribusikan melalui pangkalan. Yang katanya upaya perbaikan tata Kelola distribusi subsidi gas.  Apapun alasannya, sebenarnya pemerintah sedang ngakali gimana caranya memperlambat cash flow belanja subsidi LPG. Tapi pemerintah lupa, kalau Gas melon itu sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Tidak bisa ditunda.


Saat awal kebijakan ( UU No.22/ 2001 MIGAS) mengkonversi  bahan bakar rumah tangga dari Minyak Tanah ke Gas, kita memilih LPG sebagai penggantinya. Bukan LNG. Sampai saat ini Indonesai masih mengimpor 75% kebutuhan domestik LPG ( liquified petroleum gas ). LPG dibuat dari C3, C4. Nah karena LPG khusus untuk rakyat miskin disubsidi, tentu membebani APBN. Karena harga yang terus naik dan kurs yang terus melemah. 


Walau lifting minyak bumi Indonesia terus merosot, namun pada waktu bersamaan gas bumi melimpah. Dari gas bumi ini diolah menjadi LNG ( liquified natural gas). Nah neraca dagang LNG  kita relative terjaga. Sementara future nya juga sangat bagus.  Kita punya cadangan gas raksasa di Blok Masela, Maluku, yang rencananya tahun 2030 beroperasi. Pada 2023 juga ditemukan sumber gas jumbo (giant discovery), yang masuk lima besar temuan sumber gas raksasa di dunia. 


LNG itu berasal dari Gas bumi. Yang terbuang ke udara kalau tidak segera diolah. Perlu  logistic yang handal untuk mengirim Gas bumi ke pusat pengolahan LNG. Umumnya demi efisiensi, pusat pengolahan gas bumi ada di lapangan gas itu sendiri. Setelah itu LNG dikirim  ke terminal gasifikasi. Di luar negeri seperti China, Jepang, Eropa, AS, LNG itu dari storage gasifikasi didistribusikan ke Pabrik dan rumah tangga lewat Pipa. Jadi walau mahal investasinya namun dalam jangka panjang sangat murah.


Sementara untuk Indonesia mungkin mahal sekali kalau menggelar pipa secara nasional karena kita negara kepulauan. Perlu infrastruktur Logstik LNG pada setiap pulau. Nah ini memerlukan sarana logistic yang besar, terdiri dari kapal cargo LNG dan terminal LNG di Pelabuhan bongkar. Dan kemudian disalurkan lewat Pipa ke pabrik dan rumah tangga. Kita masih sangat minim akan infrastruktur ini. 


Pertanyaan sederhana adalah mengapa kita masih mengandalkan LPG untuk kebutuhan domestic. Sementara LNG hanya 19,5% untuk pasar domestic. Itupun untuk keperluan industry, bukan rumah tangga. Padahal kita punya resource LNG sangat besar. Dari sisi harga jelas LNG lebih murah dibandingkan LPG.  Menjawab pertanyaan ini tidak sulit. Sama seperti pertanyaan mengapa kita selalu impor BBM dan ekspor Crude oil. Itu karena ulah mafia MIGAS. Hampir sebagian besar (80%) produksi LNG kita sudah diijon ( offtake ) oleh trader. Semua dikapalkan ke China, Jepang dan Korea.


Mafia itulah yang membuat kebijakan kemandirian energi jadi terhambat. Bahkan sumber daya bahan baku C3 dan C4 di Indonesia cukup untuk produksi sendiri LPG. Sumber daya itu diabaikan.  Lebih utamakan impor, dimana 75% kebutuhan domestic LPG dari import. Tidak ada rencana konkrit membangun infrastruktur LNG. Malah rencananya secara berlahan akan dikonversi dengan DME ( Dimethyl Ether ) dari batubara. Lagi lagi untuk mengamankan bisnis konglo Batubara terutama hilirisasi Batubara. 


Jadi otak rusaknya kebijakan efisiensi sumber daya alam kita memang oligarki. Mereka yang membuat pemerintah keliatan dungu. Ya kasihan aja nenek miskin di Tanggerang yang harus mati karena antri untuk beli gas melon. Padahal negerinya kaya SDA migas. Seharusnya SDA itu membuat dia Makmur, bukan semaput dalam papa. " Tuhan, jaga negeriku dari para komprador. Hanya Engkau yang bisa lawannya. Sementara mereka tidak takut kepada Engkau."

Friday, January 24, 2025

Kampanye Anti korupsi dari Prabowo...

 





Apakah Prabowo akan larut dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang membuat index korupsi memburuk. Tanya teman. Hasil survey OCCRP memang hanya menempatkan Jokowi dalam nominasi pemimpin terkorup di dunia. Namun menurut Panel juri OCCRP, Jokowi belum cukup syarat menjadi pemimpin terkorup di dunia. Pilihan Panel jatuh kepada Bashar Al Ashaad dari Suriah. Dari tahun 2016 sampai tahun 2025  pemimpin yang jatuh karena korupsi adalah  Islandia, Kirgistan, Brasil, Montenegro, Korea Selatan, Pakistan, Zimbabwe, Afrika Selatan, Slowakia, Peru, dan Mauritius, Suriah.


Sementara Presiden yang jatuh reputasinya karena skandal korupsi adalah Italia, Rumania, Republik Ceko, Ukraina, Lithuania, Montenegro, Malaysia, Indonesia, Sri Lanka, Kolombia, Venezuela, Uruguay, dan tentu saja, AS. Kisah-kisah mereka semua memiliki kesamaan. Serangkaian kisah yang biasa terjadi, seperti penggelapan pajak, manipulasi kontrak, nepotisme, dukungan keuangan asing ilegal, penggunaan dana publik secara ilegal untuk keuntungan pribadi, menutupi kejahatan keuangan dan kejahatan terkait, serta pembelian suara.


Yang lebih menarik adalah fenomena response publik. Terjadi  memobilisasi massa dengan cara yang tak terduga. Misalnya, di Korea Selatan, keterlibatan pemuda dalam masyarakat sipil  dalam mendorong perubahan di tengah krisis korupsi; sekitar dua juta orang muncul di Seoul untuk menuntut pengunduran diri Presiden. Di Islandia, tekanan publik meningkat dengan cara yang sama, yang menyebabkan pengunduran diri Perdana Menterinya. Yang terbaru, di Slovakia, pemerintah yang tampaknya aman hancur karena kemarahan atas pembunuhan seorang jurnalis dan pacarnya. 


Mengingat dampak korupsi sangat buruk terhadap masyarakat kelas menengah dan lebih buruk lagi bagi kelas bawah. Bagaimana sampai akhirnya kesabaran rakyat itu habis ? Pertama, pada setiap terjadi skandal yang melibatkan oligarki, presiden terkesan lemah memitigasi resiko politik. Kedua. Rakyat merasa pemerintah sudah mencurangi demokrasi dengan politik populis yang membuat negara terus berhutang. Ketiga, berita korupsi terus datang tiada henti lewat media massa dan dibahas terus menerus oleh public. Keadaan ini membuat rakyat frustrasi ditengah kehidupan yang semakin sulit.


Saya yakin, Prabowo pemimpin yang cerdas. Dia bukan hanya militer yang kenyang pengalaman tempur lapangan. Tetapi dia juga jenderal yang intelek. Gemar membaca dan kaya akan literasi. Dia pasti memperhatikan tren tersebut dan mengambil sikap proaktif terhadap korupsi. Sebagai Tindakan preventif, Menteri Keuangan langsung dibawahnya. Pengesahan anggaran bukan lagi umum. Tapi Prabowo masuk sampai ke level 9 anggaran. Jadi sangat detil. Dia tahu, the devil's on the details. Dari sana dia bisa penggal anggaran cukup besar terutama belanja pegawai.  


Dia juga berkomitmen untuk mengevaluasi Project Strategis Nasional yang menjadi sumber tingginya ICOR dan konflik agrarian yang ditimbulkan. Dia juga membentuk Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BPPIK) yang bertugas memonitor semua program dan proyek yang dibiayai APBN. BPPIK beda dengan BPKP dan BPK. BPPK lebih besifat khusus terhadap birokrasi seperti  Governance, Risk and Compliance dalam menegement modern.


Prabowo punya modal politik besar untuk bersikap seperti Presiden Tiongkok, Turki, dan Filipina, yang cukup berhasil menggunakan sikap antikorups nya untuk mendapatkan dukungan domestik dan dengan demikian mengkonsolidasikan kekuasaan dan legitimasi. Penggunaan retorika “antikorupsi” oleh Xi Jinping dan Erdogan merupakan pengingat bahwa kepentingan publik akan rasa keadilan bisa meningkatkan trust presiden. Bahkan lebih solid trust nya.  Walaupun ekonomi Turki tidak baik baik saja, namun Rakyat bisa menerima. Dan bersabar. 


Era sosial media dimana informasi tersebar luas. Rakyat tahu kok. Sejarah mencatat korupsi telah menghancurkan banyak negara dan lembaga. Mesir kuno hancur karena korupsi, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang berdiri pada 1602 gulung tikar pada 1799 karena korupsi, bahkan Kekaisaran Romawi yang perkasa pun binasa karena korupsi. Dinasti Ottoman juga bubar karena wabah korupsi. Unisoviet bubar karena korupsi para elite partai komunis. 


Euforia rakyat bukan lagi sekedar Bansos atau subsidi. Era itu sudah lewat. Artinya tingkat kepercayaan dan kepuasan rakyat lebih kepada rasa keadilan. Itulah yang selama ini abai. Tren citra presiden kini diukur dari keberanian  presiden menghukum mati koruptor atau merampas asset koruptor dan memiskinkannya. Bertindak tegas kepada aparat hukum yang lemah menerapkan hukum dan bahkan merperdagangkannya. Mengapa ? karena rakyat cinta NKRI. Mereka tidak ingin negeri bubar. Kecintaan itulah mendorong rakyat selalu menantikan pemimpin yang berani melawan korupsi. Benci kepada presiden yang lemah terhadap oligarki.


Sikap tegas Prabowo terhadap skandal adanya Pagar bamboo di laut yang diatasnya ada sertifikat HGB dan SHM, jauh lebih bernilai citranya daripada meresmikan Jalan Toll, bendungan atau proyek IKN. Tapi kalau gagal menuntaskan nya. Apalagi tidak mampu menyeret actor intelektualnya. Ya program MSB akan sia sia saja kalau itu tujuannya untuk meningkatkan value politik populis. Dalam keadaan ekonomi serba tidak pasti. Hiburlah rakyat dengan hadirnya rasa keadilan. Hanya itu penyemangat bagi rakyat, bahwa mereka masih punya “ hope” 





Thursday, January 09, 2025

Malaysia unggul dari Indonesia dalam hal Industri

 





Sebenarnya pada tahun 1980an Malaysia belajar industry electronic dari Indonesia. Saat itu industry electronic Indonesia sudah sangat maju dibandingkan Malaysia.  Mereka belajar bagaimana mengembangkan industry elektronik. Dari sana mereka paham bahwa kata kuncinya adalah investasi pada SDM dan Riset. Saat itu kita sudah punya BPPT yang boleh dikatakan strategis bagi Soeharto. Dan tidak sedikit mahasiswa yang dikirim oleh BPPT untuk sekolah di Luar negeri. Ini program beasiswa by design sesuai dengan target industry yang hendak dicapai pemerintah.


Malaysia melihat semua kemajuan industry elektronik Indonesia. Tetapi itu semua negara. Mana rakyatnya? Tidak ada konglomerat yang bermain. Oh penyebabnya, karena ambisi Indonesia ingin masuk ke industry high tech. Malaysia tahu diri. Mereka pendatang baru dalam segala hal. Karena sebelumnya mereka mengadalkan pada tambang timah, minyak dan pertanian. Mereka tidak akan masuk ke High tech. Tapi menempuh jalan tengah dalam industrialisasi. Yaitu sebagai pemasok global atau supply chain global.


Sejak 25 tahun lalu Malaysia focus kepada supply chain electronic dengan mengembangkan industry E&E ( electric and electronic ). Mengapa ? Komponen elektronik berfungsi sebagai komponen penting dalam berbagai perangkat listrik dan elektronik, yang meliputi elektronik konsumen, elektronik industri, dan peralatan listrik. Subsektor ini memainkan peran penting dalam perluasan industri E&E, yang mencakup berbagai macam produk. 


Meliputi perangkat semikonduktor seperti sirkuit terpadu (IC) dan desainnya, serta aktivitas pengemasan, subsektor ini meluas ke komponen pasif termasuk kapasitor, resistor, konektor, dan induktor. Selain itu, subsektor ini mencakup komponen seperti media penyimpanan, komponen disk drive, papan sirkuit cetak (PCB), substrat LED, epitaksi, mikrokontroler, dan berbagai komponen logam dan plastik yang dirancang khusus untuk aplikasi E&E. Proyek yang disetujui adalah untuk fabrikasi wafer, perangkat semikonduktor, sirkuit terpadu,papan sirkuit cetak (PCB), dan sensor.


Malaysia focus kesana dalam membangun industrinya. Mereka yakin dengan jalan tengah ini. Karena mereka bisa memanfaatkan lingkungan strategis atas keunggulan China, Taiwan, Korea , Singapore dalam bidang R&D high-tech. Malaysia,  menawarkan keunggulan akan tersediannya SDM yang berkualitas, proses perizinan yang mudah, infrastrukur logistic dan zona industry yang berkelas dunia.  Proses ini dikawal dengan ketat oleh pemerintah agar tidak terjadi deviasi.


Berlalunya waktu, awalnya hanya segelintir pemain saja. Diantara nya National Semiconductor (sekarang Texas Instruments), Intel Malaysia, Hewlett-Packard (sekarang Agilent), Advanced Micro Devices (AMD), Bosch, Clarion, Litronix (sekarang Osram) dan Hitachi (sekarang Renesas). Industri yang matang ini terus tumbuh dengan adopsi teknologi baru, inovatif, dan canggih. Setelah itu pemain kelas dunia berdatangan, seperti Microsoft membangun fasilitas infrastruktur cloud dan AI. Google, Apple dan lain lain. 


Malaysia saat ini merupakan pemain utama di pasar E&E yang berkembang pesat, yang tujuan ekspor utamanya meliputi Singapura, Hong Kong, AS, RRC, Jepang, dan Eropa. Para juara industri lokal beroperasi bersama perusahaan multinasional (MNC) dari AS, Jepang, China, Taiwan, Korea, dan sejumlah negara Eropa, yang memproduksi produk mulai dari perangkat semikonduktor hingga elektronik konsumen dan industri.


Tahun lalu Sektor E&E menyumbang sekitar 5,8% dari PDB. Malaysia dikenal sebagai eksportir semikonduktor terbesar keenam dunia Menguasai 13% pasar global untuk pengemasan, perakitan, dan pengujian semikonduktor. 40% ekspor Malaysia dari Semikonduktor.   Tahun ini akan dibangun Kawasan ekonomi khusus seluas 3700 hektar di Jurong. Kerjasama antara Malaysia dan Singapore. Ini Kawasan khusus E&E. Singapore memanfaatkan supply chain dan tenaga kerja dari Malaysia. Sementara Malaysia mendapat dukungan market dan modal dari Singapore. 5000 proyek siap bergabung pada kawasan ini.


Apa hikmah yang bisa kita ambil dari kemajuan Malaysia? Sejak 30 tahun lalu pemimpin Malaysia memang serius dan focus melakukan transformasi ekonomi dari SDA ke industry. Mereka tidak terlena dengan SDA yang ada. Tentu tidak mudah. Proses itu dikawal dengan visi besar pemimpinya dan konsisten berinvestasi pada SDM. Karena mindset mereka adalah industry, maka pra-syarat negara industry adalah hukum yang solid dan law enforcement jalan. Dan didukung system demokrasi yang bermartabat. Mantan PM dari Partai paling berkuasa bisa dijadikan pesakitan. Itu fakta bahwa kekuatan politik Malaysia memang mendukung penegakan hukum dan demokrasi. 


Yang jadi masalah Indonesia, sejak era Soeharto kita sudah punya landasan kuat pembangunan industry. Namun setelah reformasi semua itu dihancurkan begitu saja. Era Soeharto, kontribusi industry  terhadap PDB mencapai 30%. Tahun 2023 hanya 18,67%. Artinya berlalunya waktu kita mengalami deindustrialisasi. Mengapa? Berangsur angsur system negara kita dikudeta oleh oligarki yang berfocus kepada rente SDA dan industry ekstraksi yang rendah serapan tenaga kerja dan nilai tambahnya. Negara kehilangan visi nation interest karena tedistorsi oleh state capture dan mind corruption. 


Dari cerita diatas bagaimanapun rakyat Malaysia bersyukur tidak menjadi bagian dari NKRI. Kalaulah dulu Soekarno berhasil dengan program ganyang Malaysia, mungkin nasip rakyat Malaysia akan sama dengan rakyat Sumatera atau Pulau Bintan atau Kalimantan. SDA dijarah, rakyat tetap miskin. 

Roller Coaster ekonomi dari masa ke masa.

  Zaman orde baru demokrasi ala pak Harto. Walau kita menganut trias politika, legislative, eksekutif, yudikatif namun kekuasaan tetap terpu...