Tahun 2010, sore hari saya sedang duduk santai di Bar di Kawasan Financial Center, Hongkong. Tadi siang saya menghadapi badai di bursa. HSI jatuh. S&P 500 juga jatuh di Wallstreet. Paska kejatuhan Lehman tahun 2008, kondisi pasar memang sangat volatility. Saya tidak bisa menebak masa lalu. Dan saya bukan spekulan. Saya pemain dengan style fundamental. Tentu saya focus kepada strategi investasi yang sudah saya setting dengan risk management ARB dan ARA.
Belum 10 menit di Bar sendirian. Ada wanita mendekati table saya. “ I need money HKD 5000. Do you understand what I mean.? Katanya dengan nada tidak merayu. Tetapi lebih tepatnya kepasrahan terhadap nasipnya. Saya tatap sekilas. Saya pemain bursa dan terlatih sebagai pengamat. Ini wanita philipina. Dari pakaiannya keliatan dia wanita baik baik. Usianya diatas 30 tahun. Kemungkinan dugaan saya 90% benar.
Saya kerja di restoran. Kerja shift siang. Saya tidak ada uang lagi. Sementara saya perlu uang untuk anak saya sakit di Philipina. Boss saya tidak mau beri saya pinjaman, katanya lagi. Saya tidak lihat dia berdrama atau mengemis. Dia hanya punya asset personal yang bisa dia jual sebagai solusi masalahnya. Tentu value nya tidak sama seperti yang dia bid dan engga mungkin market akan Ask HKD 5000 untuk wanita usia diatas 30 tahun. Dia naif di hadapan dunia kapitalis yang tidak ramah.
Mungkin karena dilihatnya saya tidak exciting dengan tawarannya, dia tidak mau lama lama salah tingkah dan keliatan naif di hadapan saya. “ Saya tahu , anda tidak tertarik dengan wanita seperti saya. Okay, bye. Maaf ganggu anda. “ Katanya dengan suara lirih. Padahal saat itu saya sedang bertarung dengan paranoid dan sedang berusaha focus kepada akal sehat dan teori psikoanalisa.
Saya keluarkan uang dari dompet HKD 5000. “ take it..” kata saya. Dia terkejut dan berusaha agak marapat ke saya. “ Now you may go home.” Kata saya tersenyum agar dia pulang dan lupakan hidup yang tidak ramah. Itu untuk memastikan bahwa keputusan saya memberi bukan karena market tetapi karena Tuhan. “ That's it.? Katanya mengerutkan kening. Saya mengangguk dan tersenyum.
Walau dari parameter yang ada, keputusan memberi itu dengan tingkat kesalahan 99%. Hanya 1% yang benar. Dan itu bersumber dari hati nurani. Artinya saat itu saya lebih mendengar hati nurani daripada akal kapitalis saya. Yang nilainya lebih dari segala galanya. Thank so much, katanya. Saya deal dengan Tuhan, bukan dengan dia. Dia tidak punya liabilities apapun kepada saya. Jadi tak perlu dia terimakasih. Yang pasti saat saya keluarkan uang itu. Saya merasa bahagia. Karena saya berhasil mengalahkan diri saya sendiri.
Jam 11 malam saya kembali ke apartement. Tidur di sofa. Menjelang subuh saya terbangun. Buka channel TV. Saya terkejut. Pasar rebound. Terjadi flash crash wallstreet yang dimulai jam 2:45 pada 6 mei 2010. Program komputer secara otomatis melakukan sale pada posisi jual yang sudah saya tentukan. Hanya 36 menit berlansung tetapi menyelamatkan saya dari kebangkrutan. Sekali lagi waktu mengajarkan banyak hal. Kehebatan fund manager kelas dunia dalam 36 menit jadi keliatan bego. Banyak yang bankrut dan tentu segelintir yang menang, termasuk saya.
Time is essential. Teori big bang, semesta ini terbentuk lewat proses waktu dari titik nol. Awalnya terjadi ledakan raksasa dari materi yang tak berwujud. Ledakan itu menimbulkan energi panas. Dari energi itu alam semesta terbentuk. Ia memuai dan mengembang karena waktu. Namun karena waktu jua pemuaian itu akan melambat dan gaya gravitasi akan menariknya lagi ketitik awal dia tercipta. Musnahlah semua. Selanjutnya akan masuk ke tahap penciptaan dalam dimensi lain. Yang kita tidak tahu seperti apa. Itu masih misteri. Mungkin saja itu adalah kehidupan akhirat.
Karena waktu, kita sebenarnya menuju kepada titik nol. Mungkin anda bisa anggap sederhana masalah waktu ini seperti ungkapan, masih ada hari esok. Ya benar. Tapi esok itu adalah proses waktu yang berbeda dengan hari ini. Yang pasti dan bisa anda nikmati dari sang waktu adalah hari ini. Karena besok adalah ketiadaan. Kita hidup di dunia yang fana. Makanya Tuhan bersabda, demi waktu sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi kecuali mereka yang beriman dan melakukan perbuatan baik.
No comments:
Post a Comment