Dubai adalah salah satu kota khusus dari 7 kota yang ada di Uni Emirat Arab. Apakah benar Dubai bebas pajak ? Tidak. Tepatnya ramah pajak. Kalau anda Warga negara atau penduduk Dubai permanen ( permanent Resident) maka darimanapun income, berapapun income anda, pajaknya adalah 0%. Nah darimana pendapatan Dubai untuk mensejahterakan rakyatnya ?
Hanya 1% kontribusi SDA Migas di Dubai. Namun dari perdagangan dan jasa yang terkait dengan international bisnis MIGAS, kena pajak 55%. Bayangkan. Hampir semua trader dan service bisnis MIGAS kelas dunia dan Lembaga keuangan first class berkantor di Dubai. Mengapa ? Dubai satelit dari Abudhabi. Kita tahu Abudhabi sebagai Pelabuhan Migas terbesar dan terbaik pengelolaannya di dunia. Dubaik tempat nyaman Family office. Karena Sovereign fund AA2 rate. Surat utang rate AA. Makanya banyak orang super kaya tempatkan uangnya di Dubai.
Dubai dengan gencar membangun infrastruktur untuk menarik investor bisnis property berkelas dunia. Target market nya tentu orang asing. Maklum 89% penduduk Dubai adalah asing. Dubai membebaskan transfer dana dari offshore regional yang bebas pajak untuk investasi property. Nah setelah dana masuk, kena pajak property. Pajak sertifikat 4% dari harga jual. Pajak 5% pertahun untuk sewa property dan 5% untuk PBB. Dari sector ini sangat besar penerimaan pajak.
Dubai juga sebagai kota cosmopolitan. Semua etnis dan agama boleh tinggal di Dubai. Siapapun boleh saja konsumsi miras asalkan bayar pajak. Alcohol kena pajak impor 50% dan kalau anda dapat izin khusus konsumsi miras, kena lagi pajak 30%. Selain itu menggunakan fasilitas hotel, bar, café, restoran kena PPN 5%. Bagi perusahaan asing yang buka outlet retail di Dubai kena pajak dengan tarif penghasilan 9% maksimum. Khusus UKM bebas pajak.
Di Dubai proses izin cepat dan mudah. Dubai masuk peringkat 11 dunia dalam hal index Ease of doing of business (EoDB). Namun izin ini itu harus bayar. Ada tarif resminya. Jadi soal izin benar benar ukurannya duit. Walau biaya perizinan sangat mahal dibandingkan negara lain namun karena cepat dan mudah, tanpa ada korup atau suap, orang asing jadi senang aja. Beda dengan Indonesia proses izin gratis tetapi untuk mengaksesnya perlu ongkos kenakalan.
“Lebih sulit buat telor dadar daripada dapatkan izin di Dubai. Tapi engga ada duit jangan bicara bisnis akan dapatkan legalitas di dubai. Dan sekali anda dapat izin anda tidak akan dapat telp dari pejabat minta dilayani atau suap. Fair enough..“ kata teman berseloroh. “ Pemerintah make money dari pelayan perizinan dan pegawai dibayar dari pelayanan itu. “ Lanjut teman bersatire atas kehidupan buruh migrant yang kehidupan mereka sangat miris di Dubai. Apalagi dibandingkan dengan tenaga expat.
Wisatawan yang datang ke Dubai adalah wisatawan berduit. Beda dengan Bali. Umumnya turis bokek. Mengapa ? Dubai pusat network business. Jadwal konferensi sains, ekonomi dan financial kelas dunia sangat padat. Dikelola dengan sangat professional dari EO di London dan NY. Itu juga karena didukung dengan keamanan yang first class. Mana ada polisi dan imigrasi peras wisatawan. Makanya banyak pebisnis berkunjung ke acara konferensi itu untuk dapatkan jaringan bisnis dari belahan dunia manapun. Mereka belanja F&B sangat besar belum lagi akomodasi.
Dubai bentuk lain dari city of capitalization yang bertransformasi dari ekslusif komuniti menjadi kosmopolitan. Maju dan berkembang sebagai kota modern berkelas dunia dengan standar hukum yang bermartabat.
No comments:
Post a Comment