Udin ngobrol dengan Sobarun dan Mahdi usai sholat Isya. Mereka duduk di teras Masjid. “ Din, bini lue itu putih tapi bersih banget. Wajahnya bercahaya. Engga seperti bini kita. Bini lue pasti orang kaya ya Din” Kata Mahdi.
“ Engga juga kaya. Tetapi memang dia jarang pakai make up. Kalaupun pergi arisan dan pengajian. Dia pakai bedak aja. Itupun bedak racikan dia sendiri. Itu ibunya yang ngajarin. Hari hari dia tidak pakai make up. Mungkin itu sebabnya kulit mukanya bersih”
“ Ah salah din. Menurut istri gua. Itu karena upik sholat lima waktu dan selalu sholat sunah. ya gimana engga bersih. Dia engga pernah lepas dari wudhu.” Kata Sobarun.
“ Mungkin juga. Saya engga perhatikan.”
“ Lu pakai pelet ya Din. Dapatin dia” Kata Mahdi.
“ Kenapa kamu berpikir seperti itu?
“ Lah lue keling, kerempeng. Cuman hidung doang agak mancung.” Kata Sobarun. Udin senyum saja.
“ Benar ya din, lue pelet dia.” tanya ulang Mahdi.
“ Ya engga lah. Dijodohin sama orang tua.” Kata Udin.
“ Din, gua mau tanya. “ Tanya Anan.” Apa benar gula itu bahaya.”
“ Ah bego lu Nan. Yang bahaya itu merokok. Berhentilah merokok. Fakwa ulama rokok itu haram. Karena tidak ada faedah. “ Kata Sobarun.
“ Yang berbahaya itu adalah jiwa yang tidak tenang atau stress. Orang yang mudah stress walau tidak merokok dan tidak makan gula tetap lebih banyak penyakit daripada orang yang merokok dan makan gula. “
“ Maksud kamu apa itu denga jiwa yang tenang.”
“ Berusaha melangkah tidak melewati bayangan diri. Itu tidak akan bisa. Maksain itu akan buat kita stress. Ya tahu diri. Ikhlas. Hidup tidak perlu pintar tetapi cerdas harus.’ Kata Udin.
“ Maksud lue pintar itu apa? ” Tanya Mahdi.
“ Pintar itu, mengukur dengan angka dan waktu.. Artinya orang pintar selalu berpatokan berapa dapat.? Kapan dapat?. Berapa lama kerja agar sukses. Maunya cepat dan kalau ada jalan pintas dia buru walau tidak bijak. Beragama juga begitu. Berapa pahala saya kalau zikir atau sedekah sekian banyak. Di sorga saya dapat apa..? Karena itu selalu stress mikirkan yang belum terjadi. Akhirnya terperangkap jadi teroris. Padahal tidak ada manusia yang bisa menentukan masa depan. Akibatnya, dia berpendidikan tapi tanpa karakter, dia berilmu pengetahun tapi rasa kemanusiaan kurang, dan peribadatan dia tanpa pengorbanan”
“ Kalau cerdas apa ? Kata Mahdi.
“ Orang cerdas, focus kepada proses. Percaya bahwa proses baik akan menghasilkan baik dan karena itu dia ikhlas. Tahu diri. Kalau harapan bersua dengan kenyataan, dia bersukur. Kalau tidak, dia bersabar untuk terus belajar dari kegagalan. Terus melangkah dengan suka cita. Pastilah bebas stress. Pengetahuan membuat dia kaya lahir batin. Pengalaman membuat dia bijak.” Kata Udin.
“ Tapi bukankah kaya miskin itu takdir dari Tuhan”Kata Sobarun.
“ Yang dimaksud takdir itu adalah prosesnya. Kalau proses benar maka dia sukses. Kalau prosesnya salah, ya gagal. Jadi kalau boleh disimpulkan bahwa takdir itu hukum ketetapan Allah. Hukum sebab akibat. Sementara kaya miskin itu soal pilihan. Soal tujuannya salah atau benar, itu juga piihan“ Kata Udin tersenyum sambil menghembuskan asap rokoknya. Mereka semua terdiam Udin berdiri pamit.