Sunday, July 23, 2023

Dewasa...

 



Kalau beli buku, saya tidak pernah memperhatikan siapa penulisnya. Yang saya perhatikan adalah kata pendahuluan dari tulisan itu. Dari kata pendahuluan itu saya tahu motivasi dia menulis dan apa kerangka berpikir yang dia pakai. Kalau itu menurut saya perlu sebagai pengetahuan ya saya beli buku itu. Tapi ada teman, beli buku karena faktor siapa penulisnya. Sama dengan nonton film karena aktor film. Kalau aktor nya disukai ya tonton. Kalau engga, ya dia engga tonton. Ya dia focus ke cover buku.


Kalau saya beli buku karena suka tidak suka dengan penulisnya. Itu artinya saya bersikap emosional dan personal terhadap orang. Itu pasti tidak objektif. Saya terjebak antara sikap pemuja dan pembenci. Itu ciri khas ketidak mandirian. Hidup bergantung kepada orang lain. Sampai mati tidak akan pernah dewasa dan kalau ada masalah  selalu berharap empati dari orang lain lewat keluhan dan menyalahkan. Saya tidak punya preferensi berlebihan secara personal kepada siapapun. Saya hanya focus kepada masalah substansi saja. Bahwa tidak ada manusia sempurna. Tapi manusia punya akal untuk menentukan piihan. Nah saya memilih jalan rasional bukan emosional.  Apakah orang suka atau tidak suka. itu bukan urusan saya. Karena saya juga belum tentu benar. Yang pasti saya bukan orang baik amat.


Sebagai bayi, kita menangis sepuasnya untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita lapar, kita menangis dan ibu kita menyuapi kita. Ketika kita lelah, kita menangis dan kita diayun untuk tidur. Ya, kita menangis untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan itu bekerja dengan sangat baik. Sayangnya, terlalu banyak orang dewasa masih berkelakuan bayi. Sibuk mengeluh dan menyalahkan orang lain. Sepanjang waktu terus seperti bayi. Usia menua tapi kelakuan balita.


Di Hong Kong saya dimenani Wenny makan siang. Saat masuk restoran, saya bertemu Wu. Dia menyalami saya dan  saya balas senyum. Dia minta izin ke tablenya.  “ Wu selalu cerita hal yang buruk tentang kamu. Seakan dia sangat mengenal kamu. Padahal dia bukan siapa siapa. “ Kata Wenny. 


“ Ah biasa saja. Namanya bisnis. Saya juga bukan orang baik amat.” Kata saya tersenyum. 


“ Kamu engga tersinggung? 


“ Bagi saya bisnis itu battlefield. Kita bersahabat dan bermitra lebih dari 10 tahun. Apakah kamu pernah merasakan sikap emosional  saya terhadap kamu, sehingga menghilang sikap rasional saya? “ Kata saya. Wenny menggeleng. “ Nah, kalau saya larut dengan emosional maka kontruksi hubungan kita rapuh. Kapanpun bisa retak dan pecah. Dan terbukti kamu bisa menerima sikap saya. Itu artinya kamu memang dewasa.“


Wenny tersenyum


“ Wu belum beranjak dewasa. Saya tidak berteman dengan balita tetapi dengan orang dewasa. “ Kata saya membalas senyum. 


Perjalanan menempuh usia 60 tahun, mengajarkan banyak hal kepada saya. Secara personal saya tidak pernah membenci siapapun. Juga tidak pernah mengidolakan siapapun kecuali orang tua saya. Saya berusaha menjaga tetap objektif dan proporsional bersikap. Mengapa ? orang lain itu tidak ada kaitannya dengan masalah subtansi yang saya hadapi. Hidup ini bukan antara saya dan anda. Tetapi antara saya  dan Tuhan saja. 


Makanya dalam situasi apapun saya selalu ingat pesan ibu saya. “ Jangan pernah tinggalkan sholat lima waktu. “ Itu artinya ibu saya ingatkan saya bahwa dunia ini, hanya sendagurau belaka. Jangan focus kesana. Itu neraka. Yang ensensi adalah hubungan saya dengan Tuhan. Saya bukan siapa siapa tanpa Tuhan. Cukuplah Tuhan tempat bersandar. Kini saya menua dan saya baik baik saja. Saya punya financial freedom, bukan karena saya super rich  tapi karena saya hidup sederhana. Dipuji tidak melambung, dan dibenci tidak tersungkur. Menjadi tua itu keniscayaan tapi dewasa itu pilihan.

Sunday, July 09, 2023

Cerdas lah..

 




Di dunia ini hanya ada dua jenis manusia. Pecundang dan penakluk. Hewan juga begitu. Keduanya hidup saling melengkapi dalam satu ekosistem. Hanya saja untuk manusia tetap saja berbeda dengan hewan. Manusia punya kebebasan memilih mau jadi pecundang atau penakluk. Beda dengan hewan yang memang tidak punya kebebasan memilih. Kan engga mungkin harimau dimangsa kambing. Dalam bisnis anda bisa bersikap sebagai pecundang atau penakluk. Tentu dengan syarat anda punya akal untuk bersikap cerdas mengelola posisi dimana anda berada.


Pada tahun 2004 awal saya masuk ke China. Kalau saya memilih jalan produksi, saya pasti dikalahkan oleh rakyat China. Mengapa ? itu negara mereka. Sementara saya orang asing. Tentu hak saya terbatas mendapatkan fasilitas. Kalau saya andalkan modal jelas saya tidak punya seperti orang korea dan Jepang yang invest di China. Jadi dimana posisi saya berdiri? Ya kekuatan saya ada pada  pengalaman salesman dan itu adalah kelemahan pada umumnya pengusaha China. Mereka tidak paham menguasai pasar ekspor dan mereka perlu pasar untuk menyerap produksinya.


Saya masuk ke bisnis maklon di China. Saya tidak beli barang jadi untuk diekspor tapi masuk ke dalam proses produksi dari hulu sampai hilir. Dengan demikian saya menyediakan pasar bagi banyak industri di China. Tentu saya dapat dukungan luas. Karena posisi tawar saya sangat kuat. Fasilitas modal mudah saya dapatkan dari credit agency pemerintah. Saya kerja keras selama 3 tahun. Mengelilingi dunia sebagai salesman produk China dan tentu berhasil mendatangkan uang puluhan juta dollar. Di hadapan saya, industri china itu pecundang.


Orang  singapore juga sama. Mereka tidak punya sumber daya alam. Tapi mereka penakluk dihadapan orang Indonesia dan negara lain. Mereka kuasai sumber daya yang dimiliki negara lain. Itu bukan hanya sebagai broker tetapi diolah lewat ekosistem bisnis yang menghubungkan pasar, sumber daya dan financial. Contoh, Singapore punya kawasan industri sendiri untuk downstream CPO di China, India, Eropa, Malaysia. Di Indonesia mereka kuasai kebun sawit lewat ekosistem financial. Ya mereka mendekati pasar dan sumberdaya. Begitu juga dengan mineral dan batubara, bahkan migas.


Di era industri 4 G, singapore tidak punya pasar luas market place. Karena penduduknya sedikit. Tapi mereka punya infrastruktur Gateway dan data center Tier-1  di Jurong Industrial Park. Mereka terlibat dalam konsorsium Fiberoptik trans global. Semua ecomerce platform Unicorn / decacorn negara ASEAN memanfaatkan fasilitas infrastruktur internet itu. Negara lain yang punya sumber daya market, bakar uang untuk investasi ecommerce dan panetrasi market, tapi Singapore yang menikmati value dari setiap traffic transaksi. 


Tahukah anda bahwa kebutuhan Almunium dalam negeri sebesar 500.000 Ton per tahun. Dan tahukah anda dari kebutuhan pangsa dalam negeri itu, industri Almunium ( PT Inalum )   hanya mampu memenuhi sebesar 104 ribu ton per tahun. Walau kapasitas Pt. Inalum mencapai  260 ribu ton aluminium ingot per tahun , hanya 40% yang dijual ke pasar dalam negeri, sisanya di ekspor dalam rangka memenuhi kontrak offtaker dengan Jepang. Sementara kekurangan 400.000 Ton Almunium terpaksa Impor.


Sejak era reformasi kita tidak pernah berusaha meningkatkan kapasitas produksi Inalum. Dan tahun 2017, Jokowi sudah memerintahkan Inalum untuk menambah kapasitas dengan perluasan  3 kali lipat dari yang sudah ada sekarang. Artinya di samping Inalum bisa menjamin kebutuhan dalam negeri, juga bisa memenuhi pasar ekspor yang besar. Tapi Inalum tidak juga bangun. Nah tahun 2022, China melalui Nanshan Group membangun fasilitas pabrik alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun. Di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Pulau Binta.  Bauksit dari wilayah Kalimantan di Indonesia. Alumina di kapalkan ke kawasan industri milik China di Kuantan Malaysia untuk diproses jadi aluminium, yang kemudian di ekspor ke manca negara, termasuk ke Indonesia. Kita kebagian debu dan lingkungan yang rusak.


Akhir tahun 2023, Nashan akan bangun unit peleburan aluminium berkapasitas 250.000 ton. Tapi semua produksi itu untuk kebutuhan relokasi downstream industri aluminium dari China. Rencana pembangunan kawasan industri itu selesai tahun 2028. Di komplek ini  nantinya akan memproduksi rekayasa metal dari ingot aluminium untuk industri pesawat terbang dan kendaraan listrik. Karena Nashan udah punya long term supply chain untuk Airbus, Boeing dan Tesla. Mengapa Nashan mau bangun komplek downstream Aluminium di Indonesia? karena kita melarang ekspor bauksit. Kita masih membolehkan pembangkit listrik batubara untuk pabrik alumina. Sementara negara lain udah dilarang. Karena pengolahan bauksit  jadi alumina sangat rakus energi dan polutan. Dan kita bangga akan itu. Kan keterlaluan begonya…


Anda semua tahu mobil listik. Ya kendaraan yang bertenaga baterai. Baterai kendaraan itu terdiri dari lempengan ( cell baterai) dan pack bateray. Untuk menghubungkan sistem pack baterai dengan cell baterai, diperlukan foil tembaga. Apa sih Foil Tembaga ? Foil tembaga digunakan sebagai kolektor arus listrik di kutub negatif (anoda) baterai kendaraan listrik. Jadi penting banget dalam rantai pasokan kendaraan listrik. Nah Indonesia akan punya pabrik Foill tembaga itu. investasi mencapai Rp 12 triliun.


Tapi itu bukan BUMN atau konglo Indonesia. Tapi oleh perusahaan CHina,  Zhejiang Hailiang Co Ltd. Mereka memiliki 22 area produksi tersebar di China, Vietnam, Thailand, Eropa dan Amerika Serikat, dan sebentar lagi di Indonesia. Mereka mendekati bahan baku dan tentu juga pasar. Keren  ya.  Tentu produknya semua di kapalkan ke China. Nanti pabrik EV di Indonesia akan impor dari China untuk foil tembaga itu. Apalagi kita beri subsidi pabrik EV, ya tambah besar kapasitas EV dan tentu semakin besar kebutuhan foil tembaga. Makin tajir mereka. Maklum margin laba mencapai 3x daripada bahan baku tembaga. Mereka memiliki 22 area produksi tersebar di China, Vietnam, Thailand, Eropa dan Amerika Serikat, dan sebentar lagi di Indonesia. Zhejiang Hailiang Co Ltd adalah anak perusahaan Hailiang Group. Holding ini berdiri tahun 2001 termasuk baru untuk kapasitas yang raksasa itu dan area produksi di berbagai negara.


Apa yang diproduksi oleh Zhejiang Hailiang Co Ltd  dan Nashan itulah business model yang berfocus kepada supply chain. Mereka tumbuh lewat riset dan ekosistem supply chain financial. Sebenarnya mereka tidak pintar amat, namun pastinya cerdas. Ya, mereka makmur karena orang males memacu kemandirian tekhnologi dan doyan belanja barang jadi.


Otak itu ukurannya kecil tapi kalau dipakai pengaruhnya besar sekali,  bahkan bisa mengendalikan negara dan dunia sekalipun. Masalahnya di indonesia itu, otaknya sebagian besar dianggurin dan kalaupun dipakai untuk urusan receh dan remeh temeh. Makanya walau kita negara besar, penduduk besar, tapi posisinya nya pecundang dihadapan negara liliput seperti singapore, apalagi di hadapan China…Tapi engga sadar. Orang bego karena dia merasa pintar dan hebat. Diberi tahu kebegoannya malah marah, ya mental negara jajahan lahir batin. Ayo cerdas lah… ***



Saturday, June 24, 2023

Rasa Malu.

 



Pernah beberapa tahun lalu di CHina ada pejabat lingkungan hidup di satu kota jadi bahan pembicaraan warganet. Apa pasal ? Warganet memposting dia sedang meninjau kecelakaan bus akibat longsor. Photo itu dia dapat dari media massa resmi pemerintah. Tetapi oleh warganet yang baca postingan itu, men-zoom jam tangan yang dikenakan oleh pejabat itu. “ Jamnya bagus. Aku suka sekali. Tapi apalah aku yang miskin. Mungkin hanya mimpi untuk bisa beli jam itu. “ Komennya.


Komen dari warganet itulah yang jadi viral di sosial media. Mereka tidak menghujat pejabat itu. Tetapi memuji pejabat itu. “ Dia gagah sekali pakai jam tangan itu. Kalau saya wanita, saya mau jadi piaraannya. Tentu hidup saya senang. Tidak perlu jualan kaki lima di musin dingin. ” Ada juga dengan pujian. “ Dia muda, gagah dan nampak terpelajar sebagai abdi negara. Beruntung china punya pejabat seperti itu. Bahkan ada yang bilang.” Kalau ingin lihat panda China, itulah dia. Sangat menggemaskan dengan jam tangan itu.


Salah satu warga net, pelajar SMU,  menulis di blog dengan sangat detail penyebab longsor tanah itu. Itu hasil desk riset lewat situs e-Goverment yang bisa diakses oleh rakyat. “ Hutan yang ada dilereng bukit itu ditebang untuk membuka jalan akses. Ketika hujan deras, tanah dilereng itu tidak ada pegangan. Sehingga terjadi longsor. Saya dapat nilai buruk atas tulisan itu. Guru saya menjawab, itu karena pejabat pakai jam tangan bagus. Apakah ada yang bisa beri tahu saya, apakah guru saya putus asa karena tidak mampu beli jam tangan bagus.” Kesimpulan tulisannya.


Tulisan itu jadi viral juga. Para Warganet menjawab “ Kamu terlalu mengada ada. Dan guru kamu terlalu paranoid. Apa salahnya pejabat pakai jam tangan bagus. Bukankah semua orang ingin kaya  agar punya selir.” Ada juga yang komen dengan nada kesal.” Guru memang menyedihkan. Kadang mereka putus asa. Mengapa tidak menjawab dengan bijak pertanyaan muridnya. Jawabannya sederhana “ Sup kulit babi memang enak. “  Singkatnya komen dari warganet atas tulisan itu cenderung lucu lucuan. Karena itu petugas KPK CHina turun tangan. Sebulan pejabat itu dihukum mati karena korupsi. Apa jawaban warganet? China akan hebat karena kita masih punya budaya malu.”


Orang China berkata “ kalau kamu mampu melucu dengan kebobrokan yang ada di depan kamu, itu artinya kamu cerdas”. Saya menulis di Blog lebih dari 10 tahun. Tidak ada masalah. Tetapi ketika saya menulis cerpen Udin, tiga pejabat tersinggung. Bahkan tokoh agama minta saya hentikan tulisan itu. Saya memang hentikan episode tulisan itu. Saya baru sadar, ternyata tulisan guyon itu lebih efektif daripada hujatan. Jadi ingat nasehat Gus Dur, orang cerdas mampu merepleksikan pikirannya dengan guyon.


Sebenarnya, koruptor itu paham perbuatannya merugikan negara.  Masalahnya bukan apa apa, Tetapi lebih kepada tidak ada kompetensi untuk hidup secara normal. Hidup mereka hanya membungkuk ke atas dan menginjak ke bawah, menyikut kesamping kiri kanan. Jadi apapun yang anda katakan, mereka engga akan dengar. Pejabat dan teman dekatnya, keluarganya  engga malu hidup glamor padahal orang semua tahu cara hidup mereka. Mengapa ? Hidup mereka nothing. Mereka bukan siapa siapa dan tidak menjadi apa apa.  Itulah dampak dari hilangnya rasa malu. Lebih buruk dari hewan.

Thursday, June 08, 2023

Membangun tanpa membumi

 



LSM mengundang saya dalam diskusis terbatas. Kebetulaan Ketuanya saya kenal. Salah satu pengurus LSM itu anggota Team Shadow nya Awi. Diskusi membahas tentang sistem politik dan ekonomi yang keliatannya mulai oleng karena krisis global yang dipicu oleh krisis di AS. Padahal AS adalah jantung kapitalisme. Magnitudo ekonomi seluruh dunia. Kemudian juga membahas tentang fenomena kekuatan sistem komunis China yang bisa cepat melakukan adjustment market dari ekspor ke pasar domestik. Selama diskusi saya lebih banyak menyimak. Mereka semua terpelajar baik dan tentu punya referensi hebat. Saya apalah. Hanya pedagang sempak.


“ Gimana pendapat pak Eri..” Tanya moderator. Saya tersenyum. Mau ngomong apa? Tapi okelah saya bicara.


“ Saya orang minang. Waktu little boy, saya diajarkan oleh paman saya tiga hal yaitu , masak, perbaiki jam dan menjahit. Paman saya mengatakan. Kemanapun kamu pergi, kamu perlu makan dan orang juga perlu makan. Pandailah memasak untuk dirimu sendiri dan orang lain. Kemanapun kamu pergi, kamu perlu jadwal sebagai pengingat langkah kamu. Tanpa jam, kamu tidak bisa hidup di abad modern. Pandailah perbaiki jam, untuk kamu dan orang lain. Kemanapun kamu pergi, perlu pakaian untuk menjaga aib dan rasa hormat. Pandailah menjahit pakaian untuk kamu dan orang lain.


Ajaran paman saya itu adalah buah kebudayaan. Tradisi adat Minang. Paman sebagai mentor kepada ponakan laki lakinya, agar ponakannya bisa menjadi pasak rumah. Menjadi pengikat struktur bangunan yang kokoh. Selama turun temurun kemanapun orang minang pergi dia bisa survival. Karena memang dari kecil mindsetnya didesign berguna bagi orang lain. Public oriented. “ Kata saya. Sampai disini mereka tahu dari mana tesis saya berangkat. Saya tatap mereka satu persatu..


“ Waktu bergerak ke depan. Kekuasaan datang pergi berganti. Tapi Gunung tidak kemana mana. Tetap di tempatnya. Itulah yang disebut dengan Geopolitik. Tiap negara dan bangsa seharusnya punya geopolik berbeda. Perbedaan itu karena lokasi atau letak negara itu. Bangsa China dan AS jelas berbeda. China pantainya terbatas namun hamparan lahan luas. Tetangganya banyak. AS punya lahan luas dalam satu hamparan tapi tidak banyak punya tetangga. Indonesia lahan luas tapi tersebar dibanyak pulau. Punya garis pantai terpanjang di dunia, punya tetannga banyak.   Nah apa jadinya kalau kita membangun berkaca kepada China atau AS, ya salah dan bego.


Gimana geopolitik Indonesia itu ? Karena luas daratan kita terbatas dibandingkan luas lautan, maka sebenarnya perencanaan pembangunan itu sudah bisa dibuat disaat kita sudah merdeka. Apa itu?. Visi bahari.  Bahari itu bukan hanya lautan tetapi ekosistemnya. Indonesia memiliki iklim laut yang lembab, amplitudo rendah, kelembaban udara tinggi, dan suhu yang tidak begitu beda antara siang dan malam. Iklim itu memungkinkan kita mengembangkan sektor pertanian yang tumbuh sepanjang tahun.


Nah lingkungan seperti itulah yang membentuk kebudayaan di tengah masyarakat. Itu sudah seperti lepet dengan daun. Engga bisa terpisahkan. Mengapa? kalau terlepas lepat dengan daun, itu tidak berbudaya namanya. Ciri khas bangsa bahari adalah Suka bergotong royong secara komunitas lokal maupun international. Itu ekosistem kita. Terikat dengan geostrategis negara lain. Apa itu? Ya selat. Indonesia memiliki Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar.


2/3 jalur pedagangan dunia lewat empat selat ini. Empat lokasi itu jadi magnit pusat logistik dunia. Seharusnya visi Indonesia sebagai negara bahari adalah menjadi hub industri dan perdagangan. Sriwijaya menjadi kerajaan besar, karena bahari. Samudera Pasai juga sama. Majapahit hebat karena ekosistem bahari. Apa artinya? sistem politik dan ekonomi apapun yang mau diterapkan, itu bukan substansi. Yang subtansi adalah bagaimana sistem itu berjalan diatas geopolitk kita sebagai bangsa bahari. Itu budaya kita. DNA kita sebagai bangsa. Makanya bapak bangsa kita tidak menyebut sistem ekonomi dan idiologi. Tapi cukup Pancasila. Dalam Pancasila itulah tersirat dan tersurat kebudayaan kita. Pandangan hidup kita sebagai bangsa berbudaya.


Jadi kalau boleh disimpulkan, lingkungan strategis dan SDM yang membuat kita menjadi bangsa besar. Bukan SDA yang akan memakmurkan kita. “ Kata saya. Saya tatap mereka satu persatu..” Sayang, kini semakin lama kita semakin kehilangan nilai nilai lama sebagai bangsa besar. Kita sibuk membahas hal yang tidak substansi. Kita lebih memilih cara to good to be true tapi follower asing. Tidak membumi. Tidak berbudaya. Karena kita dipimpin oleh elit para komprador. Benar, kiita sudah merdeka tapi secara substansi sama dengan era kolonialisme. SDA dikuras  dan menjadi kutukan. Demikian dan terimakasih..”


***

Hong Kong sebelum diambil alih China, sudah jadi wilayah maju. Majunya bukan karena SDA. Tapi karena lingungan strategis di  Asia pacific yang punya pelabuhan alam. Hong Kong maju sementara China masih struggle . Setelah penyerahan Hong Kong tahun 1997 ke China. Apakah China ubah aturan Hong Kong sebagai Hub perdagangan dan Industri dunia? Tidak. China biaarkan saja aturan yang sudah estabilished. Itu sudah geopolitik Hong Kong. Tidak mungkin china cabut geopolitik Hong Kong.


Tapi China buat aturan sederhana. Setiap industri yang ada di Hong Kong harus pindah ke China. Atau mereka tidak boleh menggunakan  pelabuhan Hong Kong. Terkesan otoriter. Ya kalau kita hanya lihat judul. Tapi kalau lihat isi ketentuan itu, kesannya jadi lain. Mengapa ? China memberikan lahan gratis untuk relokasi industri. Proses izin yang cepat. Dapat fasilitas ekosistem keuangan. Akibatnya terjadi eksodus industri di Hong Kong ke China. Tahun 2000 ,tidak ada lagi pabrik di Hong Kong. Hong Kong hanya jasa pelabuhan saja.


Mari kita setback ke puluhan tahun lampau. Mengapa dulu Soekarno mau rebut Singapore dan malaysia. Padahal kita baru merdeka? ya karena alasan geopolitik. Soekarno paham sekali soal itu.  Nah seharusnya ketika Sorharto berkuasa. Dia pertahankan geopolitik kita. Tidak perlu rebut Singapore. Tapi buat aturan sederhana seperti China. Semua industri di Singapore yang butuh SDA indonesia harus pindah ke Indonesia. Larang transshipment komoditas Indonesia lewat pelabuhan Singapore. Dengan kebijakan itu kita punya magnit pertumbuham domestik berkat singapore sebagai Hub perdagangan dunia. Sederhana, kan.


Nah agar tidak terkesan otoriter dan tetap memperhatikan geostrategis Singapore, maka Indonesia bangun pelabuhan feeder. Mengapa? Agar terjadi koneksitas antar wilayah di Indonesia. Sehingga mereka bisa memanfatkan beleid kebijakan ini. Menjadikan singapore sebagai magnitude perdagangan dan industri bagi Indonesia.  Itu baru cerdas politik namanya. 


Yang jadi masalah, adalah Soeharto engga punya visi bahari itu. Dia hanya follower AS dan Eropa. Kita punya SDA MIGAS, tetapi hub logistik serta industri MIGAS ada di singapore. Kan bego.  Itu terus berlangsung sampai kini. Bahkan potency pasar 4G, pasar kita di utilize oleh Singapore yang punya datacenter cloud di Jurong. Kita hanya jadi sales dan konsumen doang. Yang untung ya singapore. Terakhir, Pabrik EV Elon Mask di China, bangun baterai katoda di Malaysia karena China punya pusat logistik dan Hub Port di Kuantan untuk pelabuhan nikel sulfat dari Indonesia. Kadang saya sedih kalau melihat kelakuan elite politik. Sedih, karena betapa demoralisasi elite kita sudah sangat akut.  Mereka engga takut menjual bangsanya demi uang…

Monday, June 05, 2023

Pribadi jempol

 


Kita sudah punya UU pasal ujaran kebencian. Tapi tidak ada edukasi yang jelas untuk mencegah kebencian itu. Padahal kebencian masalah kejiwaan. Jiwa yang tidak tenang. Yang letupannya bisa membully lewat sosmed, depan publik, kemarahan yang tidak sudah. Jadi bagaimana menghindari kebencian itu ? 


Biarkan saja. Kalau anda membaca atau mendengar sudut pandang berbeda memancing emosi. Biarkan saja. Sekali anda terpancing, anda sudah jadi korban kebencian. Lama lama anda akan punya penyakit mental yang membuat anda rusak secara spiritual. Caranya, hormati sikap orang itu. Toh itu hanya persepsi, yang belum tentu benar. Dan andaikan benar, itu bukan kebenaran hakiki. Bahkan yang katanya logika atau waras, pasti ada dialektika.  Kecuali prilakunya mengancam keselamatan phisik anda, misal dia mau mukul, ya menghindar aja.


Focus kepada moral berkomunikasi. Jangan anggap siapapun depan anda berbeda. Terlalu benci atau suka. Anggap sama saja. Dengan sikap itu akan memudahkan anda untuk focus kepada standar moral berkomunikasi. Bahkan walau anda tidak setuju dengan pendapatnya, jawablah dengan sopan tanpa membuat dia tersinggung. Setidaknya focus saja kepada pendapatnya, bukan dia sebagai personal. Saya berteman dengan semua etnis, golongan, kader partai Mereka tahu saya penulis blog. Tapi disaat diskusi, saya lebih banyak mendengar, kecuali diberi kesempatan bicara.


Hindari bertengkar. Anda mungkin tahu bahwa topik-topik tertentu merupakan isu sensitif bagi seseorang. Jika demikian, sebaiknya hindari percakapan. Kalau orang sudah punya sikap memilih Anies ya udah. Engga usah utarakan ketidak sukaan anda. Karena sehebat apapun argumen anda dan niat baik anda, tidak akan mengubah sikapnya. Menghindari mereka itu sama saja merawat emosi anda tetap positif. 


Beri sikap positif, bukan negatif. “ Saya sependapat dengan jargon perubahan Anies. Toh satu satunya yang tidak berubah dalam hidup ini adalah perubahan itu sendiri. Tapi alangkah baiknya jargon itu tidak sekedar populis sebagai upaya  menyerang lawan anies, tetapi upaya adu gagasan terbaik. Mari focus kepada gagasan dengan narasi mencerdaskan. Dengan bicara itu dia tidak merasa tersudut dan dia membuka peluang berdiskusi sehat. Itulah sikap positif yang disampaikan dengan komunikasi positif. Tapi kalau  sikap anda negatif dengan menyebut " gabener", dia juga akan keluar hal negatif terhadap pilihan anda. Kan bego dua duanya.


Temukan Kesamaan. Lima jari tidak ada yang sama. Dan itulah kesamaan kita dengan orang lain. Lantas mengapa kita harus focus kepada perbedaan. Pendukung Anies, Ganjar, Prabowo, secara substansi punya kesamaan. Apa itu? sama sama korban politik oligarki. Sama sama punya mimpi inginkan negeri ini makmur dan terhormat di kancah dunia.  Mengapa tidak berangkat sama sama dari narasi yang sama, yaitu mari musuhi prilaku korup. Sehingga dalam setiap diskusi kita tidak kehilangan hal substansi, punya musuh bersama, yaitu kebijakan korup. Walau kita berbeda pilihan politik, setelah pemilu dan siapapun presiden terpilih,  kita bersatu untuk mengkritisinya.


Kenali Nilai Dalam Perbedaan Pendapat. Memahami perspektif orang lain adalah seni keterampilan tersendiri dalam komunikasi. Orang yang lebih banyak literasi agama, tentu perspektif dia dalam hal apapun ya agama. Jangan sinisi perspektif dia. Orang yang punya literasi liberal, ya apapun persepsinya dasarnya adalah liberal. Jangan bully. Dengar aja. Tidak masalah apakah Anda menyukai mereka atau tidak; juga tidak masalah jika mereka menyukai Anda ata tidak. Nyatanya, akan sangat membantu untuk mencari perspektif orang-orang dengan sudut pandang yang sangat berbeda. Mereka mungkin dapat menawarkan wawasan unik yang menantang dan memprovokasi pemikiran baru. Ya ambil sisi positifnya aja.


Sering sering bercermin. Jika Anda mengalami masalah yang berkelanjutan dengan seseorang dan kesulitan memahaminya, Anda mungkin ingin mencari kesalahannya. Sebelum anda menghakimi orang lain, hakimilah  lebih dulu diri anda sendiri. Tanyakan pada diri Anda apa tentang orang ini yang membuat Anda benci dan marah. Apakah Anda membiarkan kepekaan Anda membuat situasi menjadi tidak proporsional? Terkadang kita membiarkan kecemburuan atau iri hati menghalangi. Hati hati. Mungkinkah kebencian berperan dalam cara Anda menghadapi orang ini? Juga mudah untuk salah menafsirkan sikap seseorang atau membaca motif tersembunyi di dalamnya. Penting untuk menyadari bias Anda sendiri atau praduga. Menyadari bahwa anda sendiri tidak sempurna, mungkin merupakan langkah pertama untuk berdamai dengan situasi


Jangan terperangkap dalam tempurung. Jangan anggap lingkungan anda sekarang lebih baik dari lingkungan orang lain. Jangan. Itu hanya akan membuat Anda merasa terisolasi dan semakin frustrasi. Cobalah membuka diri. Masuklah kelingkungan lain. Dari cara itu wawasan anda semakin luas dan dorongan untuk belajar semakin besar. 

Fokus Pada Diri Sendiri. Intinya adalah Anda hanya memiliki kendali atas diri sendiri dan tindakan Anda sendiri. Alih-alih terpaku pada seberapa besar Anda tidak menyukai seseorang atau seberapa marahnya perasaan Anda, fokuslah pada strategi Anda untuk menangani mereka. Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan untuk membatasi kemampuan mereka untuk berada di bawah kulit Anda. Jangan biarkan diri Anda menjadi korban orang yang tidak menyenangkan. Mereka tidak layak. Ingat, tidak ada yang bisa menyeret Anda ke bawah dan mencuri kebahagian Anda kecuali Anda membiarkannya.

Monday, May 29, 2023

Berpikir dan berbuat.


 

Kontruksi berpikirSering dikatakan bahwa kita adalah musuh terburuk kita sendiri. Ini karena kita terus-menerus menebak-nebak diri kita sendiri, terlalu banyak berpikir, dan menghalangi jalan kita sendiri. Jika kita ingin sukses dalam segala hal yang kita lakukan, penting untuk belajar bagaimana berpikir secara konstruktif. Kalau kontruksi berpikir anda benar, maka bertindak juga benar. Bagaimana kontruksi berpikir itu. ?


Pertama, VISI. Anda harus punya sikap yang mendalam terhadap suatu susbtansi. Ini penting sekali sebagai titik awal bertolak. Karena ini berkaitan dengan pengetahuan. Makan saja kalau engga ada ilmu bisa keselek. Apalagi dalam konteks profesi, bisnis dan pemerintahan. Misal dalam bisnis, anda harus paham product knowledge. Dalam bernegara, anda harus paham geopolitik. Dalam berkeja, anda harus paham skill knowledge. Kalau tidak paham, ya anda hanya akan jadi follower dan pasti pecundang. Jadi kalau ada yang bilang visi engga penting. Itu pasti kontruksi berpikirnya salah. Apapun yang dia katakan dan lakukan hanya bullshit.


Kedua, Misi. Manusia tercipta pasti punya misi. Engga mungkin Tuhan ciptakan begitu saja tanpa misi yang jelas. Pasti direcanakan dengan baik. Buktinya, sumber daya tersedia terlebih dahulu barulah manusia eksis. Artinya planning tanpa misi itu sama saja orang gila atau zombi. Masa depan itu tidak pasti. Tapi anda harus melangkah dari ketidak pastian itu. Kan engga bisa stuck. Makanya rencana yang dibuat itu sebagai sikap rendah hati di hadapan Tuhan. Tanpa pengetahuan, rasanya tidak mungkin anda bisa membuat rencana. Orang yang tidak terbiasa berencana, dia mudah kawatir, kecewa, menyerah dan selalu berpikir negatif. Kalau bicara, dia mudah emosional. Kalau bersikap cenderung perasaan. Tapi orang yang terbiasa berencana, selalu berpikir dan berbicara positif. Karena dia selalu ada contingency plan, dan karenanya terus bergerak diatas tantangan.


Ketiga. Mengorganisasi diri. Cerdas disetiap situasi dan berfokus pada apa yang dapat Anda lakukan, bukan pada apa yang tidak dapat Anda lakukan. Kita adalah makhluk sosial. Lingkungan kita bukan statis. Bukan ruang hampa. Nah dengan adanya visi dan misi itu akan membuat anda menjadi orang yang cerdas. Cerdas mengelola diri sendiri, tentu hebat mengelola posisi baik sebagai pengusaha, pegawai, pejabat, maupun politisi. Itu terlihat dari sikapnya yang konsisten, bertanggung jawab, rendah hati , transformatif. Dan pasti tidak ada waktu mengeluh dan berghibah


Tujuan dan Rencana. Pada waktu ABG , kalau lihat mobil bagus dan rumah bagus, saya katakan kepada Papa saya “ Kenapa mereka hanya China saja yang kaya Pa.”. Papa saya hanya tersenyum. Namun ketika mau cukur rambut , papa ajak saya ke tempat cukur orang kaya. Tempatnya keren di sebuah Ruko dengan lantai mengkilat. Tukang cukurnya orang China. Selama cukur rambut itu papa saya mengarahkan kepada tukang cukur bagaimana seharusnya rambut saya dicukur dan serapinya untuk enak dia pandang. Setelah selesai cukur rambut, tak pernah saya lupa nasehat papa.


“ Kamu lihat tadi , yang cukur rambut orang China, sama dengan tukang cukur di kaki lima yang orang pribumi. Tapi perhatikan dia mencukur sangat serius. Sangat serius. Tempatnya sangat bagus. Kamu tahu dari mana dia dapat uang untuk membuat tempat yang bagus itu? Dia tidak hanya berdoa siang malam. Dia punya tujuan dan itu dia rencanakan dengan baik. Dari rencana itu dia berproses setahap demi setahap. Sampai dia bisa punya ruko sendiri.


Dia berkerja keras. Mungkin dia harus menabung bertahun tahun dengan mengekang selera agar dapat tempat yang bagus, dan karenanya orang tidak keberatan membayar lebih mahal. Kamu tahu kan, tukang cukur di pinggir jalan langganan kita? dari sejak papa kenal 10 tahun lalu, dia tetap di kaki lima. Tapi kamu tahu, istrinya dua. Besok kalau pemda gusur tempatnya dia aknan salahkan pemerintah. Padahal mentalnya yang salah. Dan si China itu tetap setia dengan satu istri dan usahanya aman karena punya ijin dari pemerintah. 


Kalau kamu ingin naik tangga sosial maka kamu harus memerdekakan pikiran kamu. Jangan biarkan orang lain mengatur nasip kamu, tapi kamu tentukan sendiri, dan kepada orang chinalah kamu harus belajar. Mereka tidak manja dan pandai merebut hati orang, termasuk penguasa agar mereka merdeka menaiki tangga sosial yang memang setiap orang harus berkompetisi. Ingat nasehat papa itu.


Nasehat papa saya itu terbenam dalam otak dan hati saya. Itu menjadi bekal saya bersikap. Bahwa hidup itu harus punya tujuan dan setiap tujuan harus ada rencana. Rencana tanpa pengetahuan itu sama saja melukis langit. Menggantang asap. Hidup sia sia. Kalau saya tidak punya tujuan dan rencana, engga mungkin setelah saya sukses sebagai Top sales Perusahaan Asing akhirnya memilih berhenti untuk berwirausaha yang serba tidak pasti. Kalau saya tidak punya tujuan dan rencana, engga mungkin saya bisa bertahan empat kali bangkrut, tidak mungkin saya hijrah ke China. Tidak mungkin bertahan dengan istri yang tempramental.


Friday, May 12, 2023

Pertentangan sikap politik?

 





Menjelang Pemilu mulai muncul di sosial media postingan menghujat, hoax, fitnah. Narasi bercampur baur. Yang agamais membawa narasi agama untuk menghujat capres yang tidak disukainya. Dan menggunakan narasi agama memuji capres yang diidolakan. Begitu juga dengan mereka yang nasionalis menggunakan narasi pancasila dan pluralisme menghujat capres yang membawa agama dan memuji capres dengan narasi nasionalis. Walau elite politik berusaha menghimbau agar tidak terjadi polarisasi di tengah masyarakt, namun itu tidak ada artinya di lapangan. Mesin politik mulai dihidupkan untuk menggunakan cara apa saja mencapai kemenangan.


Hate speech atau ujaran kebencian hanya terjadi dan dikonsumsi oleh kalangan bawah. Mengapa? karena kalangan bawah itu tidak punya kemampuan intelektual dan literasi untuk membahas hal substansi seperti yang berkaitan dengan ide dan peristiwa politik. Mereka hanya bisa paham narasi soal personal capres dan itu menjadi daya tarik bagi kerumunan para bigot untuk membicarakannya. Bagi influencer medsos, ini merupakan sumber income dari fitur like and subscriber. Artinya hate speech itu memang dipabrikasi pada moment yang tepat terutama menjelang pemilu. Tidak peduli kalau dampaknya terjadi polarisasi.


Saya akan membahas soal kelompok yang bersebarangan. Mereka saling berhadapan, sangat brutal di sosial media. Apa itu? Mereka yang mempolitisasi agama untuk tujuan politik. Disebelahnya ada lagi kelompok ultranasionalis atau mereka yang menganggap siapapun yang berbeda distigma anti Pancasila dan anti pluralisme. Saya bisa katakan bahwa dua kelompok ini adalah mereka yang terbelakang secara intelektual.  Mengapa ? walau keduanya bisa menerima perbedaan dengan narasi sama. Kadang yang agamais sangat paham nasionalis. Pihak ultranasionalis juga sangat paham agama. Namun dalam konteks politik mereka berseberangan dan tentu saling tidak menghargai perbedaan itu. Keduanya kaum bigot, bukan aset bagi bangsa tetapi toxin bagi pembangunan peradaban. 


Tapi apa mau dikata. Sejarah mencatat, orang bigot selalu jadi korban peradaban dan mereka memang didesign oleh politisi untuk dapatkan suara dan kemudian dikorbankan. Mengapa? alasannya seperti kata Hitler “ How fortunate for governments that the people they administer don't think. ( betapa beruntungnya pemerintah karena rakyatnya bego). Pemenang pilpres belaga budek kalau diingatkan oleh oposisi soal janji Pemilu. Mengapa “  The victor will never be asked if he told the truth.” Kubu yang menang engga lagi mempersoalkan apa yang dikatakan capresnya saat kampanye. Kalau ada yang mempertanyakan mereka marah. Padahal kedua kelompok ini adalah korban dari sistem politik adu bandot.


Mengapa saya tulis uraian diatas ? Karena selama proses menjelang pemilu para partai mengkapitalisasi issue koalisi. Yang tidak mencalonkan capres, dapat uang mahar dari yang mencalonkan. Setelah pemilu, yang kalah dan yang menang saling rangkulan. Anda yang pernah perang di sosmed dan militan saat kampanye, tidak akan diperhitungkan politisi saat mereka berbagi posisi dan dapat mahar. Tuh lihat PS engga merasa risih gabung kabinet Jokowi. Padahal korban tidak sedikit akibat Pilpres 2019.


Jadi ngapain terlalu ngotot ke kanan atau ke kiri. Yang normal saja. Ya beragama bagus. Buktikan itu dengan kehidupan pribadi yang berakhlak baik. Nasionalis itu bagus tapi buktikan dengan bakti kepada negara dalam bentuk nyata. Nikmati saja pemilu dan pilres itu dengan euforia. Engga usah saling musuhan dengan mereka yang berbeda pilihan. Engga usah ikutan ujaran kebencian secara personal kepada lawan. Dan nanti ketika pemilu, di dalam bilik suara, bersikaplah. Tugas kita hanya melegitimasi mereka untuk berkuasa atas sumber daya. Selanjutnya focus aja kepada hal yang substansi. Apa itu?  cari uang untuk makan dan bayar pajak, BPJS dan tol. Bayar bill listrik, air, telp dan cicilan utang.


***

Mindset kaya miskin


Jalanan di kota besar semakin macet, jalan tol pun kadang macet.  Bandara penuh sesak orang bepergian, restoran di hari minggu ramai, tempat wisata ramai disaat liburan. Kelompok ini yang dianggap mampu untuk membeli hal-hal di luar kebutuhan mendasar, seperti hiburan, kendaraan pribadi, asuransi kesehatan, dan lainnya. Nah jumlah mereka di Indonesia kalau menurut laporan Bank Dunia dalam “Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class” (2020), jumlahya dibawah 10% dari populasi Indonesia. Mereka ini disebut kelas menengah atau  middle income.


Jadi kalau Srimulyani mengatakan bahwa sarat agar indonesia lepas dari minddle income trap maka pertumbuhan ekonomi harus diatas 6%. Untuk kkeluar dari jebakan Middle Income, fokus kebijakan jangka menengah-panjang meliputi mengurangi ketimpangan SDM (Human Capital Gap), ketimpangan infrastruktur (infrastructure gap), dan ketimpangan institusional (institutional gap). Artinya agar dibawah 10% penduduk Indonesia itu bisa jadi berpenghasilan tinggi, harus diberi dukungan lewat fiskal dan moneter. Mantul.


Lantas gimana dengan data garis kemiskinan penghasilan Rp2.324.274,00/rumah/bulan yang berjumlah 26,36 juta orang indonesia. Artinya kalau garis kemikinan dinaikan jadi Rp. 5 juta/bulan, mungkin jumlah orang miskin mencapai 200 juta. Apakah masuk hitungan.? Jadi terlalu naif kita bicara tentang program keluar dari middle income trap. Karena kita sebenarnya belum masuk negara yang berpenghasilan menengah. Kita masih masuk negara berkembang yang dipenuhi kubangan kemiskinan.


Menurut saya kelas menengah di Indonesia itu lahir dari skema korupsi lewat APBN dan business rente. Buktinya? Walau ekonomi kita tumbuh diatas 5%, namun tidak terjadi transformasi ekonomi dari SDA ke industri dan innovasi. Bahkan kontribusi sektor industri terhadap PDB malah turun. Bagaimana bicara middle income country kalau malah deindustrialisasi


Tapi di Indonesia pemerintah itu bebas bicara dan rakyat percaya saja. Karena kita memang bangsa yang punya mentality victim. Artinya bangsa yang doyan dikorbankan oleh politik. Bahkan walau miskin tetap saja tidak terima kalau pemerintah disalahkan. Sangat miris.  Human capital gap antara kaya dan miskin sebenarnya lebih kepada gap mindset. ORang kaya berusaha mendekati pemerintah dan menikmati rente. Orang miskin berusaha memuja pemerintah dan tetap miskin… bahkan mau diadu domba ditahun politik..

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...