Kita sudah punya UU pasal ujaran kebencian. Tapi tidak ada edukasi yang jelas untuk mencegah kebencian itu. Padahal kebencian masalah kejiwaan. Jiwa yang tidak tenang. Yang letupannya bisa membully lewat sosmed, depan publik, kemarahan yang tidak sudah. Jadi bagaimana menghindari kebencian itu ?
Biarkan saja. Kalau anda membaca atau mendengar sudut pandang berbeda memancing emosi. Biarkan saja. Sekali anda terpancing, anda sudah jadi korban kebencian. Lama lama anda akan punya penyakit mental yang membuat anda rusak secara spiritual. Caranya, hormati sikap orang itu. Toh itu hanya persepsi, yang belum tentu benar. Dan andaikan benar, itu bukan kebenaran hakiki. Bahkan yang katanya logika atau waras, pasti ada dialektika. Kecuali prilakunya mengancam keselamatan phisik anda, misal dia mau mukul, ya menghindar aja.
Focus kepada moral berkomunikasi. Jangan anggap siapapun depan anda berbeda. Terlalu benci atau suka. Anggap sama saja. Dengan sikap itu akan memudahkan anda untuk focus kepada standar moral berkomunikasi. Bahkan walau anda tidak setuju dengan pendapatnya, jawablah dengan sopan tanpa membuat dia tersinggung. Setidaknya focus saja kepada pendapatnya, bukan dia sebagai personal. Saya berteman dengan semua etnis, golongan, kader partai Mereka tahu saya penulis blog. Tapi disaat diskusi, saya lebih banyak mendengar, kecuali diberi kesempatan bicara.
Hindari bertengkar. Anda mungkin tahu bahwa topik-topik tertentu merupakan isu sensitif bagi seseorang. Jika demikian, sebaiknya hindari percakapan. Kalau orang sudah punya sikap memilih Anies ya udah. Engga usah utarakan ketidak sukaan anda. Karena sehebat apapun argumen anda dan niat baik anda, tidak akan mengubah sikapnya. Menghindari mereka itu sama saja merawat emosi anda tetap positif.
Beri sikap positif, bukan negatif. “ Saya sependapat dengan jargon perubahan Anies. Toh satu satunya yang tidak berubah dalam hidup ini adalah perubahan itu sendiri. Tapi alangkah baiknya jargon itu tidak sekedar populis sebagai upaya menyerang lawan anies, tetapi upaya adu gagasan terbaik. Mari focus kepada gagasan dengan narasi mencerdaskan. Dengan bicara itu dia tidak merasa tersudut dan dia membuka peluang berdiskusi sehat. Itulah sikap positif yang disampaikan dengan komunikasi positif. Tapi kalau sikap anda negatif dengan menyebut " gabener", dia juga akan keluar hal negatif terhadap pilihan anda. Kan bego dua duanya.
Temukan Kesamaan. Lima jari tidak ada yang sama. Dan itulah kesamaan kita dengan orang lain. Lantas mengapa kita harus focus kepada perbedaan. Pendukung Anies, Ganjar, Prabowo, secara substansi punya kesamaan. Apa itu? sama sama korban politik oligarki. Sama sama punya mimpi inginkan negeri ini makmur dan terhormat di kancah dunia. Mengapa tidak berangkat sama sama dari narasi yang sama, yaitu mari musuhi prilaku korup. Sehingga dalam setiap diskusi kita tidak kehilangan hal substansi, punya musuh bersama, yaitu kebijakan korup. Walau kita berbeda pilihan politik, setelah pemilu dan siapapun presiden terpilih, kita bersatu untuk mengkritisinya.
Kenali Nilai Dalam Perbedaan Pendapat. Memahami perspektif orang lain adalah seni keterampilan tersendiri dalam komunikasi. Orang yang lebih banyak literasi agama, tentu perspektif dia dalam hal apapun ya agama. Jangan sinisi perspektif dia. Orang yang punya literasi liberal, ya apapun persepsinya dasarnya adalah liberal. Jangan bully. Dengar aja. Tidak masalah apakah Anda menyukai mereka atau tidak; juga tidak masalah jika mereka menyukai Anda ata tidak. Nyatanya, akan sangat membantu untuk mencari perspektif orang-orang dengan sudut pandang yang sangat berbeda. Mereka mungkin dapat menawarkan wawasan unik yang menantang dan memprovokasi pemikiran baru. Ya ambil sisi positifnya aja.
Sering sering bercermin. Jika Anda mengalami masalah yang berkelanjutan dengan seseorang dan kesulitan memahaminya, Anda mungkin ingin mencari kesalahannya. Sebelum anda menghakimi orang lain, hakimilah lebih dulu diri anda sendiri. Tanyakan pada diri Anda apa tentang orang ini yang membuat Anda benci dan marah. Apakah Anda membiarkan kepekaan Anda membuat situasi menjadi tidak proporsional? Terkadang kita membiarkan kecemburuan atau iri hati menghalangi. Hati hati. Mungkinkah kebencian berperan dalam cara Anda menghadapi orang ini? Juga mudah untuk salah menafsirkan sikap seseorang atau membaca motif tersembunyi di dalamnya. Penting untuk menyadari bias Anda sendiri atau praduga. Menyadari bahwa anda sendiri tidak sempurna, mungkin merupakan langkah pertama untuk berdamai dengan situasi
Jangan terperangkap dalam tempurung. Jangan anggap lingkungan anda sekarang lebih baik dari lingkungan orang lain. Jangan. Itu hanya akan membuat Anda merasa terisolasi dan semakin frustrasi. Cobalah membuka diri. Masuklah kelingkungan lain. Dari cara itu wawasan anda semakin luas dan dorongan untuk belajar semakin besar.
Fokus Pada Diri Sendiri. Intinya adalah Anda hanya memiliki kendali atas diri sendiri dan tindakan Anda sendiri. Alih-alih terpaku pada seberapa besar Anda tidak menyukai seseorang atau seberapa marahnya perasaan Anda, fokuslah pada strategi Anda untuk menangani mereka. Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan untuk membatasi kemampuan mereka untuk berada di bawah kulit Anda. Jangan biarkan diri Anda menjadi korban orang yang tidak menyenangkan. Mereka tidak layak. Ingat, tidak ada yang bisa menyeret Anda ke bawah dan mencuri kebahagian Anda kecuali Anda membiarkannya.
No comments:
Post a Comment