Tuesday, November 13, 2018

Persepsi

Orang banyak bertanya mengapa saya bisa langsung berhenti merokok. Biasanya kan butuh proses secara bertahap untuk sampai bisa berhenti total.  Apalagi saya merokok udah tahunan. Sama halnya orang bertanya dengan berkerut kening, mengapa saya bisa engga makan nasi? padahal  dari kecil saya makan nasi dan keluarga saya semua makan nasi. Tetapi saya bisa segera berhenti makan nasi tanpa perlu ada precess bertahap. Saya hanya tersenyum mendapat pertanyaan yang terkesan aneh bagi mereka. Tetapi sebetulnya bagi saya itu biasa saja. Mengapa ? karena saya memimpin raga dan jiwa saya sendiri. Raga dan jiwa saya ada dibawah komando saya. Kalau saya bilang stop  merokok dan makan nasi maka jiwa saya bisa menerima tanpa maksa raga saya agar terus merokok.  Kok bisa ? 

Sebetulnya ini soal persepsi saja. Untuk lebih jelasnya baik saya sampaikan analogi sederhana. Apakah itu mangga ? yang anda pahami bahwa mangga itu rasanya manis atau asam. Kulitnya kuning atau hijau. Kalau dibanting akan terdengar suara lembek. Cobalah rasakan? rasa manis atau masam karena lidah anda, bukan mangga. Warna kulit itu karena mata anda, bukan mangganya. Suaranya ketika dibanting karena telinga anda, bukan mangganya. Lantas apa sebetulnya mangga itu ? Mangga itu adalah persepsi anda yang di terjemahkan oleh otak berkat memori yang tersimpan berdasarkan informasi dan pengalaman anda. Jadi mangga ada sebuah ide saja.

Mengapa kalau engga makan nasi belum terasa makan? karena persepsi anda bahwa untuk bisa kenyang ya harus makan nasi. Mengapa kalau engga kaya engga bahagia ?karena persepsi anda bahwa untuk bahagia harus kaya. Mengapa kalau bukan cantik atau ganteng tidak menarik?karena persepsi anda bahwa cantik dan ganteng membangkitkan libido anda. Mengapa harus jadi sarjana untuk bisa jadi orang pintar ?karena persepsi anda untuk jadi orang pintar harus sarjana. Mengapa harus pakaian bermerek membuat gengsi anda naik ? karena persepsi anda bahwa pakaian bermerk menaikan kelas anda. Semua karena persepsi. Karena persepsi itu membuat anda terisolasi pemikiran dan informasi dari luar.

Benarkah persepsi itu absolut ? saya pernah melakukan pengalaman tirakat "mutih " di sebuah pondok pesantren. Sebelum memasuki tirakat "mutih" sang kiyai menanamkan persepsi bahwa " kita menciptakan kejadian di alam semesta ini bersama Tuhan. Kedua, kita bekerja sama dengan Tuhan untuk menciptakan berbagai peristiwa yang kita kehendaki. Artinya Allah itu sangat dekat dengan kita. Bahkan kalangan ahli tasawuf mengajarkan manusia harus memikirkan diri sebagai manifestasi Tuhan. Sebagaimana paham wahdatul wujud, bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Semua hal yang ada di dunia ini akan kembali pada dirimu sendiri, didalam pikiranmu. Kau milik dirimu sendiri.Kalau kau anggap semua benda tidak ada maka yang ada adalah dirimu sendiri.". Persepsi di tanamkan pada diri saya.

Selama ritual itu saya lalui, hari pertama sampai seminggu ,perasaan lapar dan haus terus mengganggu saya. Saya menderita dan lemah. Namun lewat seminggu, lewat pengalaman yang melelahkan, persepsi saya mulai terbangun. Bahwa tidak ada lapar, tidak ada haus tidak ada keinginan apapun. Apa yang terjadi ?lewat seminggu kemudian , saya benar benar tidak merasakan lagi lapar dan haus. Saya tidak lagi memikirkan lezatnya makanan.Tidak lagi memikirkan air untuk di minum.Tidak lagi memikirkan hal diluar yang membuat saya senang. Saya hanya melihat kedalam diri saya sendiri. Tanpa disadari saya bisa mengendalikan pikiran saya, dan tentu perasaan senang, bahagia, libido,orgasme, lapar, menderita pun dapat saya kendalikan. Semua karena pikiran, karena persepsi.

Jadi Nak, mentalmu terbentuk karena persepsimu atas dasar pengetahuan dan pengalamanmu. Bila pengetahuan dan pengalamanmu membentuk persepsi hidup ini menakutkan seperti kata prabowo maka kau akan menderita. Bila persepsi mu buruk tentang sesuatu maka hasilnya akan buruk menimpamu. Bila persepsi tentang hidup ini adalah perjalanan spiritual yang indah maka hidupmu akan penuh cinta ,tentu kebahagian akan menyertaimu. Kemenangan akan menjadi bagianmu. Karenanya, bergabunnglah  dengan kubu Jokowi, kelompok orang baik, yang membuatmu berpikir positip dan berbicaralah tentang hal yang baik agar orang lain mendapatkan persepsi yang baik. Karena bagaimanapun kamu bertanggung jawab atas dirimu dan dilingkunganmu. 

Saturday, November 10, 2018

Peduli kepada keadilan.

Tadi pagi saya ke singapore untuk lunch meeting dengan banker. Saya didampingi oleh direktur saya dari KL. Setelah makan siang, saya langsung ke Changi Airport karena ada janji meeting jam 7 malam dengan relasi di Jakarta. Dalam perjalanan direksi saya berkata “ saya rindu Jakarta. Semua serba murah. Tidak seperti di KL. “ Saya hanya tersenyum.  Kita bisa nongkrong di cafe hotel bintang Lima dan menikamati semua fasilitas berbintang namun billnya hanya 30% dari Bill di Singapore untuk fasilitas yang sama. Atau hanya 20% bill di Hong Kong. Jakarta sorga kapitalis. Tetapi ada yang lebih sorga terlupakan. Itu adalah semarang. Semua serba murah bahkan mungkin termurah diseluruh dunia. Upah pekerja hanya USD 100 per bulan. Orang bisa hidup sebulan untuk biaya sehari di LA atau di Hong Kong. Lanjutnya, Saya hanya tersenyum. 

Mr. B, bisa jelaskan fenomena apa ini semua ? katanya. Mereka yang bisa menikmati fasilitas bintang lima itu di Indonesia hanyalah 54.000 orang saja.   Kata saya. Menurut data dari  Capgemini laporan kekayaan dunia 54 ribu orang indonesia memiliki kakayaan sebesar USD 184 billion atau sama dengan Rp. 2.760 Triliun atau 20% dari GNP Indonesia. Itu harta pribadi. Itu  setara dengan1,5 kali lipat dari devisa negara Indonesia. Atau lebih besar dari devisa Singapore bahkan lebih besar dari Malaysia.  Kata saya dengan tersenyum. Wow. Hanya 54.000 orang yang menguasai 1/5  sumber daya keuangan di Indonesia dengan populasi 280 juta orang. Suatu perbandingan yang teramat kecil. Ketimpangan yang nyata. Itu terjadi tidak mendadak. Tetapi berproses berpuluh tahun sebelumnya sejak era Soeharto. 

Apa yang terjadi pada Indonesia , juga terjadi kini pada China dengan sistem komunis. Setengah abad yang lalu itu para pengikut Mao yang militan bahkan siap membunuh seekor babi yang dimiliki tetangga dengan granat; babi itu tanda kelas ”borjuis”. Pada awal abad ke-21 sekarang orang berduit  di china membayar dengan harga mahal anjing jenis Mastiff Tibet. Itu korban dari kapitalisme. Dan china berjuang mengurangi ketimpangan itu. Kini angkanya sekitar 46,5. Tetapi dibandingkan dengan itu, Indonesia sedikit lebih baik: 39,7. Tak meratanya pembagian kekayaan di Cina bahkan kurang-lebih sama dengan keadaan di negeri kapitalis yang paling timpang, yakni Amerika Serikat, dan jauh lebih buruk ketimbang Inggris, yang mencatat koefisien Gini 36.

Mengapa upaya mengatasi ketimpangan itu tidak pernah berhasil secara significant ? seorang sahabat dari China mengatakan bahwa penyebabnya karena penguasa jarang mendatangi rakyat. Jarang sekali makan apa yang biasa dimakan oleh rakyat miskin. Saya pernah diajak makan malam oleh jenderal China di Changsa. Katanya menu itu menu kesukaan Mao. Tetapi ketika saya rasakan , perut saya mual. Apa pasal ? karena tahu dan kuahnya aromanya seperti air comberan. Sang jenderal tertawa melihat mimik wajah saya. “ Itulah makanan orang kabanyakan di China. Itu tahu diasamkan agar bisa tahan selama musim dingin sebagai menu bubur nasi encer, dan disayat kecil daging bebek. Dengan membiasakan makan menu orang miskin, akan mempertebal empati penguasa dan pejabat kepada rakyat, sehingga mereka akan keras terhadap dirinya untuk bekerja keras dan amanah untuk rakyat. Itu nasehat Mao.” katanya.

Jokowi adalah satu satunya presiden yang paling banyak mengunjungi rakyat dari pusat kota sampai daerah pinggiran , pular terluar yang berpuluh tahun di punggungi oleh derap pembangunan. Dari sana Jokowi merasakan betapa dahsyatnya ketidak adilan itu. Betapa buruknya ketimpangan itu. Dari sinilah ghirah empati itu menjelma menjadi political will yang dahsyat untuk lahirnya kebijakan berspektrum nasional dan berkeadilan bagi si miskin. Karenanya prioritas pembangunan indonesia centris adalah dengan menyisir daerah tertinggal, di ujung pulau terluar, diatas puncak gunung , dilembah. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik, per Maret 2016 Indek Gini Ratio di Indonesia berada di angka 0,397. Mengalami penurunan dan pada 2019, pemerintah menargetkan nisbah Gini turun hingga 0,36. 

Berjuang untuk tegaknya keadilan bagi simiskin memang tidak mudah, dan ini perjuangan sepanjang usia bagi siapa saja yang berharta. Hanya perubahan mental yang bisa mengurangi rasio GINI. Setidaknya kalau tidak bisa membantu, kurangilah selera, hiduplah sederhana dan perbanyaklah berbagi. Dengan begitu kini dan besok, kita akan baik baik saja. Hidup sederhana..hmmm..hanya untuk lunch meeting saja hari ini kita habiskan dana USD 1000. Itu tidak termasuk ticket pesawat.  Kata direksi saya. Dan itu sama dengan  biaya hidup 1 bulan orang di KL atau dua bulan di Indonesia. Sambungnya. Saya tersenyum miris. 

Friday, November 09, 2018

Uang dan Reputasi...



Banyak pengamat dan akademisi meragukan ekonomi Jokowi ketika kurs melemah. Segudang teori  mendukung argumentasi disampaikan seakan kurs melemah adalah kartu mati untuk Jokowi. Pemerintah menyikapinya dengan tenang dan focus kepada recovery ekonomi yang terus bergerak kearah positip. Bulan september neraca perdagangan kita surplus dan terjadi surplus primer pada APBN. Mengapa begitu mudahnya Indonesia membalik keadaan dari defisit menjadi surplus. Kemudian masuk november, kurs rupiah menguat dan semakin perkasa menghadapi USD. Oh itu karena faktor eksternal. Benar. Tetapi tanpa dukungan kondisi makro ekonomi yang dikelola dengan disiplin tinggi tidak mungkin faktor eksternal dapat mempengaruhi posisi rupiah begitu lebar di pasar. Siapa yang mempengaruhi kurs dipasar itu ? Bukankah keadaan ekonomi dunia lagi krisis? 

Kalau orang main judi , apakah semua orang kalah? atau semua menang? tidak kan. Ada yang kalah tentu ada yang menang. Kehidupan juga begitu. Ada yang kaya tentu ada yang miskin. Sampai kiamat akan selalu bersanding soal itu. Ekonomi dunia menyusut. Apakah uang juga menyusut? tentu tidak. Uang tidak pernah hilang dari dunia dan inilah harta yang selalu dijaga rapi. Semua sistem perbankan dan moneter memastikan uang terjaga dengan baik. Nah kalau ekonomi lesu, kemana saja uang itu? Apakah uang dimakan hantu? Ya tidak. Uang tetap ada hanya saja uang tidak dipegang oleh mereka yang kalah. Siapa yang kalah itu ? Dalam situasi krisis, yang kalah itu adalah Pemerintah, dan corporate. Mengapa ? karena baik negara maupun Corporate berhadapan dengan sistem debit dan credit. Arus debit credit harus terjaga dan karenanya uang tidak pernah diam. Ketika kurang maka mereka jadi debitur dan ketika berlebih mereka jadi sinterkelas.

Lantas dimana uang itu? Uang ada ditangan orang kaya. Siapa mereka itu? ya mereka adalah private investor. Mereka ada tapi tiada. Mengapa saya sebutkan ada tapi tiada? Karena kekayaan mereka tidak memacu konsumsi. Tidak juga menjadikan mereka selebritis yang doyan di puja, booking artis untuk leisure time atau beli lamborgini atau bangun rumah seperti istana. Bukan. Mereka adalah komunitas elite yang dananya dikelola oleh fund manager berkelas dunia dengan tingkat sekuriti tinggi. Dari mana mereka kaya ? Umumnya mereka mengelola bisnis portfolio melalui bursa dengan menerapkan beragam skema investasi. Ketika ekonomi booming , mereka mengumpulkan kekayaan melalui finacial market dan ketika ekonomi lesu mereka belanja saham untuk menguasai sektor real. Artinya ketika uang beredar banyak, mereka menciptakan business rente dan ketika ekonomi lesu dengan ditandai semakin ketatnya likuiditas, mereka menjadikan itu peluang untuk membeli surat utang berbunga tinggi dan meramaikan bursa lewat saham yang blue chip dengan harga murah.

Jadi ramainya pasar modal dan uang, adalah proses orang kaya semakin memperkaya diri. Walau dampaknya tidak langsung dirasakan oleh masyarakat bawah namun secara berlahan perusahaan atau negara semakin longkar likuditasnya karena likuid nya pasar modal dan uang, dan saat itu terjadi koreksi ekonomi untuk mencapai titik keseimbangan baru. Ketika posisi ekonomi established maka saat itulah harga saham yang tadi dibeli murah akan melambung berlipat. Dan diversifikasi pasar uang juga semakin luas, sehingga mereka bisa melakukan leverage atas portfolio nya. Artinya dengan memegang stok tagihan utang 10 mereka bisa gandakan menjadi 10 kalilipat lewat pasar yang bergairah. Apakah mereka bego sehingga gampang lepas uang untuk menaikan index bursa dan index surat utang? Tidak. Mana ada orang kaya bego. Kekuatan riset mereka luar biasa. Itu sebabnya mereka meninggalkan Arab yang orang awam bilang negara kaya. Meninggalkan Brunei yang menurut kacamata orang awam kaya. Orang awam itu bego karena mudah dibohongi. Tapi orang kaya itu smart. Maklum private investor itu kekuatannya di informasi dan riset. Mereka hanya masuk di negara yang qualified dari sisi investment grade.


Makanya indikator makro ekonomi pemerintah Jokowi menjadi pemicu deras arus investasi baik di pasar modal maupun FDI. Semakin deras arus investasi masuk ke Indonesia semakin cepat koreksi ekonomi kearah titik keseimbangan baru terjadi. Kalau dulu indonesia negara konsumen maka hanya masalah waktu indonesia akan jadi negara produsen. Momentum perubahan ini dijaga dengan baik oleh team Jokowi. Dari dulu sampai sekarang, ketika krisis terjadi, ekonomi tumbuh tanpa keterangan. Ya memang orang kaya melalui private investor tidak nampak dipermukaan dan keberadaan mereka bukan untuk jadi selebritis dengan tampil sebagai konglomerat tapi sebagai orang dibelakang layar yang menentukan arah bandul perekenomian suatu negara, bahkan dunia sekalipun. Arah bandul ekonomi selalu ditentukan oleh trust pasar kepada pemerintah. Team Ekonomi Jokowi mampu mengelola ekonomi dengan tingkat reputasi tinggi. Merekan punya trust !

Sunday, November 04, 2018

Meraih Bahagia.


Ada yang mengatakan bahwa kalau karirnya sukses, hidupnya akan bahagia. Kalau dia menikah dan dapat istri cantik , atau suami gagah dan kaya, hidupnya akan bahagia. Kalau , kalau, kalau,…akan bahagia. Saya sering mendengar orang bicara seperti itu. Terutama anak muda. Saya hanya bisa tersenyum. Mengapa ? terlalu mahal bagi mereka untuk bahagia. Dan terlalu berat syarat untuk bahagia. Menyedihkan sekali sikap hidupnya. Mengapa ? bahagia itu tidak ada kaitannya dengan diluar diri kita. Harta, jabatan, keluarga, tidak ada kaitanya dengan bahagia. Bahagian itu adalah persepsi kita. Tentang sebuah ide bagaimana kita bersikap terhadap hidup ini. Kalau dasarnya adalah materi maka apapun alasan dan prasyarat, tidak akan membuat kita bahagia.

Siapa yang bahagia, apakah seorang raja atau seorang yang tinggal di jalanan dan hidup seperti pengemis? Pasti sebagian orang akan menjawab “Raja”. Biaklah, ada sebuah anekdot pertemuan antara Alexander (Kaisar) dan Diogenes (filsuf yang hidup di jalan hanya berpakaian selembar kain). Ketika Alexander bertemu dengan Diogenes di hari yang cerah, Alexander bertanya kepada Diogenes “Apa yang Anda mau? Saya bisa memberikan kepada Anda apa saja.” Diogenes menjawab, ”Tolong geser sedikit, Anda menghalangi sinar matahari, saya mau berjemur.” Alexandar marah, akan tetapi kemudian Alexander tertawa dan berkata “Seandainya saya bukan Alexander, saya mau menjadi Diogenes.”

Apa artinya semua ini? Kebahagiaan di dapatkan bukan dari harta, jabatan. Kebahagiaan itu adalah ketika anda sudah tidak takut kehilangan apapun, seperti Diogenes, itulah kebahagiaan yang sebenarnya. Seorang konglomerat ataupun Raja tidak bisa hidup tenang karena takut jatuh bangkrut, atau takut kehilangan kekuasaan. Sungguh paradoks bukan? Saat Anda tidak memiliki apa-apa anda akan mengejar kebahagiaan melalui harta, jabatan, sex. Tetapi setelah semua dimiliki, anda akan menyadari kebahagiaan terbesar itu disaat anda tidak merasa memiliki apapun. Dunia modern cenderung mengukur kebahagiaan, berdasarkan index kemakmuran orang. Padahal kemakmuran itu justru melahirkan paradox.

Ya paradox. Tempat hiburan malam yang ramai penuh tawa dan pesta, dikunjungi bukan oleh orang bahagia tetapi oleh orang kesepian. Orang tergesa gesa pada akhirnya dia akan sampai paling lambat. Semakin meningikan diri semakin mudah direndahkan. Semakin bertambah harta semakin besar kekurangan. Semakin banyak menyingkirkan musuh semakin banyak musuh datang. Semakin kuat, semakin lemah. Semakin membenci , pada akhirnya akan jatuh cinta. Semakin gila mencintai pada akhirnya akan membenci. Itulah paradox. Apa artinya? Bahagia itu sederhana dan sangat mudah dan murah. Caranya lihatlah kedalam diri anda, dan temukan bahagia itu. Ya bahagia itu ketika anda tidak merasa memiliki dan tidak merasa berkuasa. Pemilik dan kuasa itu adalah Tuhan. Tugas anda melewati hidup dengan cara sederhana dan menyikapinya denga rasa syukur dalam setiap waktu.

Saturday, November 03, 2018

Menjaga empati ?




"Kita belain para wartawan. Gaji kalian juga kecil, kan? Kelihatan dari muka kalian. Muka kalian kelihatan enggak belanja di mal. Betul, ya? Jujur, jujur," kata Prabowo disambut tawa awak media yang mengelilinginya. Kemudian di Boyolali Prabowo mengatakan “ Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. Betul?" kata Prabowo kepada para pendukungnya. Saya sempat berpikir mengapa sampai Prabowo kehilangan kata kata yang bijak untuk menunjukan sikap empati nya terhadap orang miskin?  Mengapa sikap  empatinya itu justru menghilangkan kesan niat baik  bahwa dia empati kepada orang miskin. Jawaban ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Adam Galinsky, professor of management and organizations at the Kellogg School of Management.

Adam Galinsky menulis dalam jurnal kepemimpinan, bahwa kekuasaan dapat menghambat empati. Dalam penelitian nya itu , peserta diperlihatkan satu set 24 gambar wajah mengungkapkan ; kebahagiaan, kesedihan, takut, marah. Untuk setiap gambar, para peserta diminta untuk menebak mana dari keempat emosi itu yang terdapat dalam gambar. Sebagian peserta salah dalam menilai ekspresi emosional orang lain. Artinya sebagian besar mereka tidak mengenal emosi orang lain disekitarnya atau kurang tanggap terhadap lingkungannya. Siapa yang menjadi objek penelitiannya?  Mereka adalah orang yang berpendidikan tinggi yang lebih mengedepankan logikanya dalam bersikap dan bertindak. Mereka umumnya elite politik, pimpinan perusahaan besar artinya kelompok menengah atas. 

Secara pribadi saya pernah membuktikan penelitian dari Adam Galinsky  itu waktu ketemu dengan top executive bank.  Ketika di hadapan resepsionis di kantor lembaga keuangan di Hong kong. ." Yes Sir, ..
" I have appointment with Mrs XXX"
" Your name please "
Saya menyerahkan business card saya.
" Are you Mr. Bandaro?
" Yes I am "
Resepsionis itu melihat sekujur tubuh saya dengan ragu.
" Ok . Follow me"
Dia mengajak saya keruangan meeting. " Please wait here" Katanya berlalu.
Tak berapa lama datang seorang wanita dengan gaun eksekutif terkesan berwibawa. Menatap saya sejurus tanpa senyuman. 
" Maaf, boleh saya lihat passpor anda? 
Saya berikan paspor saya sambil berusaha tersenyum. Namun wanita itu tetap sikapnya berwibawa. 
" Saya mau bertemu degnan Bandaro, bukan Mr. Tardjuman." Katanya, karena memang di pasport naman saya Erizeli Tadjuman. Tidak ada nama Bandaro. 
" Oh nama asli saya ya itu. "
" Mana Bandaro"
" Ya saya.."
" Jangan buang waktu saya...Sebaiknya Bandaro datang kemari" Katanya ketus sambil berdiri seakan minta saya keluar dari ruangan.

Saya tersenyum dan ikut berdiri. Dia membukakan pintu untuk saya keluar dari ruangan meeting. Cantik ,cerdas dan professional.Itulah kesan saya kepada wanita itu. Jam 6 sore dia telp saya dengan minta maaf karena dia baru dapat email dari London bahwa dia telah melakukan kesalahan. Dia janji akan menebus kesalahan itu dengan membayar makan malam..saya hanya tersenyum. Tadi waktu makan malam dia menegaskan akan membantu saya dengan sebaik baiknya. Dia juga berjanji tidak akan mengecewakan saya. Dia engga salah. Karena memang penampilan saya tidak seharusnya berada di tempat dimana orang di ukur dari penampilan. Persepsi nya tentang Bandaro tidak seperti yang di lihatnya.Di usia menua ini saya tidak akan tersinggung orang merendahkan saya. Perjalanan hidup saya terlalu kenyang di rendahkan...saya yakin saya akan baik baik saja..

Mengapa semakin tinggi strata sosial orang semakin kurang sikap empatinya kepada orang yang miskin? Kalaupun ada jumlahnya tidak banyak. Sedikit sekali. Karenannya ia menjadi fenomenal, contoh Jokowi sang presiden. Budi Hartono boss Djarum, Bill Gate, Warren Buffet . Mengapa ? Pertama, karena faktor lingkungan yang membuat orang hanya menghargai uang dan logika. Semakin sukses dan naik status sosialnya semakin tajam logikanya bahwa orang hanya di hargai karena transaksional. Kedua, pendidikan keluarga. Keluarga yang tidak terbiasa dekat dengan lingkungan miskin atau tida terbiasa memahami  cara cara berpikir orang miskin memang sulit untuk berempati.

Jadi kalau ada segelintir orang dari kalangan elite dan orang kaya yang rendah hati dan penuh cara indah menjaga empatinya, itu karena dia punya sikap dua hal juga. Pertama, dia tidak menjadikan uang sebagai ukuran sukses. Kedua, logikanya kuat bukan karena titel tinggi tetapi dia mampu menjaga keharmonian. Seperti orang drive kendaraan. Keharmonian antara logika dan perasaan menentukan kapan rem ditekan , kapan setir dibelokan, kapan gas ditekan. Ada sesuatu yang menggerakan mempengaruhi otak dan indra berbuat. Hanya jiwa yang bisa membuat itu harmoni. Bagaimana caranya ? ya latihan. Tanpa latihan tidak mungkin bisa. Anda tampil sederhana. itu latihan jiwa. Anda menjaga perasaan orang agar tidak terhina, itu latihan jiwa. Bersikap sabar tanpa emosional, itu latihan jiwa. Bergaul dengan orang miskin dan berinteraksi dengan mereka, itu latihan jiwa. Puasa senin kemis, itu latihan jiwa.

Nah kalau Prabowo seenaknya bilang gaji wartawa kecil, orang boyolali tampang miskin yang tak pantas masuk hotel berbintang lima, acuh terhadap orang miskin yang ingin selfi dengannya, itu karena  anggap uang segala galanya dan karena faktor tidak adanya latihan jiwa bagaimana menjaga empati. Sehingga tanpa dia sadari sikap aslinya keluar. Aneh ? engga juga. Karena untuk bisa bersikap seperti Jokowi, Warren Buffet dan Budi Hartono engga gampang. Sulit. Mengapa ? Mereka harus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Hatinya lembut dan selalu ingin membahagiakan orang lain , walau hanya sepatah kata yang memberikan harapan dan semangat .Tidak mungkin mereka memberikan ungkapan pesimis dan menyalahkan orang lain agar terhormat pada waktu bersamaan merendahkan orang yang status sosial dibawahnya.  Tidak mungkin. 

Tuesday, October 30, 2018

Kekuatan Cinta


1987

Mira tidak pernah mecintaiku tapi akhirnya dia menikah denganku. Mungkin kamu heran?. Engga usah heran. Inilah yang disebut takdir. Mira datang kepadaku karena dia telah berbadan dua akibat hubungannya dengan Endi, pacarnya. Walau dengan getir aku menerima karena alasanya untuk menutup aib dihadapan keluarganya, dan memungkinkan ada harapan dia tetap bisa melanjutkan kuliah setelah melahirkan. Aku berjanji akan menjaga rahasia ini dihadapan orang tuanya. Rahasia itu baru akan disampaikan setelah anak lahir. Maksudnya agar kami bisa menikah kembali secara resmi. Maklum hukum agama tidak bisa menikahi wanita sedang hamil. Jadilah pernikahan yang pura pura. Tapi aku terima itu semua karena aku memang mencintai Mira.

1989
Disamping disibukan dengan kuliah di sore hari, akupun disibukan dengan pekerjaan sebagai salesman keliling. Hanya itu pekerjaan yang bisa kudapat. Setiap hari dengan motor aku berkeliling kota untuk mendatangi calon pembeli. Tak ada gaji kecuali pengganti transfort dan uang komisi. Dari itulah aku bergulat membangun keluarga. Menafkahi keluargaku. Ya , aku pantas menyebut keluarga. Karena dirumahku bukan hanya aku dan Mira tapi juga ada Ananda. Putri kecilku yang cantik. Ku panggil dia dengan sebutan Nanda. Usianya baru satu tahun namun keberadaannya telah membuat hari hari kami semakin bahagia. Mirapun memilih berhenti kuliah karena itu.

1991
Nandaku, cantik dan lincah. Pertumbuhannya sangat mempesona. Dia cerdas . Gemar berlari kesana kemari dirumah petak kami.Selalu hadir didepan pintu ketika aku pulang dari kantor. Kedua tangannya langsung terjulur untuk minta digendong. Mira menyaksikan tingkah Nanda bersamaku dengan senyum bahagia. Setelah itu Nandaku akan tetap bersamaku. Dia gemar bermain apa saja yang ada didalam rumah. Kadang karena acap dia terjatuh dan menangis. Tangisan baru berhenti setelah kudekap. Kadang kelincahannya ini membuat MIra kesal hilang sabar. Tak ada yang selamat perabotan yang tergeletak. Asalkan terjangkau dengan tangannya maka bila itu piring, akan pecah. Bila sudah begini, Mira akan berteriak teriak kesal. Namun Nandaku tetaplah cahaya bagi kami berdua. 

1992
Ini hari wisudaku. ” Aku mampir kekantor sebentar untuk menyelesaikan pesanan pelanggan yang kemarin kudapat dan kemudian bergegas pulang.” Kataku kepada MIra agar dia menantiku dirumah. Namun setiba aku dirumah, sudah ada Endi sahabatku dulu yang juga pacarnya Mira. Dengan tenang Mira berkata bahwa dia harus kembali kepada Endi. Alasannya selama berumah tangga dia tidak bisa jatuh cinta denganku. Mira merelakan kalau aku mau merawat Nanda untuk sementara. Alasannya dia ingin mendukung karir Endi , nanti setelah mapan dia akan jemput Nanda. Aku hanya diam tanpa bereaksi apapun. Aku sadar, hanya masalah waktu Mira akan pergi meninggalkanku. Ini udah dikatakannya dari awal dan alasan dia tidak ingin punya anak dariku. Bagaimanapun aku bersyukur telah diberi kesempatan bersama dalam hidupnya walau hanya lima tahun.

1995
Nandaku sudah masuk sekolah. Dia cerdas dan sungguh sungguh belajar. Setelah Mira pergi, aku banting setir jadi pengusaha. Usahaku sebagai pengusaha terus berkembang. Aku bukan lagi sebagai salesman keliling tapi sudah menjadi pedagang eksport impor. Aku selalu sibukt. Dan Nandaku sehari hari lebih banyak bersama ART dirumah. Namun aku selalu luangkan waktu untuk pulang lebih cepat agar bisa menuntunnya mengerjakan PR sekolah. Hanya kadang ketika malam acap terdengar Nandaku mengigau menyebut mamanya. Ini mungkin ketika Mira pergi dari rumah dengan alasan keluar negeri dan akan kembali secepatnya. Tapi Mira tidak pernah kembali lagi menjemputnya. Akupun kehilangan kontak dengan Mira sejak ia pindah keluar kota. Orang tuanyapun tidak begitu peduli dengan kehidupan Mira.

Ketika Nandaku terbangun dari tidurnya, yang pertama ditanyanya adalah mamanya. Kukatakan dengan hati hati tentang Mira " Mama Nanda ke luar negeri untuk kerja. Mama cari uang untuk kita. "
" Luar negeri dimana ayah " Katanya lugu.
" Amerika, anakku "
" Jauh Ayah..?
" Jauh sekali. Tapi mama akan pulang untuk Nanda.." kataku dengan tersenyum untuk menyemangatkan hatinya.Nanda tersenyum juga. Sejak itulah rahasia tentang ibunya selalu kupegang rapat. Aku tak ingin buah hatiku membenci ibunya. Tak ada yang perlu disalahkan dan kecewa karena itu. Biarlah waktu nanti yang akan berkata.

2004
Nanda telah kelas 3 SMP. Dia cerdas. Dua kali lompat kelas etika di SD. Dia selalu juara disekolah. Nanda tumbuh menjadi remaja yang cantik jelita. Mirip Mira. Di matanya kulihat dia adalah hero bagiku. Keteduhan wajahnya yang senantiasa berhias senyum untuku , telah membuat hidupku begitu sempurna. Sejak kepergian MIra, aku tidak pernah menikah lagi, Nandalah yang menyediakan sarapan pagi untukku. Membuat minuman untukku. Aku tak lagi mempertanyakan mengapa Mira tidak ingat Nanda. Aku syukuri bahwa Nanda adalah hadiaah terindah Tuhan kepadaku. Apalagi Nanda tumbuh menjadi remaja yang sholeh.
” Ayah, Nanda pakai jilbab aja, ya. ” Katanya satu hari.
” Ya, Anak ayah semakin cantik kalau pakai jilbab ” Kataku
’ Nanda hanya tak ingin diganggu teman teman pria di sekolah. Nanda hanya inign terus belajar biar pintar. Nanda mau keluar negeri cari Mama...” Tak pernah sakalipun dia meninggalkan sholat. Kadang lama dia berdoa dan bila kutanya ” Apa yang Nanda minta kepada Tuhan ”
” Nanda hanya ingin Mama cepat pulang, ayah. ” Katanya. Pinta tulusnya adalah deritaku. Aku memang berbohong. Itu saja. Nanda tdak tahu bahwa Mamanya pergi untuk melupakannya. Bagaimana dengan MIra ? belakangan aku dengar kabar Mira ada di Kalimantan. Dia sudah bercerai dengan endi. Pernah aku mencoba mencarinya di kalimantan tapi terlambat Mira udah pindah dari tempat tinggalnya. Entah kemana.

2007
Nanda tamat SMU, dia bersikeras hendak melanjutkan sekolah ke Amerika. Tetap alasannya ingin mencari ibunya. Berulang kali aku meyakinkan dia bahwa tidak mudah menemukan mamanya. AS itu negara besar. Tapi Nanda ingin terus mencari mamanya. Nandaku langsung sujud dipahaku. Di peluknya pinggangku. ” Ayah ,Nanda sebetulnya engga mau ninggalin ayah sendirian. Nanda engga maksa minta untuk sekolah kesana. Engga Ayah.. Nanda hanya ingin cari mama...ayah..”. 
“ Mir, dengarlah anakmu, buah hatimu. Dia cerdas dan selalu mengharapkanmu. Diwajahnya, kamu selalu hadir menemaniku dalam cinta.” kataku dalam hati sambil menahan tangis.
Ku belai kepalanya dengan lembut ” Ayah tahu. Nanda sayang ayah, Ayah juga sayang Nanda tapi masa depan Nanda jauh lebih penting bagi Ayah. Pergilah. Ayah akan baik baik saja. ” Kataku dengan tegar.
” Siapa yang akan menjaga Ayah kalau Nanda engga ada ?
” Tuhan akan jaga Ayah, Yakinlah. Kan itu yang selalu Nanda bilang ke Ayah ..Tuhan selalu jaga kita bila kita dekat kepada Allah..”
Sebulan setelah itu akupun berangkat ke AS untuk mengantar Nanda melanjutkan sekolahnya.

2009
Aku berangkat ke AS karena Nanda minta aku hadir untuk acara di kampusnya. Sesampai disana, barulah aku tahu bahwa Nanda mendapatkan penghargaan lomba tulis ilmiah yang bertema lingkungan hidup. Tulisan terbaik. Yayasan yang memberikan penghargaan iut memberinya beasiswa untuk jenjang master. Ketika acara pemberian hadiah itu, Nanda diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato dihadapan banyak orang pemerhati lingkungan hidup dari berbagai kalangan.

Dia berkata ” Kita memang hidup dalam situasi crisis lingkungan karena iklim. Tapi tak ada krisis yang lebih parah dibandingkan dengan crisis cinta. Rusaknya ekosistem kita karena kita tidak lagi memakanai cinta dengan tulus. Cinta bagi kita sekarang adalah sesuatu tentang ”meminta ”. Kita tidak pernah berlaku seperti matahari yang selalu memberi untuk kehidupan. Kita tidak pernah berlaku seperti cinta ibu kepada anak anaknya. Bumi dan kita adalah cinta yang terlupakan. Saatnya untuk kembali kepada cinta dan karena Tuhan memberikan Bumi ini untuk satu patah kata tentang Cinta ” Suara tepukan membahana ruangan pertemuan itu. Semua hadirin berdiri memberikan aplusan tak hentinya.

Kutatap Nandaku tersenyum menatapku. Seakan dia berkata hanya untukku bukan kepada orang lain.
Ketika pemberian hadiah, MC menanyakan ” apakah ada lagi yang anda inginkan selain hadiah ini ”
Nanda kembali menatap kearah tempat dudukku dan dia nampak berpikir dan kemudian kulihat airmatanya berlinang. Ruangan pertemuan sunyi senyam. Orang menantikan jawabannya.
” Katakanlah , apa lagi keinginan anda ? Kembali MC mengingatkannya..
” Dalam hidupku, aku hanya menginginkan mama kembali padaku.” Nanda menatap kearah penonton dengan suara parau ” Mama , ini Nanda, kata ayah , mama diluar negeri. Sekarang Nanda ada disini. Ma , nanda ingin mama ada disamping nanda sekarang..”

Airmataku tak bisa dibendung. Aku menangis. Ruangan pertemuan itu menjadi saksi tentang kekuatan cinta Nanda. Semoga Mira bisa mendengar dan kembali untuk Nandaku, ya Mir… Saatnya aku kembali ke tanah air setelah usai Acara itu. Nanda memeluku dengan tangisan di Bandara. Aku tahu betapa berat dia berpisah denganku. " Nanda janji akan cari mama disini , ayah. Nanda akan pulang bersama mama, untuk Ayah..”

2012
Aku mendapat surat yang kesekian kalinya. Ya karena setiap bulan Nanda selalu menulis surat kepadaku. Kadang dalam sebulan enam kali surat datang. Nanda bercerita banyak hal tentang sekolahnya di Amerika. Juga kegiatanya selepas jam kuliah. Dia juga tak lupa mengingatkanku untuk menjaga kesehatan. Menjaga sholat. Kalau ada sempat, Nanda meminta ku untuk sholat tahajud agar mamanya kembali kerumah. Setiap suratnya selalu terslip kata samar samar yang itinya menanyakan apakah mamanya sudah pulang. Itu saja. Kubuka surat itu , ” ayah , aku besok pulang, aku sudah sarjana Ayah. Aku ingin bekerja di tanah air. Aku ingin bantu ayah dan cari mama…”


Ya , Nanda telah Sarjana. Dia akan kembali padaku. Aku harus mulai berkata jujur padanya. Tentang mamanya, tengtang Mira. Aku yakin Nandaku dapat bijak menerima kenyataan ini tanpa harus membenci mamanya. Aku memang bukan ayah kandung Nanda tapi kebersamaan dengan Nanda adalah berkah tak terhingga untuk kusyukuri tanpa sesal..walau cinta tak berbalas..

Friday, October 26, 2018

Rendah hati selalu.

Kadang sebagian kita beranggapan bahwa pihak yang berseberangan adalah musuh Jokowi dan berharap Jokowi menghadapinya dengan kebencian dan permusuhan. Itu tidak tepat. Masalah HRS itu murni masalah hukum. Kebenaran yudicial adalah kebenaran hukum yang belum tentu sama dengan kebenaran filosopi dan dogmatis. Belum tentu sama dengan kebenaran sosiologi atau kebenaran kultural. Kalau sampai HRS tersangkut hukum, itu hanya masalah hukum. Dan kalaupun akhirnya dia dinyatakan bebas dengan keluarnya SP3 dari Polisi , itupun bebas karena hukum. Soal lainya itu antara HRS dan Tuhan. Itu antara HRS dengan masyakarat. Negara tidak punya ruang mengadili soal persepsi masyarakat dan keadilan Tuhan.

Seorang teman pernah bertemu Jokowi ketika masih Gubernur DKI. Dalam pertemuan itu , teman saya sempat bertanya kepada Jokowi. “ bagaimana sikapnya terhadap musuhnya ? Dengan santai Jokowi mengatakan bahwa dia tidak pernah punya musuh. Yang ada hanya perbedaan pendapat. “ Saya menyimpulkan bahwa orang yang tidak menganggap orang lain musuh maka pasti dia tidak punya sifat benci. Tidak ada dendam. Pasti baginya terbuka dialogh untuk mencoba saling mengerti. Tanpa sikap rendah hati, tidak mungkin orang bisa bersikap seperti itu.Mengapa ? yang menghalangi orang berdamai karena merasa dia lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih rendah darinya. Padahal hidup ini bukan mengekalkan perbedaan tetapi mengeliminasi perbedaan. Bukan mengekalkan permusuhan tetapi menciptakan perdamaian.

Jokowi tidak menganggap lawan politiknya adalah musuh yang harus dihadapi dengan taktik muslihat. Tidak. Dia menghadapinya dengan cinta. Dia bisa memisahkan mana ranah pribadinya , mana ranahnya sebagai presiden. Sebagai pribadi, Jokowi pasti pemaaf. Sebagai Presiden maka hukum dan UU adalah dasarnya bersikap. Makanya kalau Jokowi tidak mau intervensi hukum itu bukanlah karena sikap politik tetapi lebih kepada sikap pribadinya. Secara pribadi dia tidak punya dendam yang sehingga menggunakan kekuasaanya untuk “menghabisi” orang lain. Kalaupun orang itu akhirnya jadi pesakitan maka itu karena ulahnya orang itu sendiri. Semua harus menanggung akibat perbuatannya sendiri sendiri. Didunia maupun diakhirat.

Nelson Mandela sukses menumbangkan Rezim Apartheid dan akhirnya melakukan perubahan system kekuasaan yang lebih demokratis karena kerendahan hatinya dan menolak kekerasan dengan memaafkan orang yang menzoliminya terlebih dahulu. Mahatma Ghandi di India mampu merebut kemerdekaan India dengan menawarkan kesederhanaan dan Anti kekerasan. Tak ubahnya dengan tokoh dunia lainnya seperti ibu Teresa, Martin Luther King dan lain lain. Tapi dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh sepanjang masa , Nabi Muhammad ditempatkan nomor 1 karena sifat pribadinya yang sangat Agung. Para pendiri negara kita adalah orang hebat yang mengutamakan perdamaian atas dasar kebinekaan.Tidak mungkin persatuan Indonesia dapat terjelma bila satu sama lain yang berbeda saling membenci dan memusuhi.

Jokowi unggul di Jakarta untuk jadi gubernur dan kemudian jadi RI-1 karena sifat kesederhanaan nya yang membumi, bukan hanya terhadap dirinya tapi juga terhadap keluarganya sendiri. Padahal Prabowo yang telah beriklan sepanjang tahun tentang dirinya yang gagah dengan duduk diatas pelana kudanya, yang di back up oleh barisan ulama flamboyan dapat di kalahkan. Itulah kedahsyatan orang yang rendah hati. Sikap rendah hati adalah sikap yang telah selesai dengan dirinya sendiri. Perjuangannya tidak lagi dilandaskan kepada kepentingan dunia tapi kepentingan dari langit. Ajaran agama bagaikan elang yang terbang setinggi langit namun membumi bagaikan induk ayam yang tak lain kecuali memberi cinta tanpa batas dan kelas.Mereka dicatat sejarah karena pribadi yang agung. Pribadi Cinta…

***
Bersama istri saya keluar dari Loby Grand Hyatt. Sambil nunggu kendaraan datang kami ngobrol di loby. Ada mobil inova berhenti didepan Loby. Turun pria muda dengan senyum tipis melangkah cepat kedalam hotel. Pakainya sederhana.“ Mama tahu siapa yang barusan keluar dari mobil Inova itu ?
“ Engga. Siapa ?
“ Itu dia Direktur dan pemegang saham pengendali BCA”
“ Ah masak iya. “
“ Ya. Armand Wahyudi Hartono. Putranya pak Robert Budi Hartono. Keluarga terkaya nomor 1 di Indonesia.
“ Oh hebat ya.”
“ Ya hebat itu bukan hartanya tetapi dia bisa hidup sederhana dengan segalam kemelimpahan harta yang ada. Itu engga gampang”

Hampir semua pengusaha yang pernah berurusan dengan Keluaga Pak Budi, tahu bagaimana anak-anaknya sangat menghargai waktu, pada pertemuan dan acara apa pun. Punya integritas hebat. Namun selalu tampil sederhana. Tidak pernah lupa mengucapkan terimakasih kepada siapapun. Ponakan pak Budi, Lucy Agnes yang juga dari keluarga pemilik Ayam Bulungan setelah menamatkan S2 di Amerika serikat, memilih menjadi orang miskin dan hidup menjoblo sebagai suster. Semua generasi muda keluarga Djarum memang hidup sederhana. Itu berkat didikan dari orang tua dan paman mereka. Bagaimana seharusnya menjalani hidup. Bukan harta yang jadi ukuran tetapi manfaat hidup bagi orang banyak.

Kalau melihat keluarga Jarum dan melihat sebagian orang kaya, betapa kehidupan glamor keluarga orang kaya lainnya itu sangat memalukan. Dengan tampa malu mereka mempertontonkan kehidupan mewah itu di sosial media. Tas seharga puluhan ribu dollar. Kendaraan mewah. Rumah mewah. Makan malam yang mewah. Bahkan sebagian besar mereka terjebak dengan kehidupan sex yang menyimpang dan narkoba. Orang kaya dari kalangan pengusaha atau pejabat, memang kadang kekayaan itu jadi racun bagi keluarga dan anak anaknya. Bukannya harta membuat mereka bersyukur dengan hidup sederhana dan berbagi. Tetapi justru seakan jadi kutukan bagi anak dan keluarga.

Kalau secara ekonomi hidup anda tidak beruntung, hidup sederhana bukan soal pilihan. Takdir mengharuskan anda hidup dalam kesederhaan. Kalau anda melewatinya dalam kesabaran dan penuh prasangka baik maka Tuhan akan memberkati hidup anda. Badan anda akan sehat dan hidup akan melimpah dalam kecukupan secara spiritual. Tetapi bila secara financial anda freedom, anda bisa hidup sederhana melepaskan diri dari kemewahan hidup, itu adalah pilihan. Tetapi pilihan yang tidak mudah. Karena yang tersulit menahan nafsu ketika harta berlebih di beri Tuhan. Engga gampang. Saya secara pribadi dapat merasakan itu. Apalagi posisi sebagai Presiden seperti Jokowi yang menguasai sumber daya nasional. Tetapi tetap hidup sederhana.

“ Sama seperti Papa, yang tidak hanya mengajarkan hidup sederhana tetapi memang gaya hidup papa sederhana dari sononnya. Sangking sederhananya papa engga punya kendaraan pribadi. Mama dan anak anak walau tidak bisa sesederhana papa, engga milih kendaraan mewah kok. Kendaraan kami sederhana kok. Mama inova kan. Mama juga engga mau tinggal dilingkungan mewah. Hidup sederhana itu membuat kita nyaman. “ Kata istri dengan tersenyum. Saya merangkul pundaknya. Yang membuat kami kuat karena ukuran kami tidak harta tetapi cinta. Ya mencintai dengan cara sederhana.

Kadang kita ingin mengubah dunia menjadi lebih baik. Tetapi kita lupa mengubah diri kita sendiri menjadi pribadi yang baik. Kalau masih ada sifat  tinggi hati maka sifat benci dan bermusuhan tidak akan pernah hilang, maka jangan harapkan ada perdamaian. Yakinlah. Leo Tolstoy pernah berkata ‘Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself. Dari sosok Jokowi dari tahun ketahun kita melihat fakta dimana perubahan terjadi bukan karena acaman bedil seperti era Soeharto tetapi karena lebih mengutamakan pendekatan persuasif atas dasar cinta. Kalaupun akhirnya masuk ranah hukum maka itu adalah pilihan terakhir namun tetap saja berdimensi moral tanpa ada kesan kebencian karena alasan apapun.


Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...