Monday, April 30, 2018

Pemain dan pengikut


Untuk menjadi presiden memang diperlukan puluhan jutaan orang atau mayoritas pemilih namun untuk mengelola pemerintahan diperlukan 1000 orang elite politik mendukung. Artinya rakyat memang diperlukan memilih tetapi setelah itu rakyat engga ada urusan lagi. Selanjutnya yang dihadapi adalah 1000 orang. Gagal menghadapi yang 1000 orang ini pemerintahan akan lemah dan bisa bisa jatuh kekuasaan. Inilah demokrasi. Makanya proses menuju pemilu tanpa dukungan elite politik yang ada di partai dan ormas hampir tidak mungkin seseorang terpilih sebagai pemimpin dan kalaupun terpilih pemerintahannya lemah.

Siapapun yang masuk arena politik dalam sistem demokrasi harus menyadari ini. Mereka harus menjadi “ pemain” politik yang cerdas. Tidak hanya jujur dan amanah tetapi juga harus cerdas menghadapi pemain lain. Kalau tidak maka dia akan jadi pencundang. Dalam politik tidak ada musim semi yang abadi dan tidak ada musim dingin yang abadi. Semua pasti berganti dan itu hanya masalah waktu. Makanya tidak ada teman dan musuh yang abadi yang ada hanyalah kepentingan. Apakah itu salah ? Tidak. Karena sesungguhnya diantara mereka punya aturan permainan yang merupakan konsesus diatara mereka. Karenanya siapa yang cerdas mengikuti aturan itu maka dia akan selamat dan menjadi pemenang.

Saya memilih Jokowi karena karakter nya memang politisi negarawan. Dia tidak menciptakan musuh dengan para elite politik tetapi membangun sinergi. Yang dekat dibuatnya semakin merapat dan yang jauh diusahakannya mendekat. Perbedaan bukan sebagai kendala berkomunikasi tetapi menjadi motivasi untuk berkolaborasi mendapatkan saling pengertian satu sama lain. Makanya walau banyak kebijakan keras Jokowi yang membuat 1000 orang itu kadang kesal namun dia tetap bisa melaksanakan fungsi kekuasaannya dengan baik. Tanpa dukungan elite politik untuk pengesahan APBN dan berbagai RUU, Perpres hampir tidak mungkin kebijakan Jokowi bisa dilaksanakan secara legitimasi.

Politik memang transaksional tetapi ditangan pemimpin berkarakter negarawan seperti Jokowi maka transaksi menghasilkan Deal yang lebih banyak menguntungkan rakyat walau tentu tidak 100% memuaskan rakyat tetapi itulah politik. Meminimal resiko dan kemudaratan adalah lebih baik ditengah kehidupan yang memang tidak sempurna. Nah kita sebagai rakyat bukanlah pemain politik. Kita hanya pengikut Jokowi. Tugas kita harus menyadari eksistensi Jokowi yang suka tidak suka adalah produk politik yang dihasilkan oleh mesin partai. Dinamika politik itu urusan Jokowi menghadapinya. Kita harus percaya apapun itu sikap politik Jokowi. Setelah pemilu kita harus move on dengan hidup kita masing masing agar bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Bijak terhadap musuh...


Saya nonton video acara CFD dimana ibu dan anak dipersekusi oleh sekelompok orang yang sedang mengkampanyekan ganti presiden 2019. Saya sedih melihat video itu. Kalaulah itu benar adanya maka sesungguhnya pendukung anti Jokowi telah melakukan kesalahan fatal. Mereka menempatkan kubu Jokowi adalah musuh. Dan karenanya menghalalkan segala cara. Ini sangat disesalkan. Mengapa ? Apapun sikap tidak menghormati orang lain , itu semakin menunjukkan kelemahan mereka sendiri. Semakin tidak percaya diri. Ketika mereka menempatkan kubu Jokowi musuh maka saat itu mereka sedang menebar aura negatif; aura kebencian kepada banyak orang dan semakin merendahkan kubu mereka sendiri. Dan semakin menaikan derajat Jokowi dihadapan pemilihnya. Kemenangan Jokowi tahun 2014 membuktikan itu.

Semua tahu akibat politik Apartheid oleh penguasa kulit putih di Afrika Selatan , Mandela harus mendekam di penjara pulau Robben selama 27 tahun dan baru merasa udara kebebasan ditahun 1990. Namun ketika dia dibebaskan dan kekuasaan ada ditangannya, yang pertama kali dilakukannya adalah “memaafkan lawan politiknya. Kalau saya melakukan hal yang sama sebagaimana mereka pernah lakukan kepada saya, maka itu tidak ada bedanya antara saya dengan mereka. Demikian ungkapan Mandela yang terkenal dalam buku “Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Changed a Nation’, karya pengarang John Carlin. Apa jadinya bila Nelson Mandela tidak memaafkan lawan politiknya ketika dia berada dipuncak kekuasaanya sebagai president Afrika Selatan? Saya yakin kehidupan politik Afrika Selatan tidak akan seperti sekarang ini.

Semua tahu bahwa Abu Sofian adalah tokoh kafir yang berada digaris depan memusuhi Rasul. Ketika perang Uhud, paman Rasul gugur ditangan budak Abu Sofian. Konon ceritanya jantung dan hati Paman Rasul, Amzah sampai dimakan oleh Hindun , istri Abu sofian. Demikian kebencian Hindun kepada Paman Rasul itu. Ketika kekuatan Islam semakin bertambah , maka saatnya Rasul memerintahkan untuk menguasai Makkah dari tangan Abu Sofian. Ini perang dakwah. Melindungi umat islam di Makkah dan sekaligus membuka pintu bagi umat islam didaerah lain melaksanakan ibadah haji. Sebelum serangan dilakukan, Abu Sofian memilih untuk menyerah namun meminta jaminan keselamatan dan kehormatannya. Rasul langsung menjawab “ Baiklah. Kalian dengarkan dan sampaikan kepada Abu Sufyan, ‘Siapa yang masuk Masjidil Haram, aman! Dan siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, aman’,” kata Rasulullah. Demikian agungnya pribadi Rasul yang langsung memberikan maaf dan pada waktu bersamaan memberikan rasa hormat kepada musuhhya.

Sikap Rasul yang memberikan maaf adalah satu bentuk  menempatkan rasa hormat kepada musuhnya.  Tentu semudah itu beliau melupakan masa lalu yang kelam bersama kekejaman Abu Sofian terhadap dirinya, sehingga beliau terpaksa tersingkir dari kota kelahirannya. Adalah puncak keagungan dari kebijakan Rasul, yang sehingga tak lain memberikan dampak rasa hormat kepada siapapun. Maka peradaban yang diselimuti oleh rasa benci yang memperturutkan hawa nafsu segera sirna, dan yang nampak tak lain adalah kedamaian untuk saling memaklumi diatas rasa hormat untuk ikhlas memaafkan. Demikian pula yang dilakukan oleh Nelson Mandela. Tak ada rasa benci , karena dia menguasai dirinya , menguasai nafsunya , I am the captain of my soul. Demikian sepenggal puisinya yang terkenal. Maka masa depan akan ditapak dengan sepenggal hope bahwa money cannot create success but freedom and peace can build your future a better. Itu hanya memungkinkan bila tidak ada rasa benci dan selalu siap untuk memaafkan.

Jadi apa kesimpulannya ?

Bagi kita yang dianggap musuh oleh kubu sebelah seharusnya jangan terjebak sama dengan mereka yang memusuhi kita. Kalau mereka membully jangan dibalas mem bully. Kalau mereka intimidasi , jangan dibalas intimidasi. fitnah jangan dibalas dengan fitnah. Ingat, musuh dalam kehidupan adalah guru yang indah. Memiliki musuh bukanlah hal yang buruk karena banyak sekali keuntungan yang bisa dipelajari dari seorang musuh, untuk mempelajarinya kita harus tetap menghormatinya. Bagaimana menghormatinya ? jangan lakukan hal yang sama mereka lakukan terhadap kita. Menghormati adalah mata uang terbaik di dunia. Menghormati adalah salah satu nilai-nilai kemanusiaan yang paling penting dan tidak akan pernah digantikan oleh uang atau sesuatu yang lain. Dengan menghormati, kita akan lebih berhasil menghadapi musuh daripada dengan menggunakan kebencian dan intimidasi. Semua agama mengajarkan itu dan Jokowi menteladankannya dihadapan kita.

Rasa hormat adalah pilihan orang yang sangat kuat dan percaya diri walau kepada musuh sekalipun. Jika kita mencoba menemukan cara terbaik mengalahkan musuh kita, maka menghormati adalah jawabannya. Karena rasa hormat kepada lawan membuat musuh kita lambat atau cepat akan mengubah sikap mereka terhadap kita. So jangan sampai orang yang membenci kita mengubah diri kita menjadi juga seorang pembenci. Focuslah dengan cara baik dan terhormat terhadap kubu sebelah. Soal persekusi itu biarkan aparat yang bekerja. UU menjamin kebebasan memilih dan pelanggaran atas hak itu maka akan berhadapan dengan pedang hukum. Begitu aturan mainnya.

Kita bukan siapa siapa...

Kemarin teman saya baru pulang dari Bankok mengikuti ritual meditasi di kelenteng Buda. Kami berdiskusi tentang banyak hal khususnya mengenak fenomena alam semesta dikaitkan dengan eksistensi Tuhan. Yang menarik adalah ketika dia mengatakan adanya energy prana yang bisa mengubah energy putih menjadi energy gelap. Energy prana ini tidak bisa didapat melalui kekuatan energy normal tetapi melalui kekuatan supranatural. Jadi semacam pemahaman trensendental. Apa yang kita lihat dan ketahui di semesta ini adalah materi putih yang serba terbatas.

Sebatas itu saya bisa pahami sebagai sebuah keyakinan. Namun ternyata dalam ilmu pengetahuan itu dapat diterima. Sebenarnya pusat kehidupan ini ada pada Ether yang merupakan otak dari sistem alam semesta beserta isinya. Ether ini terdiri dari materi gelap, energy normal dan energy gelap. Jadi tidak ada ruang hampa. Karena disetiap ruang ada energy dan materi. Bahkan diantara inti sel itu ada ruang dan disetiap ruang ada energy yang jumlahnya lebih besar, yang disebut dark energy. Yang membuat kita takjub adalah komposisinya 68% merupakan energi gelap, 27% materi gelap, hanya 5% materi normal. Segala ilmu pengetahuan yang ada sekarang, bahkan semua hal yang kita pahami dari kitab suci , termasuk yang dapat kita lihat, kita raba, rasakan itu semua hanya 5 % dari total materi yang ada. Yang disebut materi normal.

Kalau dianalogikan kita dan disemesta ini berada di ruang materi hanya sebesar 5%. Diluar itu ada 26% dark matery dan 68% dark energy. Artinya sehebat apapun kita dalam ilmu pengetahuan masih terlalu banyak yang tidak kita ketahui. Contoh sederhana setiap perbuatan orang lain kita hanya tahu hasilnya tetapi kita tidak pernah tahu yang sebenarnya niat dibalik perbuatan itu. Yang tahu hanya orang yang melakukan perbuatan itu. Kita hanya menduga duga. Padahal sumber kekuatan itu ada pada niatnya. Sumber kebenaran itu ada diniatnya. Makanya hukum didunia bukanlah hukum salah benar. Karena hukum dunia tidak bisa melihat dan menilai niat orang. Makanya prasangka baik itu harus menjadi dasar bersikap atas segala peristiwa yang ada di keseharian kita.

Lantas apakah kita bisa mendapatkan dark energy itu? Tentu bisa. Caranya menggunakan kekuatan pikiran melalui pemahaman trensedent. Akal kita terbatas menjangkau dark energy itu. Contoh kerika energy normal anda mentok sehingga membuat anda gagal atau stress atau sakit seperti kanker maka yang bisa membalik keadaan itu menjadi lebih baik adalah dengan menggunakan dark energy yang dayanya lebih besar, dan itu melalui kekuatan pikiran. Apa itu? Berpikir positip. Pikiran anda adalah ether yang menjadi CPU kehidupan dan semesta. Dengan berpikir positip maka anda bisa menggunakan dark energy sesuai apa yang anda mau. Sehat atau sukses tergantung pikiran anda.

Sebaliknya bila kegagalan, kekecewaan dan penyakit phisik membuat anda berpikir negatif maka dark energy tidak mungkin anda raih dan itu membuat anda terisolasi oleh 5 % ruang normal, yang membuat anda lemah dan terbelakang secara intelektual dan spiritual. Makanya orang yang menguasai dark energy adalah orang yang selalu menerima hal yang baik dengan rasa syukur dan menerima hal yang buruk dengan sabar. Apapun itu disikapi secara positip. Semakin anda me-nol kan diri anda, semakin kuat anda. Semakin ikhlas anda, semakin hebat anda. Akibatnya anda berkembang menjadi lebih kuat karena waktu. Mengapa ? Karena anda mampu menciptakan keseimbangan, Itulah buah keimanan kepada Tuhan! Tanpa itu , kita bukan apa apa. Dan apapun akan disikapi negatif.

Sunday, April 08, 2018

Kepemimpinan Jokowi

Saat ini ada lima partai politik di parlemen yang telah menyatakan dukungan ke Presiden Jokowi, yakni PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP dan Hanura. Sementara PKB, PAN, dan Partai Demokrat belum menyatakan dukungan. Namun dari Ketua Umum PPP, Romahurmuziy didapat informasi bahwa dalam bulan ini ada dua Partai yang akan bergabung. Entah partai mana? bisa saja PKB dan PAN atau PD dan PAN. Yang jelas Gerindra dan PKS sudah bulat berkoalisi yang akan mengusung capres dan cawapres sendiri. Sesuai UU Pemilu, PKS dan Geridra yang berkoalisi cukup suara untuk mencalonkan capres. Siapakah capres dan cawapres nya ? itu masih tanda tanya.

Saya lebih tertarik membahas karakter kepemimpinan yang layak memimpin Indonesia. Mengapa ? karena by design bahwa system pemerintahan kita sudah solid. UUD dan Hukum yang memagari sistem pemerintahan berdasarkan NKRI udah tersedia. Kelembagaan yang diamanahkan UU juga sudah terbentuk. Contoh bagaimana menyusun APBN, itu sudad ada UU nya. Bagaimana sistem perbendaharaan negara, juga udah ada UU nya. Singkatnya semua program pembangunan yang diamanahkan oleh UUD telah tersedia kelembagaannya. Jadi siapapun jadi presiden, tidak akan mengubah itu semua, yang memastikan Presiden bukanlah lembaga satu satunya yang berkuasa. Kita menganut pembagian kekuasaan yang terstruktur.

Jadi apa yang akan dilakukan oleh presiden terpilih ? Seorang presiden itu harus mengikuti standar kepatuhan yang diatur oleh UUD dan UU, serta aturan lainnya. Kalau dia melanggar maka dia bisa di lengserkan oleh DPR. Namun dengan pagar yang begitu rapat akan kekuasaan presiden itu , dia dituntut untuk mampu mengembangkan kreatifitas kepemimpinannya agar dapat diikuti oleh bawahannya dan dipahami oleh lembaga lain yang menjadi mitranya. Bayangkan, tidak mudah kan. Buktinya beberapa Presiden dan bahkan kepala Daerah tidak mampu berbuat banyak ketika dia jadi pemimpin. Mengapa ? karena setiap keputusannya terbentur dengan aturan yang ada.

KIta ambil contoh, kalaulah Jokowi membuat kebijakan pembangunan infrastruktur tentu akan tidak mudah kebijakan itu dibuat. Apalagi mitranya di DPR tidak semua mendukungnya. Tetapi Jokowi smart. Dia hanya mengubah nama dari kebijakan yang sudah di buat SBY seperti Pendulum Nusantara, menjadi Toll Laut. Pembangunan infrastruktur dan indonesia centris, itu tadinya sudah dibuat kebijakannya oleh SBY dalam bentuk MP3I. Kebijakan SBY itu udah dalam bentuk UU dan PP serta kelembagaannya. Hanya saja tidak efektif dilaksanakan. Karena terbentur masalah sektoral yang rumit. Dan Jokowi melaksanakannya dengan efektif lewat kreatifitas komunikasi politik kepada lembaga yang menjadi mitranya termasuk kepala daerah. Sehingga program tetap jalan tanpa melaggar UU namun hasilnya bisa dirasakan oleh rakyat.

Mengapa Jokowi mampu betindak smart ? karena latar belakangnya sebagai pengusaha kreatif yang harus tunduk dengan standar moral, juga pengalamannya sebagai kepala Daerah yang paham betul tentang aturan birokrasi. Contoh Jokowi tahu betul bahwa pengendalian inflasi itu ada pada kepala Daerah yang didukung oleh kebijakan Pusat. Disamping itu , Jokowi sangat sadar bahwa budaya indonesia perlu pemimpin hadir ditengah tengah masyarakat untuk memotivasi kepala Daerah dan kementrian bekerja efektif.

Untuk diketahui bahwa Kepemimpinan selalu berkaitan dengan kualitas-kualitas tinggi dalam moral dan karakter. Kualitas-kualitas, seperti visionary, empowering, authentic, resonant, heroic, transformational, dan puluhan ciri lain. Hal itu adalah hasil tempaan yang lama dan penuh jerih payah melalui keterlibatan penuh dedikasi di dalam komunitas yang melahirkan nature kepemimpinan itu. Maka, kepemimpinan juga dilekatkan dengan ide-ide dan perbuatan-perbuatan besar dan cinta besar yang membawa perubahan, sekalipun harus lama bertekun, bergerak melawan arus, dan tak jarang berkorban untuk para pengikutnya, dan ini sudah dibuktikan oleh Jokowi sebagai pengusaha kreatif yang sukses dan Kepala Daerah yang sukses.

Disamping itu sikap sederhana Jokowi bukanlah lipstick yang penuh rekayasa untuk sebuah pencitraan ala kapitalis. Mengapa ? Kekuasaan adalah cobaan terberat bagi manusia dan hidup sederhana sebagai pemimpin memang juga bukan hal yang mudah. Namun bukan pula hal sulit dilakukan bila akhlak mulia bagian dari kehidupan seorang pemimpin. Dari kesederhaan sikap dan perbuatannya , tidak sulit baginya untuk mengajarkan hal yang konstruktif kepada bawahannya agar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuannya memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Hal tersebut melebur dalam hati dan jiwa seiring keteladannya untuk cinta dan kasih sayang. Bila Jokowi menang dalam Pilpres 2019 maka itupun bukanlah hal yang luar biasa baginya. Karena baginya kekuasaan adalah panggilan tugas yang harus dia emban dengan kelelahan tanpa harus berkeluh kesah, dan bukan untuk kesenangan yang memabukan.

Wednesday, April 04, 2018

Teladan Jokowi..


Sejak Jokowi masuk ke pentas politik Nasional, tidak pernah sepi dari kampanya negatif terhadapnya . Bahkan mengarah kepada Ibunda dan Istrinya, kedua wanita yang tentu sangat dia hormati. Dampak dari kampanye hitam itu menimbulkan kebencian yang meluas terhadapnya. Tetapi apakah Jokowi hancur karena kampanye negatif itu? Tidak. Justru Allah semakin mengangkat derajatnya dan mendudukannya diatas posisi yang tak pernah terbayangkan bagi seorang tukang kayu dari rakyat jelata. Yang mengusik rasa ingin tahu saya adalah mengapa dia bisa setegar itu , yang pada waktu bersamaan Jokowi telah memberikan paradigma baru dalam perpolitikan yang menjunjung tinggi etika dan moral dengan penuh prasangka baik terhadap siapapun.

Ada cerita yang mungkin bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua. Orang munafik seperti Abdullah bin Ubay bin Salul memfitnah bahwa Siti Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan. Fitnah itu dengan cepat beredar hingga di Madinah sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum Muslimin. Karena tuduhan berselingkuh tersebut, sampai-sampai Rasululah SAW menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Kondisi fitnah itu tentu menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya. Dan selama itu pula, tak ada wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW.Sampai kemudian, Allah SWT mengabarkan berita gembira kepada Nabi SAW yang menyatakan bahwa Aisyah ra terbebas dari segala tuduhan perselingkuhan dan fitnah itu.

Yang menarik bagi saya kisah itu adalah bagiamana Allah menjawab fitnah itu dalam Al Qur'an, Surat An-Nur ayat 11-26. “ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar “ Ayat 11 ini dengan bijak Allah mengatakan bahwa tidak ada peristiwa buruk itu akan buruk bagi kita. BIsa saja baik bagi kita. Jadi selalu ada hikmah. Setidaknya dari peristiwa itu kita bisa mengetahui siapa orang baik, siapa pura pura baik , siapa yang tidak tulus dan siapa orang jahat, benar jahat.

Mengapa ? Orang baik tidak akan mempercayai setiap berita negatif tentang seseorang tanpa ada saksi sedikitnya dua atau empat orang yang menyaksikan peristiwa yang disangkakan. Orang yang hanya mempercayai satu berita dari satu sisi saja maka orang itu bukan orang baik. Dan bila mereka ikut membenci dan bergunjing maka kita bersyukur dengan peristiwa itu Allah menunjukan kepada kita mana orang baik dan mana orang picik. Dan kita terhindar dari orang orang yang kemudian hari akan menzolimi kita. Itu hikmahnya. Itu sebabnya ketika orang menghujat dan memfitnah Jokowi, dia lebih memilih diam. Walau Jokowi bukan kiyai namun Nilai islamnya sangat kuat terpatri dalam kalbunya. Ia berlapang dada terhadap mereka dan telah memaafkan orang orang itu sebelum orang orang itu meminta maaf. Tentu Allah akan menjaganya. Apakah ada kekuatan selain Allah di dunia ini.?

***
Pada Pembukaan Kongres Umat Islam, Sumut, 30 Maret 2018. YIM mengatakan Presiden Itu.. Walaupun Orangnya Goblok.. (Tidak Menyebut Nama). Tapi, Segoblok-2nya Dia,.. Dia Itu Presiden..kemudian FH pernah bilang presiden sinting. FZ bilang Jokowi presiden planga plongo. Ada juga sindiran dari PS dengan menyebut elite politik maling, bisa saja mengarah ke Jokowi. AR menyebut Jokowi melakukan kebohongan. Perhatikan komunikasi para politisi terhadap Jokowi. Semua Predikat buruk disematkan kepada Jokowi. Padahal pernyataan itu datang dari informasi sepihak tanpa ada kemauan untuk tabayyun atau cross check. Masyarkat pun tanpa tabayyun percaya begitu saja kata mereka sehingga kebencian terhadap Jokowi terus meluas.

Apakah Jokowi meladeni mereka dengan ungkapan yang tidak senonoh ? Tidak. Jokowi menghadapinya dengan cara sederhana, paham bahwa orang lemah cenderung menghujat dan menghakimi orang secara subjektif. Dan mereka tidak punya kemampuan untuk cross check. Mengapa ? Karena secara intelektual dan spiritual mereka merasa dibawah Jokowi makanya mereka kehilangan akal sehatnya untuk menilai secara objektif dan cenderung emosional. Jadi walau pendidikan tinggi namun intelektual rendah. Walau pengetahuan agama tinggi namun secara spiritual juga rendah. Dan orang banyak yang percaya kata hujatan itu adalah mereka yang secara intelektual dan spiritual juga sudah bangkrut.

Islam melarang keras sifat menghujat dan merendahkan orang lain. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,” (QS. Al Hujuraat : 11). Revolusi mental yang dicanangkan Jokowi adalah pendidikan akhlak. Dia tidak mendidik dengan kata kata tetapi dengan teladan. Dia tidak membalas hujatan dengan hujatan atau cemoohan dengan cemoohan. Lebih banyak dia diamkan atau disikapi dengan tersenyum.

Ketika anda punya kekuasaan atau harta maka cobaan terbesar adalah bersikap rendah hati. Dan yang paling sulit adalah tidak membalas keburukan dengan keburukan tapi dengan cinta: menjaga aib orang, perasaan orang dan penuh prasangka baik kepada siapapun. Itulah yang sulit dan tentu tidak semua orang bisa. Jokowi mampu, tentu kita juga harus mampu meniru Jokowi. Karena disitulah moral intelektual kita diuji untuk mencapai puncak spiritual tertinggi.

Tuesday, March 27, 2018

Investasi SDM



REFORMASI PENDIDIKAN.
Tahun 1979 , usai kunjungan Deng Xioping ke Amerika, ada dua gebrakan yang dilakukannya yaitu reformasi ekonomi dan reformasi pendidikan. Menurut Deng, kehebatan Amerika bukan terletak kepada sumber daya alamnya.Tapi terletak pada sumber daya manusia. Deng sangat terinspirasi dengan kehebatan generasi Amerika yang berhasil membawa Amerika sebagai pemenang perang dunia kedua dan memimpin perubahan dunia yang lebih baik. Generasi itu lahir dari sistem pendidikan yang hebat, katanya dihadapan 1000 orang cerdik pandai yang hadir di Aula Rakyat. Apa kehebatan generasi Amerika itu? Amerika mampu melahirkan Generasi para pionir disegala bidang. Orang berjiwa pionir ( pemula) karena dia punya semangat inovasi ( pembaharu). Orang mampu melakukan inovasi karena dia berpikir kreatif. Pikirannya tidak mati. Dia berpikir merdeka. Dia bukan gemar menjadi follower. Orang bisa berpikir kreatif karena dia dididik untuk mandiri. Ia adalah produk dari generasi yang dilatih dan di didik untuk mampu berlajar sepanjang masa menemukan potensi dirinya dan menjadi captain atas dirinya sendiri.

Demikian Deng mencanangkan reformasi pendidikan di China. Sebetulnya yang dilakukan oleh Deng adalah copy paste dengan yang ada di Amerika namun dia sesuaikan dengan budaya China. Kalau tadinya sistem pendidikan China siswa-siswa belajar keras untuk menghadapi berbagai ujian selama persekolahan serta satu ujian besar untuk memasuki perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Gaokao. Reformasi pendidikan, Deng menghapus sistem pendidikan yang sangat keras dan ketat itu.Reformasi sistem pendidikan China bertujuan mendorong terjadinya semangat partisipasif dan creativitas pelajar. Namun tahun delapan puluhan Amerika melakukan reformasi Pendidikan dengan sistem standarisasi sebagai akibat dari kebijakan kapitalisme pendidikan. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) ada dibalik reformasi pendidikan di Amerika. Sistem Pendidikan harus beorientasi kepada penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keahlian. Karenanya kurikulum disusun lebih menekankan pada pengetahuan dan keahlian atau transfer knowlwedge sesuai dengan buku yang juga sudah distandarisasi. Sekolah ada ratingnya untuk menerima orang yang sesuai dengan ratingnya.

Apa hasilnya? demi rating, semua orang menghalalkan segala cara untuk mencapai terbaik. Termasuk mencontek agar lulus dengan cara culas untuk qualifed masuk bursa kerja dan poles image agar qualified masuk bursa Kampus bergengsi. Soal kualitas hanya sebatas procedural belaka. Substansi pendidikan untuk perbaikan etika dan moral terdulasi sedemikian rupa akibat sistem kompetisi yang dibangun. Maka generasi yang dibangun adalah generasi yang miskin empati. Individualis terbentuk seiring lahirnya budaya hedonisme. Semua sibuk dalam kegegemaran memoles diri menjadi masyarakat cepat saji. Seperti Mi Instant , rasa soto tapi bukan soto. Rasa ayam tapi bukan ayam. Sarjana tapi bukan sarjana. Anggota dewan tapi bukan anggota dewan. Presiden tapi bukan presiden. Guru tapi bukan guru. Tentara tapi bukan tentara. Pengusaha tapi bukan pengusaha. Substansi terhalau, yang ada hanyalah topeng.

Tahun 1998 China dilanda krisis sebagai dampak luas dari krisis mata uang Asia. China dengan cepat bisa keluar dari krisis karena ketika itu generasi yang tampil digaris depan dalam pembangunan China adalah generasi yang lahir dari sistem reformasi pendidikan ala Deng. Mereka kuat dan cepat menyesuaikan diri dari hantaman badai krisis dengan tingkat kreatifitas tinggi melahirkan solusi untuk menjadi lebih baik. Benarlah setelah krisis itu China semakin kokoh dalam pertumbuhan ekonominya dan membuat Amerika semakin terhuyung dalam perang mata uang. RMB semakin perkasa dan Dollar semakin loyo.

Tahun 2010 Newsweek menampilkan artikel berjudul The Creativity Crisis yang di dalamnya juga menceritakan perjalanan Prof. Jonathan Plucker, pakar psikologi pendidikan dari Indiana University, ke Cina. Saat berbincang dengan para pendidik di Cina, Plucker menceritakan bahwa pendidikan di Amerika sedang mengarah kepada lebih banyak tes, kurikulum yang terpusat serta hapalan-hapalan. Para pendidik di Cina itu tertawa dan mengatakan, “Kami sedang menuju ke arah sistem pendidikan Anda sebelumnya (yang lebih fleksibel), kok Anda malah berlari menuju sistem pendidikan kami sebelum ini [yang lebih kaku)”. China unggul ketika China meniru sistem pendidikan Amerika sebelum tahun 1980 dan Amerika terpuruk ketika meniru sistem pendidikan sentralistik dan kaku seperti dulu China terapkan ala Mao.

Keberhasilan reformasi ekonomi China karena didukung oleh reformasi sistem pendidikan. Kini middle class yang merupakan asset bangsa china yang juga berperan besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi adalah mereka yang dididik melalui sistem pendidikan reformasi ala Deng. Kejatuhan ekonomi Amerika karena terjadinya perubahan sistem pendidikan yang flexible menjadi serba kaku dan standard serta diskriminasi berdasarkan rating. Lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis yang hanya mencetak orang jadi jongos kapitalis. Para alumni dari sistem pendidikan yang kaku itu telah mengakibatkan industry dan lembaga keuangan Amerika bangkrut. Inovasi terhambat dan kreatifitas terhenti , para sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban negara.

Apa yang diterapakan oleh Amerika juga dipaksakan untuk diterapkan di negara berkembang, termasuk Indonesia sebagaimana recomendasi dari OECD. Akibatnya jangan terkejut bila semakin lama kita kehilangan banyak nilai lama dari kaum terpelajar. Sistem pendidikan lepas dari orbit agama dan budaya. Menteri pendidikan dan kebudayaan diganti menjadi menteri Pendidikan saja. Kebudayaan menjadi komoditas untuk dijual sebagai object wisata. Para anak anak kita bukannya menjadi asset tapi menjadi beban negara, yang selalu mengeluh,nyinyir dan berlomba lomba jadi pekerja walau itu pantas disebut jongos karna gaji tidak cukup layak hidup sebulan.

ERA JOKOWI.
Visi misi Jokowi dalam pendikan nasiobal yakni masa depan Indonesia yang ditentukan oleh perserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat serta menguasai bidang keterampilan hidup, vokasi, dan profesi pada abad 21. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pemerintah melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi pondasi dan roh pendidikan nasional. Untuk itu, pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar. Kemudian pada jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Dalam hal ini membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian berdaya tinggi yang dibutuhkan abad 21. Untuk mewujudkannya, tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Sama halnya dengan pemanfaatan sumber -sumber belajar yang ada di kelas, lingkungan sekolah, dan di luar sekolah.
***
Tahukah anda bahwa pada 2009 belanja pendidikan hanya Rp 208 triliun dan menjadi Rp 444,1 triliun pada 2018. Padahal tahun 2009 harga minya sedang tingginya. Selain investasi SDM adalah peningkatan kesehatan untuk masyarakat. Sejak 2015, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan hingga 5% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kalau sebesar Rp. 444 triliun itu dipakai membangun jalan toll maka udah bisa bangun sepanjang transumatera tanpa harus utang. Bahkan Anggaran nya lebih besar dari total belanja investasi infrastruktur pemerintah. Lebih besar dari cicilan utang dan bunga setiap tahun. Pertanyaan nya mengapa pemerntah mau keluarkan uang sebesar itu ? Bukankah itu hanya hasil tidak berbentuk phisik yang bisa dirasakan.? Mari kita belajar sedikit..Data dari berbagai Negara menunjukan bahwa investasi pendidikan menunjukan tingkat keuntungan ekonomi cukup tinggi, ialah rata-rata 18,4%, 13,1% dan 10,9% (sosial rate or return) serta 29,1%, 18,1% dan 20,3% (private rate of return) masing-masing untuk pendidikan dasar, menengah dan tinggi (Pascharopoulus, 1993). Dari pengalaman Negara industri maju, kontribusi tenaga kerja (SDM) dalam peningkatan produktivitas industri sangat menonjol atau paling tinggi dibandingkan dengan kontribusi factor-faktor produksi lain seperti modal dan teknologi. Kontribusi factor tenaga kerja di Korea dan Amerika Serikat adalah paling tinggi (40% dan 32%) dibandingkan dengan factor lain. Sedangkan kontribusi factor tenaga kerja di Jepang cukup menonjol (21%) yang ternyata sejajar dengan kontribusi factor modal dan teknologi (24% dan 22%).

Jadi paham ya. Kalau uang pajak itu 30% habis untuk belanja pendidikan dan kesehatan. Itu investasi high yield bagi negara. Mengapa ?itu tadi bahwa pendidikan dapat dipandang sebagai sarana investasi, akan memberikan implikasi secara ekonomi, melalui upaya pendidikan akan melahirkan tenaga kerja terdidik yang akan mengisi berbagai sektor pekerjaan , yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan pendapatan negara melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Sudah paham kan bagaimana kebijakan era Jokowi yang ber visi jauh kedepan dimana kekuatan negeri ini tidak lagi bergantung kepada SDA tetapi kepada SDM. Tentu SDM yang punya etos kerja dan berpikir positip menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian SDM akan melahirkan lapisan elite sosial di dalam masyarakat yang bisa menjadi motor penggerak dan pelopor ke arah kemajuan. Masyarakat yang berpendidikan pasti akan lebih mampu menguasai ilmu pengetahuan, berwawasan, dan mempunyai visi yang menjangkau ke masa depan untuk mewujudkan bangsa yang maju. Pendidikan merupakan sarana bagi proses mobilisasi sosial untuk membentuk sebuah kelas menengah terpelajar yang kritis, well informed, dan siap memasuki kehidupan modern, ini akan memperkuat basis struktur masyarakat, dan sekaligus menjadi faktor yang sangat penting dalam masyarakat demokratis.

Yang jelas Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi derajat kesejahteraannya pun menjadi meningkat. Dengan bekal pendidikan yang baik, maka kemungkinan untuk mendapatkan akses pekerjaan menurut bidang keahliannya akan semakin terbuka lebar. Semua ini akan menghantarkan suatu bangsa ke dalam kehidupan yang bermartabat yang bercirikan antara lain : maju, makmur, sejahtera, yang melahirkan kualitas tertentu.Ya ini investasi jangka panjang yang harus ditanggung negara agar dimasa depan infrastruktur ekonomi yang telah dibangun dapat dirawat ditingkatkan nilainya oleh mereka yang berpendidikan baik. Lebih lanjut, reformasi pendidikan terus dilakukan pada peran dan tugas kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan pengawas sekolah yang ditandai dengan gerakan penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan gerakan literasi nasional (GLN). Reformasi pendidikan nasional merupakan suatu proses jangka panjang, sehingga perlu dilaksanakan secara sistematis, prosedur, dan bertahap. Di samping itu, perlu juga dukungan dan partisipasi konstruktif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, dan seluruh warga masyarakat.

Hedonisme

Anda mungkin tahu Cathay airline merugi. Hampir semua perusahaan penerbangan premium tidak mendapatkan laba bagus, bahkan banyak yang merugi. Apa pasal ? Kalau dulu naik pesawat merupakan kebanggaan tetapi sekarang orang melihat dari sisi kebutuhan. Orang tidak lagi menganggap naik pesawat suatu kemewahan yang patut dibanggakan. Jadi kalau bisa naik yang budget kenapa harus naik yang premium. Cafe mewah yang berkelas premium di hotel berbintang sekarang sudah jarang di kunjungi pelanggan. Justru orang lebih suka nongkrong ditempat biasa yang memberikan suasana santai tanpa ada kesan semua serba jaim. Bahkan layanan premiere perbankan sudah jarang didatangi nasabah karena adanya layanan online.

Dalam kehidupan lain juga begitu. Banyak CEO atau owner company atau pejabat tinggi yang lebih memilih tampil hidup bersahaja. Mereka tidak perlu harus tampil wah karena harta atau jabatannya. Mereka tidak butuh orang menghormatinya karena posisinya. Mengapa ? Era sekarang, dimana kompetisisi melahirkan seleksi erat disemua bidang maka effort dan prestasi lebih utama daripada penampilan. Sehebat apapun retorika dan penampilan anda tapi kalau anda gagal bayar utang, anda pecundang. Kalau anda gagal delivery commitment, anda pecundang. Sehebat apapun orang di luar memuji anda , kehidupan keluarga tidak bahagia, maka anda pecundang.

Karenanya focus orang kalau naik pesawat lebih kepada kebutuhan. Focus orang dalam berkarir dan berbisnis lebih kepada prestasi dan laba. Focus orang kalau makan cari tempat yang nyaman dan murah. Focus orang berumah tangga adalah menciptakan bahagia dengan cara sederhana. Selebihnya orang tidak lagi peduli. Fenomena ini terjadi sejak tahun 2008 paska kejatuhan Lehman yang membuat banyak orang yang tadinya hidup hedonism akhirnya bangkrut begitu saja. Membuat kebanggaan yang dibangun dengan aksesori mewah itu ternyata memakan ongkos mahal yang tak ada manfaat apapun. Anda gagal bayar sewa rumah, tetap aja di usir. Anda gagal bayar utang, tetap aja disita. Gagal bayar bill, istripun minta cerai. Apa arti kebahagiaan bila hanya senilai aset yang ada. Aset terbang , bahagia pun berlalu.

Namun masih ada saja sebagian orang yang orientasi hidupnya untuk aktualisasi diri dengan penampilan hebat. Rumah mewah, kendaraan mewah, dan segala galanya terkesan berkelas. Umumnya mereka dapatkan itu semua untuk menutupi kekurangannya dihadapan orang lain, sebagaimana kehidupan Madoft yan merampok miliaran dolar dana jamaah gereja, begitu juga pengusaha travel yang menipu jamaah umroh. Mereka orang biasa tetapi karena kreatifitas dan hebat membungkus diri dengan gaya hedonisme , mereka dipercaya untuk menarik uang ratusan miliar dari orang lain.

Umunya “orang kecil” lebih percaya kepada penampilan. Karena penampilan dengan simbol harta adalah suatu hal yang menjadi fantasi bagi semua orang yang tak pernah mendapatkannya. Ketika dia melihat orang berpenampilan kaya raya maka dia langsung percaya apapun yang ditawarkan. Hilang akal sehat. Karenanya menjaring dana dari orang kecil selalu dengan cara yang sama yaitu, berpenampilan hebat dan mewah. Ini terjadi dimana saja. Terutama dimasyarakat yang masih percaya bahwa sumber kebahagiaan ada pada harta. Simbol sukses ada pada aksesori harta yang melekat terhadap seseorang. Saya suka cara Jokowi dengan membuat kebijakan seragam Menteri Kabinet dengan baju putih lengan panjang yang bebas di gulung setengah, yang tidak dimasukan kedalam celana. Ini merupakan simbol kepada rakyat bahwa penampilan itu engga penting. Yang penting kinerja dan prestasi. Perubahan mindset seharusnya terjadi meluas. Dimana orang tidak dinilai dari harta dan penampilannya tetapi dari ketulusan dan rasa hormat. Karena pada intinya semua manusia itu sama dihadapan Tuhan, yang berbeda hanyalah effort nya untuk kebaikan, itulah sumber kebahagiaan sesungguhnya.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...