Tuesday, March 27, 2018

Investasi SDM



REFORMASI PENDIDIKAN.
Tahun 1979 , usai kunjungan Deng Xioping ke Amerika, ada dua gebrakan yang dilakukannya yaitu reformasi ekonomi dan reformasi pendidikan. Menurut Deng, kehebatan Amerika bukan terletak kepada sumber daya alamnya.Tapi terletak pada sumber daya manusia. Deng sangat terinspirasi dengan kehebatan generasi Amerika yang berhasil membawa Amerika sebagai pemenang perang dunia kedua dan memimpin perubahan dunia yang lebih baik. Generasi itu lahir dari sistem pendidikan yang hebat, katanya dihadapan 1000 orang cerdik pandai yang hadir di Aula Rakyat. Apa kehebatan generasi Amerika itu? Amerika mampu melahirkan Generasi para pionir disegala bidang. Orang berjiwa pionir ( pemula) karena dia punya semangat inovasi ( pembaharu). Orang mampu melakukan inovasi karena dia berpikir kreatif. Pikirannya tidak mati. Dia berpikir merdeka. Dia bukan gemar menjadi follower. Orang bisa berpikir kreatif karena dia dididik untuk mandiri. Ia adalah produk dari generasi yang dilatih dan di didik untuk mampu berlajar sepanjang masa menemukan potensi dirinya dan menjadi captain atas dirinya sendiri.

Demikian Deng mencanangkan reformasi pendidikan di China. Sebetulnya yang dilakukan oleh Deng adalah copy paste dengan yang ada di Amerika namun dia sesuaikan dengan budaya China. Kalau tadinya sistem pendidikan China siswa-siswa belajar keras untuk menghadapi berbagai ujian selama persekolahan serta satu ujian besar untuk memasuki perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Gaokao. Reformasi pendidikan, Deng menghapus sistem pendidikan yang sangat keras dan ketat itu.Reformasi sistem pendidikan China bertujuan mendorong terjadinya semangat partisipasif dan creativitas pelajar. Namun tahun delapan puluhan Amerika melakukan reformasi Pendidikan dengan sistem standarisasi sebagai akibat dari kebijakan kapitalisme pendidikan. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) ada dibalik reformasi pendidikan di Amerika. Sistem Pendidikan harus beorientasi kepada penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keahlian. Karenanya kurikulum disusun lebih menekankan pada pengetahuan dan keahlian atau transfer knowlwedge sesuai dengan buku yang juga sudah distandarisasi. Sekolah ada ratingnya untuk menerima orang yang sesuai dengan ratingnya.

Apa hasilnya? demi rating, semua orang menghalalkan segala cara untuk mencapai terbaik. Termasuk mencontek agar lulus dengan cara culas untuk qualifed masuk bursa kerja dan poles image agar qualified masuk bursa Kampus bergengsi. Soal kualitas hanya sebatas procedural belaka. Substansi pendidikan untuk perbaikan etika dan moral terdulasi sedemikian rupa akibat sistem kompetisi yang dibangun. Maka generasi yang dibangun adalah generasi yang miskin empati. Individualis terbentuk seiring lahirnya budaya hedonisme. Semua sibuk dalam kegegemaran memoles diri menjadi masyarakat cepat saji. Seperti Mi Instant , rasa soto tapi bukan soto. Rasa ayam tapi bukan ayam. Sarjana tapi bukan sarjana. Anggota dewan tapi bukan anggota dewan. Presiden tapi bukan presiden. Guru tapi bukan guru. Tentara tapi bukan tentara. Pengusaha tapi bukan pengusaha. Substansi terhalau, yang ada hanyalah topeng.

Tahun 1998 China dilanda krisis sebagai dampak luas dari krisis mata uang Asia. China dengan cepat bisa keluar dari krisis karena ketika itu generasi yang tampil digaris depan dalam pembangunan China adalah generasi yang lahir dari sistem reformasi pendidikan ala Deng. Mereka kuat dan cepat menyesuaikan diri dari hantaman badai krisis dengan tingkat kreatifitas tinggi melahirkan solusi untuk menjadi lebih baik. Benarlah setelah krisis itu China semakin kokoh dalam pertumbuhan ekonominya dan membuat Amerika semakin terhuyung dalam perang mata uang. RMB semakin perkasa dan Dollar semakin loyo.

Tahun 2010 Newsweek menampilkan artikel berjudul The Creativity Crisis yang di dalamnya juga menceritakan perjalanan Prof. Jonathan Plucker, pakar psikologi pendidikan dari Indiana University, ke Cina. Saat berbincang dengan para pendidik di Cina, Plucker menceritakan bahwa pendidikan di Amerika sedang mengarah kepada lebih banyak tes, kurikulum yang terpusat serta hapalan-hapalan. Para pendidik di Cina itu tertawa dan mengatakan, “Kami sedang menuju ke arah sistem pendidikan Anda sebelumnya (yang lebih fleksibel), kok Anda malah berlari menuju sistem pendidikan kami sebelum ini [yang lebih kaku)”. China unggul ketika China meniru sistem pendidikan Amerika sebelum tahun 1980 dan Amerika terpuruk ketika meniru sistem pendidikan sentralistik dan kaku seperti dulu China terapkan ala Mao.

Keberhasilan reformasi ekonomi China karena didukung oleh reformasi sistem pendidikan. Kini middle class yang merupakan asset bangsa china yang juga berperan besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi adalah mereka yang dididik melalui sistem pendidikan reformasi ala Deng. Kejatuhan ekonomi Amerika karena terjadinya perubahan sistem pendidikan yang flexible menjadi serba kaku dan standard serta diskriminasi berdasarkan rating. Lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis yang hanya mencetak orang jadi jongos kapitalis. Para alumni dari sistem pendidikan yang kaku itu telah mengakibatkan industry dan lembaga keuangan Amerika bangkrut. Inovasi terhambat dan kreatifitas terhenti , para sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban negara.

Apa yang diterapakan oleh Amerika juga dipaksakan untuk diterapkan di negara berkembang, termasuk Indonesia sebagaimana recomendasi dari OECD. Akibatnya jangan terkejut bila semakin lama kita kehilangan banyak nilai lama dari kaum terpelajar. Sistem pendidikan lepas dari orbit agama dan budaya. Menteri pendidikan dan kebudayaan diganti menjadi menteri Pendidikan saja. Kebudayaan menjadi komoditas untuk dijual sebagai object wisata. Para anak anak kita bukannya menjadi asset tapi menjadi beban negara, yang selalu mengeluh,nyinyir dan berlomba lomba jadi pekerja walau itu pantas disebut jongos karna gaji tidak cukup layak hidup sebulan.

ERA JOKOWI.
Visi misi Jokowi dalam pendikan nasiobal yakni masa depan Indonesia yang ditentukan oleh perserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat serta menguasai bidang keterampilan hidup, vokasi, dan profesi pada abad 21. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pemerintah melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi pondasi dan roh pendidikan nasional. Untuk itu, pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar. Kemudian pada jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Dalam hal ini membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian berdaya tinggi yang dibutuhkan abad 21. Untuk mewujudkannya, tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Sama halnya dengan pemanfaatan sumber -sumber belajar yang ada di kelas, lingkungan sekolah, dan di luar sekolah.
***
Tahukah anda bahwa pada 2009 belanja pendidikan hanya Rp 208 triliun dan menjadi Rp 444,1 triliun pada 2018. Padahal tahun 2009 harga minya sedang tingginya. Selain investasi SDM adalah peningkatan kesehatan untuk masyarakat. Sejak 2015, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan hingga 5% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kalau sebesar Rp. 444 triliun itu dipakai membangun jalan toll maka udah bisa bangun sepanjang transumatera tanpa harus utang. Bahkan Anggaran nya lebih besar dari total belanja investasi infrastruktur pemerintah. Lebih besar dari cicilan utang dan bunga setiap tahun. Pertanyaan nya mengapa pemerntah mau keluarkan uang sebesar itu ? Bukankah itu hanya hasil tidak berbentuk phisik yang bisa dirasakan.? Mari kita belajar sedikit..Data dari berbagai Negara menunjukan bahwa investasi pendidikan menunjukan tingkat keuntungan ekonomi cukup tinggi, ialah rata-rata 18,4%, 13,1% dan 10,9% (sosial rate or return) serta 29,1%, 18,1% dan 20,3% (private rate of return) masing-masing untuk pendidikan dasar, menengah dan tinggi (Pascharopoulus, 1993). Dari pengalaman Negara industri maju, kontribusi tenaga kerja (SDM) dalam peningkatan produktivitas industri sangat menonjol atau paling tinggi dibandingkan dengan kontribusi factor-faktor produksi lain seperti modal dan teknologi. Kontribusi factor tenaga kerja di Korea dan Amerika Serikat adalah paling tinggi (40% dan 32%) dibandingkan dengan factor lain. Sedangkan kontribusi factor tenaga kerja di Jepang cukup menonjol (21%) yang ternyata sejajar dengan kontribusi factor modal dan teknologi (24% dan 22%).

Jadi paham ya. Kalau uang pajak itu 30% habis untuk belanja pendidikan dan kesehatan. Itu investasi high yield bagi negara. Mengapa ?itu tadi bahwa pendidikan dapat dipandang sebagai sarana investasi, akan memberikan implikasi secara ekonomi, melalui upaya pendidikan akan melahirkan tenaga kerja terdidik yang akan mengisi berbagai sektor pekerjaan , yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan pendapatan negara melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Sudah paham kan bagaimana kebijakan era Jokowi yang ber visi jauh kedepan dimana kekuatan negeri ini tidak lagi bergantung kepada SDA tetapi kepada SDM. Tentu SDM yang punya etos kerja dan berpikir positip menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian SDM akan melahirkan lapisan elite sosial di dalam masyarakat yang bisa menjadi motor penggerak dan pelopor ke arah kemajuan. Masyarakat yang berpendidikan pasti akan lebih mampu menguasai ilmu pengetahuan, berwawasan, dan mempunyai visi yang menjangkau ke masa depan untuk mewujudkan bangsa yang maju. Pendidikan merupakan sarana bagi proses mobilisasi sosial untuk membentuk sebuah kelas menengah terpelajar yang kritis, well informed, dan siap memasuki kehidupan modern, ini akan memperkuat basis struktur masyarakat, dan sekaligus menjadi faktor yang sangat penting dalam masyarakat demokratis.

Yang jelas Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi derajat kesejahteraannya pun menjadi meningkat. Dengan bekal pendidikan yang baik, maka kemungkinan untuk mendapatkan akses pekerjaan menurut bidang keahliannya akan semakin terbuka lebar. Semua ini akan menghantarkan suatu bangsa ke dalam kehidupan yang bermartabat yang bercirikan antara lain : maju, makmur, sejahtera, yang melahirkan kualitas tertentu.Ya ini investasi jangka panjang yang harus ditanggung negara agar dimasa depan infrastruktur ekonomi yang telah dibangun dapat dirawat ditingkatkan nilainya oleh mereka yang berpendidikan baik. Lebih lanjut, reformasi pendidikan terus dilakukan pada peran dan tugas kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan pengawas sekolah yang ditandai dengan gerakan penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan gerakan literasi nasional (GLN). Reformasi pendidikan nasional merupakan suatu proses jangka panjang, sehingga perlu dilaksanakan secara sistematis, prosedur, dan bertahap. Di samping itu, perlu juga dukungan dan partisipasi konstruktif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, dan seluruh warga masyarakat.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...