Kemarin teman saya baru pulang dari Bankok mengikuti ritual meditasi di kelenteng Buda. Kami berdiskusi tentang banyak hal khususnya mengenak fenomena alam semesta dikaitkan dengan eksistensi Tuhan. Yang menarik adalah ketika dia mengatakan adanya energy prana yang bisa mengubah energy putih menjadi energy gelap. Energy prana ini tidak bisa didapat melalui kekuatan energy normal tetapi melalui kekuatan supranatural. Jadi semacam pemahaman trensendental. Apa yang kita lihat dan ketahui di semesta ini adalah materi putih yang serba terbatas.
Sebatas itu saya bisa pahami sebagai sebuah keyakinan. Namun ternyata dalam ilmu pengetahuan itu dapat diterima. Sebenarnya pusat kehidupan ini ada pada Ether yang merupakan otak dari sistem alam semesta beserta isinya. Ether ini terdiri dari materi gelap, energy normal dan energy gelap. Jadi tidak ada ruang hampa. Karena disetiap ruang ada energy dan materi. Bahkan diantara inti sel itu ada ruang dan disetiap ruang ada energy yang jumlahnya lebih besar, yang disebut dark energy. Yang membuat kita takjub adalah komposisinya 68% merupakan energi gelap, 27% materi gelap, hanya 5% materi normal. Segala ilmu pengetahuan yang ada sekarang, bahkan semua hal yang kita pahami dari kitab suci , termasuk yang dapat kita lihat, kita raba, rasakan itu semua hanya 5 % dari total materi yang ada. Yang disebut materi normal.
Kalau dianalogikan kita dan disemesta ini berada di ruang materi hanya sebesar 5%. Diluar itu ada 26% dark matery dan 68% dark energy. Artinya sehebat apapun kita dalam ilmu pengetahuan masih terlalu banyak yang tidak kita ketahui. Contoh sederhana setiap perbuatan orang lain kita hanya tahu hasilnya tetapi kita tidak pernah tahu yang sebenarnya niat dibalik perbuatan itu. Yang tahu hanya orang yang melakukan perbuatan itu. Kita hanya menduga duga. Padahal sumber kekuatan itu ada pada niatnya. Sumber kebenaran itu ada diniatnya. Makanya hukum didunia bukanlah hukum salah benar. Karena hukum dunia tidak bisa melihat dan menilai niat orang. Makanya prasangka baik itu harus menjadi dasar bersikap atas segala peristiwa yang ada di keseharian kita.
Lantas apakah kita bisa mendapatkan dark energy itu? Tentu bisa. Caranya menggunakan kekuatan pikiran melalui pemahaman trensedent. Akal kita terbatas menjangkau dark energy itu. Contoh kerika energy normal anda mentok sehingga membuat anda gagal atau stress atau sakit seperti kanker maka yang bisa membalik keadaan itu menjadi lebih baik adalah dengan menggunakan dark energy yang dayanya lebih besar, dan itu melalui kekuatan pikiran. Apa itu? Berpikir positip. Pikiran anda adalah ether yang menjadi CPU kehidupan dan semesta. Dengan berpikir positip maka anda bisa menggunakan dark energy sesuai apa yang anda mau. Sehat atau sukses tergantung pikiran anda.
Sebaliknya bila kegagalan, kekecewaan dan penyakit phisik membuat anda berpikir negatif maka dark energy tidak mungkin anda raih dan itu membuat anda terisolasi oleh 5 % ruang normal, yang membuat anda lemah dan terbelakang secara intelektual dan spiritual. Makanya orang yang menguasai dark energy adalah orang yang selalu menerima hal yang baik dengan rasa syukur dan menerima hal yang buruk dengan sabar. Apapun itu disikapi secara positip. Semakin anda me-nol kan diri anda, semakin kuat anda. Semakin ikhlas anda, semakin hebat anda. Akibatnya anda berkembang menjadi lebih kuat karena waktu. Mengapa ? Karena anda mampu menciptakan keseimbangan, Itulah buah keimanan kepada Tuhan! Tanpa itu , kita bukan apa apa. Dan apapun akan disikapi negatif.