Monday, April 30, 2018

Kita bukan siapa siapa...

Kemarin teman saya baru pulang dari Bankok mengikuti ritual meditasi di kelenteng Buda. Kami berdiskusi tentang banyak hal khususnya mengenak fenomena alam semesta dikaitkan dengan eksistensi Tuhan. Yang menarik adalah ketika dia mengatakan adanya energy prana yang bisa mengubah energy putih menjadi energy gelap. Energy prana ini tidak bisa didapat melalui kekuatan energy normal tetapi melalui kekuatan supranatural. Jadi semacam pemahaman trensendental. Apa yang kita lihat dan ketahui di semesta ini adalah materi putih yang serba terbatas.

Sebatas itu saya bisa pahami sebagai sebuah keyakinan. Namun ternyata dalam ilmu pengetahuan itu dapat diterima. Sebenarnya pusat kehidupan ini ada pada Ether yang merupakan otak dari sistem alam semesta beserta isinya. Ether ini terdiri dari materi gelap, energy normal dan energy gelap. Jadi tidak ada ruang hampa. Karena disetiap ruang ada energy dan materi. Bahkan diantara inti sel itu ada ruang dan disetiap ruang ada energy yang jumlahnya lebih besar, yang disebut dark energy. Yang membuat kita takjub adalah komposisinya 68% merupakan energi gelap, 27% materi gelap, hanya 5% materi normal. Segala ilmu pengetahuan yang ada sekarang, bahkan semua hal yang kita pahami dari kitab suci , termasuk yang dapat kita lihat, kita raba, rasakan itu semua hanya 5 % dari total materi yang ada. Yang disebut materi normal.

Kalau dianalogikan kita dan disemesta ini berada di ruang materi hanya sebesar 5%. Diluar itu ada 26% dark matery dan 68% dark energy. Artinya sehebat apapun kita dalam ilmu pengetahuan masih terlalu banyak yang tidak kita ketahui. Contoh sederhana setiap perbuatan orang lain kita hanya tahu hasilnya tetapi kita tidak pernah tahu yang sebenarnya niat dibalik perbuatan itu. Yang tahu hanya orang yang melakukan perbuatan itu. Kita hanya menduga duga. Padahal sumber kekuatan itu ada pada niatnya. Sumber kebenaran itu ada diniatnya. Makanya hukum didunia bukanlah hukum salah benar. Karena hukum dunia tidak bisa melihat dan menilai niat orang. Makanya prasangka baik itu harus menjadi dasar bersikap atas segala peristiwa yang ada di keseharian kita.

Lantas apakah kita bisa mendapatkan dark energy itu? Tentu bisa. Caranya menggunakan kekuatan pikiran melalui pemahaman trensedent. Akal kita terbatas menjangkau dark energy itu. Contoh kerika energy normal anda mentok sehingga membuat anda gagal atau stress atau sakit seperti kanker maka yang bisa membalik keadaan itu menjadi lebih baik adalah dengan menggunakan dark energy yang dayanya lebih besar, dan itu melalui kekuatan pikiran. Apa itu? Berpikir positip. Pikiran anda adalah ether yang menjadi CPU kehidupan dan semesta. Dengan berpikir positip maka anda bisa menggunakan dark energy sesuai apa yang anda mau. Sehat atau sukses tergantung pikiran anda.

Sebaliknya bila kegagalan, kekecewaan dan penyakit phisik membuat anda berpikir negatif maka dark energy tidak mungkin anda raih dan itu membuat anda terisolasi oleh 5 % ruang normal, yang membuat anda lemah dan terbelakang secara intelektual dan spiritual. Makanya orang yang menguasai dark energy adalah orang yang selalu menerima hal yang baik dengan rasa syukur dan menerima hal yang buruk dengan sabar. Apapun itu disikapi secara positip. Semakin anda me-nol kan diri anda, semakin kuat anda. Semakin ikhlas anda, semakin hebat anda. Akibatnya anda berkembang menjadi lebih kuat karena waktu. Mengapa ? Karena anda mampu menciptakan keseimbangan, Itulah buah keimanan kepada Tuhan! Tanpa itu , kita bukan apa apa. Dan apapun akan disikapi negatif.

Sunday, April 08, 2018

Kepemimpinan Jokowi

Saat ini ada lima partai politik di parlemen yang telah menyatakan dukungan ke Presiden Jokowi, yakni PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP dan Hanura. Sementara PKB, PAN, dan Partai Demokrat belum menyatakan dukungan. Namun dari Ketua Umum PPP, Romahurmuziy didapat informasi bahwa dalam bulan ini ada dua Partai yang akan bergabung. Entah partai mana? bisa saja PKB dan PAN atau PD dan PAN. Yang jelas Gerindra dan PKS sudah bulat berkoalisi yang akan mengusung capres dan cawapres sendiri. Sesuai UU Pemilu, PKS dan Geridra yang berkoalisi cukup suara untuk mencalonkan capres. Siapakah capres dan cawapres nya ? itu masih tanda tanya.

Saya lebih tertarik membahas karakter kepemimpinan yang layak memimpin Indonesia. Mengapa ? karena by design bahwa system pemerintahan kita sudah solid. UUD dan Hukum yang memagari sistem pemerintahan berdasarkan NKRI udah tersedia. Kelembagaan yang diamanahkan UU juga sudah terbentuk. Contoh bagaimana menyusun APBN, itu sudad ada UU nya. Bagaimana sistem perbendaharaan negara, juga udah ada UU nya. Singkatnya semua program pembangunan yang diamanahkan oleh UUD telah tersedia kelembagaannya. Jadi siapapun jadi presiden, tidak akan mengubah itu semua, yang memastikan Presiden bukanlah lembaga satu satunya yang berkuasa. Kita menganut pembagian kekuasaan yang terstruktur.

Jadi apa yang akan dilakukan oleh presiden terpilih ? Seorang presiden itu harus mengikuti standar kepatuhan yang diatur oleh UUD dan UU, serta aturan lainnya. Kalau dia melanggar maka dia bisa di lengserkan oleh DPR. Namun dengan pagar yang begitu rapat akan kekuasaan presiden itu , dia dituntut untuk mampu mengembangkan kreatifitas kepemimpinannya agar dapat diikuti oleh bawahannya dan dipahami oleh lembaga lain yang menjadi mitranya. Bayangkan, tidak mudah kan. Buktinya beberapa Presiden dan bahkan kepala Daerah tidak mampu berbuat banyak ketika dia jadi pemimpin. Mengapa ? karena setiap keputusannya terbentur dengan aturan yang ada.

KIta ambil contoh, kalaulah Jokowi membuat kebijakan pembangunan infrastruktur tentu akan tidak mudah kebijakan itu dibuat. Apalagi mitranya di DPR tidak semua mendukungnya. Tetapi Jokowi smart. Dia hanya mengubah nama dari kebijakan yang sudah di buat SBY seperti Pendulum Nusantara, menjadi Toll Laut. Pembangunan infrastruktur dan indonesia centris, itu tadinya sudah dibuat kebijakannya oleh SBY dalam bentuk MP3I. Kebijakan SBY itu udah dalam bentuk UU dan PP serta kelembagaannya. Hanya saja tidak efektif dilaksanakan. Karena terbentur masalah sektoral yang rumit. Dan Jokowi melaksanakannya dengan efektif lewat kreatifitas komunikasi politik kepada lembaga yang menjadi mitranya termasuk kepala daerah. Sehingga program tetap jalan tanpa melaggar UU namun hasilnya bisa dirasakan oleh rakyat.

Mengapa Jokowi mampu betindak smart ? karena latar belakangnya sebagai pengusaha kreatif yang harus tunduk dengan standar moral, juga pengalamannya sebagai kepala Daerah yang paham betul tentang aturan birokrasi. Contoh Jokowi tahu betul bahwa pengendalian inflasi itu ada pada kepala Daerah yang didukung oleh kebijakan Pusat. Disamping itu , Jokowi sangat sadar bahwa budaya indonesia perlu pemimpin hadir ditengah tengah masyarakat untuk memotivasi kepala Daerah dan kementrian bekerja efektif.

Untuk diketahui bahwa Kepemimpinan selalu berkaitan dengan kualitas-kualitas tinggi dalam moral dan karakter. Kualitas-kualitas, seperti visionary, empowering, authentic, resonant, heroic, transformational, dan puluhan ciri lain. Hal itu adalah hasil tempaan yang lama dan penuh jerih payah melalui keterlibatan penuh dedikasi di dalam komunitas yang melahirkan nature kepemimpinan itu. Maka, kepemimpinan juga dilekatkan dengan ide-ide dan perbuatan-perbuatan besar dan cinta besar yang membawa perubahan, sekalipun harus lama bertekun, bergerak melawan arus, dan tak jarang berkorban untuk para pengikutnya, dan ini sudah dibuktikan oleh Jokowi sebagai pengusaha kreatif yang sukses dan Kepala Daerah yang sukses.

Disamping itu sikap sederhana Jokowi bukanlah lipstick yang penuh rekayasa untuk sebuah pencitraan ala kapitalis. Mengapa ? Kekuasaan adalah cobaan terberat bagi manusia dan hidup sederhana sebagai pemimpin memang juga bukan hal yang mudah. Namun bukan pula hal sulit dilakukan bila akhlak mulia bagian dari kehidupan seorang pemimpin. Dari kesederhaan sikap dan perbuatannya , tidak sulit baginya untuk mengajarkan hal yang konstruktif kepada bawahannya agar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuannya memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Hal tersebut melebur dalam hati dan jiwa seiring keteladannya untuk cinta dan kasih sayang. Bila Jokowi menang dalam Pilpres 2019 maka itupun bukanlah hal yang luar biasa baginya. Karena baginya kekuasaan adalah panggilan tugas yang harus dia emban dengan kelelahan tanpa harus berkeluh kesah, dan bukan untuk kesenangan yang memabukan.

Wednesday, April 04, 2018

Teladan Jokowi..


Sejak Jokowi masuk ke pentas politik Nasional, tidak pernah sepi dari kampanya negatif terhadapnya . Bahkan mengarah kepada Ibunda dan Istrinya, kedua wanita yang tentu sangat dia hormati. Dampak dari kampanye hitam itu menimbulkan kebencian yang meluas terhadapnya. Tetapi apakah Jokowi hancur karena kampanye negatif itu? Tidak. Justru Allah semakin mengangkat derajatnya dan mendudukannya diatas posisi yang tak pernah terbayangkan bagi seorang tukang kayu dari rakyat jelata. Yang mengusik rasa ingin tahu saya adalah mengapa dia bisa setegar itu , yang pada waktu bersamaan Jokowi telah memberikan paradigma baru dalam perpolitikan yang menjunjung tinggi etika dan moral dengan penuh prasangka baik terhadap siapapun.

Ada cerita yang mungkin bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua. Orang munafik seperti Abdullah bin Ubay bin Salul memfitnah bahwa Siti Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan. Fitnah itu dengan cepat beredar hingga di Madinah sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum Muslimin. Karena tuduhan berselingkuh tersebut, sampai-sampai Rasululah SAW menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Kondisi fitnah itu tentu menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya. Dan selama itu pula, tak ada wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW.Sampai kemudian, Allah SWT mengabarkan berita gembira kepada Nabi SAW yang menyatakan bahwa Aisyah ra terbebas dari segala tuduhan perselingkuhan dan fitnah itu.

Yang menarik bagi saya kisah itu adalah bagiamana Allah menjawab fitnah itu dalam Al Qur'an, Surat An-Nur ayat 11-26. “ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar “ Ayat 11 ini dengan bijak Allah mengatakan bahwa tidak ada peristiwa buruk itu akan buruk bagi kita. BIsa saja baik bagi kita. Jadi selalu ada hikmah. Setidaknya dari peristiwa itu kita bisa mengetahui siapa orang baik, siapa pura pura baik , siapa yang tidak tulus dan siapa orang jahat, benar jahat.

Mengapa ? Orang baik tidak akan mempercayai setiap berita negatif tentang seseorang tanpa ada saksi sedikitnya dua atau empat orang yang menyaksikan peristiwa yang disangkakan. Orang yang hanya mempercayai satu berita dari satu sisi saja maka orang itu bukan orang baik. Dan bila mereka ikut membenci dan bergunjing maka kita bersyukur dengan peristiwa itu Allah menunjukan kepada kita mana orang baik dan mana orang picik. Dan kita terhindar dari orang orang yang kemudian hari akan menzolimi kita. Itu hikmahnya. Itu sebabnya ketika orang menghujat dan memfitnah Jokowi, dia lebih memilih diam. Walau Jokowi bukan kiyai namun Nilai islamnya sangat kuat terpatri dalam kalbunya. Ia berlapang dada terhadap mereka dan telah memaafkan orang orang itu sebelum orang orang itu meminta maaf. Tentu Allah akan menjaganya. Apakah ada kekuatan selain Allah di dunia ini.?

***
Pada Pembukaan Kongres Umat Islam, Sumut, 30 Maret 2018. YIM mengatakan Presiden Itu.. Walaupun Orangnya Goblok.. (Tidak Menyebut Nama). Tapi, Segoblok-2nya Dia,.. Dia Itu Presiden..kemudian FH pernah bilang presiden sinting. FZ bilang Jokowi presiden planga plongo. Ada juga sindiran dari PS dengan menyebut elite politik maling, bisa saja mengarah ke Jokowi. AR menyebut Jokowi melakukan kebohongan. Perhatikan komunikasi para politisi terhadap Jokowi. Semua Predikat buruk disematkan kepada Jokowi. Padahal pernyataan itu datang dari informasi sepihak tanpa ada kemauan untuk tabayyun atau cross check. Masyarkat pun tanpa tabayyun percaya begitu saja kata mereka sehingga kebencian terhadap Jokowi terus meluas.

Apakah Jokowi meladeni mereka dengan ungkapan yang tidak senonoh ? Tidak. Jokowi menghadapinya dengan cara sederhana, paham bahwa orang lemah cenderung menghujat dan menghakimi orang secara subjektif. Dan mereka tidak punya kemampuan untuk cross check. Mengapa ? Karena secara intelektual dan spiritual mereka merasa dibawah Jokowi makanya mereka kehilangan akal sehatnya untuk menilai secara objektif dan cenderung emosional. Jadi walau pendidikan tinggi namun intelektual rendah. Walau pengetahuan agama tinggi namun secara spiritual juga rendah. Dan orang banyak yang percaya kata hujatan itu adalah mereka yang secara intelektual dan spiritual juga sudah bangkrut.

Islam melarang keras sifat menghujat dan merendahkan orang lain. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,” (QS. Al Hujuraat : 11). Revolusi mental yang dicanangkan Jokowi adalah pendidikan akhlak. Dia tidak mendidik dengan kata kata tetapi dengan teladan. Dia tidak membalas hujatan dengan hujatan atau cemoohan dengan cemoohan. Lebih banyak dia diamkan atau disikapi dengan tersenyum.

Ketika anda punya kekuasaan atau harta maka cobaan terbesar adalah bersikap rendah hati. Dan yang paling sulit adalah tidak membalas keburukan dengan keburukan tapi dengan cinta: menjaga aib orang, perasaan orang dan penuh prasangka baik kepada siapapun. Itulah yang sulit dan tentu tidak semua orang bisa. Jokowi mampu, tentu kita juga harus mampu meniru Jokowi. Karena disitulah moral intelektual kita diuji untuk mencapai puncak spiritual tertinggi.

Tuesday, March 27, 2018

Investasi SDM



REFORMASI PENDIDIKAN.
Tahun 1979 , usai kunjungan Deng Xioping ke Amerika, ada dua gebrakan yang dilakukannya yaitu reformasi ekonomi dan reformasi pendidikan. Menurut Deng, kehebatan Amerika bukan terletak kepada sumber daya alamnya.Tapi terletak pada sumber daya manusia. Deng sangat terinspirasi dengan kehebatan generasi Amerika yang berhasil membawa Amerika sebagai pemenang perang dunia kedua dan memimpin perubahan dunia yang lebih baik. Generasi itu lahir dari sistem pendidikan yang hebat, katanya dihadapan 1000 orang cerdik pandai yang hadir di Aula Rakyat. Apa kehebatan generasi Amerika itu? Amerika mampu melahirkan Generasi para pionir disegala bidang. Orang berjiwa pionir ( pemula) karena dia punya semangat inovasi ( pembaharu). Orang mampu melakukan inovasi karena dia berpikir kreatif. Pikirannya tidak mati. Dia berpikir merdeka. Dia bukan gemar menjadi follower. Orang bisa berpikir kreatif karena dia dididik untuk mandiri. Ia adalah produk dari generasi yang dilatih dan di didik untuk mampu berlajar sepanjang masa menemukan potensi dirinya dan menjadi captain atas dirinya sendiri.

Demikian Deng mencanangkan reformasi pendidikan di China. Sebetulnya yang dilakukan oleh Deng adalah copy paste dengan yang ada di Amerika namun dia sesuaikan dengan budaya China. Kalau tadinya sistem pendidikan China siswa-siswa belajar keras untuk menghadapi berbagai ujian selama persekolahan serta satu ujian besar untuk memasuki perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Gaokao. Reformasi pendidikan, Deng menghapus sistem pendidikan yang sangat keras dan ketat itu.Reformasi sistem pendidikan China bertujuan mendorong terjadinya semangat partisipasif dan creativitas pelajar. Namun tahun delapan puluhan Amerika melakukan reformasi Pendidikan dengan sistem standarisasi sebagai akibat dari kebijakan kapitalisme pendidikan. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) ada dibalik reformasi pendidikan di Amerika. Sistem Pendidikan harus beorientasi kepada penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keahlian. Karenanya kurikulum disusun lebih menekankan pada pengetahuan dan keahlian atau transfer knowlwedge sesuai dengan buku yang juga sudah distandarisasi. Sekolah ada ratingnya untuk menerima orang yang sesuai dengan ratingnya.

Apa hasilnya? demi rating, semua orang menghalalkan segala cara untuk mencapai terbaik. Termasuk mencontek agar lulus dengan cara culas untuk qualifed masuk bursa kerja dan poles image agar qualified masuk bursa Kampus bergengsi. Soal kualitas hanya sebatas procedural belaka. Substansi pendidikan untuk perbaikan etika dan moral terdulasi sedemikian rupa akibat sistem kompetisi yang dibangun. Maka generasi yang dibangun adalah generasi yang miskin empati. Individualis terbentuk seiring lahirnya budaya hedonisme. Semua sibuk dalam kegegemaran memoles diri menjadi masyarakat cepat saji. Seperti Mi Instant , rasa soto tapi bukan soto. Rasa ayam tapi bukan ayam. Sarjana tapi bukan sarjana. Anggota dewan tapi bukan anggota dewan. Presiden tapi bukan presiden. Guru tapi bukan guru. Tentara tapi bukan tentara. Pengusaha tapi bukan pengusaha. Substansi terhalau, yang ada hanyalah topeng.

Tahun 1998 China dilanda krisis sebagai dampak luas dari krisis mata uang Asia. China dengan cepat bisa keluar dari krisis karena ketika itu generasi yang tampil digaris depan dalam pembangunan China adalah generasi yang lahir dari sistem reformasi pendidikan ala Deng. Mereka kuat dan cepat menyesuaikan diri dari hantaman badai krisis dengan tingkat kreatifitas tinggi melahirkan solusi untuk menjadi lebih baik. Benarlah setelah krisis itu China semakin kokoh dalam pertumbuhan ekonominya dan membuat Amerika semakin terhuyung dalam perang mata uang. RMB semakin perkasa dan Dollar semakin loyo.

Tahun 2010 Newsweek menampilkan artikel berjudul The Creativity Crisis yang di dalamnya juga menceritakan perjalanan Prof. Jonathan Plucker, pakar psikologi pendidikan dari Indiana University, ke Cina. Saat berbincang dengan para pendidik di Cina, Plucker menceritakan bahwa pendidikan di Amerika sedang mengarah kepada lebih banyak tes, kurikulum yang terpusat serta hapalan-hapalan. Para pendidik di Cina itu tertawa dan mengatakan, “Kami sedang menuju ke arah sistem pendidikan Anda sebelumnya (yang lebih fleksibel), kok Anda malah berlari menuju sistem pendidikan kami sebelum ini [yang lebih kaku)”. China unggul ketika China meniru sistem pendidikan Amerika sebelum tahun 1980 dan Amerika terpuruk ketika meniru sistem pendidikan sentralistik dan kaku seperti dulu China terapkan ala Mao.

Keberhasilan reformasi ekonomi China karena didukung oleh reformasi sistem pendidikan. Kini middle class yang merupakan asset bangsa china yang juga berperan besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi adalah mereka yang dididik melalui sistem pendidikan reformasi ala Deng. Kejatuhan ekonomi Amerika karena terjadinya perubahan sistem pendidikan yang flexible menjadi serba kaku dan standard serta diskriminasi berdasarkan rating. Lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis yang hanya mencetak orang jadi jongos kapitalis. Para alumni dari sistem pendidikan yang kaku itu telah mengakibatkan industry dan lembaga keuangan Amerika bangkrut. Inovasi terhambat dan kreatifitas terhenti , para sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban negara.

Apa yang diterapakan oleh Amerika juga dipaksakan untuk diterapkan di negara berkembang, termasuk Indonesia sebagaimana recomendasi dari OECD. Akibatnya jangan terkejut bila semakin lama kita kehilangan banyak nilai lama dari kaum terpelajar. Sistem pendidikan lepas dari orbit agama dan budaya. Menteri pendidikan dan kebudayaan diganti menjadi menteri Pendidikan saja. Kebudayaan menjadi komoditas untuk dijual sebagai object wisata. Para anak anak kita bukannya menjadi asset tapi menjadi beban negara, yang selalu mengeluh,nyinyir dan berlomba lomba jadi pekerja walau itu pantas disebut jongos karna gaji tidak cukup layak hidup sebulan.

ERA JOKOWI.
Visi misi Jokowi dalam pendikan nasiobal yakni masa depan Indonesia yang ditentukan oleh perserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat serta menguasai bidang keterampilan hidup, vokasi, dan profesi pada abad 21. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pemerintah melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi pondasi dan roh pendidikan nasional. Untuk itu, pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar. Kemudian pada jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Dalam hal ini membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian berdaya tinggi yang dibutuhkan abad 21. Untuk mewujudkannya, tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Sama halnya dengan pemanfaatan sumber -sumber belajar yang ada di kelas, lingkungan sekolah, dan di luar sekolah.
***
Tahukah anda bahwa pada 2009 belanja pendidikan hanya Rp 208 triliun dan menjadi Rp 444,1 triliun pada 2018. Padahal tahun 2009 harga minya sedang tingginya. Selain investasi SDM adalah peningkatan kesehatan untuk masyarakat. Sejak 2015, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan hingga 5% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kalau sebesar Rp. 444 triliun itu dipakai membangun jalan toll maka udah bisa bangun sepanjang transumatera tanpa harus utang. Bahkan Anggaran nya lebih besar dari total belanja investasi infrastruktur pemerintah. Lebih besar dari cicilan utang dan bunga setiap tahun. Pertanyaan nya mengapa pemerntah mau keluarkan uang sebesar itu ? Bukankah itu hanya hasil tidak berbentuk phisik yang bisa dirasakan.? Mari kita belajar sedikit..Data dari berbagai Negara menunjukan bahwa investasi pendidikan menunjukan tingkat keuntungan ekonomi cukup tinggi, ialah rata-rata 18,4%, 13,1% dan 10,9% (sosial rate or return) serta 29,1%, 18,1% dan 20,3% (private rate of return) masing-masing untuk pendidikan dasar, menengah dan tinggi (Pascharopoulus, 1993). Dari pengalaman Negara industri maju, kontribusi tenaga kerja (SDM) dalam peningkatan produktivitas industri sangat menonjol atau paling tinggi dibandingkan dengan kontribusi factor-faktor produksi lain seperti modal dan teknologi. Kontribusi factor tenaga kerja di Korea dan Amerika Serikat adalah paling tinggi (40% dan 32%) dibandingkan dengan factor lain. Sedangkan kontribusi factor tenaga kerja di Jepang cukup menonjol (21%) yang ternyata sejajar dengan kontribusi factor modal dan teknologi (24% dan 22%).

Jadi paham ya. Kalau uang pajak itu 30% habis untuk belanja pendidikan dan kesehatan. Itu investasi high yield bagi negara. Mengapa ?itu tadi bahwa pendidikan dapat dipandang sebagai sarana investasi, akan memberikan implikasi secara ekonomi, melalui upaya pendidikan akan melahirkan tenaga kerja terdidik yang akan mengisi berbagai sektor pekerjaan , yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan pendapatan negara melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Sudah paham kan bagaimana kebijakan era Jokowi yang ber visi jauh kedepan dimana kekuatan negeri ini tidak lagi bergantung kepada SDA tetapi kepada SDM. Tentu SDM yang punya etos kerja dan berpikir positip menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian SDM akan melahirkan lapisan elite sosial di dalam masyarakat yang bisa menjadi motor penggerak dan pelopor ke arah kemajuan. Masyarakat yang berpendidikan pasti akan lebih mampu menguasai ilmu pengetahuan, berwawasan, dan mempunyai visi yang menjangkau ke masa depan untuk mewujudkan bangsa yang maju. Pendidikan merupakan sarana bagi proses mobilisasi sosial untuk membentuk sebuah kelas menengah terpelajar yang kritis, well informed, dan siap memasuki kehidupan modern, ini akan memperkuat basis struktur masyarakat, dan sekaligus menjadi faktor yang sangat penting dalam masyarakat demokratis.

Yang jelas Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi derajat kesejahteraannya pun menjadi meningkat. Dengan bekal pendidikan yang baik, maka kemungkinan untuk mendapatkan akses pekerjaan menurut bidang keahliannya akan semakin terbuka lebar. Semua ini akan menghantarkan suatu bangsa ke dalam kehidupan yang bermartabat yang bercirikan antara lain : maju, makmur, sejahtera, yang melahirkan kualitas tertentu.Ya ini investasi jangka panjang yang harus ditanggung negara agar dimasa depan infrastruktur ekonomi yang telah dibangun dapat dirawat ditingkatkan nilainya oleh mereka yang berpendidikan baik. Lebih lanjut, reformasi pendidikan terus dilakukan pada peran dan tugas kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan pengawas sekolah yang ditandai dengan gerakan penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan gerakan literasi nasional (GLN). Reformasi pendidikan nasional merupakan suatu proses jangka panjang, sehingga perlu dilaksanakan secara sistematis, prosedur, dan bertahap. Di samping itu, perlu juga dukungan dan partisipasi konstruktif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, dan seluruh warga masyarakat.

Hedonisme

Anda mungkin tahu Cathay airline merugi. Hampir semua perusahaan penerbangan premium tidak mendapatkan laba bagus, bahkan banyak yang merugi. Apa pasal ? Kalau dulu naik pesawat merupakan kebanggaan tetapi sekarang orang melihat dari sisi kebutuhan. Orang tidak lagi menganggap naik pesawat suatu kemewahan yang patut dibanggakan. Jadi kalau bisa naik yang budget kenapa harus naik yang premium. Cafe mewah yang berkelas premium di hotel berbintang sekarang sudah jarang di kunjungi pelanggan. Justru orang lebih suka nongkrong ditempat biasa yang memberikan suasana santai tanpa ada kesan semua serba jaim. Bahkan layanan premiere perbankan sudah jarang didatangi nasabah karena adanya layanan online.

Dalam kehidupan lain juga begitu. Banyak CEO atau owner company atau pejabat tinggi yang lebih memilih tampil hidup bersahaja. Mereka tidak perlu harus tampil wah karena harta atau jabatannya. Mereka tidak butuh orang menghormatinya karena posisinya. Mengapa ? Era sekarang, dimana kompetisisi melahirkan seleksi erat disemua bidang maka effort dan prestasi lebih utama daripada penampilan. Sehebat apapun retorika dan penampilan anda tapi kalau anda gagal bayar utang, anda pecundang. Kalau anda gagal delivery commitment, anda pecundang. Sehebat apapun orang di luar memuji anda , kehidupan keluarga tidak bahagia, maka anda pecundang.

Karenanya focus orang kalau naik pesawat lebih kepada kebutuhan. Focus orang dalam berkarir dan berbisnis lebih kepada prestasi dan laba. Focus orang kalau makan cari tempat yang nyaman dan murah. Focus orang berumah tangga adalah menciptakan bahagia dengan cara sederhana. Selebihnya orang tidak lagi peduli. Fenomena ini terjadi sejak tahun 2008 paska kejatuhan Lehman yang membuat banyak orang yang tadinya hidup hedonism akhirnya bangkrut begitu saja. Membuat kebanggaan yang dibangun dengan aksesori mewah itu ternyata memakan ongkos mahal yang tak ada manfaat apapun. Anda gagal bayar sewa rumah, tetap aja di usir. Anda gagal bayar utang, tetap aja disita. Gagal bayar bill, istripun minta cerai. Apa arti kebahagiaan bila hanya senilai aset yang ada. Aset terbang , bahagia pun berlalu.

Namun masih ada saja sebagian orang yang orientasi hidupnya untuk aktualisasi diri dengan penampilan hebat. Rumah mewah, kendaraan mewah, dan segala galanya terkesan berkelas. Umumnya mereka dapatkan itu semua untuk menutupi kekurangannya dihadapan orang lain, sebagaimana kehidupan Madoft yan merampok miliaran dolar dana jamaah gereja, begitu juga pengusaha travel yang menipu jamaah umroh. Mereka orang biasa tetapi karena kreatifitas dan hebat membungkus diri dengan gaya hedonisme , mereka dipercaya untuk menarik uang ratusan miliar dari orang lain.

Umunya “orang kecil” lebih percaya kepada penampilan. Karena penampilan dengan simbol harta adalah suatu hal yang menjadi fantasi bagi semua orang yang tak pernah mendapatkannya. Ketika dia melihat orang berpenampilan kaya raya maka dia langsung percaya apapun yang ditawarkan. Hilang akal sehat. Karenanya menjaring dana dari orang kecil selalu dengan cara yang sama yaitu, berpenampilan hebat dan mewah. Ini terjadi dimana saja. Terutama dimasyarakat yang masih percaya bahwa sumber kebahagiaan ada pada harta. Simbol sukses ada pada aksesori harta yang melekat terhadap seseorang. Saya suka cara Jokowi dengan membuat kebijakan seragam Menteri Kabinet dengan baju putih lengan panjang yang bebas di gulung setengah, yang tidak dimasukan kedalam celana. Ini merupakan simbol kepada rakyat bahwa penampilan itu engga penting. Yang penting kinerja dan prestasi. Perubahan mindset seharusnya terjadi meluas. Dimana orang tidak dinilai dari harta dan penampilannya tetapi dari ketulusan dan rasa hormat. Karena pada intinya semua manusia itu sama dihadapan Tuhan, yang berbeda hanyalah effort nya untuk kebaikan, itulah sumber kebahagiaan sesungguhnya.

Kemanusiaan..

Ada cerita seorang sufi sedang berjalan seorang diri.Ditengah jalan datanglah seekor anjing mendekat sampai menyentuh bajunya. Sufi menghindar sambil menghardik anjing agar segera berlalu. Anjing itu berkata kepada sang sufi 

" Apa salah ku sehingga engkau begitu sombong dan membenciku"

" Karena tubuh dan air liur mu itu najiz menyentuh bajuku." Kata sufi itu.

" Seandainya tubuhku najiz menyentuh jubahmu, engkau cukup menyucinya dengan air yang bercampur tanah tujuh kali, maka selesailah persoalan di antara kita. Tetapi apabila engkau menyingsingkan jubah dengan kesombongan, dirimu tidak akan menjadi bersih walau engkau membasuhnya dengan tujuh samudera sekalipun!”

***
Seorang pria di datangi pelacur ketika berjalan ditempat sepi.Pria itu segera menghidari pelacur itu dengan berjalan cepat.Namun pelacur itu menegur pria itu. Pria itu berkata " Jangan dekati aku. Wanita laknak! Kata pria itu dengan nada membentak.. 

"Jangan buat aku melanggar perintah Allah bahwa aku tidak boleh mendekati zina. LIatlah pakaianmu mengundang sahwat."

" Mengapa kamu begitu membenciku. Aku tidak memaksamu menerima tawaranku.Tapi setidaknya kamu telah berjalan di wilayahku dan itu wajar kalau aku menawarkan diri. Mungkin kamu berhasil menghindari zina dan terlepas dari dosa besar.Tapi apakah sakit hatiku dapat terobati karena terhina dengan sikapmu yang kasar, membentaku dengan menyebutkan terlaknat?. Tidak kah kamu tahu , iba hatiku akan merusak amal ibadahmu ,Tuhan tidak akan meridhoimu."

" Aku tidak merasa bersalah dan karenanya aku tidak perlu minta maaf kepadamu." Kata pria itu.

" Kau menjauh dariku karena takut dosa besar tapi kau hina aku maka sorga terhalang untukmu. Tapi tak mengapa itu hak mu dan aku telah memaafkanmu" Kata wanita itu berlalu.


Anakku, tidak semua orang menjadi baik seperti ukuranmu namun siapapun kamu ,apapun agamamu, bila kamu melukai perasaan orang lain siapapun dia , maka yakinlah kamu tidak ada nilai apapun sebagai manusia. Jagalah perasaan orang lain, berlemah lembutlah, jadilah pemaaf dan pemberi maaf ya sayang..

Asal bukan Jokowi ?

Belakangan ini terdengar santer ajakan atau kampanye dengan slogan “asal bukan Jokowi”. Atau “2019 ganti presiden”. Sudah bisa ditebak siapa yang mengusung slogan ini, yaitu PKS. Sebagai oposan tentu tidak salah sikap PKS ini. Karena namanya politik tentu harus menemukan cara untuk menjadi pemenang. Mengapa sampai ada slogan tersebut? karena memang para oposan sudah kehilangan argumen untuk mengalahkan Jokowi. Makanya frame dibentuk agar orang focus kepada hal “ asal bukan Jokowi atau 2019 ganti presiden. Tentu dari slogan ini setiap orang bebas membentuk opininya sendiri untuk menyalahkan Jokowi. Ada yang melihat dari sisi utang, harga naik, ketidak adilan ekonomi dan lain sebagainya. Nah bagaimana menyikapinya ?

Kalau ada golongan umat islam yang menggunakan slogan tersebut maka jangan dihadapi dengan emosi apalagi melakukan satire terhadap tokoh agama. Mengapa ? kalau ini dilakukan maka tujuan propaganda itu tercapai. Apa ? memisahkan Jokowi dengan akar rumput umat islam. Polarisasi antar umat islam terjadi. Dengan menghujat Amin Rais, atau lainya akan semakin membuat pendukung oposisi mempunyai ruang untuk menjustifikasi bahwa Jokowi anti islam. Dan ini merugikan Jokowi. Apalagi Jokowi sedang berusaha mendekat kepada Umat islam, dan tokoh umat islam. Lebih baik menulis focus kepada kinerja yang telah dicapai Jokowi dan dasar atau alasan dibalik setiap kebijakan Jokowi.

Di tolaknya PK Ahok oleh MA, jangan disikapi berlebihan. Karena kalau ini disikapi berlebihan maka mereka punya alasan kuat bahwa pendukung Jokowi anti islam. Kita harus cerdas melihat konstelasi politik menjelang Pemilu 2019 ini. INgat sekarang yang bergerak bukan lagi aktifis facebook tetapi orang partai udah masuk ke ranah dunia maya. Mereka orang politik dan ahli dalam seni propanda. Mereka memimpin langsung pasukannya melakukan aksi perlawanan. Tentu gerakan ini terstruktur dengan baik dan para laskar dilatih dengan serius. Jadi sangat berbeda dengan aktifis media sosial Jokowi yang tampil spontan secara moral.

Perhatikan bagaimana sikap Jokowi menghadapi issue negatif terhadap diri pribadinya maupun pemerintahannya. Jokowi merapat ke Sumatera Barat yang boleh dikatakan sebagian besar tidak memilihnya. Namun lambat laun persepsi positip terbentuk terhadap Jokowi. Bagaimana Jokowi merapat ke semua kiyai dan Ponpes, serta pendekatan kepada ulama, yang lambat laun membentuk awan positip bagi dukungan kepadanya. Jadi, sikap hati hati dan bijak dalam bersosial media sangat diperlukan agar Jokowi tidak ter cluster oleh pendukungnya saja. Ingat sukses Jokowi menjadi orang nomor satu pada periode kedua sangat berarti bila itu juga datang dari orang yang tadinya membenci Jokowi. Itu juga tugas pendukung Jokowi para facebooker.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...