Wednesday, July 15, 2015

Sekuler...?

Seseorang pernah berkata, ada hubungan erat antara telepon seluler dan pemikiran sekuler. Teknologi modern, katanya, tak bisa diciptakan, disebarkan dan dinikmati, seandainya manusia tak pernah lepas dari ketakutan kepada Tuhan. Kemal Attaturk akan memimpin Turki yang kalah perang seandainya ia mengikuti fatwa ulama bahwa mortir dan mitraliyur adalah senjata yang ‘haram’, benda orang ‘kafir’. Memang aneh bila Tuhan dibayangkan mengatur mortir. Hari ini dunia pengalaman telah mekar dan manusia membuka aneka laku dan kerja. Agaknya itulah yang dimaksudkan Iqbal, ketika ia bicara di depan Tuhan:

Kau ciptakan malam, tapi kubuat lampu,

Kau ciptakan lempung, tapi kubentuk cupu

Kau ciptakan gurun, hutan dan gunung,

Kuhasilkan taman, sawah dan kebun

Membuat lampu, membentuk cupu, mengolah kebun — di situlah teknologi ditemukan, dan untuk itu akal dikerahkan.. Di depan Tuhan, Iqbal ingin menunjukkan bahwa imannya tak mendorongnya tenggelam ke dalam rasa gentar yang kronis. Meskipun ia bukan Attaturk, dengan mantap ia pisahkan mana yang wilayah Tuhan (malam, lempung, dst.) dan mana yang wilayah manusia (lampu, cawan, dst.). Ia akui daya kreatif Yang Suci, tapi ia tampilkan penciptaan yang terlepas dari yang sakral. Buahnya adalah benda-benda peradaban yang independen, sebuah dunia sekuler dalam sejarah. Tentu, Iqbal tak menggunakan kata ‘sekuler’, tapi sajaknya, seperti terungkap dalam Asrar-e khudi yang menggarisbawahi kemerdekaan ‘ego insani’, mengandung iman yang mengakui kebesaran Tuhan tapi menegaskan otonomi manusia.Di situlah ‘sekuler’ tak sama dengan ‘murtad’. Tentu saja ‘murtad’ atau ‘bid’ah’ pada akhirnya keputusan manusia juga – yang karena satu dan lain hal menganggap diri penjaga akidah. Tapi kita tahu tiap keputusannya diambil dengan Hakim yang in absentia. Tuhan tak hadir dalam sidang. Hanya para penjaga akidah sering tak sadar bahwa atas Nama-Nya pun mereka bisa keliru.

Seabad lebih sebelum sekularisme diberlakukan dengan sengit oleh Revolusi Prancis, di Italia sudah ada kecemasan besar bahwa wilayah Tuhan akan direbut wilayah manusia. Pada musim gugur 1624, dalam kuliah pembukaan di Collegio Romano, Pater Spinola, padri Jesuit dari Genoa, mengutarakan dengan fasih pendirian ordonya, yang saat itu tengah menghadapi polemik yang ditembakkan seorang ilmuwan yang tak begitu patuh, Galileo. Suasana memang panas. Setahun sebelumnya di Roma terbit Il Saggiatore, sebuah kombinasi yang asyik antara teori fisika dan cemooh ke kaum Jesuit. Dalam Galileo Heretico, sebuah buku yang secara mendalam menguraikan konflik Galileo dengan Gereja, Pietro Redondi menunjukkan bahwa di hari-hari itu Il Saggiatore, tulisan Galileo – yang bermula dengan sebuah teori tentang cahaya — dijadikan penyambung suara yang menuntut kebebasan intelektuil: agar pemikiran manusia bertolak dari ‘bobot akal budi’, dan bukan dari ‘otoritas’.

Tapi Gereja berdiri tegak: ia Sang Otoritas. Sejak theologi Thomas Aquinas, otoritas agama dikukuhkan di atas apapun, dan bagi kaum Jesuit di Collegio Romano, iman adalah panglima bagi akal. Kata-kata Pater Spinola tegas: ‘Satu-satunya hal yang penting bagi filosof, agar mengetahui kebenaran yang satu dan sederhana, adalah untuk menentang apa saja yang melawan Iman dan menerima apa yang termaktub dalam Iman’.Dengan kata lain, di zaman itu filsafat tak boleh berada di wilayah yang mandiri. Iman menguasai hidup. Filsafat, buah pikiran manusia, bukan untuk menjelaskan segalanya. Hari itu seakan-akan bergema sebuah argumen yang menghabisi peran filsafat dalam kehidupan beragama, bahkan ketika filsafat itu mencoba menjelaskan Tuhan – gema dari Tahāfut al-Falāsifah Al Ghazali di abad ke-11, suara yang kemudian melumpuhkan pemikiran di dunia Timur. Tapi dalam bentuk apa Tuhan hadir, selain dalam tafsir? Dan bukankah tafsir kukuh karena kekuasaan? Sebelum terbit Il Saggiatore, di awal 1616 Vatikan telah memaklumkan bahwa teori Kopernikus adalah bid’ah. Galileo, seorang pengikut Kopernikus, waktu itu telah jadi sasaran, meskipun baru 17 tahun kemudian ia jadi korban. Ia dianggap menafsirkan Injil dengan gagasan yang sesat bahwa ‘bumi bergerak dan langit berhenti’. Ketika Kardinal Bellarmino menyampaikan keputusan itu, ilmuwan itu tahu apa yang mengancam dirinya. Empatbelas tahun sebelum hari itu Bellarmino membungkam Giordano Bruno dengan ganas. Pembangkang itu dihukum bakar. ‘Dengan kekuatan telah kutaklukkan otak mereka yang angkuh’ – itulah epigraf yang tertulis di makam sang Kardinal. Galileo pun merunduk.

Tapi kekuatan tak menyelesaikan segala-galanya. Pada 1992, tiga setengah abad setelah Galileo dihukum, Vatikan mengakui bahwa Tahta Suci telah salah memutuskan. Betapa terlambat, betapa percuma. Selama itu orang toh bergerak dengan teori Kopernikus, Uni Soviet yang tak ber-Tuhan meluncurkan Sputnik, dan Neil Armstrong mendarat di bulan tanpa kitab suci.Yang ‘sekuler’ meluas. Tapi lebih dari itu, ia membentuk kesadaran kita tentang yang baik dan yang buruk. Nilai-nilai tak dikonfirmasikan lagi kepada Yang Suci, melainkan dengan hakim dan polisi. Anda mungkin cemas akan tendensi itu, tapi lihatlah: bahkan di abad ke-20 ‘sekularisasi’ itu ditiru, dengan arah terbalik, oleh para penjaga akidah. Arab Saudi, contohnya. Ketika keimanan diatur oleh undang-undang dan dijaga polisi, Yang Suci akhirnya diwakili oleh sebuah birokrasi. Ketika dosa diperlakukan sama seperti tindak kriminil, Yang Suci pun kehilangan aura, seperti pemilik toko yang dirampok. Ia jadi rutin, banal, tanpa keagungan. Akhirnya Negara berjela jadi berhala, dan Tuhan dipasang di fotokopi.

Persahabatan..

You stand by me
And you believe in me
Like nobody ever has
When my world goes crazy
You're right there to save me
Everytime I look at you
And I don't know where I'd be
Without you here with me
Life with you makes perfect sense
You're my best friend..

---

Jam 4 sore usai bersibuk diri dengan urusan yang melelahkan. Badan terasa lemah. Teman saya mengatakan bahwa tubuh saya tidak punya masalah hanya mungkin otak saya overload. Makanya tubuh bereaksi untuk minta istirahat.Ini proses recovery, katanya. Ya dia minta saya untuk refresh system tubuh saya. Caranya ya istirahat sebelum memulai aktifitas kembali. Saya butuh istirahat, tidur barang sejenak. Tapi tidak mungkin karena setelah sholat ashar saya juga harus sholat Maghrib. Kalau tidur setelah ashar,bisa bablas sholat maghrib. Saya memilih untuk sauna yang memang disediakan fasilitanya oleh pengelola apartement. Ketika usai sauna saya bersantai diruang istirahat sambil nonton TV yang menayangkan Discovery Channel. 

Ketika itu parhatian saya teralihkan kepada sepasang suami istri lanjut usia. Mereka sambil duduk bersebelahan dikorsi santai nonton TV dan tangan mereka tetap saling menggenggam. Kadang kadang nampak sang suami melirik istrinya dengan wajah tersenyum. Begitupula sang istri. Tak berapa lama nampak pula sang suami pergi kemeja mengambil minuman. Saya perhatikan, suami itu membawa dua cangkir teh. Satu cangkir untuk istrinya dan satunya untuk dia. Mungkin karena saya perhatikan , kedua pasangan itu tersenyum ramah kepada saya. Mereka menanyakan kwarganegaraan saya dengan ramah maka akhirnya dialogh terjadi. Dalam dialogh itu saya sempat bertanya bagaimana dalam usia lanjut mereka masih nampak mesra. Dengan tanggap sang suami menjawab bahwa awalnya ketika mengenal istrinya lebih didorong karena kecantikan phisik dan performance lainnya tapi berlalunya waktu , yang tersisa hanya rasa persahabatan. Ternyata nilai persahabatan itulah yang membuat mereka tak terpisahkan.

Di usia menua ini , saya senang mengurut kaki istri sebelum tidur. Saya tahu urutan itu tidaklah berarti karena saya bukan ahli pijit namun perhatian saya membuat istri nyaman. Kadang sambil mengurut, kami bercerita banyak hal dan selalu berujung cerita kelucuan cucu dan impian terhadap anak dan cucu. Ketika sholat subuh berjamaah saya berdoa dengan menyebut kecintaan kepada orang tua yang masih hidup dan yang telah tiada. Kami juga berdoa untuk anak cucu,menantu. Hari hari berlalu dan setiap saya pandang wajah istri saya ,yang nampak adalah seorang sahabat yang telah membuktikan pengabdian, kesetiaan, pengorbanan dan segala riak selama 30 tahun bersama saya. Dia juga melihat hal yang sama, seorang pria yang sudah nampak tua , yang lelah namun selalu ada untuk dia berbagi dan berdoa..Semakin bertambah usia persahabatan kami semakin tak terpisahkan kecuali maut menjemput. A friend is someone who knows all about you and still loves you.

Ketika muda, istri yang cantik, kulit yang kencang, langkah yang anggun. Sang pria juga nampak ganteng, perkasa, langkah yang tegap. Wanita mengutamakan performance pria dan begitupula sang pria. Lewat itulah cinta bertaut dan selanjutnya proses hubungan terjadi secara systematis hingga bermetamorfosa menjadi hubungan persahabatan. Yang ganteng, yang cantik,yang kaya, yang segalanya yang dulu dibanggakan ,setelah umur bertambah, rambut mulai memutih, langkah semakin loyo, wajah semakin berkerut, maka yang tersisa tinggalah nilai persahabatan. Maha Besar Allah. Menciptakan eksistensi manusia yang begitu sempurna. Pada intinya performance tetaplah performance yang dapat lekang oleh waktu tapi hakikatnya tak berubah yaitu nilai nilai persahabatan karena Tuhan, cinta kasih.

Mungkin sebagian orang mempertanyakan apa perbedaan antara keluarga dan sahabat. Yang bisa saya katakan adalah bahwa kita tidak pernah punya sahabat sejati tanpa mempertimbangkan dirinya sebagai bagian nyata dari hidup kita. Mereka hadir didalam hati kita sebagai sebuah rumah yang menjadi tempat untuk pulang, tempat yang hangat di mana cinta bersemayam. Didalam ruang hati itulah kekurangan menjadi cukup, kesempitan menjadi lapang, kepanasan menjadi sejuk, kekeringan menjadi tempat subur. Mereka akan selalu tahu bagaimana cara untuk menemukan jalan dan menempatkan diri disetiap pojok ruang hati kita. Karena didalam hati itu semua nampak terang benderang dengan cahaya ilahi untuk lahirnya kebahagiaan bagi semua.Please note that It is not a lack of love, but a lack of friendship that makes unhappy marriages

Hukum...

INI sebuah cerita yang telah lama beredar, sebuah kisah yang termasyhur dalam Injil, yang dimulai di sebuah pagi di pelataran Baitullah, ketika Yesus duduk mengajar. Orang-orang mendengarkan. Tiba-tiba guru Taurat dan orang Farisi datang. Mereka membawa seorang perempuan yang langsung mereka paksa berdiri di tengah orang banyak. Perempuan itu tertangkap basah berzina, kata mereka. ”Hukum Taurat Musa memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian dengan batu,” kata para pemimpin Yahudi itu pula. Mereka tampak mengetahui hukum itu, tapi toh mereka bertanya: ”Apa yang harus kami lakukan?”  Bagi Yohanes, yang mencatat kejadian ini, guru Taurat dan orang Farisi itu memang berniat ”menjebak” Yesus. Mereka ingin agar sosok yang mereka panggil ”Guru” itu (mungkin dengan cemooh?) mengucapkan sesuatu yang salah. Saya seorang muslim, bukan penafsir Injil. Saya hanya mengira-ngira latar belakang kejadian ini: para pakar Taurat dan kaum Farisi agaknya curiga, Yesus telah mengajarkan sikap beragama yang keliru. Diduga bahwa ia tak mempedulikan hukum yang tercantum di Kitab Suci; bukankah ia berani melanggar larangan bekerja di ladang di hari Sabbath? Mungkin telah mereka dengar, bagi Yesus iman tak bisa diatur pakar hukum. Beriman adalah menghayati hidup yang terus-menerus diciptakan Tuhan dan dirawat dengan cinta-kasih.

Tapi bagi para pemimpin Yahudi itu sikap meremehkan hukum Taurat tak bisa dibiarkan. Terutama di mata kaum Farisi yang, di antara kelompok penganut Yudaisme lain, paling gigih ingin memurnikan hidup sehari-hari dengan menjaga konsistensi akidah. Maka pagi itu mereka ingin ”menjebak” Yesus. Tapi Yesus tak menjawab. Ia hanya membungkuk dan menuliskan sesuatu dengan jari-jarinya di tanah. Dan ketika ”pemimpin Yahudi itu terus-menerus bertanya,” demikian menurut Yohanes, Yesus pun berdiri. Ia berkata, ”Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Suasana mendadak senyap. Tak ada yang bertindak. Tak seorang pun siap melemparkan batu, memulai rajam itu. Bahkan ”satu demi satu orang-orang itu pergi, didahului oleh yang tertua.” Akhirnya di sana tinggal Yesus dan perempuan yang dituduh pezina itu, kepada siapa ia berkata: ”Aku pun tak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”  Tak ada rajam. Tak ada hukuman. Kejadian pagi itu kemudian jadi tauladan: menghukum habis-habisan seorang pendosa tak akan mengubah apa-apa; sebaliknya empati, uluran hati, dan pengampunan adalah laku yang transformatif.Tapi bagi saya yang lebih menarik adalah momen ketika Yesus membungkuk dan menuliskan sesuatu dengan jarinya ke atas tanah. Apa yang digoreskannya?

Tak ada yang tahu. Saya hanya mengkhayalkan: itu sebuah isyarat. Jika dengan jarinya Yesus menuliskan sejumlah huruf pada pasir, ia hendak menunjukkan bahwa pada tiap konstruksi harfiah niscaya ada elemen yang tak menetap. Kata-kata—juga dalam hukum Taurat—tak pernah lepas dari bumi, meskipun bukan dibentuk oleh bumi. Kata-kata disusun oleh tubuh (”jari-jari”), meskipun bukan perpanjangan tubuh. Pasir itu akan diinjak para pejalan: di atas permukaan bumi, memang akan selalu melintas makna, tapi ada yang niscaya berubah atau hilang dari makna itu.   Di pelataran Bait itu, Yesus memang tampak tak menampik ketentuan Taurat. Ia tak meniadakan sanksi rajam itu. Tapi secara radikal ia ubah hukum jadi sebuah unsur dalam pengalaman, jadi satu bagian dari hidup orang per orang di sebuah saat di sebuah tempat. Hukum tak lagi dituliskan untuk siapa saja, di mana saja, kapan saja. Ketika Yesus berbicara ”barangsiapa di antara kamu yang tak berdosa”, hukum serta-merta bersentuhan dengan ”siapa”, bukan ”apa”—dengan jiwa, hasrat, ingatan tiap orang yang hadir di pelataran Bait di pagi itu.  Para calon perajam itu bukan lagi mesin pendukung akidah. Mendadak mereka melihat diri masing-masing. Aku sendiri tak sepenuhnya cocok dengan hukum Allah. Aku sebuah situasi kompleks yang terbentuk oleh perkalian yang simpang-siur. Kemarin apa saja yang kulakukan? Nanti apa pula? Dan di saat itu juga, si tertuduh bukan lagi hanya satu eksemplar dari ”perempuan-perempuan yang demikian”. Ia satu sosok, wajah, dan riwayat yang singular, tak terbandingkan—dan sebab itu tak terumuskan. Ia kisah yang kemarin tak ada, besok tak terulang, dan kini tak sepenuhnya kumengerti. Siapa gerangan namanya, kenapa ia sampai didakwa? Perempuan itu, juga tiap orang yang hadir di pelataran itu, adalah nasib yang datang entah dari mana dan entah akan ke mana. Chairil Anwar benar: ”Nasib adalah kesunyian masing-masing”. 

Dalam esainya tentang kejadian di pelataran Baitullah itu, René Girard—yang menganggap mimesis begitu penting dalam hidup manusia—menunjukkan satu adegan yang menarik: setelah terhenyak mendengar kata-kata Yesus itu, ”satu demi satu orang-orang itu pergi….” Pada saat itulah, dorongan mimesis—hasrat manusia menirukan yang dilakukan dan diperoleh orang lain—berhenti sebagai faktor yang menguasai perilaku. Dari kancah orang ramai itu muncul individu, orang seorang. ”Teks Injil itu,” kata Girard, ”dapat dibaca hampir secara alegoris tentang munculnya ke-person-an yang sejati dari gerombolan yang primordial.” Tapi kepada siapakah sebenarnya agama berbicara: kepada tiap person dalam kesunyian masing-masing? Atau kepada ”gerombolan”? Saya tak tahu. Di pelataran itu Yesus membungkuk, membisu, hanya mengguratkan jarinya. Ketika ia berdiri, ia berkata ke arah orang banyak. Tapi sepotong kalimat itu tak berteriak. @

Friday, June 26, 2015

Xinjiang..?

Xinjiang (Tionghoa: 新疆; pinyin: Xīnjiāng; Wade-Giles: Hsin1-chiang1; Uighur: شىنجاڭ), nama lengkap Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, adalah sebuah daerah otonomi di Republik Rakyat Tiongkok. Xinjiang berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara. Wilayah ini juga berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Afganistan, dan Kashmir di barat. Xinjiang juga mencakup sebagian besar wilayah Aksai Chin — diklaim oleh India sebagai bagian dari Negara Bagian Jammu dan Kashmir.  "Xinjiang" secara harfiah bermakna 'Perbatasan Baru' atau 'Daerah Baru',[1] nama yang diberikan semasa Dinasti Qing Manchu. Nama tersebut dianggap sebagai sebutan sinis[1] dan terkesan menyakitkan hati para pendukung kemerdekaan Xinjiang yang lebih condong pada penggunaan nama lokal yang bersejarah atau beretnik seperti Turkestan Cina, Turkestan Timur atau Uighuristan. Oleh karena ketiga nama tersebut berhubungan erat dengan gerakan kemerdekaan, pemerintah Cina dan kebanyakan warga lokal suku Han menganggapnya ofensi. Tentu dihadapi dengan keras.Karena ini tindakan makar. Di Negara manapun  hukumnya bahwa  siapapun yang mencoba makar maka akan dihadapi dengan disiplin system pertahanan nasional.

Memang sampai kini ada sekelompok orang  yang berusaha keras agar melepaskan diri dari China.Maklum karena suku Urghu adalah muslim. Sementara china beridiologi Komunis yang tidak membenarkan  agama masuk dalam system politik Negara. Namun pemerintah China menyadari perbedaan kultur dan agama ini. Makanya pemerintah china menerapkan UU Otonomi  khusus terhadap wilayah Xinjiang. Parlemen dikuasai oleh tokoh masyarakat yang ada di Xinjiang.Mereka diberi kebebasan membuat aturan sendiri yang berhubungan dengan agama Islam. Seperti hukum Nikah, warisan dan pendidikan. Namun yang berhubungan dengan politik Negara seperti pertahanan,politik dan ekonomi tetap mengikuti hukum nasional  China. Disamping itu sebagai daerah Otonom, Xinjiang mendapatkan dana khusus yang wilayah lain tidak mendapatkannya. Jadi hak rakyat Xinjiang sangat istimewa dibandingkan wilayah lain yang ada di China. Masalahnya mengapa ada larangan menggunakan cadar  dan larangan berpuasa sebagaimana  berita yang dilansir oleh media yang berafiliasi dengan pihak Barat? Teman saya penjabat China waktu kunjungan ke Jakarta pernah saya tanyakan ini.Menurutnya bahwa tidak ada larangan bersifat umum terhadap warga Xinjiang menggunakan cadar. Hanya memang ada larangan khusus tidak membolehkan menggunakan cadar di instansi pemerintah. Karena system China menerapkan pengawasan ketat terhadap setiap orang melewati CCTV. Kalau menggunakan cadar bagaimana bisa mengetahui siapa yang masuk instansi pemerintah.

Bagaimana dengan larangan puasa bagi PNS di Xinjiang?Menurutnya larangan itu juga tidak bersifat umum.Ini larangan bersifat situasional saja. Pejabat Kantor pemerintah melarang orang berpuasa tidur sewaktu bekerja.Bagi China ini sangat prinsip. Mengapa ? karena warga Xinjiang bukan hanya suku urghu yang Muslim. Ada juga warga dari suku Han yang bukan beragama Islam.Mereka harus dihormati untuk mendapatkan pelayaran terbaik dari pemerintah termasuk dibulan puasa.Tidak bisa produktifitas rendah hanya karena alas an puasa. Namun media asing mem blow up berita seakan akan  UU nasional  China melarang umat islam melaksanakan ritual puasanya. Ini jelas menyesatkan dan tindakan provokasi untuk menanamkan antipati terhadap China.Ini bisa ditebak karena berkaitan dengan perang proxy yang sengaja menggunakan kekuatan media local  untuk membangun opini agar  China tidak bisa nyaman bermitra dengan Indonesia.Ketauilah bahwa sesungguhnya China tidak begitu nyaman bermitra dengan Indonesia. Semua orang terdidik tahu betul bagaimana bar bar nya rakyat Indonesia terhadap rakyat Indonesia etnis China.Peristiwa 1965 dan Mey 1998 tercatat lekal dalam memori mereka bahwa harus tetap hati hari terhadap kemitraan dengan  Indonesia.

Apakah China rugi bila tidak bekerja sama dengan Indonesia ? Teman saya pengusaha China megnatakan bahwa mereka tidak rugi sama sekali. Mengapa ?Untuk  minyak,mereka bisa dapatkan dengan mudah dari Iran dan Kazakhtan. Pipa minyak China membentang  dari Iran ke Kumning. Setiap harinya jutaan  barrel masuk untuk diolah dipusat refinery China.Untuk tambang Besi, China punya tambang terbesar didunia di Australia dan Brazil. Untuk tanaman pangan.China punya jutaan hektar di Laos dan Myanmar. China juga punya konsesi bisnis tambang di Amerika latin dan Afrika untuk memenuhi kebutuhan industry dalam negerinya menghasilkan barang  memenuhi konsumsi eksport dan domestic. Disamping itu wilayah  China bagian selatan adalah wilayah subur.Hampir semua sumber daya alam yang ada di Indonesia juga ada di wilayah tersebut. Jadi kalau peluang kemitraan dengan China tidak berhasil maka kita harus kembali masuk perangkap Amerika,dan Eropa  serta Jepang untuk berutang dengan menjerat APBN sampai batas kita tidak punya power lagi menggerakkan fungsi social APBN.Mari cerdas bersikap…

Friday, June 19, 2015

Sahabat..

Datang SMS “When the world is ready to fall on your little shoulders, And when you're feeling lonely and small, You need somebody there ..” saya tersenyum. Wenni selalu begitu bila dia ingin bertemu dengan saya. Petikan lagu you are only lonely adalah ciri khasnya untuk mengingatkan kepada saya bahwa saya tidak sendirian. Dia sahabat saya. Awal saya kenal dia sebagai periset bidang social di Shanghai. Kemudian , dia mendapat jodoh pria Hong Kong.Namun perkawinan delapan tahun berakhir dengan perceraian yang menyakitkan. Setelah itu dia memulai hidupnya sebagai single parent dengan bekerja di Investment Banking. Kami tidak sering bertemu Namun blla bertemu ,dia pendengar yang baik dan tahu menempatkan diri secara pantas dihadapan saya. BIla saya mengundang makan malam,dia berusaha memakai gaun yang tak membuat mata saya pedih. Karenanya saya juga menjaganya dengan baik. Persahabatan kami terjalin dengan baik. Dia selalu ada untuk saya dalam situasi apapun walau saya sendiri kadang tidak punya waktu cukup banyak untuk kebersamaan dengannya.”I realize between us.. I understand you my dear brother…Bagaimanapun saya berusaha selalu untuk dia, 

illustrate
Suatu hari dia menghubungi saya via telp.Kebetulan saya lagi di Bankok.Dengan terisak dia mengabarkan bahwa dia terjebak dengan shark loan karena harus menolong orang tuanya sakit.Selama ini dia berusaha tidak menceritakan keadaannya karena kawatir saya mengkawirkannya. Namun kini dia tidak sanggup lagi mengatasinya. Dia berniat menjual Ginjalnya sebagai solusi. Dengan lembut saya katakan bahwa dia akan baik baik saja. Kami akan mengatasinya sama sama. Setiba di Hong Kong,saya menemuinya. Dia sudah tidak lagi bekerja karena memikirkan hutang yang tidak mungkin dia bayar dengan gajinya. Dia memikirkan anaknya. Saya menunggu sikapnya terhadap saya. Ingin saya menolongnya seketika. Namun tak satupun kata dia meminta saya mengasihaninya.Dia berusaha nampak tegar.Menurutnya kebersamaan dengan saya lebih dari cukup untuk dia merasa nyaman bahwa dia tidak sendirian. Dia akan baik baik saja..demikian kesan yang disampaikannya ketika bertemu. Teringat awal saya merintis usaha, pengorbanannya membantu saya menghadapi peliknya berhadapan dengan lembaga keuangan  di Hong Kong dan tanpa lelah dia berusaha meyakinkan banyak pihak agar mendukung saya. Menurutnya apa yang dia lakukan semua itu tulus sebagai sahabat. Tapi kini, saya tidak mengerti mengapa dia terkesan tidak menginginkan saya menolongnya.Apakah persahabatan selama ini tidak memungkinkan saya peduli dengannya. Apalagi kini dia tidak punya penghasilan dengan beban anak yang harus ditanggungnya.Belum lagi hutang yang harus dibayarnya. 

Akhirnya saya dapat berdamai dengan diri saya sendiri. Bagaimanapun prnsipnya dapat saya hargai. Bahwa sudah sifatnya tidak ingin meminta, kecuali memberi.Dan itu sudah dibuktikan selama bersahabat dengan saya. Saya mengundangnya makan malam untuk sebuah solusi. Dengan hati hati saya katakan bahwa saya punya peluang bisnis untuk trade financing transaksi Batu bara. Bahwa ada sebagian buyer China tidak selalu accepted beli batubara dari Indonesia dengan LC.Mereka hanya mau bayar lewat TT setelah barang sampai dipelabuhan pembeli. Sementara sebagian seller dari Indonesia tidak nyaman menjual batubara tanpa LC. Nah tugasnya adalah sebagai payment gate way dan settlement agent. Busines nya solution provider. Menawarkan solusi keterbatasan dan hambatan antara pembeli dan penjual. Saya tahu bahwa dia punya pengalaman dan network dengan lembaga keuangan di Hong Kong.Dengan airmata berurai dia menatap saya.Saya tahu dia terharu dengan tawaran saya. Secepatnya saya remas jemarinya untuk menentramkan batinnya bahwa saya peduli dengannya dan berharap dia mengerti sikap saya. Sehingga dia tidak perlu sungkan lagi terhadap saya. Keesokannya saya membantu dia mendirikan perusahaan dan dengan setengah manja dia minta saya bersama sama dengannya sebagai pemegang saham.Saya menyetor modal awal agar dia dapat menjalankan rencana bisnisnya.Dia berjanji akan bekerja keras dan tidak akan mengecewakan saya. 

Selama tahun tahun perjuangan mengembangkan bisnis itu dia sudah jarang bertemu dengan saya kecuali kirim email atau bicara lewat skype. BIla betemu kadang dia nampak murung karena tidak punya waktu cukup kebersamaan dengan saya.Dengan tegas saya katakan bahwa saya akan baik baik saja.Dia tidak perlu merasa bersalah.Kebahagiaan saya adalah bila dia dapat berhasil melewati hidup yang tidak ramah ini. Berkat kerja keras, dia sudah bisa membayar hutangnya.Dua tahun lalu dia berhasil mengirim putranya melanjutkan pendidikan ke Universitas di Canada. Kini hidupnya sudah mapan. Satu saat dengan airmata berlinang dia berkata bahwa saya telah melakukan banyak hal untuknya. Sementara dia merasa tidak pernah melakukan apapun untuk saya. Rasanya dia tidak pantas mendapatkan kehormatan ini. Dengan tersenyum saya katakan bahwa  dia adalah sahabat saya yang harus saya jaga, dan dia sudah membuktikannya bagaimana dia selalu menjaga saya. Bukan soal siapa memanfaatkan siapa, tapi memang persahabatan ini berkah yang sangat luar biasa bagi saya. Terimakasih Tuhan atas berkah persahabatan ini,kata Wenni seakan berbisik.

Nilai nilai persahabatan bertumpu kepada CINTA. Cinta bukanlah apa yang kamu katakan tapi apa yang kamu perbuat. Ketika orang yang kamu cintai dalam keadaan gundah, tugasmu menentramkan bukan bertanya. Ketika orang yang kamu cintai bersalah, tugasmu meluruskan bukannya menyalahkan. Ketika orang yang kamu cintai tak bisa menjawab maka hatimulah yang menjawab. Ketika orang yang kamu cintai dalam keadaan lemah, tugasmu menyediakan tubuhmu untuk menopangnya. Kecintaan kepada seseorang bukan hanya mempercayainya tapi bagaimana kamu bersikap terhadapnya. Dan itu hanya ketulusan untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. Hancurnya rumah tangga selalu karena lunturnya nilai nilai persahabatanIt is not a lack of love, but a lack of friendship that makes unhappy marriages.

Sumber :Buku hariaku..

Monday, June 15, 2015

ISEC....?

Saya bukan penulis yang baik. Namun saya hanya berusaha mengungkapkan suara hati saya. Karenanya saya tidak peduli kualitas tata bahasa yang buruk. Apapun hasilnya biarlah orang menilai pesan yang hendak saya sampaikan. Karena setiap orang yang membacanya akan merasakan getaran hati dari tulisan itu dan kemudian akalnya akan mencerna. Nasehat Ibu saya, “ Kata kata bisa hilang karena waktu tapi tulisan akan abadi. Ketika kita menulis visi kita terungkapkan dengan jelas dan ketika orang membacanya misi kita tertunaikan. Mungkin kamu tidak mampu berbuat tapi dengan tulisan orang lain melakukannya untuk mu. Demikian nasihat ibu saya yang tak pernah saya lupa hingga kini. Ya, Menulis sangat penting karena sesuatu yang tak tertulis tak bisa dilaksanakan. Andaikan Al Quran dan hadith tidak pernah tertuliskan maka tidak ada kelanjutan syiar agama. Kehendakan Allah pulalah hingga manusia tergerak untuk merangkai semua firman Allah dalam satu alkitab yang tertulis secara teratur dan karena kehendak Allah pula perilaku agung Rasul tertuliskan dalam bentuk Hadith hingga blue print manusia sempurna dapat kita pelajari.  Para ulama dan cerdik pandai merenungkan setiap kalimat Allah dan lahirlah  berbagai tulisan yang  menginspirasi orang untuk menjadi lebih paham untuk lebih baik berbuat dan bersikap karena Agama.

Karena tulisan saya di Blog dan Facebook yang konsisten sejak tah 2006 tentang cinta dan Kasih sayang tanpa terasa mendatangkan banyak pembaca dan peminat. Suatu saat mereka mengambil inisiatip untuk mengadakan pertemuan tatap muka dengan saya. Istilahnya kopidarat. Karena kesibukan saya inisitiap itu tidak segera saya tanggapi. Kemudian mereka membuat group di facebook khusus bagi pencinta tulisan saya. Saya mengusulkan nama group itu Social engineering community. Tak terasa jumlah group tersebut terus bertambah Pada saat itulah saya sadar bahwa salah besar bila usulan kopidarat  tidak ditanggapi serius. Saya meminta tolong kepada Liana Yo teman satu almamater SMANDA untuk mengatur pertemuan tersebut secara baik. Akhirnya pertemuan itu terjadi. Saya tidak menduga mereka yang datang jumlahnya cukup banyak.  Pada pertemuan kali pertama ini , kebanyakan mereka bertanya sekitar tulisan saya di Blog dan Facebook berkaitan Politik, Ekonomi, Sosial ,budaya dan Agama. Pertemuan itu terkesan santai namun pancaran wajah persahabatan sangat terasa sekali. Tulisan saya tentang cinta dan kasih sayang telah mengispirasi mereka untuk berkumpul. Tentu mereka yang datang rindu untuk lahirnya kemunitas cinta dan kasih sayang. Ini sesuatu yang universal yang selalu coba saya bangun lewat nilai nilai agama  yang saya yakini. Saya terharu ternyata saya dapat diterima dengan cinta.

Kemudian pertemuan kedua terjadi lagi di Surabaya. Sama dengan di Jakarta dimana mereka ingin tahu langsung dari saya mengenai topic tulisan saya di Facebook dan Blog. Sebisanya saya jawab. Namun pada setiap kesempatan saya berusaha menyampaikan gagasan social engineering. Mengapa ? Karena berjalanya waktu telah terjadi peyimpangan nilai nilai budaya yang hidup di masyarakat. Akibatnya nilai nilai agama juga terpinggirkan.  Budaya  kebersamaan telah bergeser menjadi budaya individualism. Agama sebagai sumber inspirasi hidup damai  dalam perbedaan telah berubah menjadi ajang perseterun tak berkesudahan Masyarakat kehilangan nilai nilai luhur akan cinta dan kasih sayang. Peradaban yang dibanggakan lewat modernisasi dengan sederet angkat statisik hebat namun gap kaya miskin semakin lebar. Amerika sebagai kehebatan puncak peradaban sekular terjerambab karena crisis financial dan merembet seluruh dunia akibat economy imbalance. Krisis global terjadi dan sampai kini belum nampak tanda tanda significant akan adanya recovery. Mengapa ? Jeffrey T. Kuhner is a kolumnis dari t The Washington Times menyimpulkan “ We are now facing more than just a financial mess; almost every other major institution is under threat. The political system is adrift; public schools are failing; the borders are porous; the intelligence agencies are dysfunctional; the inner cities are infested with drugs and gangs; the family is broken; and millions are fleeing their churches. In most of our institutions there is poor leadership..” Tentu ungkapan Jeffrey T. Kuhner ada benarnya dan mungkin juga terjadi di negeri kita. inilah yang harus kita rubah melalui social engineering…

Pada pertemuan ketiga di  Jakarta muncul gagasan untuk lebih kongkrit agar tidak hanya ajang temu dengan saya tapi tindakan nyata atas idea dari tulisan saya. Maka lahirlah paguyuban ‘Indonesia Social Engineering Community”.Visi dari paguyupan ini adalah menciptakan Indonesia lebih baik lewat agama berkata dan budaya memakai. Misinya adalah merubah budaya yang terlanjur rusak akibat individualism kepada akar cinta dan kasih sayang sesuai dengan tuntunan agama yang agung. Karenanya kami tidak mempermasalahkan perbedaan agama diantara kami. Kami tidak mempermasalahkan etnis atau suku yang berbeda. Kami tidak melihat status sosial seseorang. Kami  hanya ingin masing masing keyakinan beragama dan budaya dari berbagai etnis dan suku dapat mengaktualkan akhlak cinta dan kasih sayang. Paguyupan ini akan bergerak dibidang ekonomi yang bukan profit oriented tapi social oriented. Artinya usaha harus untung agar hasilnya dapat berfungsi social. Karenanya financial engineering digunakan untuk men-design skema pembiayaan yang mandiri dimana pada akhirnya sumber pembiayaan dari masyarakat untuk masyarakat. Bagaimanapun paguyupan ini bukan paguyupan yang diisi oleh para ahli tapi oleh mereka yang merindukan cinta untuk saling berbagi.Makanya diantara kami terbangun keakraban penuh canda namun hasilnya serius.

Tentu saja, setiap kami tahu bahwa perjalanan masih sangat jauh sebelum kami akhirnya sukses. Mungkin kami gagal. Namun dengan semangat cinta kami telah membangkitkan harapan.. Seperti apa yang dikatakan oleh Lu Xun, penulis China ” harapan adalah seperti jalan didaerah pedalaman, pada awalnya tidak ada jalan setapak, semacam itu, namun banyak orang berjalan diatasnya, jalan itu tercipta...Pada pertemuan ke Empat kemarin kami sudah sangat siap untuk berjuang membuktikan sesuatu for better Indonesia..
Salam untuk teman-teman..
In God we trust.


Tuesday, May 26, 2015

Sonangol...?

Tiga hari lalu Presiden Joko Widodo akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Gedung Indonesia 1. Gedung tersebut digarap oleh PT China Sonangol Media Investment (CSMI), perusahaan kerjasama antara PT China Sonangol Land dan Media Group. Gedung yang akan berdiri di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, akan memiliki 59 lantai. Gedung Indonesia 1 dibangun di atas lahan seluas 18.925 meter persegi, dengan luas area konstruksi 306.000 meter persegi serta setinggi 303 meter. Proyek ini sebetulnya dibiayai sepenuhnya oleh konsumen strata title.  Pengelola  menawarkan kepemilikan bangun per lantai dalam kondisi kosong. Semua interior ditanggung oleh konsumen. Sebelum proyek dibangun, sudah sold out.Sehingga praktis pengelola tidak ada resiko apapun atau sudah untung sebelum proyek dibangun. lantas siapa konsumennya ? sebagian besar adalah orang kaya dari Indonesia.Maklum kawasan Thamrin bersinggungan dengan Thamrin adalah kawasan emas dengan yield investasi yang sangat tinggi. Ini bisnis smart yang memanfaatkan pasar kelompok menengah atas indonesia yang kaya raya. Jadi tidak ada kaitannya dengan investasi asing atau aseng. Ini hanya bisnis

Siapakah dibalik investasi ini sebenarnya? Tanah proyek berada dikawasan milik Plaza Indonesia Realty yang dimiliki oleh keluarga Eka Cipta yang berkerja sama dengan keluaga Cendana. Tahun lalu saya dengar rumor  China International Fund yang punya koneksi dengan Oei Hong Leong masuk melalui skema shadow banking kedalam Plaza Indonesia Realty Tbk.Ini bisa dimaklumi karena antara Hong Leong dengan keluaga Eka Cipta sangat dekat, bahkan masih satu keluarga dan juga hubungan  Surya Paloh sebagai mitra Hong Leong dengan keluaga Cendana juga dekat. Hong Leong adalah putra ketiga dari Pak Eka Cipta Widjaya. Memang karakter seorang anak laki laki yang disetiap keluarga punya karakter berbeda beda walau dari ayah yang sama.Dia berbeda dengan anak-anak Eka yang lain--Teguh Ganda Widjaja, Muktar Widjaja, Sukmawati Widjaja, Indra Widjaja, Frankie Widjaja, dan Usman Widjaja--Hong Leong justru memilih hidup jauh dari usaha ayahnya. Sedangkan yang lain masih bergelut dalam ruang lingkup kelompok Sinar Mas yang dibangun sang ayah.  Hebatnya berjalannya waktu dia  berhasil   membangun jaringan bisnis sendiri yang berpusat di negeri tetangga,  Singapura. Bahkan Hong Leong sudah berhasil membangun jaringan bisnis   di negara leluhurnya, Cina. Kabarnya sudah lebih dari 500 perusahaan  yang dibelinya di Negeri Tirai Bambu.

Oei Hong Leong sebenarnya dilahirkan di Indonesia. Namun, sang ayah entah   mengapa justru memasukkan sang anak ke sekolah dasar RRC. Uniknya,  Hong Leong tidak menjadi warga negara Indonesia atau Cina. Dia justru  memilih menjadi warga negara Singapura dan beristrikan seorang wanita  Taiwan. Tampaknya Hong Leong cukup percaya diri untuk melakukan deal bisnis sendirian tanpa melibatkan Ayahnya. Statusnya yang "gado-gado" dia  manfaatkan betul untuk kepentingan usahanya.  Pengalamannya bersekolah di RRC sangat berguna untuk melobi  teman-temannya yang kemudian menjadi pejabat di sana. Hubungan dengan istrinya sangat membantu untuk membuat transaksi dengan pengusaha   Taiwan. "Saya tidak mencari proyek, tetapi justru proyek yang mencari    saya," ujar Hong Leong.  Oei Hong Leong adalah negosiator ulung dan ahli financial engineering yang memanfaatkan skema shadow banking dan banking. Kehebatannya berkelas dunia .Pada akhir tahun 2013, Oei Hong Leong menuntut Goldman Sachs Group Inc. di Pengadilan Federal New York  dalam kasus Trading money market  real Brasil-yen. Tuduhan yang dialamatkan Oei kepada Goldman Sachs adalah fraudulent misrepresentation (kesalahan penyajian dengan maksud menipu), breach of fiduciary duty (pelanggaran kewajiban fidusia), fraudulent inducement (bujukan yang menipu), dan unjust enrichment (pemerkayaan yang tidak adil).

Dia juga ada andil di Dayuan International Development  yang merupakan pemegang saham 99% dari China International Fund,Hong Kong. Semua tahu CIF  dibalik investasi gigantic di Angolan dan Guinean dalam bisnis pengelolaan sumber daya alam termasuk Migas. Yang saat sekarang CIF melalui anak perusahaannya Sonangol  menawarkan JV dengan pertamina untuk membangun kilang minyak. Sonangol harus punya komitmen membangun kilang didalam negeri untuk bisa JV. Artinya harus ada investasi masuk ke Indonesia. Kalau ingin trading maka Sonangol harus ikut ketentuan yang ditetapkan oleh ISC. jadi apapun bisnis yang didukung pemerintah haruslah dasarnya investasi real. Tidak ada lagi rente bisnis yang hanya mengandalkan pasar dan Sumber daya alam.  Banyak pihak menduga bahwa CIF adalah milik pemerintah China. Secara hukum tidak ada kaitannya dengan pemeritah China. CIF bukan BUMN china walau salah satu key director adalah “orang pemerintah “China. Bagaimanapun dan darimanapun sumber investasi harus business basic, bukan politik.

Sebagaimana Dengxioping ketika awal membangun ekonomi China juga menggunakan koneksi pengusaha china perantauan untuk membawa investasi asing masuk ke China. Begitu juga banyak pengusaha indonesia yang sukses di luar negeri yang punya kaitan keluarga dengan pengusaha Indonesia.Mereka orang baik dan petarung melawan hegemoni capitalism yang menggurita dunia melalui debt trap.Mereka tidak memburu proyek pemerintah yang menguras APBN tapi mereka menangkap kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan untuk berkembang atas dasar mutual benefit.  Pada akhirnya investor seperti inilah yang akan memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan nasional.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...