Sejak tahun 1949 hingga tahun 1980an, Taiwan dikendalikan
oleh pemerintahan yang diktator di bawah satu partai, yakni Partai Nasionalis
China atau Partai Nasionalis Kuomintang (KMT) sebagai partai berkuasa. Partai
ini dipimpin oleh Chiang Kai-shek hingga meninggal 1975. Ia diganti oleh
putranya, Chiang Ching-kuo. Namun
disisi lain ada gerakan kaum muda terpelajar untuk menolong rakyat tertindas dari kekuasaan otoriter Partai. Gerakan ini tidak mendapat resitensi dari
Penguasa karena mereka mengkampanyekan program cinta sesuai ajaran Budha. Ya
namanya program cinta tentu tidak ada menyalahkan orang lain apalagi menghujat
pemerintah. Terkesan mereka mendukung partai penguasa. Mereka mengajarkan
rakyat untuk memaafkan penguasa. Mereka
mendidik rakyat kecil untuk sekecil mungkin berharap dan tergantung dengan
pemerintah. Caranya , mereka meng
advokasi rakyat membuat Garakan Koperasi agar diizinkan pemerintah . Lambat
namun pasti gerakan Koperasi tumbuh pesat dan rakyat kecil yang sebagian besar
petani dan nelayan mendapatkan kemakmuran dari gerakan ini.
Tahun 1984 Chiang menunjuk Lee Teng-hui sebagai wakil
presiden, yang pada akhirnya menjadi pengganti Chiang Ching-kuo sebagai
presiden pada 1988. Terbukanya katup kebebasan berpolitik memberi ruang bagi munculnya
kekuatan progresif.Pada 1986 gerakan kaum muda dengan program cinta itu
mendirikan Democratic Progressive Party
(DPP) dan menjadi partai oposisi pertama di Taiwan yang berhadapan dengan
partai berkuasa Kuomintang. Tapi dengan UU Taiwan hampir tidak mungkin memberikan kesempatan Partai lain bisa ikut
Pemilu. Kalaupun ikut Pemilu pasti kalah. Karena aturan mainnya harus
memenangkan Partai Penguasa. Bagi kaum muda , diberi legitimasi mendirikan
Partai sudah berkah luar biasa. Mereka tidak ingin ribut menuntut hak sama
dengan partai penguasa. Sementera itu mereka terus bergerak dengan program cinta
membina Rakyat untuk menjadi gerakan Koperasi berkelas dunia.Mungkin Taiwan
adalah gerakan Koperasi yang paling
berhasil dan paling kuat didunia. Tahun 1990an Taiwan telah menjelma menjadi
Negara Industry yang besar bukan karena konglomerasi tapi UKM yang tangguh
melalui gerakan koperasi.
Tahun 2000, ketika Pemilu digelar. Seluruh rakyat Taiwan
memilih melakukan liburan massal keluar kota atau keluar negeri. Mereka tidak
mengatakan mereka GOLPUT.Tidak.Mereka hanya inginkan waktu libur yang diberikan
pemerintah untuk pemilu lebih baik mereka gunakan untuk liburan bersama
keluarga. Mereka tetap menyatakan setia kepada partai penguasa walau mereka
tidak memilih. Ketika itu Mahkamah Agung PBB di Denhag menegaskan bahwa apabila pemilih tidak lebih 10% maka Pemilu Taiwan tidak
legitimate. Akibatnya
karena budaya malu China yang begitu tinggi akhirnya Partai Kuomintang ( KMT)
merubah UU Pemilu yang adil. Sehingga memungkinkan Democratic Progressive Party (DPP) bisa
ikut pemilu untuk bertarung secara fair. Dengan itu rakyat menyatakan akan
berpartisipasi dalam pemilu. DPP
memenangi Pemilu untuk pertama kali pada 18 Maret 2000, dengan calonnya Chen
Shui-bian. Kemenangan ini mencerminkan satu momen berakhirnya dominasi
kekuasaan satu partai (KMT) selama 50 tahun. Ini juga bukti kuat keinginan
rakyat atas satu perubahan sistem politik yang tidak lagi otoriter di
bawah satu partai saja. Kepercayaan
rakyat kepada DPP bukanlah kepercayaan mereka kepada lambang Partai dengan
sejuta jargon tapi karena orang orang DPP memang akrab lahir batin dengan
rakyat.Mereka selalu hadir ditengah rakyat sebagai mentor untuk kemandirian
disegala bidang. Gaya hidup mereka sederhana dan selalu menyebut diri mereka
pelayan Tuhan.
Kemenangan ini bukanlah kemenangan mudah. Kemenangan ini
didapat sesuai ajaran budha, menang tanpa peperangan. Menghadapi kezoliman dengan
cinta. Karena kekuatan sejati di dunia
ini adalah Cinta. Karena Cinta adalah bahasa Tuhan dan produk surga. Yang meragukan
kekuatan cinta untuk menang adalah orang yang ragu akan Tuhan. Tapi setelah DPP berkuasa di Taiwan, selama 10
tahun DPP gagal melaksanakan janjinya. Justru para elite partai tergoda dengan
kemewahan hidup sebagai penguasa dan melupakan jasa para kadernya yang berjuang
militan diakar rumput.Sementara Partai KMT berhasil melakukan konsolidasi dan
perbaikan system organisasi Partai secara meyeluruh agar lebih dekat kepada
rakyat. Tahun 2008 , KTM berhasil menang dalam PEMILU dengan perolehan suara mayoritas atau 70%. Sampai kini KMT berkuasa dan tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalunya. Program rekrutmenl kader lebih mengutamakan moral dan aklhak dan para kader harus digaris depan membrantas Korupsi dan keteladanan tidak Korup. Ya, disaat semua rakyat telah makmur dan mereka cerdas maka kebohongan politisi tidak laku lagi untuk dijual mendapatkan kekuasaan.
Semoga ini menjadi pelajaran bagi siapa saja bahwa merebut kekuasaan memang tidak mudah namun mempertahankan
kekuasaan jauh lebih tidak mudah. Karena cobaanya tidak datang dari lawan tapi
dari diri kita sendiri, nafsu kita. Ingar pesan Rasul kepada sahabatnya ketika
usai perang Badar , bahwa musuh sebenarnya adalah nafsu kita dan perang melawan
nafsu adalah perang akbar sepanjang masa....