Tuesday, April 02, 2013

Pilihan hidup...


Ketika itu musim dingin di Shenzhen, China. Teman menjemput saya di Hotel untuk makan malam di rumahnya. Menurutnya istrinya sudah menyiapkan makanan yang lengkap dan semua dijamin tidak ada babi. Dia tahu bahwa saya muslim yang memang tidak dibenarkan mengkonsumsi Babi. Sebelum sampai dirumah, dia mampir terlebih dahulu ke kawasan louho.Kendaraan berhenti dipinggir jalan dan minta saya tetap dikendaraan.  Dia keluar sambil setengah berlari kearah jembatan penyeberangan. Saya perhatikan dari kejauhan dia menghampiri pedagang ikan hias.Pedagang itu seorang wanita bersama anaknya yang masih balita. Ternyata teman itu tidak membeli ikan hias tapi membeli lumut untuk makanan ikan hias dirumahnya. Menurutnya walau aparatement nya kecil namun dengan adanya aquariujm membuat suasana rumah menjadi lapang. Pikiran saya masih kepada pedagang ikan hias itu. Dalam cuaca dingin dimalam hari, dia masih bertahan untuk menjual sesuatu yang hampir tidak mungkin ada yang berminat untuk membelinya. Karena begitu banyak substitusi produk pakan ikan alami yang harganya murah dan tersedia dietalage supermarket. Tapi dengan keyakinannya dia tetap bertahan untuk menjual. Menurut teman bahwa pedagang itu baru akan pulang setelah dia berbelanja.Biasanya dia belanja sore hari sepulang kantor tapi kini dia belanja jam 7 malam. Artinya 2 jam wanita itu dengan sabar menanti untuk transaksi sebesar RMB 3 ( lima ribu rupiah).

Mungkin, kata teman bahwa dia salah satu pelanggan yang selalu dijaga  dan dinanti kehadirannya oleh pedagang itu. Yang membuat saya kagum adalah bagaimana pedagang itu menanti dengan kesabaran peluang yang datang kepadanya. Konsumen ada dimana mana tapi tidak semua konsumen tertarik membeli. Kalaupun ada yang tertarik membeli belum tentu deal terjadi. Kalaupun deal terjadi belum tentu menjadi pelanggan setia untuk kembali belanja. Pedagang itu sadar sekali dengan keterbatasannya namun dia telah menjadi pebisnis dengan karakter entrepreneurship yang tangguh untuk menghasilkand deal. Saya pernah bertemu dengan pedagang pikulan. Saya bertanya karena tidak banyak lagi kita melihat orang berdagang keliling dengan dipikul. Kebanyakan menggunakan kereta roda. Pedagang itu tidak muda lagi., Mungkin sudah kepala enam.  Saya menyarankan agar dia mangkal saja di pinggir jalan untuk menanti pembeli. Menurutnya bahwa dia tidak tahu dimana Allah menurunkan rezeki, jadi dia nggak bisa menunggu saja apalagi dagangnya bukan sesuatu yang istimewa. Dan rezeki itu memang bukan ditunggu, harus dijemput. Karena rezeki nggak ada yang nganterin, Setiap langkah kita dalam mencari rezeki ada yang menghitungnya, dan jika kita ikhlas dengan semua langkah yang kadang tak menghasilkan apapun itu, cuma ada dua kemungkinan. Kalau tidak Allah mempertemukan kita dengan rezeki di depan sana, biarkan ia menjadi tabungan amal kita nanti.

Apa yang membuat wanita dengan balitanya tangguh  menjadi pebisnis ditengah keterbatasannya ? ya karena budaya petarung menjadi bagian dari budaya china. Semua orang china sedari kecil sudah dididik untuk survival. Orang tua tidak pernah memanjakan anak anaknya dengan kemudahan tapi memberikan mereka kebebasan berbuat apa saja selagi tidak merusah kehormatan keluarga. Sekecil apapun yang mereka dapatkan, kehormatannya lebih tinggi dibandingkan mereka berpangku tangan apalagi menadahkan tangan. Pria tua yang saya temui itu begitu perkasa melewati takdirnya dengan keterbatasan karena motivas agama yang memang mewajibkan setiap umat islam untuk bertarung melewati segala hambatan dengan sabar dan ikhlas. Begitu banyak hadith dan Al Quran yang membujuk orang untuk sabar dalam kesulitan, bahkan Allah mengatakan bahwa Allah berserta orang orang yang sabar. Budaya china dan didikan islam sangat kental sekali untuk menyiapkan setiap orang menjadi entrepreneur. Bahkan Allah memilih Rasul akhir zaman dari golongan pedagang dan keluarga pedagang. Bukan keluarga para hamba sehaya. Bukan. Karena orang yang berhasil berbuat dengan kekuatan hatinya dia akan berguna bagi orang lain. Beda dengan hamba sahaya yang hanya dituntut berbuat dengan tenaganya namun hati dan hidupnya milik tuannya untuk dia mengabdi seumur hidup.

Ya, semua orang bisa menjadi pebisnis yang berdagang barang ataupun jasa namun tidak semua mampu menjadikan entreneurship sebagai pilihan hidup. Tidak semua orang memiliki kemampuan berkorban menjalani kerasnya tantangan dalam menjemput rezeki. Tidak semua orang mempunyai kemampuan melalui jalan panjang, panas terik, deras hujan dan bahkan tajamnya kerikil untuk membuka harapan esok pagi. Tidak semua orang mampu menerima bila harus teramat sering menggigit jari menghitung hasil yang kadang tak sebanding dengan deras peluh yang berkali-kali dibasuhnya sepanjang jalan. Kehebatan enterprenuership bukanlah terletak kepada keahlian management, keahlian tekhnis , keahlian profesi tapi terletak kepada kekuatan jiwanya berdialogh dengan ketidak pastian. Masa depan digayuhnya dengan begitu banyak masalah dan kelelahan namun hatinya tetap berkata bahwa hari ini dia menanam harapan  agar besok dia bisa menikmati buahnya. Memang untuk hidup berguna bagi orang lain apalagi untuk orang banyak  tidaklah mudah. Yang mudah adalah hidup sebagai hamba sahaya atau pegawai atau buruh yang dibayar karena tenaganya untuk  dirinya dan keluarganya. Itu saja. Silahkan tentukan pilihan hidup. 

Thursday, March 28, 2013

Berjuang untuk hidup


Saya membaca kisah ( Kompas.com 22/03/13) tentang Said (12), siswa kelas VI SDN 1 Mimbaan, Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur, rela menjadi pemulung untuk membayar tunggakan SPP 8 bulan.” Saya memungut sampah-sampah tidak merasa terpaksa, saya ikhlas , untuk membeli beras dan membayar biaya sekolah yang belum sempat saya bayar selama 8 bulan. Saya malu sekali kepada teman-teman dan bapak guru karena tak mampu bayar SPP sekolah," ujar Said. Namun dia tidak menyalahkan orang tuanya yang miskin. Dia bekerja keras dengan ikhlas untuk bisa membantu orag tuanya membeli beras. Dia tidak menyalahkan Bupati yang tak menyediakan anggaran untuk sekolah gratis seperti Jokowi di Solo dan di Jakarta. Dia bekerja keras untuk membayar uang sekolah agar pemda punya uang untuk menggaji guru. Dengan itu dia tidak merasa kecil hati. Cita citanya tetap tinggi setinggi anak anak dari keluarga mampu. Ada tiga hal yang dialami oleh Said. Pertama , kemiskinan karena terlahir dari keluarga miskin. Kedua, kezoliman karena tinggal diwilayah yang dipimpin oleh pemerintah yang tidak punya empati kepada orang miskin. Ketiga, bertarung untuk cinta.

Apa yang dirasakan oleh Said , dapat juga saya rasakan. Bahkan kenangan masa kecil saya seakan tergambar dengan jelas dari kisah Said. Saya ingat ketika Guru menanyakan uang SPP yang belum terbayar maka seluruh mata dikelas seakan memandang saya dan mentertawakan kemiskinan saya. Setelah itu seperti biasa saya akan menyendiri dari teman teman. Saya tidak menyesali keadaan orang tua saya yang miskin. Saya hanya malu karena gagal memenuhi kewajiban saya membayar SPP. Saya menangis dalam kesendirian. Ada keinginan untuk berhenti sekolah namun saya tidak mau kehilangan cita cita. Karena berkali kali ibu  saya mengingatkan kepada saya bahwa bila saya mencintai kedua orang tua maka saya harus selesai sekolah. Ketika sampai dirumah. Tak ingin saya menyampaikan pesan guru agar orang tua saya membayar uang SPP yang menunggak. Saya sangat mencintai kedua orang tua saya, dan kenal betul akan mereka yang akan melakukan apa saja untuk bisa menyekolahkan saya. Hanya memang belum punya uang. Dengan tidak meminta uang SPP apalagi mengeluh kepada orang tua , mungkin itulah yang terbaik untuk menjaga perasaan orang tua. Yang pasti dengan kekuatan cinta ibu membuat saya tidak lemah dalam kemiskinan.

Karena itulah saya memutuskan untuk do something dengan kedua tangan saya. Dari SMP sampai SMA saya sudah berdagang untuk biaya sekolah dan membantu orang tua. Saya lakukan itu semua dengan riang tanpa beban. Disekolah saya tidak merasa minder lagi karena saya tidak pernah menunggak SPP. Saya bergaul dengan teman teman sekolah tapi tidak begitu larut dalam pergaulan karena saya punya dunia sendiri sebagai anak pinggiran yang harus bekerja untuk survive., Ya tanpa saya sadari saya telah menjadi petarung terhadap diri saya sendiri dan sekaligus untuk keluarga dan masyrakat. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan hidup Said. Proses yang dilaluinya sama dengan ulat didalam kepompong yang berusaha keluar untuk menjadi kupu kupu yang indah. China ketika reformasi Deng , menghapus semua program populis untuk rakyat miskin. Namun pada waktu bersamaan Negara memberikan kebebasan bagi rakyat untuk berproduksi dan menjaga keadilan akan sumber daya. 30 tahun kemudian, sebagian besar pemimpin China dan konglomerat China adalah tadinya para anak anak dari keluarga miskin yang harus berjuang untuk hidup. Tentu tidak semua menjadi kapten dan pengusaha besar , tidak semua menjadi pemimpin dan bertitel berjenjang namun semua mereka berhasil menjadi “ something else”. Mereka menjadi asset bangsa yang kuat mandiri tanpa berkeluh kesah dengan kesulitan..

Proses untuk menjadi “something” itu memang berat dah sulit, kadang menyakitkan. Namun begitulah Allah bertitah tentang kehidupan ini. Hal yang sulit dan sakit dirasakan belum tentu buruk bagi kita. Tentu ada rahasia dibalik  itu. Kita harus percaya bahwa Allah maha bijaksana. Sebagaimana Said karena cinta dia ikhlas. Karena cinta dia kuat. Karena cinta dia berbuat walau dalam keterbatasan.  Anak anak seperti Said, mungkin jutaan jumlahnya. Ada yang terkapar kalah dan akhirnya pasrah. Ada yang tertatih meraih cita citanya namun tetap bersemangat untuk melaju. Mungkin sebagian mereka dimasa depan akan melengkapi strata masyarakat. Ada yang jadi simiskin yang duapa harta dan ilmu, ada yang tak miskin namun juga tak kaya. Ada yang kaya. Yang miskin akan sabar dalam kemiskinannya. Yang kaya akan berbagi kepada yang miskin. Itulah karena komunitas mereka adalah komunitas yang lahir dari dunia yang tak ramah. Mereka pertarung yang tak dimanjakan oleh fasilitas berobat gratis, sekolah gratis, makan gratis. Kaya ataupun miskin , mereka tetaplah orang baik yang tak pernah berkeluh kesah , yang sadar makna sabar dan ikhlas. Ya mereka tidak seperti  komunitas bangsa Eropa dan AS yang selalu dimanjakan dengan fasilitas jaminan social Negara , yang makmur menjadi sombong namun ketika Negara bangkrut banyak dari mereka memilih  bunuh diri alias loser. Seharusnya mereka manjadi tongkat negara malah menjadi beban negara sampai mati. 

Kini saya sebagai orang tua. Memang saya tidak membuat anak anak saya harus bekerja untuk makan dan bayar uang sekolah. Saya memberi mereka fasilitas untuk mereka “berjalan” dan bukan “berlari “ namun saya menanamkan kondisi bahwa mereka harus bangga dengan effort mereka, dengan pilihan mereka, dan karenanya mereka harus "bertarung" mendapatkannya. Mereka harus menjadi diri mereka sendiri lepasa dari bayang  bayang saya. Mereka harus menjadi bayang bayang Allah agar mereka menjadi orang yang sabar ketika gagal dan bersyukur ketika sukses. Agar hanya kepada Allah mereka menyembah dan meminta tolong, bukan kepada saya orang tuanya. Saya hanya penonton takdir mereka sambil berdoa agar mereka tetap istiqamah, sabar melewati segala rintangan. Miskin ataupun kaya, bertitel hebat atau biasa saja, tak penting, yang penting hidup mereka berguna bagi orang lain. Itu saja. 

Monday, March 25, 2013

Kembali kepada Tuhan


Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepadaNya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan; kerana Tuhan, dengan rahmatNya akan tetap menerima mata wang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya! Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang,ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”
( Rumi)
***
Minggu lalu  saya bertemu dengan sahabat yang lama tak bersua.  Ketika bertemu , saya merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan sahabat ini. Dia murah senyum. Padahal sebelumnya walaupun dia tersenyum namun terkesan dipaksakan. Kini senyumnya lepas dan ikhlas. Itu yang saya rasakan.  Dia bercerita bahwa empat tahun lalu usaha yang dirintisnya bertahun tahun dengan pengorbanan waktu dan dana akhirnya jatuh bangkrut. Kebangkrutannya bukanlah karena hutang yang tak terbayar. Bukan karena pasar tidak bisa menyerap jasanya.  Bukan karena kompetisi. Bukan karena kekurangan modal. Tapi bangkrut karena masalah sepele. Apa itu ? Salah satu izin usaha yang dimiliki ternyata adalah palsu. Ini ketahuan ketika ada operasi sweeping gabungan antar instasi. Reputasinya begitu bagus selama ini dihadapan aparat pemerintah dan karenanya hamper semua pejabat pemerintah tidak percaya kalau izin usahanya itu palsu. Apalagi izin usaha itu bukan sesuatu yang sulit didapat. Dan bukan sesuatu yang harus mengeluarkan dana besar. Itu hanya administrasi.  Lantas mengapa harus dipalsukan? Tanya saya. Menurutnya bahwa itu ulah dari salah satu Direksinya, yang dia percaya untuk mengurus segala izin usaha dan berhubungan dengan pihak pemerintah. Bertahun tahun tidak ada masalah. Namun akhirnya baru diketahui setelah ada razia. 

Karena usahanya berhubungan dengan kontrak kerja terhadap perusahaan  asing maka berita itu cepat menyebar dengan seluruh rekanan bisnisnya. Mereka membatalkan sepihak kontrak kerja itu karena maklum tidak ada perusahaan asing yang berbisnis dengan perusahaan yang tidak punya izin usaha. Ketika kontrak kerja dibatalkan oleh mitranya maka pada waktu bersamaan dia juga harus membayar ganti rugi akibat pembatalan itu. Dia juga harus membayar denda administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Akibat ganti rugi dan denda itu membuat seluruh dana yang dikumpulkan dari sisa keuntungan tahun tahun sebelumnya habis terkuras , bahkan dia harus menombok dari dana pribadinya. Apakah dia marah kepada direksinya dan akhirnya melaporkan kepada Polisi? Ternyata, dengan tersenyum dia berkata bahwa yang pertama dia lakukan ketika masalah itu datang adalah memaafkan direksinya. Menurutnya peristiwa itu sebetulnya bukanlah antara dia dengan direksinya. Tapi antara dia dengan Tuhan. Tuhan sedang berdialogh dengan dia lewat prahara bisnisnya. Setelah itu, dia mengambil alih tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah itu secara tuntas dan akhirnya menyatakan perusahaan ditutup dengan membayar semua pesangon karyawannya.

Dia tersenyum. Dia bersyukur kepada Tuhan dengan peristiwa itu. Karena dia disadarkan tentang sesuatu kesalahan yang selama ini tidak dia sadari. Apa itu? Dia begitu percaya dengan kemampuan pribadinya. Dia tidak pernah menghargai peran orang lain. Dia menganggap semua bisa dibeli dengna uangnya. Dia juga tidak pernah mau diajak diskusi mengenai kekuasaan Tuhan diatas segala galanya. Menurutnya orang yang selalu bicara Tuhan karena orang itu lemah dan malas, sehingga menjadikan Tuhan sebagai excuse dari kegagalannya berkompetisi. Dan dia memang bisa membuktikan kesuksesannya mengembangkan usaha yang begitu cepat. Reputasi dan kredibilitas yang begitu tinggi membuat semua orang percaya dengannya. Namun … Menurutnya usaha yang dibangun selama sepuluh tahun, hanya seminggu setelah terkena sangsi pemerintah langsung bangkrut. Uang habis, Kepintaran yang dibanggakan tak berguna. Reputasi dengan rekanan hancur  berujung kepada tuntutan ganti rugi. Ya dalam waktu singkat apa yang dia banggakan selama ini hilang begitu saja. Seakan mimpi.  Dalam kejatuhan itu, dia bersyukur bahwa istrinya memberikan kekuatan moral untuk dia mampu melewati prahara itu. Selalu istrinya meminta dia kembali kepada Tuhan.

Benarlah ketika dia semakin dekat kepada Tuhan, hari hari dilaluinya dengan lebih ringan.  Tak ada lagi dalam kamus hidupnya bahwa manusia berkuasa atas dirinya. Tak ada lagi dalam kamusnya melawan keburukan dengan keburukan. Empatinya semakin tajam untuk  mudah berbagi. Ternyata masa depannya tidak segelap yang dia bayangkan. Bahkan akibat dari kebangkrutan usahanya itu, dalam dua tahun dia kembali bangkit, yang bahkan jauh lebih besar dari usaha sebelumnya. Menurutnya bahwa hanya seseorang yang berkarakter dan mau memaafkan , dapat bangkit  dan berhasil di atas penghinaan dan kegagalan! Maka ketika prahara datang, jaga suasana hati. Jangan berprasangka buruk kepada Tuhan. Pilih untuk tetap berbuat baik dan belajarlah memafkan. When you forgive, you in no way change the past - but you sure do change the futureJadikan kekecewaan, penderitaan, kegagalan sebagai “pupuk” atau “bahan bakar” untuk maju—baik di lingkungan keluarga, kerja, atau tempat tinggal kita. Dan yang lebih penting tetap berprasangka baik kepada Tuhan. Bahwa harta yang tak ternilai didunia ini adalah kehadiran Tuhah dihati kita, karena itu hanya cinta dan kasih sayang output nya, yang menentramkan bagi siapa saja…Dia tersenyum. 

Thursday, March 14, 2013

Berpikir positip


Di Tiongkok ada cerita lama yang hidup ditengah masyarakat. Cerita itu berkaitan dengan hubungan antara mantu wanita dan mertua wanita. Keduanya wanita dan keduanya punya ego sama. Ya sama sama berhak atas pria yang ada didekatnya. Bagi mertua, pria suami wanita itu adalah putra yang lahir dari rahimnya dan dia berhak penuh atas pria itu. Namun bagi wanita sebagai istri dari pria itu merasa berhak terhadap pria itu karena Tuhan telah mentakdirkan pria itu bagian dari jiwanya. Karena ego tersebut maka menjaga keseimbangan hubungan antara mertua dan mantu, memang tidak mudah. Lantas bagaimana agar hubungan kedua wanita yang masing masing punya ego yang besar itu dapat terkendali dan akhirnya menjadi saling mengasihi? Cerita inilah yang menjawab pertanyaan itu. Ya seperti cerita inspirasi. Tersebutlah seorang menantu yang merasa tidak nyaman hidupnya ketika mertua perempuannya tinggal bersamanya. Dia tidak bisa menolak kehadiran mertua perempuannya itu walau setiap hari mertua perempuanya selalu mengatur hidupnya dan suaminya. Rumah tangga sepenuhnya dibawah kendali mertuanya. Ada perasaan marah , kecewa karena dilecehkan sebagai istri. Bagi wanita itu , satu satunya yang akan membuat hidupnya nyaman adalah bila mertuanya tidak ada lagi disisinya. Itu tidak mungkin dengan cara mengusir karena suaminya pasti tidak mengizinkan. 

Maka cara yang ditempuh adalah dengan meracuni mertuanya. Wanita itu mendatangi seorang  tabib hebat untuk membuat racun mematikan secara berlahan lahan. Sang tabib memberikan ramuan untuk dicampur kedalam minuman teh dengan berpesan bahwa dia harus bersikap baik dan berprasangka baik dengan mertuanya agar tidak menimbulkan kecurigaan. Tentu dia harus membuat sendiri teh itu dan memberikan dengan senyuman indah agar tidak terkesan meracuni. Selama rentang menanti kematian mertuanya, wanita itu selalu menjaga laku dengan baik. Apapun yang dikatakan oleh mertuanya disikapinya dengan prasangka baik. Apapun sikap mertuanya yang selama ini membuat dia tertekan dan terhina, disikapinya dengan prasangka baik. Akibatnya mertuanya bisa berubah menjadi lebih bijak. Lebih sayang kepadanya. Suasana menjadi begitu indah karena satu sama lain saling berprasangka baik. Karena itulah, dia ingin keadaan ini dipertahankan. Dia tak ingin mertuanya mati namun apa daya ramuan racun telah bersemayam ditubuh mertuanya.  Namun ketika dia datang ke tabib itu untuk melunturkan racun, tabib itu berkata bahwa tidak ada racun sesungguhnya. Racun itu hanyalah bualan tabib untuk memberikan keyakinan kepada wanita itu merubah sikap agar selalu berprasangka baik. Tabib itu bijak. Ia tahu bahwa masalah ada pada wanita itu, dan bukan pada mertuanya. 

Kita dan prasangka kita adalah dua hal yang berbeda. Jadi, kita bukanlah prasangka itu sendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh larut di dalam prasangka, tetapi harus mengendalikannya. There is nothing good or bad, only thinking makes it soPrasangka mempengaruhi hidup kita. Ia sering kali menjadi kenyataan dalam kehidupan. Apabila kita berprasangka baik pada seseorang, maka ia akan benar-benar menjadi baik terhadap kita, karena tanpa kita sadari alam bawah sadar kita menuntun kita untuk memperlakukan dia secara baik-baik. Tetapi sebaliknya, orang yang sebenarnya baik kepada kita, tetapi karena kita berprasangaka bahwa dia adalah orang yang membenci kita, maka prasangka tersebut akan benar-benar menjadi kenyataan; dia akan membenci kita., karena tanpa kita sadari , alam bawah sadar kita menuntun kita untuk memperlakukan dia sebagai orang yang membenci kita. Karena prasangka buruk itulah mengakibatkan persaudaraan berubah menjadi kebencian, kesetiakawanan berubah menjadi permusuhan, dan antar Partai saling berseteru. Anggota partai saling menghujat dan menjatuhkan. Tidak ada lagi kedamaian. Karena cinta berubah menjadi benci. Cemburu buta berujung maut atau perceraian. Benci berubah menjadi prahara, yang kadang berujung kepada fitnah, dan membunuh. 

Sangat buruk sekali dampak dari prasangka buruk ini. Prasangka buruk telah mengorbankan banyak hal, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. Kemalasan, pesimis dalam menatap masa depan, dan ketidakberdayaan sering kali merupakan reaksi pikiran bawah sadar atas prasangka buruk seseorang yang telah dia tanamkan pada dirinya sendiri. Prasangka buruk benar-benar menjadi penghalang spesifik terhadap kemajuan dirinya.  Karena sukses seseorang karena berprasangka baik atau berpikir positive atau selalu optimis. Orang bijak berkata bahwa optimism is the most important human trait, because it allows us to evolve our ideas, to improve our situation, and to hope for a better tomorrow. Makanya Allah melarang kita untuk berprasangka buruk kepada siapa pun, termasuk kepada diri kita sendiri. Firman Allah Swt.,”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa...QS.49:12). Ingatlah Sabda Rasul “ Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, kerana sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang keburukan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara” (H.R Bukhari, no (6064) dan Muslim, no (2563). Ya, prasangka baik adalah sikap hidup positip yang didasarkan kepada keikhlasan berbuat dan bersikap karena cinta dan kasih sayang.

Friday, March 08, 2013

Angel Investor


Angel dalam bahasa indonesia berarti adalah malaikat atau bidadari atau utusan Tuhan. Ya apapun itu, bila mendengar angel kita berharap semua karena kebaikan. Angel  juga berarti financial support atau pendukung keuangan. Dalam dunia keuangan dikenal  istilah dengan sebutan angel investor. Apa itu ? Sudah bisa ditebak bahwa ini jenis investor yang berbeda dengan investor yang lazim seperti perbankan atau venture capital. Bila investor khususnya institusi pada umumnya lebih mementingkan laba dan keamanan dari segala resiko. Maklum karena investor institusi dananya berasal dari publik dengan janji aman dari segala resiko. Namun Angel fund, adalah sesuatu yang berbeda. Ia tidak melihat dari parameter resiko tapi melihat dari keyakinan dirinya sendiri terhadap mitra yang datang kepadanya. BIla dia yakin akan calon mitranya maka dia akan mengambil keputusan untuk melepas dananya. Unsur yang menjadi pertimbangan sang angel melepas dana pada umumnya karena  pertama, factor pribadi dari calon mitra atau pemrakarsa, kedua, bahwa project itu memang dikuasainya dengan baik sehingga tidak sulit untuk mengetahui peluangnya,  ketiga karena factor kedekatan emosi seperti satu almamater , hubungan keluarga, agama, atau karena persahabatan sudah terjalin lama. Angel investor paling banyak di china atau negara asia dimana budaya saling membantu atas dasar agama dan klan masih sangat kental. Tapi di negara kapitalis yang individualistis , angel investor tidak begitu banyak namun beberapa nama besar dalam dunia bisnis lahir dari tangan para angel investor.

Angel Investor , pada umumnya adalah private equity dimana dananya tidak berasal dari pihak lain. Dananya berasal dari kantongnya sendiri, yang bisa saja dana terkumpul dari keuntungan berbagai investasinya yang telah sukses mendatangkan laba. Pelaku angel investor tidak begitu tertarik dengan bisnis yang sudah well established  yang butuh dana  tambahan untuk pengembangan. Mengapa? bukankah bisnis yang sudah well established aman dari resiko. Alasannya bahwa bisnis yang sudah well established umumnya mendatangkan yield yang rendah dan peran investor hanya sebatas uang tanpa ada keterlibatan emosi untuk peningkatan value. Iming iming laba dan keamanan tidak akan membuat angel fund masuk dalam bisnis. Mereka hanya tertarik akan sesuatu value yang bisa menyinggung pride mereka. Pride ini bisa karena factor agama, hobby, pertemanan, kemanusiaan, inovasi. Itu sebabnya komunikasi business dengan angel fund lebih mudah bila bisnis itu masih bersifat baru sama sekali. Belum ada kontaminasi visi dari pihak lain. Belum terikat komitmen dengan pihak lain. Banyak entrepreneur hebat saat sekarang seperti Bill Gate, Ted Turner, Lie Jun  awalnya didukung Angel fund. Keberhasilan mereka sebagai businessman berkat angel fund , juga akhirnya menjadikan mereka sebagai angel investor. Itu sebabnya komunitas angel investor cukup  banyak namun mereka tidak sulit didekati asalkan anda punya kualifikasi yang bisa membuat pride mereka menoleh anda.

Apa yang bisa didapat dari Angel Investor? Disamping dana tentunya, anda juga akan mendapatkan akses kejaringan business nya. Artinya apabila anda bisa menunjukan the best performance anda sebagai mitranya maka tidak sulit bagi dia menempatkan anda dalam jaringan business nya dan ini sangat berguna mendukung pengembangan usaha. Bill Gate bisa membuat lunak IBM bermitra dengan Microsoft karena tekanan dari Ross Perot sebagai angel investor dari Microsoft, yang juga mitra potensial dari IBM. Disamping itu Angel investor pada umumnya adalah businessman yang berpengalaman dan tentu mereka bukan hanya kaya secara materi tapi juga kaya secara moral. Karenanya visi mereka selalu untuk keharmonian dan kasih sayang. Ini sangat membantu bagi pemula untuk motivasi menghadapi  segala rintangan. Itu sebabnya Virgin Group dari sang angel investor ternama Sir Richard mampu mengembangkan usahanya dengan cepat dan tak terimbas akibat krisis. Karena sebagian besar usahanya dikelola oleh pemrakarsa yang dibiayai oleh Sir Richard melalui angel fundnya. Mereka tumbuh dan berkembang bersama virgin group namun mereka tidak kehilangan indentitas sebagai wiraswata dan  pemrakarsa atas obsesinya  untuk tumbuh dan terhormat.

Sekali lagi bahwa angel investor selalu mencari "scalable" bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena sebuah inovasi dan kreatifitas. Umumnya Angel investor menetapkan syarat  kepemilikan saham mayoritas namun memberikan opsi kepada pemrakarsa proyek mendapat lebih atau equal dengannya apabila business berjalan sesuai rencana. Ini sebagai bagian dari motivasi dan sekaligus menekan resiko pengendalian dimana bila suatu saat harus mengambil keputusan yang keras tanpa perlu berkompromi dengan pemrakarsa. Maklum karena ini adalah venture business maka Angel investor menanggung semua resiko bisnis dan karenanya dia berhak mempunyai power untuk merubah strategy business untuk menekan resiko. Bagaimanapun keberadaan angel investor adalah lebih baik daripada orang kaya yang terus menyimpan uangnya dibank atau di asset yang mati sambil berharap harga naik dikemudian hari agar mendapatkan capital gain. Orang kaya yang cenderung bermain aman dengan hartanya adalah orang yang hidup dalam RIBA. Ia rakus dan sombong dengan hartanya. Karenanya orang kaya seperti ini yang paling banyak menjadi korban ketika bursa jatuh, perbankan bangkrut, pasar uang hancur, investasi bodong yang ditinggal kabur oleh pengelolanya. Tapi para pelaku angel investor tidak pernah jadi korban dari paradigman business aman dan untung itu. 

Bagi pelaku angel investor harta harus dikembangkan lewat kemitraan dan siap menghadang resiko dari ketidak pastian masa depan, namun berkat kerja keras, istiqamah, sabar melewati rintangan, bertawakal atas segala jerih payah...dan berhasil meraih laba,itulah bisnis yang HALAL karena antara syariat dan hakikat bertemu dalam sunattullah. Angels also often want to contribute more than money to a young company. Angels have the experience, and inclination, to be great mentors and valuable directorsAngel investor adalah satu cara mengembangkan uang dan sekaligus berbagi dengan harta serta pengalaman untuk memberikan orang lain kesempatan berkembang dengan obsesinya walau karena itu harus mengambil resiko. Ya dengan demikian harta ditempatkan dalam dimensi sosial untuk berbagi karena cinta...

Saturday, March 02, 2013

Kaya dan Miskin

Adakah pembelajaran tentang sebuah realitas yang terbentang dihadapan kita. Tentang kaya dan miskin. Apakah islam tida boleh kaya ? Mengapa umat islam lebih banyak miskin? demikian tanya teman saya ketika kami berdialogh dalam kesempatan makan malam. Saya teringat dengan cerita lama , cerita sufi. Ini hanyalah cerita analogis untuk mengaktualkan  ilmu hakikat islam. Suatu saat, seorang guru merekomendasikan kepada muridnya untuk berguru kepada seorang sufi ternama. Setelah melewati perjalanan yang amat panjang, sang Murid akhirnya bisa berjumpa dengan guru yang dimaksud. Betapa kagetnya setelah ia mengatahui rumahnya yang mewah bak istana raja. Ia bertanya kepada para tetangganya, apakah betul bahwa istana itu tempat tinggal sang Sufi sebagaimana yang direkomendasikan oleh gurunya. Semuanya menjawab “Ya”. Lebih kaget lagi setelah si pemilik istana itu datang dengan pakaian yang mewah dan kendaraan yang luar biasa bagusnya. Sang murid bertanya-tanya dalam hatinya, apakah benar yang dimaksudkan oleh gurunya. Akan tetapi karena telanjur sudah menempuh perjalanan jauh yang sangat melelahkan, iapun menjumpai Sufi yang kaya raya tersebut. Setelah menyampaikan salam dari gurunya, ia pun menyampaikan maksud dan tujuannya. Betapa kagetnya sang murid setelah mendengar kata-kata yang keluar dari lisan Sufi yang kaya raya itu. Ia berkata, “Tolong sampaikan salam saya kembali kepada gurumu. Aku berpesan agar dia tidak selalu sibuk dengan urusan dunia.”

Bak disambar petir di siang bolong. Bagaimana mungkin orang kaya raya itu memberi nasehat kepada gurunya yang jauh dari kehidupan dunia agar tidak sibuk dengan urusan dunia. Bukankah yang lebih sibuk mengurus dunia adalah orang kaya tersebut? Ia pamit pulang, tidak jadi berguru kepada orang yang direkomendasikan oleh gurunya. Sesampai di padepokan gurunya, ia melaporkan semua kejadian yang dialaminya, termasuk nasihat orang kaya itu kepada gurunya. Sang murid lebih tidak mengerti lagi setelah sang guru yang sangat dihormati itu ternyata menangis dan membenarkan nasihat orang kaya raya tersebut. Sang guru akhirnya menjelaskan bahwa orang kaya raya yang dijumpai oleh muridnya itu memang memiliki istana yang mewah, kendaraan yang bagus, dan selalu berpakaian indah. Tanah perkebunannya luas serta memiliki pabrik yang mempekerjakan banyak karyawan. Namun demikian, harta yang melimpah itu tidak menyebabkannya lalai dan lupa kepada Allah Swt. Hartanya tidak mengganggu dzikirnya kepada Allah Swt. Ia tidak sombong karena hartanya dan jika sewaktu-waktu hartanya diambil oleh pemiliknya, Allah Swt, ia pun tidak merasa terhina karenanya. Ia memandang harta biasa-biasa saja. 


Sementara saya, kata sang Guru, biar tidak punya harta yang melimpah, tapi hari-hari masih disibukkan untuk memikirkan harta. Bahkan bisa jadi saya, kata sang guru, lebih sibuk memikirkan urusan harta dari pada si sufi yang kaya raya tersebut. Kepada orang yang diberi karunia rizki yang lebih oleh Allah swt, hendaknya mereka dapat mengelola hartanya sebagai sarana untuk mendapatkan harta kekayaan yang lebih besar kelak di akhirat. Tak perlu bersikap kontra produktif dengan meninggalkan kehidupan dunia. Janganlah mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah Swt. Ingatlah bahwa dengan harta ditangan , banyak hal yang bisa diperbuat untuk meninggikan kalimat Allah.Tak ubahnya dengan kisah Rasyid Nikaz, seorang  muslism, miliarder Francis yang tampil didepan hukum untuk membayar  denda bagi wanita yang menggunakan cadar. Di Francis pemakai Cadar dilarang oleh konsitusi dan pelanggarnya harus membayar denda. Sikap Rasyid ini mendapat perhatian luas dari media massa. Ketika media massa minta pendapatnya atas sikapnya itu maka keluarlah kata kata syiar islam, dan membuat lunak sikap Pemerintah Francis,  Syekh Al-Khuwainy mengibaratkan Rasyid Nikaz sebagai “Satu orang yang mengalahkan satu Negara". Dengan hartanya dia berjihad untuk syariah Islam. Tidak dengan kata kata tapi dengan hartanya. Tak ubahnya dengan Abu Bakar Ash Shiddiq yang menggunakan hartanya untuk membebaskan budak. Dengan hartanya membantu perjuangan Rasul. Begitulah Ustman, yang kaya raya namun menggunakan hartanya demi tegaknya syiar Islam. 

Memang ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana (zuhud ) Namun tidak berarti Islam melarang kita kaya. Bahkan Islam menganjurkan agar umatnya kaya dan memiliki harta. Sebab dengan kekayaan, seorang Muslim bisa melakukan jenis ketaatan yang terkadang tidak bisa dilakukan oleh orang miskin.  Orang berharta bisa haji, umrah, infak dan lain-lain. Mencari harta kekayaan dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Karenanya, sarana dan cara mencarinya tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam. Faktor pembuka atau kunci itu ada dua jenis; faktor lahir, kasat mata, atau material causal dan faktor batin. Faktor lahiriyah misalnya; bertani, nelayan, berdagang, berprofesi, mengajar, dan lain-lain. Faktor batin rizki bersifat spiritualitas, ibadah dan perwujudan nilai-nilai dan ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Faktor ini menghubungkan seseorang dengan Maha Pemberi rizki, Allah secara langsung.  Kedua faktor di atas harus ditempuh oleh seseorang. Seseorang tidak boleh mengandalkan faktor pertama dengan mengesampingkan faktor kedua. Sebab hal itu bisa menjadikan seseorang menyekutukan Allah. Di sisi lain, faktor pertama hanyalah usaha manusia. Sementara faktor kedua bersifat faktor penentuan yang diserahkan kepada Allah Maha Pemberi rizki. Jika seseorang ingin memaksimalkan perolehan rizki maka dia harus memaksimalkan keduanya. Kedua faktor dengan bagian-bagian yang terkait ibarat modal, aset dan investasi untuk mendapatkan ‘keuntungan’ materi dan non materi dari Allah. Semakin banyak dan berkualitas modal-modal itu kita tanam, maka makin besar pula incomenya.

Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sebaik-sebaik harta adalah harta orang shalih.” (HR. Ahmad). Karena banyak hal yang sulit dilakukan oleh orang miskin, ia dapat lakukan dengan mudah. Namun bukan berarti miskin itu salah.Adapun terhadap orang-orang yang belum mendapatkan rizki lebih dari Allah Swt, hendaklah tetap menjalankan ketaatan kepada Allah Swt dengan tulus dan ikhlas. Nikmati kemiskinan dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt. Akhirnya, tidak ada halangan bagi orang kaya untuk menjadi shalih dan dekat dengan Allah swt. Demikian juga tidak ada alasan bagi orang miskin untuk tidak mendekat kepada Allah karena kemiskinannya. Orang kaya dan orang miskin mempunyai kesempatan yang sama untuk mendekati Allah Swt. Jadi bagi orang islam yang saleh, miskin atau kaya  , dia akan menjadi sebaik baiknya umat karena dia berbuat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk orang lain, untuk cinta dan kasih sayang..

Wednesday, February 27, 2013

Perdagangan wanita



Saya membaca berita melalui Kompas.com. Kisah seorang TKW yang disandera oleh PPTKI (perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia) karena tidak mampu membayar biaya administrasi sebesar Rp 14 juta, setelah dia dipulangkan majikannya dari Taiwan. Saya bisa membayangkan betapa naasnya nasip TKW itu. Niat keluar negeri mencari nafkah karena himpitan kemiskinan di negeri sendiri namun setelah pergi menyabung asa yang didapat adalah hutang yang tak mampu dibayar karena bekerja diluar negeri tak mendapat apa apa. Bagaimana mungkin bekerja tidak mendapatkan hasil? Ya begitulah sindikat business pengerahan tenaga kerja ke luar negeri. Negara melalui UU dan Peraturan melegalkan perdagangan manusia dengan alasan mendatang devisa atas kemelimpahan buruh didalam negeri. Negara tidak pernah merasa malu walau sudah tergabung dalam G20 tetap melegalkan bahkan mempromosikan program buruh migran untuk kemakmuran. Hingga jangan terkejut bahwa inilah negara satu satunya yang melempar buruh keluar negeri dalam jumlah terbesar.  Padahal China yang merupakan jumlah penduduk terbesar didunia, negara tetap tidak melegalkan rakyatnya menjadi buruh di luar negeri.

Kalau kita ke Jepang  kadang menemukan wanita Indonesia bekerja di KTV sebagai pramuria, juga di Taiwan. Usia mereka rata rata 19 -23 tahun. Mereka masih teramat muda.  Umumnya kedatangan mereka ke jepang atau Taiwan  diorganisir oleh perusahaan yang mendapatkan izin sebagai penyedia jasa misi kebudayaan. Tentu izinnya dikeluarkan oleh Kementrian kebudayaan dan Pariwisata. Tidak perlu analisa hebat untuk memastikan bahwa program pengerahan TKI keluar negeri itu tidak lain adalah perdagangan budak. Mereka bukan pekerja professional yang berhak mendapatkan perlindungan first class dari system negara. Mereka tidak punya keahlian special. Tidak punya  akreditas expert.  Sudah bisa ditebak dengan mudah bahwa yang dimanfaatkan adalah status mereka sebagai manusia sekelas hewan. Pekerjaan yang pantas adalah menjadi jongos para juragan kaya di Arab, malaysia, Hong Kong, Singapore. Ada juga sebagai pelayan di restoran dan bar, sebagian lagi terpaksa menjalani kehidupan sebagai pelacur. Mungkin ada yang bernasip baik diperlakukan manusiawi namun tidak sedikit yang diperlakukan bak hewan piaraan. Kadang dipuja dan kadang pula dilecehkan serendah sendal jepit.

Telah 68 tahun negeri ini merdeka, telah 68 tahun sejak para pejuang kemerdekaan melepas nyawa dari jasadnya dengan mengucapkan Allahuakbar. Merdeka atau mati. Lebih baik mati daripada hidup bercermin bangkai. Itu semua karena bangsa Indonesia tak mau dijajah. Tak ingin dijadikan bangsa budak. Namun setelah penjajah asing diusir dari negeri ini, penjajahan tidak otomatis hengkang. Ia digantikan oleh bangsa sendiri yang menjelma sebagai segelintir orang yang memimpin. Tuan terhormat mungkin akan tersinggung bila saya katakan ini. Ya benar mereka pahlawan devisa, demikian tuan berkata.  TIdak ada yang menyuruh mereka jadi buruh migran atau buruh urban tidak ada. Benar! Itu mau mereka sendiri. Tapi lewat system pembangunan yang tidak akrab untuk orang lemah telah menjadikan mereka dimiskinkan dan dipinggirkan secara paksa. Kemiskinan bagi rakyat yagn tinggal di zamrud khatulistiwa adalah bencana. Mengapa? karena tidak seharusnya ada kemiskinan. Tidak seharusnya ada wanita menggadaikan dirinya untuk makan di negeri orang. Ini semua karena korupsi yang berlaku secara massive disemua sektor. Harga  produk pertanian melambung tinggi namun petani tetap miskin. Perusahaan dan jumlah orang kaya semakin banyak namun gaji buruh sebulan sama dengan harga sekali makan di restoran jepang. Ekonomi tumbuh tinggi, APBN berlipat naiknya namun hutang semakin menggunung sehingga menggerus kekuatan APBN untuk fungsi sosialnya...

Di Hong Kong saya melihat pariwara di TV yang memasarkan TKW untuk jadi jongos dirumah tangga. Di Singapore dan Malaysia anda bisa temukan iklan On sale terhadap TKW. Sebagai anak bangsa rasanya saya ingin berteriak marah dengan situasi ini. Rasul dikirim ke dunia bertujuan menghapus perbudakan. Negara dan bangsa inginkan merdeka karena rakyat tak ingin diperbudak. Namun perbudakan tak pernah bisa dihapus terutama oleh negeri yang para pemimpinnya mayoritas beragama Islam. Apa sebabnya? banyak sebab namun utamanya karena akhlak para pemimpin yang tak amanah. Perang melawan perdagangan wanita tidak dapat dimenangkan dengan mudah. Namun perang terhadap perdagangan wanita harus dimenangkan. BIla negara tidak peduli maka kitalah sebagai pria yang harus melindungi wanita. Islam mengajarkan bahwa setiap pria berkewajiban untuk melindungi wanita. Bagi wanita janda atau yatim maka orang tua atau anak , kakak atau adik yang harus melindunginya. BIla orang tuan atau anak, adik atau kakak tidak ada maka pamanlah yang harus melindungi wanita itu. Bila paman tidak ada maka kerabat dekat  yang harus melindunginya. Bila kerabat dekat tidak ada maka kerabat jauh yang harus melindungi namun bila  tidak ada maka masyarakatlah yang harus melindungi wanita. 

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...