Thursday, March 14, 2013

Berpikir positip


Di Tiongkok ada cerita lama yang hidup ditengah masyarakat. Cerita itu berkaitan dengan hubungan antara mantu wanita dan mertua wanita. Keduanya wanita dan keduanya punya ego sama. Ya sama sama berhak atas pria yang ada didekatnya. Bagi mertua, pria suami wanita itu adalah putra yang lahir dari rahimnya dan dia berhak penuh atas pria itu. Namun bagi wanita sebagai istri dari pria itu merasa berhak terhadap pria itu karena Tuhan telah mentakdirkan pria itu bagian dari jiwanya. Karena ego tersebut maka menjaga keseimbangan hubungan antara mertua dan mantu, memang tidak mudah. Lantas bagaimana agar hubungan kedua wanita yang masing masing punya ego yang besar itu dapat terkendali dan akhirnya menjadi saling mengasihi? Cerita inilah yang menjawab pertanyaan itu. Ya seperti cerita inspirasi. Tersebutlah seorang menantu yang merasa tidak nyaman hidupnya ketika mertua perempuannya tinggal bersamanya. Dia tidak bisa menolak kehadiran mertua perempuannya itu walau setiap hari mertua perempuanya selalu mengatur hidupnya dan suaminya. Rumah tangga sepenuhnya dibawah kendali mertuanya. Ada perasaan marah , kecewa karena dilecehkan sebagai istri. Bagi wanita itu , satu satunya yang akan membuat hidupnya nyaman adalah bila mertuanya tidak ada lagi disisinya. Itu tidak mungkin dengan cara mengusir karena suaminya pasti tidak mengizinkan. 

Maka cara yang ditempuh adalah dengan meracuni mertuanya. Wanita itu mendatangi seorang  tabib hebat untuk membuat racun mematikan secara berlahan lahan. Sang tabib memberikan ramuan untuk dicampur kedalam minuman teh dengan berpesan bahwa dia harus bersikap baik dan berprasangka baik dengan mertuanya agar tidak menimbulkan kecurigaan. Tentu dia harus membuat sendiri teh itu dan memberikan dengan senyuman indah agar tidak terkesan meracuni. Selama rentang menanti kematian mertuanya, wanita itu selalu menjaga laku dengan baik. Apapun yang dikatakan oleh mertuanya disikapinya dengan prasangka baik. Apapun sikap mertuanya yang selama ini membuat dia tertekan dan terhina, disikapinya dengan prasangka baik. Akibatnya mertuanya bisa berubah menjadi lebih bijak. Lebih sayang kepadanya. Suasana menjadi begitu indah karena satu sama lain saling berprasangka baik. Karena itulah, dia ingin keadaan ini dipertahankan. Dia tak ingin mertuanya mati namun apa daya ramuan racun telah bersemayam ditubuh mertuanya.  Namun ketika dia datang ke tabib itu untuk melunturkan racun, tabib itu berkata bahwa tidak ada racun sesungguhnya. Racun itu hanyalah bualan tabib untuk memberikan keyakinan kepada wanita itu merubah sikap agar selalu berprasangka baik. Tabib itu bijak. Ia tahu bahwa masalah ada pada wanita itu, dan bukan pada mertuanya. 

Kita dan prasangka kita adalah dua hal yang berbeda. Jadi, kita bukanlah prasangka itu sendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh larut di dalam prasangka, tetapi harus mengendalikannya. There is nothing good or bad, only thinking makes it soPrasangka mempengaruhi hidup kita. Ia sering kali menjadi kenyataan dalam kehidupan. Apabila kita berprasangka baik pada seseorang, maka ia akan benar-benar menjadi baik terhadap kita, karena tanpa kita sadari alam bawah sadar kita menuntun kita untuk memperlakukan dia secara baik-baik. Tetapi sebaliknya, orang yang sebenarnya baik kepada kita, tetapi karena kita berprasangaka bahwa dia adalah orang yang membenci kita, maka prasangka tersebut akan benar-benar menjadi kenyataan; dia akan membenci kita., karena tanpa kita sadari , alam bawah sadar kita menuntun kita untuk memperlakukan dia sebagai orang yang membenci kita. Karena prasangka buruk itulah mengakibatkan persaudaraan berubah menjadi kebencian, kesetiakawanan berubah menjadi permusuhan, dan antar Partai saling berseteru. Anggota partai saling menghujat dan menjatuhkan. Tidak ada lagi kedamaian. Karena cinta berubah menjadi benci. Cemburu buta berujung maut atau perceraian. Benci berubah menjadi prahara, yang kadang berujung kepada fitnah, dan membunuh. 

Sangat buruk sekali dampak dari prasangka buruk ini. Prasangka buruk telah mengorbankan banyak hal, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. Kemalasan, pesimis dalam menatap masa depan, dan ketidakberdayaan sering kali merupakan reaksi pikiran bawah sadar atas prasangka buruk seseorang yang telah dia tanamkan pada dirinya sendiri. Prasangka buruk benar-benar menjadi penghalang spesifik terhadap kemajuan dirinya.  Karena sukses seseorang karena berprasangka baik atau berpikir positive atau selalu optimis. Orang bijak berkata bahwa optimism is the most important human trait, because it allows us to evolve our ideas, to improve our situation, and to hope for a better tomorrow. Makanya Allah melarang kita untuk berprasangka buruk kepada siapa pun, termasuk kepada diri kita sendiri. Firman Allah Swt.,”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa...QS.49:12). Ingatlah Sabda Rasul “ Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, kerana sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang keburukan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara” (H.R Bukhari, no (6064) dan Muslim, no (2563). Ya, prasangka baik adalah sikap hidup positip yang didasarkan kepada keikhlasan berbuat dan bersikap karena cinta dan kasih sayang.

No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...