Saya tetap diam. Rasulullah bersabda, “Tiga golongan yang tidak akan tertolak doanya, yakni doa orang yang puasa sampai dia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi). Kini saya tahu bahwa teman itu masuk dalam teori hakikat. Mengapa Allah jamin doa itu terkabulkan? Tanya saya. Puasa adalah ibadah antara manusia dengan Allah. Tidak ada yang tahu apakah kita benar berpuasa atau tidak. Yang tahu hanya Allah dan kita sendiri. Tanpa keimanan kepada Allah hamper tidak mungkin orang bisa melaksanakan ritual puasa dengan benar. Pemimpin yang Adil adalah adalah orang yang diberi begitu besar kekuasaan atas segala resource yang ada. Ditangannya apapun bisa dilakukan. Peperangan kebaikan dan keburukan, antara iblis dan Malaikat begitu hebat mempengaruhi hatinya. Hanya orang yang lebih mencintai Allah sajalah yang lebih mencondongkan hatinya kepada keadilan. BIla kita di zolimi memang terasa saki dan mudah sekali bangkit emosi marah atau air mata. Namun bila karena kezoliman itu dia tetap sabar dan berserah diri kepada Allah maka ini tidaklah mudah. Tanpa kecintaan kepada Allah hampir tidak mungkin kezoliman yang menimpa kita melahirkan hikmah sabar dan ikhlas.
Menurut teman itu bahwa orang berpuasa, pemimpin yang adil dan orang yang dizolimi adalah orang yang sedang pada posisi terdekat dengan Allah. Tentu saja doanya akan dikabulkan oleh Allah. Sabda Rasul ini menjelaskan dengan indah bahwa keimanan itu harus diuji dan ujian terberat adalah mengelola hawa nafsu hanya karena untuk kecintaan kepada Allah. Makanya orang yang berpuasa tidak butuh sertifikat soleh dari manusia. Tidak butuh pujian dari manusia. Dia hanya berbuat karena Allah dan cukuplah Allah sebagai penilai. Pemimpin yang adil tidak butuh pujian dari orang lain. Apapun keputusannya bukan karena ingin dipuji atau ingin mendapatkan keuntungan pribadi tapi lebih daripada itu adalah sebagai repliksi kecintaannya kepada Allah. Orang yang dizolimi tidak akan berkeluh kesah kepada siapapun yang menzoliminya. Tidak akan menghujat orang yang menzoliminya. Dia akan berdoa kepada Allah agar diberi kesabaran atas kezoliman itu dan berharap agar orang menzoliminya diberi hidayah oleh Allah. Itu sebabnya doa orang yang berpuasa ,pemimpin yang adil dan orang yang dizolimi selalu doa yang baik , doa kasih sayang.
Tak akan mungkin terucapkan doa minta dunia kepada orang yang berpuasa karena dia sendiri sedang dalam mengekang dunia. TIdak akan mungkin terdengar doa untuk terus berkuasa karena bagi pemimpin yang adil kekuasaan itu sendiri adalah cobaan terberat dalam hidupnya. Sangat berat. Seakan dia berada ditepi jurang api neraka. Sedikit salah bersikap maka nerakalah tempatnya. Tak akan terdengar doa dari orang yang terzolim untuk membuat orang lain teraniaya karena perbuatan zolim. Karena baginya sebaik baiknya doa adalah mengharapkan kekuatan dari Allah agar Allah memberinya sabar dan ikhlas. Soal orang yang menzolimi itu maka Allah adalah sebaik baiknya keadilan. Dia percaya itu. Ketahuilah, kata teman saya bahwa hanya doa yang baik yang pasti Allah kabulkan dan tentu saja bila kebaikan yang kita perbuat karena Allah maka kebaikan juga yang dating. Jiwa kita akan tenang. Aura kita memancarkan energy besar untuk membuat yang sulit menjadi mudah, membuat yang murka menjadi sejuk, membuat yang keruh menjadi bening. Puncak doa adalah pribadi yang ikhsan.
Jadi, kata saya menyimpulkan bahwa doa yang akan pasti dikabulkan adalah doa yang baik dan itu harus lahir dari pribadi yang ikhsan. Ya betul. Katanya. Bahwa Ikhsan merupakan sifat yang terwujud dalam tindakan "berbuat kebaikan dan memperbaiki" akan selalu memberikan kedamaian serta kasih sayang kepada yang lain. BIla ini menjadi pribadi bagi sebagian besar umat islam maka tidak perlu banyak kata terungkapkan untuk doa, karena setiap tindakan adalah doa itu sendiri dan Allah menjaminnya untuk terkabulkan.