Saya dapat email dari teman yang
ketika terjadi konfrontasi antara Israel dan Hamas dia sedang berada di Tel
Aviv untuk kunjungan business. Dalam email dia mengatakan betapa mencekam keadaan
kota Tel Aviv ketika suara sirene menggema. Kemudian setelah itu terdengar suara
ledakan yang menakutkan. Ini tidak hanya terjadi sekali tapi ratusan kali.
Dalam perjalanan kehotel , dia memperhatikan keadaan rakyat Israel yang sangat
ketakutan berlarian mencari perlindungan.Petugas hotel mengatakan bahwa serangan
roket yang sampai ke Tel Aviv tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Rakyat percaya
dengan kehebatan pertahanan udara Israel karena begitulah propaganda pemerintah
selama ini. Bahwa andaikan perang Tel Aviv tetap akan aman. Tidak akan ada
satupun rudal yang bisa menjangkau Tel Aviv dan tidak akan ada korban rakyat.
KIni mitos bahwa Israel bebas dari serangan udara ternyata bohong belaka.
Rakyat mulai ragu dan tidak lagi mempercayai pemerintah. Kalaulah ditanya
secara jujur dengan Rakyat Israel , sebagian besar tidak ada yang menginginkan
peperangan. Mereka inginkan hidup damai. Upaya penyelesaian konplik di Timur
Tengah sebaiknya haruslah melalui meja perundingan. Itu lebih baik.
Melhat akibat dari peperangan
antara Hamas dan Israel yang saling lempar rudal. Kemudian Israel dengan
kehebatan angkatan laut, darat, udara melakukan serangan habis habisan ke Gaza.
Sudah bisa ditebak korban berjatuhan, bukan hanya dari rakyat di Gaza juga
rakyat di Israel. Umunya yang jadi korban adalah rakyat sipil, anak anak,
wanita orang tua. Hati kita menjerit. Bagaimana peradaban modern dibangun? Dimanakah
HAM sebagai symbol Negara beradab? Apakah kekerasan selalu jalan terbaik untuk
menyelesaikan masalah. Sepertinya sejarah kuno tak pernah surut sampai kini
bahwa kekerasan perlu, yang kuat memakan yang lemah. Apakah penyebab
sebanarnya. Apakah karena factor agama ? saya rasa tidak. Karena tidak ada
satupun agama yang mengajarkan untuk saling membunuh. Agama lebih mengedepankan
perundingan dan semua pihak harus menerima upaya damai walau sangat menyakitkan.
Sebagaimana Rasul menteladankan dalam traktat Madinah. Apakah karena factor dendam
masa lalu terhadap bangsa Yahudi yang
acap berkhianat terjadap umat islam? Ataukah karena dendam masa lalu terhadap
Syiah yang juga acap berkhianat kepada kaum Sunni? Ataukah karena factor dendam
Syiah kepada Sunni ?
Dalam email tersebut teman
mengatakan masalah Palestina tak bisa
dipisahkan dari kerakusan bangsa Inggeris , Francis dan AS yang tetap
menginginkan penjajahan demi kepentingan geopolitik dan geostrategis. Terbentuknya Negara
Negara Arab termasuk Iran adalah hasil dari kemenangan Inggeris dan Francis (
juga rusia ) dalam perang dunia pertama
dengan Dinasti Ustmani. Inggeris dan
francis tidak ingin nasionalis arab terbentuk karena dikawatirkan terjadinya
persatuan umat islam. Makanya Negara jazirah Arab di pecah pecah jadi monarkhi
agar mudah dikendalikan. Tapi kelompok gerakan nasionalis arab tidak tinggal
diam. Mereka terus berjuang. Satu persatu kerajaan bentukan Inggeris dan
Francis jatuh oleh gerakan nasionalis. Seperti jatuhnya dinasti Hashemit di Irak dalam kudeta militer dan berubah
menjadi republic. Kemudian jatuhnya Raja Reza Pahlevi oleh revolusi islam Iran
. Jatuhnya dinasti Faisal di Suriah pada tahun 1936. LIbanon pun berhasil
melepaskan diri dari Francis setelah perang yang panjang. 1952 Raja Farouk di Mesir
jatuh oleh revolusi 23 juli. Libya,Tahun 1969 terjadi kudeta terhadap raja
Idris dengan naiknya Khadapi, Yahudi yang mendapatkan tanah Palestina (mandat
Inggeris ) berhasil merdeka berkat bantuan AS.
Apakah AS /Barat berikhlas hati
atas lahirnya republk republic tersebut? Ini bukan masalah republic atau
demokrasi tapi masalah nasionalis Arab yang mengancam kepentingan geo economy. Ini soal Ekonomi. AS/Barat ,
inginkan design awal berdirinya Negara Negara itu tidak berubah substansinya seperti yang kini diamini oleh Saudi Arabia,
Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Yordania, yang tetap monarchi dan
loyal kepada AS/Barat. Itu sebabnya
gerakan nasionalis Arab tetap menjadi ancaman serius bagi AS dan Barat.
Keberadaan Israel yang dikucilkan oleh gerakan Nasional Arab karena alasan agama,
di make sure dengan sempurna oleh AS
/Barat sebagai terminal perang terhadap geraka Nasionalis Arab. Mesir mencoba
menyerang Israel namun kalah telak dan terpaksa menanda tangani perjanjian
damai untuk mengakui eksitensi Israel. Libia Nampak garang karena dibelakangnya
ada Rusia namun akhirnya khadapi dijatuhkan oleh pro demokrasi boneka Francis
dan Inggeris. Irak yang awalnya good boy AS ketika berperang dengan Iran yang
syiah namun akhirnya Sadam dijatuhkan oleh kekuatan sekutu ketika berniat
merebut kwait. Belakangan Suriah yang dikenal dekat dengan China dan Rusia ,
dan aktif mendukung hizbullah di Libanon juga terancam karena pro demokrasi
yang didukung oleh AS/Barat. Iran pun teracam dari segala sudut oleh hegemony
AS/Barat di forum international
Konflik di Timur Tengah selalu
bagaikan api yang terus menyala. Ada kayu bakarnya yaitu sesuatu yang abadi dan selalu diingatkan
sepanjang masa bahwa yahudi adalah musuh dan pengkianat umat islam. Ini harus
dibasmi dan tidak boleh dibiarkan hidup dimuka bumi. BIla perlu biarkan Yahudi
hidup melata dimuka bumi tanpa tanah air, tanpa indentitas kebangsaan. Biarkan
Yahudi membusuk di kamar gas beracun seperti ulah Hitler diperang dunia kedua.
Disisi lain ada juga syiah, yang terus dicurigai sebagai pengkhianat kaum
Sunni. Biarkan Syiah hancur ditelan oleh AS dan di embargo oleh PBB karena
program nukirnya. Karena syiah ,Yahudi, Sunni, terjadi benturan peradaban, benturan
ideology, benturan mahzab. Perang terjadi, kedamaian sirna. Padahal itu semua
adalah omong kosong. Semua konplik itu bersumber pada satu yaitu UANG. Mengapa bagi AS dan Inggeris Arab begitu penting?
Karena 60% sumber minyak corporasi mereka ada di timur tengah ( lihat The San
Remo Agreement). Mengapa Israel begitu
ngotot ? karena 70% procurement drilling oil and gas, serta Refinery di supply
oleh corporat Israel yang beraviliasi dengan AS. Apabila israel tidak loyal dengan AS maka Israel pun akan teracam, samahalnya dengan raja Arab lainnya. Kemakmuran Eropa/AS berkat kemelimpahan resource SDA dari Negara
jajahannya atau dibawah pengaruhnya. Untuk itu apapun mereka lakukan, termasuk
membunuh anak anak, wanita dan orang tua. Rakus dan kejam!
Andaikan semua menempatkan akal sehat dan hati nurani demi tegaknya perdamaian maka dunia akan damai. AS/Barat harus menyadari bahwa sudah saatnya terjadi kemitraan yang sejajar atas dasar saling membutuhkan dan rasa hormat. Sudah saatnya nilai nilai demokrasi tentang freedom , equality, peace harus dikedepankan. Jangan ada lagi colonialisme dalam bentuk apapun. Bangsa Arab-Palestina harus diberi kesempatan menentukan nasipnya sendiri tanpa ada campur tangan asing. Stop pertikaian syiah dan Sunni. Utamakan ukhuah islamiah atas dasar cinta dan kasih sayang. Persatuan Arab adalah persatuan umat islam sedunia yang harus menjadi icon islam sebagai rahmatan lilalamin. Seperti kata Morsy , President Mesir di Majalah Time" We can cooperate, we can integrate. As much as we can. How can we do that? I think leaders in the world have a great responsibility in this. Human beings can live together."
Andaikan semua menempatkan akal sehat dan hati nurani demi tegaknya perdamaian maka dunia akan damai. AS/Barat harus menyadari bahwa sudah saatnya terjadi kemitraan yang sejajar atas dasar saling membutuhkan dan rasa hormat. Sudah saatnya nilai nilai demokrasi tentang freedom , equality, peace harus dikedepankan. Jangan ada lagi colonialisme dalam bentuk apapun. Bangsa Arab-Palestina harus diberi kesempatan menentukan nasipnya sendiri tanpa ada campur tangan asing. Stop pertikaian syiah dan Sunni. Utamakan ukhuah islamiah atas dasar cinta dan kasih sayang. Persatuan Arab adalah persatuan umat islam sedunia yang harus menjadi icon islam sebagai rahmatan lilalamin. Seperti kata Morsy , President Mesir di Majalah Time" We can cooperate, we can integrate. As much as we can. How can we do that? I think leaders in the world have a great responsibility in this. Human beings can live together."
No comments:
Post a Comment