Saturday, July 16, 2011

Rasa Aman

Kemarin saya bertemu dengan teman. Sudah hampir sepuluh tahun tidak bertemu. Terakhir saya tahu dia terkena AIDS – HIV. Virus mematikan dan merupakan musuh dunia modern nomor satu. Tapi ketika saya bertemu kemarin, dia nampak sehat dan bahkan wajahnya lebih bersih , lebih fresh. Dia sehat?. Saya tak ingin bertanya soal penyakitnya dulu. Cukuplah saya senang bahwa dia sehat. Namun , dia sendiri bercerita kepada saya prihal penyakitnya. Menurutnya, ketika vonis AIDS-HIV itu jatuh kepada dirinya maka yang dia lakukan adalah mempersiakan diri dengan sebaik baiknya untuk mati. Dia tidak punya lagi target hebat seperti orang kebanyakan. Hidupnya dijalani dengan sedemikian rupa tidak membuat dia stress. Pengelolaan pabrik diserahkan kepada istri dan iparnya. Sementara dia memilih pekerjaan yang menyenangkan dirinya. Keluarganyapun dapat menerimana itu.

Walau keluarga ingin agar dia dirawat oleh rumah sakit terbaik namun dia menolak. Dia ingin menjadikan AIDS – HIV itu sebagai anggota keluarga baru dalam tubuhnya. Ini berkah dari Tuhan, katanya. Berkah ? ya karena lewat virus ini dia bisa berdialogh setiap hari dengan Tuhan. Bukankah dialogh terbaik terjadi apabila kita sangat dekat dengan Tuhan. Apakah ada yang paling dekat dengan Tuhan kecuali diambang kematian yang pasti itu. Demikian alasannya. Lantas apa yang dia kerjakan. ? Setelah mencoba melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti mencintai Piano, mendengar live music dipusat hiburan terbaik , berwisata ketempat tempat termashur didunia, dia belum merasakan kepuasan penuh. Dia masih gelisah dan kosong ditengah penantian akan kematian akibat Virus HIV itu. Dia bertanya dan mencari sebuah bentuk kebahagiaan di sisa sisa umurnya.

Ketika dalam perjalanan di Bangkok, dia bertemu dengan seseorang gadis, pelajar asal Australia yang kehilangan dompet dan passport. Gadis itu dalam kebingungan di Bandara. Didorong rasa kasihan , dia membantu gadis itu mengurus kehilangan passport pengganti di Kedutaan dan sekaligus memberi uang untuk ticket pulang. Sebulan setelah itu, ada surat dari keluarga gadis itu sampai dirumahnya. Ketika usai membanca surat itu, dia merasakan sesuatu yang luar biasa mengalir hangat didalam tubuhnya. Dia merasa lahir kembali dalam damai menyelimuti bahtera hatinya. Mengapa ? dalam surat itu orang tua gadis itu bertutur “ ketika putri saya dekat, saya merasa sayalah pelindung putri saya. Tapi ketika dia jauh dari saya, lantas siapakah pelindungnya ? Ternyata bukan kita sebagai pelindung siapapun. Kita hanyalah perantara saja. Pelindung sebenarnya adalah Tuhan. Dia ada dimana saja dan kapan saja. Termasuk pada diri anda untuk memberikan sepatah cinta kepada putri saya. Bersyukurlah bila kita menyadari ini karena menghayati ini adalah kunci kedamaian dan kebahagiaan”

Sejak itulah dia semakin mencari cara bagaimana bisa menolong orang lain. Dia ingin menjadi wakil Tuhan untuk menebarkan cinta kepada siapapun di bumi ini. Setiap dia berbuat baik ada jutaan atom kebahagiaan meliputi hatinya. Dia tercerahkan dalam damai akibat dari social spiritualnya namun belum sepenuhnya menemukan kesejatian dalam rasa aman. Dia masih belum merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya. Hanya dia tahu Tuhan membayangi setiap social spiritualnya. Dia ingin lebih dari itu. Tapi bagaimana ?

Nampak oleh saya airmatanya berlinang. Ya, lanjutnya. Kebahagiaan itu ada pada saat kita merasa aman dari segala masalah. Rasa aman itu harta tak terbilang didunia ini. Semua orang berusaha mencari keluar tapi tak pernah menemukannya. Sama halnya dengan apa yang sudah dia lakukan dengan banyak pergi ketempat yang indah, melakukan yang dikira menyenangkan , banyak social spiritual namun tetap tidak bisa merasakan kebahagiaan. Karena tidak ada rasa aman. Dia terdiam sebentar. Saya memberikan kesempatan untuk dia menghela nafas. Seperti ada desakan hebat didalam hatinya untuk mengungkapkan sesuatu yang lebih , sesuatu yang berasal dari lurung hati terdalamnya. Benar, Tuhan ada pada diri kita. Benar Tuhan menjaga kita siang dan malam. Benar Tuhan berdialogh dengan kita disetiap waktu dan kesempatan. Tapi bagaimana membenamkan keyakinan ini hingga mendapatkan rasa aman bagi diri kita. Itulah masalahnya. Dia harus mencari sumber bisikan itu. Dia harus menenukan pelindung sejatinya. Tuhan ada untuk dia dan tugasnyalah menemukannya. Katanya.

Agama menyediakan jawaban itu. Juga menyediakan jalan menemukan Tuhan. Dia berusaha mengexplore semua agama, semua jalan yang ditawarkan. Namun hanya satu jalan yang membuat akal dan hatinya berdamai untuk menerima, yaitu Islam. Diapun memeluk agama islam. Demikian katanya. Kini saya yang terharu. Oh, ternyata begitulah rahasia Allah, Penyakit yang dikirim tapi nikmat hidayah yang diterimanya. Taubah yang dijemputnya. Subhanallah. Kemudian dia melanjutkan. Dia mendalami islam. Dia menemukan hakikat islam. Ternyata ,menurutnya, Jalan manusia itu sudah ditentukan dengan pasti ketika ruh manusia akan ditiupkan kedalam jasad” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul, (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).

Dalam diri manusia ada Ruh yang telah bersaksi Tiada Tuhan selain Allah. Maka dalam diri kita ada secuil ruhNYA “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.”. (Q.S. 38:72). Inilah hakikat hubungan antara kita dengan Tuhan. Katanya. Ruh selalu menyuarakan kebaikan. Selalu menyuarakan kedamian sebagaimana sifat Allah yang maha pengasih lagi penyayang. Namun walau sebegitu dekatnya antara kita denganNya, walau sebegitu seringnya Ruh berdialogh dengan kita, masalahnya adalah apakah kita peduli dengan ruh itu dan mau mendengarnya? Itulah yang membuat manusia itu tidak pernah menemukan kedamaian manakala dia menjauh dari Agama. Katanya. Saya terpukau dengan ulasan teman ini. Karena hanya lewat agamalah kita mendapat rahasia kehadiran Tuhan pada diri kita. Allah mengirim rasul kedunia tak lain tak bukan adalah memberikan kabar gembira kepada manusia tentang jalan pulang kepada kesejatian sebagai sebaik baiknya makhluk ciptaan Allah. Sebuah reminder system yang maha agung.

Ketika dia menemukan Tuhan dalam dirinya. Rasa damail meliputi hatinya. Dia ikhlas dengan semua yang terjadi. Berjalannya waktu, penyakit yang mematikan itu sembuh dengan sendirinya tanpa pernah dia datang kedokter atau kerumah sakit untuk perawatan medis. Benarlah , bila manusia sudah menyatu dengan Allah, maka segala organ jasadnya termasuk mikro kosmos berupa virus, bakteri yang merupakan bagian dari jaringan DNA , bertasbih kepada Allah dan tentu hanya melaksanakan perintah Allah, dan Allah cinta kepada orang yang dekat kepadaNYA,. Maka apapun yang meliputi raganya tentu akan bergerak untuk menjadi sebaik baiknya fungsi yang menyehatkan dan mendamaikan, sehat lahir batin. Itulah harta yang tak ternilai melebihi segala apa yang ada didunia sebagai buah iman dan taqwa. Katanya dengan tesenyum, Subhanallah.

Friday, July 15, 2011

Sekali dan mati

Setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam wafat ,tampilah para sahabat beliau menggantikannya sebagai pmeimpin umat islam. Mereka disebut Khulafaur Rasyidin yang terdiri dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali. Dalam sejarah dunia hingga kini , seperti mereka, belum ada tandingannya pemipin yang mampu dan berani menegakan kalamulllah tentang kebenaran, kebaikan dan keadilan. Mengapa ? kerena mereka mendapatkan bimbingan Allah. Pemimpin yang menerapkan syariat Islam dengan kaffah dan adil terhadap rakyatnya. Namun kita semua tahu bahwa semua mereka mengakiri usianya dengan tragis, terbunuh ditangan pengecut , membunuh mereka dengan cara cara tidak kestria. Bahkan Abu Abakar menurut cerita kitab tarikh al-Khulafa’ (1/74, MS) karangan Imam as-Suyuthi dan tarikh ath-Thabari menyebutkan beliau diracun oleh orang yahudi. Setidaknya mereka semua berlaku seperti syair Khairil Anwar " sekali berarti sesudah itu mati.

Kita tidak tahu pasti apa rahasia dibalik takdir yang menjemput para pemimpin terbaik diplanet bumi itu. Yang kita tahu bahwa Allah berbuat dengan sesukanya dan rahasia Allah termaha luas. Saya teringat kata teman saya bahwa ini sebagai pelajaran termahal kepada umat islam bahwa perjuangan menegakkan kalamullah itu tidaklah mudah dan murah. Kehidupan didunia ini hamparan ibadah terluas bagi orang beriman. Baik dan buruk bersanding tak terelakan. Tak mudah untuk mengetahui dengan pasti orang terdekat kita, lingkungan kita. Kita hanya bisa menduga duga dan kemudian berserah diri kepada Allah untuk terhindar dari prasangka buruk. Namun dari sikap seperti inilah yang kadang membuat umat islam yang beriman dan bertakwa sangat renta untuk dikalahkan secara tak adil.

Menegakkan kebenaran ,kebaikan dan keadilan sesuai bimbingan Allah , memang sangat utopis, seruan sorga yang menolak keras segala kezoliman dimuka bumi walau dalam bentuk apapun. Kompromi hati , kompromi pemikiran, tak dikenal bagi mereka yang dibimbing oleh Allah. Mereka terlalu kuat untuk dipengaruhi harta, jabatan, wanita. Mereka terlalu kuat untuk difitnah, dilecehkan. Mereka selalu kuat dalam kondisi apapun termasuk bila harus berseberangan dengan orang orang terdekatnya, orang orang yang nampak setia dan mendukungnya. Baginya perjuangan minggikan kalamullah , cukuplah Allah sebagai penilai. Tak penting karena itu dia harus kehilangan citra. Harus kehilangan jabatan. Bahkan kehilangan sahabat , keluarga. Karena semua yang ada padanya adalah cobaan dari Allah untuk mengujinya agar mencapai kesempurnaan , sebaik baiknya ketakwaan dihadapan Allah.

Apa yang saya uraikan tersebut diatas tak lain sebagai bentuk kerinduan saya sebagai orang beriman akan pemimpin sekaliber Khulafaur Rasyidin,sahabat Nabi, untuk menjadi pemimpin di negeri saya. Apakah ini hanya sebuah utopia ditengah dunia yang brengsek ? Apakah ini impian ditengah siang hari. Apakah ini berharap hujan ditengah terik matahari. Oh, tidak kawan. Selagi Allah kita yakini ada, selagi AL quran dan Hadith kita ikuti, semua hal itu adalah realita yang harus kita jemput. Harus kita perjuangkan. Didunia ini , dikehidupan ini, tak ada yang sulit. Karena kita diciptakan Allah sangat istimewa. Karena kita tempat Allah membanggakan dirinya dihadapan semua mahkluk. Keistimewaan itu sudah melekat pada diri kita untuk menjadi sebaik baiknya makhluk dan pemimpin dimuka bumi. Caranya cukuplah bersandar kepada Al quran dan Sunah. Cukup. Tak sulit. Tak sesulit seperti memahami tulisan Ekonom Alfred Marshall, J.M. Keynes, . Tak sesulit seperti memahami tulisan sosiolog Auguste Comte , Pierre Guillaurne Frederic Le Play, Max Weber, Karl Marx.

SBY, telah ditakdirkan sebagai pemimpin diatas banyak harapan tentang kebenaran, kebaikan dan keadilan setelah kita lelah dengan janji para pemimpin sebelum tak pernah tertunaikan. Berjalannya waktu, kita mulai kembali disadarkan harapan itu semakin sirna. Tentu kita tidak boleh berprasangka buruk kepada manusia apalagi itu adalah pemimpin kita. Hanya setidaknya ditengah carut marut Partai yang dimpimpinnya , kita hanya berharap lagi agar beliau berkaca kepada Khulafaur Rasyidin. Bahwa hadiah tertinggi dari Allah kepada siapapun manusia yang berjuang dijalan Allah adalah syahid. Mati sebagai suhada ditangan musuhnya. Ya, walau tak harus nyawa meregang dari jasad namun setidaknya siaplah berbuat karena Allah walau harus meregang jabatan dari kekuasaan. Ingatlah bahwa sebaik baiknya nilai itu adalah dihadapan Allah. Semoga SBY dapat menarik hikmah dari segala peristiwa yang datang untuk meyakini hidupnya hanya sekali dan sangat singkat, dan alangkah meruginya bila tidak "berarti" dihadapan Allah.

Saturday, July 09, 2011

hikmah Ilahiyyah

“Saya merasa seolah-olah bedah transplantasi telah menyerahkan tubuh saya kepada jiwa yang asing- perasaan saya, cara saya bertindak, cara saya merasakan berbagai hal, pemikiran dan keinginan saya- semuanya berubah, seolah-olah ada dua jiwa yang menetap di tubuhku.”. Demikian ungkapan penerima donor jantung pada operasi transplatasi. Bahkan dalam beberapa kasus ada kepribadian penerima donor jantung praktis tidak dikenali lagi oleh orang-orang terdekatnya, dan bahkan oleh dirinya sendiri. Para ahli berkeyakinan bahwa seluruh tubuh dan pikiran manusia tidaklah terpisahkan. Ada keterkaitan antara pikiran, emosi, dan tubuh manusia. Kebanyakan orang saat ini menganggap memori (ingatan) hanya terkait dengan fungsi otak, sementara saat ini sudah banyak ilmuwan yang menolak anggapan tersebut. Candace Pert, penulis buku “Molecules of Emotion: Why You Feel the Way You Feel” mengatakan, “Memori tidak hanya tersimpan di dalam otak, tetapi juga tersimpan di dalam sebuah jaringan psikomatis yang meluas ke seluruh organ internal tubuh sampai ke permukaan luar kulit manusia.”

Setelah menemukan bahwa neuropeptides ada dalam semua jaringan tubuh manusia, Pert meyakinkan bahwa melalui cellular receptor (sel-sel yang peka rangsangan), kemungkinan pikiran atau memori tinggal di dalam bawah sadar atau kesadaran manusia yang secara psikologis telah terjadi jalinan hubungan antara memori, organ dan pikiran. Para saintis dari Universitas Arizona dan penulis The Living Energy Universe, Gary Schwartz, PhD, dan Linda Russek, PhD, mengemukakan hipotesa universal living memory (memori yang berada di segenap alam semesta) yang mereka yakini bahwa “Semua sistem menyimpan energi secara dinamis…dan informasi ini diteruskan sebagai suatu kehidupan, atau sistem yang berkembang setelah struktur fisik telah terbentuk. Schwartz dan Russek percaya bahwa teori inilah yang bisa menjelaskan bagaimana informasi dan energi dari jaringan pendonor bisa muncul secara sadar ataupun tidak sadar pada si penerima donor.

Paul Pearsall, MD, seorang psychoneuroimmunologist dan penulis buku The Heart’s Code, telah meneliti pemindahan memori melalui pencangkokan organ tubuh. Setelah mewawancarai hampir 150 penerima donor jantung dan organ tubuh lain, Pearsall mengemukakan suatu penemuan bahwa ternyata jaringan sel-sel yang hidup mempunyai kapasitas untuk mengingat. Akhirnya pada musim semi 2002, bersama Schwartz dan Russek, Pearsall melakukan satu penelitian, yang diterbitkan Journal Near-Death Studies, dengan judul, “Perubahan Paralel Kepribadian Pada Penerima Donor Jantung Dengan Si Pendonor.”. Ini semakin menjelaskan bahwa tubuh manusia dibentuk oleh DNA. Ketika transplatasi itu dilakukan sebetulnya terjadi pula transfer informasi DNA donor kedalam tubuh penerima donor dan ini akan menjadi bagian dari bab jurnal kehidupan nya. Makanya penerima donor dapat berubah sifat sesuai dengan pemberi donor.

Di dalam DNA itu tersimpan informasi tentang sejarah kehidupan keturunan sejak para leluhur sampai kepada diri kita dan selanjutnya akan diteruskan kepada anak kita, cucu kita sampai generasi dunia berakhir. Informasi pada DNA itu bagaikan buku jurnal yang sambung bersambung tanpa putus. Segala tabiat baik dan buruk pada diri kita kini akan direkam baik oleh DNA kita dan kemudian akan diteruskan kepada generasi dibawah kita. Walaupun kita sudah bertobat dengan segala perbuatan maksiat namun tetap saja informasi tentang maksiat itu terekam didalam sistem DNA kita dan ini akan diteruskan kepada keturunan kita sebagai sebuah blue print kehidupannya. Artinya ada memori kebaikan dan juga keburukan dalam DNA kita dan itu adalah bagian dari takdir kita. Itulah sebabnya mengapa Agama diturunkan oleh Allah untuk membuat manusia mampu mengelola unsur informasi DNA tentang kebaikan dan keburukan itu, agar kita selamat.

Manusia berbeda dengan binatang yang sudah di design oleh Allah secara tetap. Seperti lebah yang mampu mengorganisir dirinya untuk bertahan hidup. Seperti Harimau yang piawai menjadi kill master terhadap mangsanya. Dan lain sebagainya. Perbedaan manusia dengan binatang terletak pada jiwa. Jiwa manusia sendiri memang memiliki dua sisi. Satu sisi menuju alam ruh (alam tinggi, alamu’ a’la) dan sisi lain menuju alam bawah (rendah, alam materi yang terikat dengan fenomena DNA ) di mana dia diperintah agar memelihara dua sisi yang saling berseberangan ini. Dari sisi yang menuju alam tinggi ia mirip dengan malaikat dalam berbagai keutamaan dan ketekunan beribadat kepada Tuhannya. Sedangkan sisi yang menuju alam bawah membuatnya mampu berinteraksi dengan alam bawah yang terformulasi dari unsur materi (alam khalq).

Penguasaan jiwa terhadap alam materi tersebut adalah melalui tubuh fisik (jism). Itulah sebabnya bila manusia meninggalkan agama maka dia kehilangan kendali untuk mengelola alam ruh dan alam bawah. Bila agama kosong maka jangankan transplatasi materi ( jantung atau organ tubuh ) , transplatasi pemikiran orang lain saja bisa membuat kita tidak menjadi diri kita. Allah menurunkan agama dengan mempengaruhi akal untuk mencernanya. Karena agar manusia pada akhirnya tetap bisa cenderung pada sisi yang tinggi, maka Allah memperkuatnya dengan akal agar dapat menerima apa yang disampaikan dari para malaikat dan Rasul-Nya, di samping juga sanggup memahami apa yang dikehendaki Tuhannya. Inilah kebijakan Tuhan (hikmah Ilahiyyah) yang menjadikan manusia itu istimewa.

Saturday, June 25, 2011

Ekonomi Akhlak

Gagasan "role modeling " sebagaimana yang dikatakan oleh Ronald McIntosh bahwa jumlah uang dan kekuasaan yang datang dengan kapitalisme Amerika begitu signifikan bahwa semua orang menginginkan itu. Realitas malang masyarakat kapitalis sepenuhnya bahwa prioritas tertinggi adalah keuntungan, dan bukan kesejahteraan konsumen. Akibatnya, Amerika telah menciptakan reputasi yang serakah, korup, dan arogan. Selanjutnya, Negara lain beranggapan bahwa mereka hanya bisa menjadi sukses dalam masyarakat kapitalis jika didasarkan kepada kearifan budaya local. Seperti apa yang dikatakan oleh Jonathan Joseph, sebuah negara seperti Jepang , yang membanggakan diri atas nilai nilai kehormatan akan terkejut oleh standar moral masyarakat kapitalis. Begitupula sikap China yang sulit menerima mental capitalism yang membuat individualism.

Pada konferensi Islam di Granada, Spanyol, pada Juli 2003 yang dihadiri oleh sekitar dua ribu peserta, mengeluarkan satu seruan bahwa sistem ekonomi kapitalis tamat. Game is over. Saatnya dunia masuk dalam system ekonomi Islam. Seperti apa system ekonomi Islam itu ? Inilah pertanyaan mendasar. Ketika orang berdagang bebas menentukan harga yang dia suka selagi pembeli suka , dan melarang Negara mengintervensi harga maka wajah kapitalis nampak sekilas pada Islam. Namun ketika islam memaklumkan keberadaan sikaya dan simiskin maka semakin jelas wajah kapitalis yang anti komunis. Namun ketika Islam mengharuskan zakat untuk membantu mereka yang duapa maka wajah sosialis nampak pada islam. Bahkan zakat ini bersanding erat dengan tauhid sebagaimana firman Allah “tegakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. “

Namun yang harus dicatat bahwa Zakat adalah aktivitas kebajikan yang dilakukan secara suka rela sebagai dasar keimanan kepada Allah. Bukan didasarkan kepada aturan manusia. Artinya tidak memberikan kebenaran kepada otoritas ( pemerintah ) untuk membuat harta dan kekayaan rakyat sebagai milik negara untuk dibagi bagikan. Ini jelas “mimpi masyarakat tanpa kelas” seperti jargon Sosialis komunis tidak sesuai dengan Islam. Dari dunia kapitalis dan sosialis komunis , islam berdamai dalam satu hal dan menolak dalam lain hal. Tak ubahnya seperti China yang tetap memegang erat sosialis komunis namun berdamai dengan system kapitalis; Apa yang membuat kapitalis meminggirkan orang miskin akan di eliminasi oleh Negara dalam bentuk aturan. Apa yang membuat kapitalis mampu membuat orang gemar berproduksi dan berdagang maka itu akan didukung dengan aturan. Tidak semua hal dalam kapitalis buruk, dan tidak semua hal tentang sosial baik. Demikian prinsip china sebagai dasar reformasi Deng.

Seperti halnya China, sadar bahwa system perbankan adalah bagian dari mesin kapitalis untuk membuat orang kaya aman menyimpan dananya dan juga sebagai financial resource bagi dunia bisnis untuk berkembang. China menerima bunga sebagai bagian dalam system kapitalis tapi menolak bunga yang memberatkan peminjam. Untuk itu Negara mengendalikan bunga bank dengan ketat lewat penguasaan saham seluruh perbankan di China. Mungkin ini seperti kesimpulan dalam penelitian soal riba yang dilakukan oleh Dr Imad-ad-Dean Ahmad (Presiden Minaret of Freedom Institute,) bahwa kata riba berarti biaya yang terlalu tinggi sehingga menindas pengguna. Biaya tinggi tersebut mungkin dikenakan sebagai bunga atau sebagai harga penjualan. Jika harga penjualan suatu barang terlalu tinggi sehingga ia menindas, maka itulah riba. Sebaliknya, jika suku bunga yang dikenakan adalah sesuai dengan nilai di pasar dan tidak menindas, berarti itu tidak bisa dikategorikan sebagai riba. Disinilah peran negara islam atau khilafah berperan untuk mengatur.

Tesis tentang kapitalisme dan sosialisme sebagai buah kreasi manusia akan menjadi liar ketika manusia ditempatkan sebagai penguasa system. Capitalism bergerak tak terkendali ditangan kebebasan individu . Sosialisme bergerak tak terkendali ditangan Negara karena kekuasaan Negara tak terbatas. Hal ini yang menjadi biang persoalan adalah tidak menyatunya aturan etika moral dalam kedua system itu. Ia menjadi sesuatu yang terpisah. Itulah mengapa Islam harus tampil sebagai sebuah solusi. Karena dalam Islam , system adalah etika moral itu sendiri atau yang disebut dengan akhlak mulia. Islam tidak mengenal istilah capitalism atau socialism. Ekonomi dalam islam adalah Sistem ekonomi Akhlak, yang menempatkan kebenaran, kebaikan dan keadilan diatas segala galanya. Sumber pembenaran , kebaikan, keadilan itu bukan didasarkan pada norma norma budaya dan akal manusia tapi berdasarkan titah Ilahi yang diteladankan oleh Rasul.

Ini PR bagi para ulama untuk mentafsirkan Al Quran dan hadith dengan bersandar kepada hakikatt kebenaran , kebaikan , dan keadilan yang ditetapkan oleh Allah dan diteladankan oleh Rasul. Jangan sampai tafsir soal Al Quran dan Hadith menjadi sebuah tesis baru lagi yang justru tidak beranjak dari kesalahan fatal system capitalism dan socialism. Tak ada salahnya melihat China mengelola capitalism dan socialism dengan menempatkan Taoism and Confucianism sebagai pijakan bersikap atas kedua system itu. Saya yakin Al Quran dan Hadith lebih hebat dibandingkan Taoism and Confucianism.

Saturday, June 18, 2011

Berbagi...

Sebelum krisis global, tahun 2005, inggeris telah mengesahkan UU tentang pendirian badan usaha berbentuk Community Interest Company (CIC). UU ini dibentuk akan kekawatiran para elite politik Inggeris atas semakin mendapat tempatnya Corporate Profit Oriented didalam dunia kapitalis. CIC adalah suatu solusi yang merupakan badan usaha yang bertujuan sosial. Artinya ini kebalikan dari sistem kapitalis. CIC khusus untuk usaha yang berhubungan dengan kepentingan publik seperti pengadaan trasnfortasi umum, pengadaan air bersih, perbaikan lingkungan, sarana umum lainnnya mencakup renewel energy. Sebagai suatu badan usaha, CIC tetap boleh mendapatkan laba namun bukan sebagai tujuan utama. Tujuan utamanya adalah bagaimana melibatkan masyarakat dalam kemandirian menyediakan segala kebutuhannya. Maksimum dividen boleh dibagi sebesar 5% dari total keuntungan. Sisanya digunakan untuk pengembangan usaha.

Kepemilikan saham dalam CIC bisa lebih dari dua orang. Jumlah modal disetor tidak dibatasi. Namun di Inggeris untuk mendapatkan izin pendirian CIC tidak mudah. Ada Dewan khusus yang dibentuk pemerintah untuk mempelajari konsep usaha serta pribadi pribadi masing pendiri CIC. Dewan ini bertugas memastikan bahwa izin yang diberikan memang benar benar usaha yang berhubungan dengan orang banyak. Bila izin CIC diberikan maka CIC bisa melakukan pooling fund kepada publik. Pendukung penyertaan modal ini adalah mereka yang terkait langsung dengan usaha CIC. Artinya komunitas sendiri yang membiayai secara gotong royong namun legimate dan terorganisir dengan baik. Tak perlu ragu karena penerimaan setiap pooling fund ini diawasi oleh Dewan dengan ketat. Ya layaknya Bapepam. Dari awal perencanaan sampai pembangun project diawasi ketat oleh dewan. Contoh pembangunan kawasan perumahan, perbaikan lingkungan hidup , penyediaan mikro financing dan lain lain.

Sampai dengan tahun 2009 jumlah CIC yang didaftarkan di inggeris sebanyak 3300. Beberapa diantaranya sudah sukses , seperti Zaytoun yang berkejasama dengan koperasi Pertanian di Palestina untuk membuat dan memasarkan minyak zaitun bersertifikasi Fair Trade di Inggeris. Ada juga Firely Solar yang menyediakan tekhnology energy ramah lingkungan untuk kegiatan konser. Cara yang hampir sama dengan CIC , juga diterapkan di Amerika Serikat paska Global Crisis, yaitu Low- profit Limited Liability Company ( L3C) . Struktur badan usahanya tak jauh beda dengan CIC namun tidak ada aturan jelas mengenai batasan pembagian deviden seperti CIC. Namun dalam pelaksanaannya semua pendiri L3C sadar bahwa ini tak ubahnya business social yang tak berorientasi kepada laba. Dan lebih hebatnya penyertaan modal pada L3C dimasukan dalam Internal Revenue Code sebagai bagian dari pengurangan pajak. Dengan demikian akan mendorong perusahaan besar dan orang kaya untuk ikut dalam penyertaan modal.

Di Indonesia , paska krisis tahun 1998, telah berdiri BMT sebagai kombinasi zakat harta dan penyertaan modal koperasi untuk mendukung kemandirian masyarakat dalam kegiatan berproduksi. Hanya saja di Indonesia, tidak ada kebijakan fiskal dan moneter seperti di Inggeris dan AS untuk mendukung keberadaan BMT ini. Bahkan BMT terkesan tak ubahnya sebagai agent dari lembaga perbankan. Seharusnya pemerintah melegitimate gerakan menabung khusus untuk BMT bukan untuk dunia perbankan. Apabila program gerakan menabung ini dilegitimate oleh Pemerintah, akan sangat hebat bagi BMT. Tentu pula pemerintah harus menyediakan insfrastruktur ( clearing house ) dan suprastruktur ( UU dan Peraturan, kelembagaan ) untuk tujuan pooling fund BMT ini. Namun apa yang kini dialami oleh BMT ? Walau tujuan BMT lebih kepada sosial namun ongkosnya tetap mahal dan harus berorientasi kepada laba agar tetap sehat. Artinya konsep pendirian BMT tak sama dengan definisinya. Atau antara hakikat dan syariat berseberangan. Tujuan sosial tapi dipaksa harus untung , bahkan bagian dari system kapitalisme perbankan untuk memanfaatkan kelemahan publik akan keterbatasan financial resource.

Eropa dan AS, adala bangsa penggagas pasar bebas dan kapitalisme. Namun dari derita nestapa akibat ulah kapitalisme maka menyadarkan mereka untuk kembali kepada hakikat manusia untuk saling berbagi. Sebagai sebuah prinsip tentang tak akan ada kesinambungan pertumbuhan diatas penguasaan resource pada segelintir orang., Maka berbagi adalah kata kunci untuk terjamin sustainable growth. Dalam Alquran banyak sekali disebutkan tentang kesalehan sosial berkaitan dengan keimanan. Dalam Al-Qur’an surat Al Hajj ayat 77 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu, dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.Kebajikan, dikaitkan dengan kemenangan. Intinya, di dalam surat Al Hajj itu diserukan, kalian banyak-banyaklah memproduksi kebajikan agar kalian beruntung. Sangat penting bagi seorang Muslim bagaimana ia soleh untuk dirinya, dan bagaimana ibadahnya bisa menciptakan kebajikan untuk masyarakat dengan kontribusi sosialnya, peran sosialnya. Bagaimana dengan Indonesia ?

Tuesday, June 14, 2011

Dahulukan Akhlak di Atas Fikih

Fiqih diangkat dari pendapat Ulama ke satu tingkat sejajar dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Fiqih yang sangat manusiawi sekarang memiliki status Ilahi-suci, tidak boleh dibantah, dan pasti benar. Dari situ muncullah keinginan untuk mempersatukan mazhab, seperti yang ditujukan oleh mahasiswa Muhammad Awwamah dalam tulisan Saya yang terdahulu. Di indonesia, keinginan ini ditujukan dalam anggapan bahwa hanya kelompok Kita saja yang beramal sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Kelompok yang berbeda pendapat dengan kita dianggap tidak mendasarkan amalan mereka pada Al-Qur'an dan Hadist yang shahih. Mereka harus kita kembalikan ke jalan yang benar. Umat Islam baru bisa dipersatukan bila semuanya sudah mengikuti pendapat kelompok kita atau beriman pada iman kita.

Dahulu , Umar bin Abdul'Aziz berkeinginan untuk mempersatukan semua negeri dibawah pemerintahannya dalam satu mazhab. Tetapi ia segera mengetahui bahwa dalam setiap negeri sudah berlangsung tradisi Fiqih yang berbeda. Mereka mewarisinya dari para sahabat terdahulu. Para sahabat Nabi saw yang datang di Syam membawa fatwa fiqih yang berbeda dengan mereka yang datang ke mesir dan Kufah ; dan berbeda pula dari para sahabat yang tinggal di Mekkah dan Madinah. Akhirnya, Umar membiarkan setiap negeri mengikuti Ulama di negerinya masing-masing (lihat Tarikh Abu Zar'ah Al-Dimasyqi 1:202). Mungkin juga karena setiap negeri menghadapi kondisi sosial ekonomis yang berlainan. Bukankah setiap fiqih dikembangkan untuk menjawab masalah-masalah yang bersifat lokal dan temporal ?

Keinginan yang sama pernah terlintas pada benak Abu Ja'far Al-Manshur, dari Khalifah Abbasiyyah, Iman Malik adalah faqih terkemuka di zaman itu. Kitabnya, Al-Muwaththa, menjadi rujukan utama para Ulama di berbagai negeri. Iman Malik berkata, "Ketika Al-Manshur berhaji ia mengundang aku ketempatnya. Terjadilah tanya jawab antara aku dengan dia. Ia berkata: Aku bermaksud untuk menurunkan perintah agar buku yang Anda tulis ini yakni Al-Muwaththa disalin menjadi banyak naskah. Lalu , setiap naskah aku kirimi ke setiap negeri. Aku akan memerintahkan setiap hakim di negeri itu beramal dengan kitab Anda Fa man khalafa dharabtu' unuqah. Siapa yang menentang, aku potong lehernya.

"Aku berkata kepadanya: Ya Amir Al-Mukminin, jangan lakukan hal seperti itu, kepada setiap masyarakat sudah berlaku berbagai pendapat. Mereka telah mendengar hadist-hadist, mereka telah menyampaikan riwayat-riwayat. Setiap kaum akan mengubahnya dari apa yang mereka ketahui kepada apa yang mereka tidak ketahui, mereka akan menganggapnya sebagai kekafiran. Biarlah seperti negeri berpegang kepada ilmu yang ada pada mereka. Jika anda mau mengambil ilmu ini, ambillah untuk dirimu saja. Para sahabat Rasulullah saw telah berikhtilaf pada hal-hal yang furu' dan tersebar di berbagai penjuru. Semuanya benar. Al-manshur berkata : "Jika Anda menyetujuinya sungguh aku akan memerintahkannya." (Thabaqat Ibn Sa'ad, hal 440; Taqdimah Al-Jarhwa Al-Ta'dil 29 ).

Keinginan kita untuk mempersatukan kaum muslimin agar bermazhab tunggal adalah paradigma fiqih di atas akhlak. Ucapan Iman Malik kepada Al-Manshur adalah paradigma akhlak di atas fiqih. Iman Malik tidak ingin menimbulkan kebingungan pada orang-orang awam. Ia mengingatkan khalifah: Jika Anda mengubahnya dari apa yang mereka ketahui kepada apa yang tidak mereka ketahui, mereka akan menganggapnya sebagai kekafiran. Ia mendahulukan memelihara kerukunan dan ketentraman dari pada mempertahankan mazhab fiqihnya.

Tradisi ini dilanjutkan oleh Ulama salih sesudahnya. Ibn Abd Al-Birr memberitakan Abu Ibrahim bin Ishaq yang selalu mengangkat tangan pada setiap pergantian gerakan shalat setiap kali mengangkat atau menurunkan kepala. Ia menyebut Ibn Ishaq sebagai orang paling faqih dan paling benar ilmunya. Ibn Al-Birr berkata , "Mengapa Anda tidak mengangkat tangan juga supaya kami mengikuti Anda." Abd Al-Malik berkata : "Aku tidak ingin menentang pendapat Ibn Al-Qasim. Sekarang ini masyarakat beriman kepadanya. Bertentangan dengan masyarakat pada hal yang diperbolehkan bagi kita bukanlah akhlak para Imam (Al-Istidzkar 2:124 ).

Jadi, bolehlah Anda menganggap pendapat Anda atau seseorang lebih kuat dari yang lain. Yakinilah itu dalam diri Anda. Itulah pendapat yang lebih Anda sukai. Tetapi, ketika Anda mengamalkannya, ikutilah yang lazim di tengah-tengah masyarakat. Ibn Taymiyyah pernah ditanya apakah basmalah itu dikeraskan atau dipelankan? Ia menyebut pendapat kebanyakan fuqaha dan ahli Hadist yang menganjurkan untuk men-sirrkan basmalah. Ahmad bin Hambal sendiri lebih menyukai pendapat yang mengeraskan basmalah. Segera setelah itu, Ibn Taymiyyah berkata : "Sebaiknya orang meninggalkan pendapat yang disukainya untuk memelihara persaudaraan di antara manusia. Kemaslahatan yang terjadi karena pertalian hati dalam agama lebih besar ketimbang kemaslahatan karena mengamalkan saham fiqih seperti ini. Seperti Nabi saw pernah tidak mengubah bangunan karena dalam melestarikan bangunan itu Nabi saw memelihara hubungan kasih sayang (pertalian hati). Sebagaimana Ibn Mas'ud pernah menentang Utsman yang tidak meng-qashar shalat dalam perjalanan, tetapi ia sendiri juga tidak meng-qasharnya ketika shalat di belakang Utsman. Ia berkata : "Bertengkar itu jelek !"

(Majmu' Fatawa Syaikh Al-Islam Ibn Taymiyyah 22: 406-407).

Walaupun para pengikut Ibn Taymiyyah di Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak bermazhab, Ibn Taymiyyah sendiri cenderung mengikuti mazhab Hambali. Iman Hambali lebih suka menjaharkan, tetapi demi kemaslahatan kaum muslimin, Ibn Taymiyyah menganjurkan kita untuk meninggalkan yang disukainya. Fiqih ditinggalkan demi akhlak.

Ketika Iman Hambali ditanya tentang suatu masalah fiqih, ia berkata , "Aku ahli hadist. Tanyalah Sofyan Al-Tsawri ia lebih mengerti fiqih ketimbang aku." Al-Tsawri berkata kepada salah seorang muridnya, "Jika kamu melihat seseorang mengamalkan sesuatu yang diikhtilafkan dan kamu punya pendapat yang lain, janganlah kamu melarang dia melakukannya." (Al-Khatib , Al-Faqih wa Al-Mutafahqih 2:69 ).

Iman Abu Hanifah berkata, "Perkataan kami ini hanyalah pendapat. Itulah yang terbaik yang dapat kami capai. Jika ada orang yang datang dengan pendapat yang lebih baik dari perkataan kami, itulah yang lebih benar untuk diikuti." Dalam riwayat lain Abu Hanifah berkata, "Inilah pendapat kami, kami tidak akan memaksakan orang untuk mengikutinya." (Al-Khatib, Tarikh Bagdad 13:353 ;Al-Intifa 140)

Imam Abu Hanifah pernah hidup sezaman dengan Imam Ja'far Al-Shadiq, salah seorang di antara dua belas Imam dari Ahli Bait Nabi saw. Dengan menisbahkan pada namanya, para pengikutnya menyebut mazhab fiqihnya itu sebagai mazhab Ja'fari. Nu'man, nama kecil Abu Hanifah pernah berguru kepadanya selama dua tahun. Ia berkata , "Law la sanatan,lahalaka Nu'man". Seandainya tidak ada dua tahun (ketika aku berguru kepada Imam Ja'far) celakalah si Nu'man."

Seorang pengikut Imam Ja'far datang dari negeri yang mayoritas penduduknya mengikuti mazhab Ahlus Sunnah. Ia meminta fatwa apakah boleh baginya untuk shalat bersama mereka. Imam Ja'far bersabda, " Barangsiapa yang shalat bersama mereka pada shaf awal sama pahalanya seperti orang yang shalat di belakang Rasulullah saw pada shaf yang pertama." Imam Ja'far as berkata , "Jauhilah oleh kamu melakukan perbuatan yang menyebabkan kami dipermalukkan karenanya. Karena anak yang buruk mempermalukan orang tuanya dengan kelakuannya. Jadilah kalian hiasan kepada kami yang telah kalian nisbahkan dirimu. Janganlah kalian mendatangkan celaan bagi kami, shalatlah di tempat-tempat shalat mereka, kunjungi orang sakit di antara mereka, layat jenazah mereka, dan janganlah mereka berbuat kebaikan kecuali kamu lebih dahulu melakukannya sebelum mereka. Demi Allah, tidak ada ibadat yang lebih dicintai Allah seperti Al-Khibha." Aku bertanya, "Apakah Al-Khibha? " Ia berkata, " Taqiyyah." (Al-Wasa-il, Kitab Al-Amr bi Al-Ma'ruf, Bab 26).

Taqiyyah adalah menjalankan fiqih yang diamalkan oleh orang kebanyakan atau fiqih yang ditetapkan oleh penguasa, untuk menghindari pertikaian atau perpecahan. Taqiyyah berarti meninggalkan fiqih kita demi memelihara persaudaraan di kalangan kaum Muslimin. by : Achmad Syaifudin @

Saturday, June 11, 2011

Mengapa harus khilafah ?

Ada sebagian orang yang sangat antipati kalau diajak bicara soal Khilafah. Menurut mereka kalau khilafah berdiri akan menjadikan penduduk non muslin terintimidasi secara psikis. Kalau mereka tidak masuk islam maka mereka diwajibkan bayar pajak dan bila menentang aturan ini akan dibunuh. Hampir sebagian orang non muslim berpikiran seperti itu. Inipula yang membuat diskusi soal khilafah menjadi tendesius menyudutkan islam secara moral. Harus dicatat bahwa Islam tidak ada urusan orang mau beriman atau tidak. Itu urusan mereka dengan Allah. Tidak ada ketentuan dalam islam yang berbeda agama akan dibunuh bila khilafah berdiri. Menurut saya adanya persepsi negatit tentang islam yang anti pluralis adalah bagian dari kampanye meminggirkan islam. Orang awam yang tidak paham soal khilafah di cekokin perasaan takut akan kehadiran khilafah. Dan tentu akhirnya mengaburkan islam sebagai rahmatan lilalamin. Ini tantangan bagi siapa saja yang memperjuangkan tegaknya system khilafah didunia ini.

Yang harus dipahami bahwa islam itu rahmatan lilalamin. Tidak ada hukumnya bagi oang non islam tidak mendapat ruang di negara islam. Justru orang non islam mendapatkan perlindungan. Tentu mereka harus tunduk dengan sistem dan Undang Undang negara Islam, termasuk membayar fee (jizyah). Tapi ini bukan hanya berlaku bagi non islam, bagi penduduk beragama islam juga dikenakan ketentuan sama dimana diwajibkan membayar zakat. Lantas apa bedanya zakat dengan Jizyah ? zakat adalah suatu kewajiban bagi umat islam atas dasar keimanannya kepada Allah. Sementara Jizyah adalah ketentuan yang harus dibayar oleh penduduk non muslim yang berada di bawah sistem kekuasaan Islam. Yang harus dicatat bahwa ketentuan ini tidak bersifat zolim atau intimidasi. Ini ditentukan atas dasar konpesasi yang harus mereka bayar atas perlindungan yang diberikan oleh sistem kekuasaan Islam..

Disamping itu ketentuan Jizyah sangat adil. Dimana pungutan Jizyah tidak diwajibkan kepada wanita , anak anak, orang yang tidak waras ( gila) . Juga tidak diwajibkan kepada yang tidak mampu atau miskin. Jusru mereka yang miskin hidup dibawah ambang batas ketentuan jizyah mendapatkan bantuan dari khilafah ( negara ) akan kebutuhan hidupnya. Bandingkan dengan negara sekular. Yang mengharuskan siapa saja membayar pajak, Tidak peduli dia wanita , anak anak , atau orang gila, miskin atau kaya. Mau bukti ? itu Pajak Tidak Langsung seperti pajak penjualan, cukai dan bea berlaku bagi siapa saja yang beriterakasi dengan aktifitas kebutuhan barang maupun jasa. Pemberi jasa dan penghasil barang diberi hak oleh negara menjadi pemungut pajak tidak langsung ini. Bagi orang miskin dan tidak mampu, negara begitu banyak berdalih untuk membantunya dan kalaupun ada bantuan lebih banyak dikorup oleh sistem kekuasaan.

Lihatlah ketentuan tentang Jizyah, yang masuk kategori kaya ditetapkan 17 gram emas. Yang masuk kategori sedang (kelas menengah) ditetapkan 8,50 gram emas, Yang masuk kategori mampu, tetapi di bawah kelas menengah, ditetapkan 4,25 gram emas. Gimana ? apakah itu memberatkan ? ya tidak! Karena sangat rendah dibandingkan negara hukum sekular yang berdasarkan persentase. Juga harus dicatat, bahwa jizyah hanya dipungut sekali dalam setahun. Tapi kalau penduduk non muslim punya property yang bersifat produktif maka mereka diwajibkan membayar kharaj ( sewa atau bagi hasil SDA). Besarannyapun tidak ditetapkan secara sewenang wenang tapi atas dasar kesepakatan antara khilafah dan pemilik,yang dibayarkan setahun sekali. Namun setelah mereka membayar kharaj, tidak lagi dikenakan ketentuan pajak (dharîbah). Bandingkan dengan negara sekular, orang dikenakan pajak PBB, Retribusi PAD, Bagi Hasil SDA, dikenakan lagi Pajak Pembelian, cukai dan penghasilan. Benar benar pajak berganda.

Kalau orang non muslim dikenakan Kharaj, lantas orang muslim gimana ? ya orang muslim juga dikenakan ketentuan yang hampir sama. Yaitu zakat Mal ( harta ) dan zakat fitrah per kepala. Dan kadang dalam keadaan tertentu seperti negara dalam kadaan krisis anggaran maka khilafah dibenarkan pula untuk memungut pajak ( dharibah) kepada penduduk muslim yang qualified dipajaki. Semua penerimaan ( muslim dan non muslim ) itu dikelola dalam satu lembaga bernama Baitul Mal dan digunakan seluas luasnya untuk kemakmuran umat ( termasuk orang non islam ). Lembaga ini dikelola dengan sangat ketat dan transfarance sesuai ketentuan dari Allah dan Rasul. Karena dalam sistem kekuasaan islam, pemerintah (umarah ) juga adalah ulama, dan ulama juga adalah umarah maka pengelolaan itu melekat sebagai bentuk keyakinan ( keimanan ) kepada Allah, yang sadar sesadarnya akan ada pertanggungan jawab di akhrat. Jadi , benar benar sistem pengawasan lahir batin yang melekat.

Baitul Mal ini sebagai ujud dari sistem ekonomi islam yang sesungguhnya ( I=C+ Infak /sadakah/ zakat ). Bahwa setiap pendapatan ( income ) harus sama dengan konsumsi (consumption ) ditambah dengan Infak, sadakah, zakat. Konsumsi yang dimaksud bukanlah konsumsi yang tak terbatas ( unlimited ) tapi sangat terbatas ( very limited ) sebagai ujud dari larangan untuk berlebih lebihan. Sisanya digunakan untuk sharing sebagai ujud Tauhid yang mengharuskan ” dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat”. Jadi benar benar sistem sharing income yang terdistribusi secara efektif untuk tegaknya kebenaran, kebaikan dan keadilan.

Beda dengan sistem sekular ( I=C+S) dimana Pendapatan ( Income ) sama dengan konsumsi ( unlimited ) ditambah dengan tabungan. Karena sisa pendapatan setelah berkonsumsi diarahkan untuk menabung lewat sistem perbankan. Maka terbentuklan lembaga diluar negara yang mengelola uang berlebih untuk memperkaya orang pribadi. Sementara penerimaan pajak dari negara juga dikelola lewat sistem perbankan ( bank central ). Yang terikat dengan global moneter ribawi. ( pasar uang dan obligasi ). Jadi apapun dalilnya bank itu bukanlah sistem ekonomi islam.

Inilah dasar mengapa saya setuju dan mendukung khilafah. Karena saya hanya paham soal ekonomi dan tahu sedikit tentang keculasan ekonomi sekular maka dari segi ekonomilah sudut pandang saya soal khilafah. Bahwa islam itu adil dan rahmat bagi alam semesta.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...