Sunday, February 06, 2011

Rahmat Allah.

Data FAO menunjukan bahwa gejala kenaikan pangan sekarang ini bukan lagi hal yang biasa seperti dugaan para ekonom dan pemerintah kita. Bayangkanlah sejak tahun 2000 sampai tahun 2004 indek harga pangan tidak pernah tembus 100 poin. Tapi sejak tahun 2010 , bulan desember indek sudah mencapai 223,1 dan kini telah mencapai 230,7 poin. Ini benar benar luar biasa. Tak ada cara mudah lagi untuk mebalik keadaan dengan angka indek yang super tinggi itu. Ini bukan bubble price yang bisa dikoreksi dengan kebijakan seperti pemerintah dengan mencoba meng nol kan bea masuk 57 komoditas terkait pangan, yang justru mengakibat petani semakin terpuruk dan tidak ada pengaruh significant menekan harga. Sementara kebijakan international soal kenaikan harga pangan ini masih belum jelas arahnya. Keliatannya free market kembali diuji dalam konstelasi global setelah kejatuhan wall street dan bursa london akibat subpreme. Kegamangan pemimpin dunia seperti AS dan Eropa mulai nampak.

Karena harga pangan yang terus melambung membuat Rezim Tunisia tumbang. Dan kini terjadi krisis politik di Mesir juga karena harga pangan yang tak terkendalikan lagi. Keadaan itu tak beda dengan protes besar terjadi di Yordania, Yaman. Keadaan ini diluar kekuatan hegemoni politik AS yang dikenal sebagai super power menciptakan stabilitas politik dinegara bonekanya. Satu fakta lagi, bahwa kerumunan orang banyak yang keliatan setia ternyata loyalitasnya hanya sebatas perut. Tak ada sesungguhnya kesetiaan selagi perut kosong. Pangan adalah hak yang paling azazi bagi manusia dan setiap negara harus bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan untuk semua orang ini. Tahun ini adalah tahun yang mengerikan bagi ekonomi global ,yang ditandai oleh tidak stabilnya harga pangan. Bukan karna musim tapi lebih kepada struktur bisnis pangan yang sudah sampai pada titik menjajah dalam tabiat kerakusan tak terbilang.

Disisi lain, harga migas kembali meroket tak terkendali yang mencapai USD 100 per barrel. Kembali pemerintah dan pengamat ekonomi menilai ini sebagai ”situasional” seperti tahun tahun sebelummya , yang bisa naik , bisa juga turun. Tapi satu hal mereka lupa bahwa kenaikan harga minya sekarang bukan karena permainan harga dipasar tapi lebih disebabkan oleh struktur bisinis minyak yang mulai rapuh, Sejak bencana pencemaran minyak oleh BP sampai kini belum mampu memupuskan kekhawatiran investor terhadap dampak bencana di Teluk Meksiko itu. Hingga terjadi kelangkaan sumber pendanaan bagi operasi minyak deep sea. Tentu akan mempengaruhi kemampuan akan suply minyak dipasar. Sementara upaya mendapatkan energi alternative semakin kehilangan daya sejak tidak stabilnya dunia perbankan yang tak siap membiayai resiko ketidak pastian bisnis renewel energy itu. Dengan demikian , harga minyak akan terus melambung diluar kendali.

Pangan dan minyak. Adalah dua hal yang paling menyentuh kehidupan dasar manusia modern. Tanpa pangan orang banyak terkapar. Harga pangan tinggi, orang banyak teriak marah. Energi menyusut , industri mati. Energi mahal, orang banyak menjerit karena kehilangan pekerjaan akibat pabrik yang merugi, ongkos yang melejit, inflasi tak terkendali. Kelompok middle class yang selama ini manja dan terus manja dengan situasi apapun tak akan bisa hidup tenang lagi apabila akibat ketidak adilan selama ini bagi mayoritas penduduk telah membuat mereka mulai marah menuntut keadilan. Marah dan marah yang tak bisa lagi diselesaikan dengan kompromi politik ditingkat elite tapi marah yang harus diselesaikan lewat revolusi. Ini pasti terjadi bila pemerintah masih sibuk dengan politik pencitraan dan kompromitis, pragmatisme tanpa solusi tepat kepada rencana sitematis yang bejangka panjang untuk kemakmuran rakyat.

Dari pada mengkawatirkan dampak gejolak di Mesir , Tunisia, Yaman, Yordan, lebih baik pemerintah kembali kepada konsep dasar membangun dengan lebih dulu mengakui kesalahan sistem yang lalu dan segera berubah melalui sistem yang diridhoi oleh Allah (QS. al-A’raf: 156, 157). Ingatlah bahwa negeri ini adalah tanah yang di rahmati Allah. Diciptakan Allah sebagai lumbung pangan dunia. Karena wilayah indonesia merupakan 46 % tanah diplanet bumi ini yang bisa ditanami dan lagi dapat ditanami sepanjang tahun. Seharusnya ini saatnya terjadi perubahan ( QS. al-Baqarah: 218) agar kita mampu menggunakan momentum kelangkaan pangan dunia sebagai awal membangun peradaban yang di rahmati Allah , bukan hanya bagi penduduk indonesia saja tapi dunia, ya rahmat bagi Alam Semesta. Lantas apa jadinya bila nikmat Allah ini kita abaikan ? ...

Tuesday, February 01, 2011

Sharing

Minggu lalu berdiskusi dengan teman. Teman ini menceritakan pengalamannya ketika bekerja di perusahaan TNC. Dia mendapat posisi yang diluar dari keahliannya dan tidak punya latar belakang pendidikan atas posisi yang baru itu. Dengan jujur dia mengatakan kepada atasannya bahwa dia tidak mengerti sama sekali bidang pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya itu. Pimpinannya menjawab dengan tegas bahwa ” dalam budaya perusahaan , tidak dikenal tidak bisa. Semua orang harus bisa melakukan sesuatu. ” Pimpinannnya menyarankannya untuk belajar kepada mereka yang mengetahui. Diapun mengirim email kepada seluruh teman kerja di group perusahaan yang berada di beberana negara didunia. Keesokan harinya, dia mendapatkan response puluhan email. Semua mereka memberikan informasi selengkap l;engkapnya tentang bidang tugasnya dan sekaligus memberikan literatur yang harus dibacanya dan diiringi dengan kesan bahwa mereka semua siap membantu tugasnya.

Dia sempat melontarkan kata kata “ Knowledge without sharing is no sense. Budaya ini memungkinkan seseorang yang tidak tahu apa apa tapi lewat budaya organisasi seseorang bisa pooling informasi dan pengalaman, dari manapun untuk membantunya melaksanakan pekerjaan , sehingga seseorang bisa menjadi cerdas, lebih mampu dan sehingga organisasi bisa lebih beradaftasi , lincah serta tangguh menghadapi perubahan yang cepat. Budaya berbagi pengetahuan adalah bagian dari budaya memberi. Budaya yang bersandar pada “ semua orang punya potensi berbeda dan tidak ada yang sempurna karenanya perlu berbagi “ Budaya ini tidak melihat kelebihan orang lain sebagai target kompetisi pribadi. Tidak ada superior pribadi. Yang ada hanyalah kebersamaan atau team work. Satu sama lain saling menempatkan rasa hormat , mengakui ketidak tahuan dan menerima saran atau pengetahuan dari orang lain bukanlah tanda kelemahan. Berbagi pengetahuan kepada orang lain bukanlah tanda pecundang.

Islam menegaskan berbagi pengetahuan itu adalah ibadah. Sebagaimana sabda Rasul ” "Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat.".Berdiskusi adalah ajang sharing pengetahuan , ajang menebarkan pengetahuan yang makruf. Kenikmatan tak terhingga bagi saya bila terlibat dalam diskusi soal kebaikan. Saya tak pernah memilih topik apapun selagi itu bicara tentang kebaikan, kebenaran dan keadilan. Walau saya tak paham dunia hukum, tapi seorang ahli hukum dan juga praktisi hukum bicara, maka saya pendengar yang baik. Saya tidak ahli kimia tapi seorang bicara tentang dunia kimia maka saya pendengar yang baik, Saya tidak paham IT tapi seorang ahli IT bicara , saya pendengar yang baik. Saya tidak paham dunia kedokteran, tapi seorang dokter bicara , saya pendengar yang baik. Dari banyak menerima sedekah ( sharing ) pengetahuan itulah menjadi bekal saya untuk senantiasa mengkoreksi diri saya dan sekaligus meng update pribadi saya,serta sekaligus saya juga bisa menjadi broker pengetahuan kepada orang lain, yang kadang disampaikan lewat diskusi, sikap, note di facebook, blog dan lain lain.

Berbagi pengetahuan adalah dakwah dan ini diwajibkan kepada siapapun. Rasul bersabda kepada Ali "Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada onta merah." (HR. Bukhari-Muslim). Onta merah pada waktu itu adalah harta benda tak terbilang. Begitulah cara rasul menganalogika betapa tingginya nilai berbagi pengetahuan. Alangkah bahagianya kita bila karena informasi yang kita berikan, seseorang terhindar dari kebodohan, terhindar dari kesalahan, terhindar dari penyakit, terhindar dari kerugian yang tidak perlu, terhindar dari sifat fitnah. Semua kita termasuk orang merugi bila tidak membudayakan saling berbagi pengetahuan ( nasihat menasihati ) yang baik. (QS Al 'Ashr [103] : 1-3).

Komunitas islami adalah komunitas pendakwah yang didasarkan kepada cinta dan kasih sayang. Tak sungkan untuk menyampaikan kebenaran kepada siapapun dan selalu siap menerima kebenaran darimanapun sumbernya. Dengan begitu tentu dunia akan menjadi kokoh dalam kebersamaan cinta kasih tanpa melihat siapa yang paling kuat, paling kaya, paling lemah, paling miskin. Semua hidup dalam dakwah untuk berbagi dan menerima dengan menenmpatkan rasa hormat untuk semata mata beribadah kepada Allah, bukan mencari kebanggan pribadi atau kemenangan pribadi.

Thursday, January 20, 2011

Api pembakar dosa

Dosa? Sepenggal kata, sebuah label yang melekat hanya pada manusia. Karena bila tak ada satupun dosa pada manusia maka pasti dia bukan manusia , dia adalah malaikat. Namun sebaliknya, bila tak ada kebaikan sedikitpun pada diri manusia, hanya dosa saja yang ada, maka dia adalah shaitan. Manusia berada pada posisi yang tak bisa lari dari dosa. Bahkan orang yang meng claim paling bersih justru sedang menggenggam dosa besar, yaitu sifat sombong dihadapan Allah. Karena menolak fitrahnya sebagai manusia. Menyadari fitrah kita sebagai manusia yang tak bisa lepas dari dosa merupakan dasar untuk senantiasa tawadhu dan menyadari bahwa kita terlalu lemah , lemah dan sangat lemah. Itulah kesimpulan yang saya peroleh dari diskusi dengan teman ketika bertemu dikantor Imigrasi mengurus Penggantian passport baru. Teman ini menyikapi atas begitu banyak dosa para aparat terungkap didepan publik akibat seorang Gayus.

Teman ini mengulang hadith Nabi , dari Ayyub Al Anshari r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: Seandainya kamu sekalian tidak mempunyai dosa sedikit jua pun yang patut diampuni Allah, nescaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang penuh dosa untuk diberikan-Nya ampunan bagi mereka." ( HR Muslim ). Subhanallah. Dosa berjamaah dan private terbentang luas dihadapan kita namun Allah siap untuk memberikan ampunan selagi manusia mau bertobat.

Iman manusia ibarat graphis bursa saham. Kadang naik , kadang turun dan akan selalu begitu. Bisa saja sekarang kita sangat dekat keimanan kita kepada Allah, sangat jauh dari perbuatan maksiat tapi bukan tidak mungkin besok dosa begitu mudah kita lakukan , begitu mudah di created. Al Gazali dalam buku Ihya Ulumuddin berkata , kebaikan dan keburukan itu menjadi kewajiban kita untuk mengelolanya dan itu teraktualkan dalam kepribadian kita. Al Quran dan Hadith adalah manual operation untuk itu. Allah menyediakan system yang melekat pada diri kita, yaitu proses pembakaran terhadap dosa dosa kita. Di dunia pembakaran dosa itu melalui Taubat. Bila didunia taubat tidak dilakukan maka diakhirat pembakaran tetap akan dilakukan oleh Allah melalui Api Neraka. Dua cara pembakaran ini di provide oleh Allah tak lain agar kita kembali dalam bersih dihadapan Allah.

Itulah sebabnya Allah sangat gembira menerima taubat dari manusia. Itu artinya manusia sadar akan fitrahnya dan sadar bahwa Allah maha pengampun. . Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala sangat gembira menerima taubat seseorang kamu, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang." ( HR Muslim ).. Begitu tingginya penghargaan Allah kepada orang yang bertaubat. Bagaikan pencinta yang menemukan kembali orang yang dicintainya.” dosa dan ampunan adalah dua hal yang tentang keperkasaan Alalh tak tertandingi dengan dilatar belakangi oleh sipat tak tertandingi pula yaitu maha pengampun. Kasih sayang Allah lebih besar dibandingkan amarahnya. Pintu taubat selalu terbuka selagi bumi masih berputara di porosnya. Pintu taubat terbuka walau manusia sedang berada digerbang sakratul maut.

Dengan sifat Maha pengampun ini , Allah menegaskan kepada kita, jangan bersedih , jangan takut , jangan ragu untuk terus melangkah dibumi yang dirahmati Allah. Manusia adalah tempat Allah membanggakan ciptaannya.Tempat Allah menebarkan cinta dan kasih sayangnya. Ketika Laut marah dan berkata kepada Allah, izinkanlah aku untuk menengggelamkan manusia yang telah inkar kepadamu. Kemudian Langit berkata, izinkanlah aku untuk runtuh agar menimpa anak cucu Adam karena mereka inkar.”Sedang bumi pun berkata, “Ya Tuhanku, ijinkan aku menelan anak cucu Adam. Sungguh, mereka telah menelan rezekiMu, tapi mereka menghamba kepada selainMu!” Allah pun menjawab, “Tinggalkan mereka semua! Karena jika kalian telah menciptakan mereka, tentu kalian akan menyayangi mereka!”

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wasallam beliau bersabda:“Seorang hamba melakukan dosa dan berkata: Wahai Rabb.. sesungguhnya aku telah berbuat suatu dosa maka ampunilah aku”, maka iapun diampuni. Kemudian ia berdiam diri (menjalani hidupnya) sampai apa yang dikehendaki Allah, dan berbuat dosa lainnya, maka iapun berkata; Wahai Rabb.. sesungguhnya aku berbuat suatu dosa maka ampunilah aku”, maka iapun diampuni, kemudian ia berdiam diri (menjalani hidupnya) sampai pada apa yang dikehendaki Allah dan ia kembali berbuat dosa yang lainnya, maka iapun berkata “Wahai Rabb.. aku telah berbuat dosa maka ampunilah aku”, maka Allah ‘Azza Wa Jalla berkata:“Hambaku mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dan membalas dosa, sungguh aku telah mengampuni hamba-Ku". (HR. Bukhari & Muslim).

So, tunggu apalagi? Segeralah bertobat. Tutuplah semua pintu , putus semua jalan, dan duduklah bersama zat yang maha pemberi , maka Dia akan langsung mengurusimu. Barang siapa memperbaik batinnya, Allah tentu akan memperbaiki lahirnya. Barang siapa memperbaiki akhiratnya , Allah tentu akan memperbaiki urusan dunianya. Barang siapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia. Barang siapa menempuh jalan kebenaran tentu sampai ketujuan yang sebenarnya. Ya , Kita punya dua pilihan membakar dosa , yaitu lewat taubat atau lewat neraka dan itu siksa yang sangat pedih.( QS. At-Taubah (9) :74 , QS Asqaf (46) : 31 )

Sunday, January 09, 2011

Rendah hati

Pada salah satu Munas Partai, saya melihat dilayar TV, bagaimana para peserta berdiri semua ketika sang tokoh Partai sekaligus sebagai citra Partai memasuki ruangan. Para hadirin dengan serentak bertepuk tangan semua yang disambut dengan wajah semringah dari sang Tokoh. Kita tidak tahu pasti bagaimana perasaan sang Tokoh ketika itu. Yang pasti wajahnya nampak berseri seri dan sambil berjalan memasuki ruang sidang, tak henti melambaikan tangan kepada para hadirin. Semua itu tervisualkan melaui media TV dan keesokannya media cetak menampilkannya dihalaman muka, wajah penuh bangga dari sebuah pencitraan untuk pantas dihormati dan tentu dipilih. ”akulah yang terbaik dibandingkan yang lainya, maka pilihlah aku”

Para pemimpin itu adalah orang yang berilmu dan kaya akan ilmu. Dia juga mempunya kesempatan untuk menebarkan ilmunya untuk orang banyak. Dia juga punya peluang besar untuk beramal bagi orang lain. Diapun semakin besar peluang untuk masuk sorga. Dengan begitu besar kesempatan beramal dan masuk sorga , dia juga berhadapan dengan resiko yang pasti. Resiko itu keliatannya sepele dan tak kelihatan. Apa itu ? ya sifat sombong karena keilmuannya, karena ibadahnya, karena amalannya , karena kekuasaannya. Secara psikologis atau kejiwaan, godaan itu datang setiap hari dan bahkan setiap detik kepadanya. Para hulu balang dan bawahannya akan senantiasa memujinya dengan segala hormat. Apabaia pemimpin itu tidak sabar dengan cobaan itu, tidak mau membalas pujian itu dengan teladan kerendahan hati maka dia akan terseret kepada sifat sombong. Pada saat itulah, dia telah menuhankan dirinya sendiri. Dia musuh Allah dan teman iblis.

Apa kelebihan dari sang Tokoh itu hingga pantas berbangga diri dengan pencitraan yang direkayasa itu ? Nabi Muhammad saja yang merupakan kekasih Allah, Rasul Allah yang namanya bersanding dengan Allah dipintu gerbang sorga , paling takut bila dipuji. Kepada Umar Bin Khatap Rasul berkata “Janganlah kamu sanjung aku (secara berlebihan) sebagaimana kaum Nasrani menyanjung ‘Isa bin Maryam alaihis Salam secara berlebihan. Aku hanyalah seorang hamba Alloh, maka panggillah aku dengan sebutan: hamba Alloh dan Rasul-Nya.” (HR: Abu Daud). Tapi begitulah kebutuhan akan system demokrasi sekarang yang memang tidak dibutuhkan sifat tawadhu untuk menjadi pemenang. Calon pemimpin harus mampu menciptakan situasi agar dia dipuji dan akhirnya dipilih. Lihatlah Iklan yang bertaburan ketika menjelang Pemilu. Semua berujung kepada pujian setinggi langit.

Nabi adalah teladan agung bagaiman karakter rendah hati itu diterapkan. Kerendahan hati Nabi yang tak suka dipuji tidak membuatnya rendah dihadapan kaumnya tapi justru semakin tinggi kemuliaannya, juga tentu kemuliaan dihadapan Allah. Karena teladan akhlaknya, walau Nabi adalah pemimpin yang disegani lahir batin oleh kaumnya namun orang tidak perlu berdiri ketika beliau hadir dalam majelis. Anas bin Malik RA, mengungkapkan “Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam . Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau. karena mereka mengetahui bahwa beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidak menyukai cara seperti itu.” (HR: Ahmad).

Karena sifat sombong hanya boleh dimiliki oleh Allah sang maha pencipta dan sang maha berkuasa. Itulah sebabnya Iblis langsung menjadi laknat Allah ketika dia dengan sombongnya mengatakan dia lebih baik dibandingkan Adam. Makanya tak berlebihan bila Rasul bersabda” Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji zarrah kesombongan.” (HR: Muslim). Karena Allah berkata ” “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23). Mungkin di era sekrang belum ada manusia sehebat Nabi Sulaiman yang berkuasa atas manusia dan Jin serta binatang. Yang berharta tak terbilang. Yang berilmu tinggi karena Allah yang mendidiknya. Namun beliau tetap rendah hati sebagaimana katanya ” “Ini adalah karunia dari Rabb-ku untuk menguji diriku. Apakah aku bisa bersyukur ataukah justru kufur.” (QS. An Naml: 40).”

Sifat tawadhu adalah repliksi keikhlasan, Keikhlasan adalah repliksi dari kesempurnan iman bahwa manusia tak lebih hanya alat Allah untuk melaksanakan perintahNya.

Thursday, January 06, 2011

Sorga di dunia.

Kemarin Hendy berkata kepada saya “ Sorga tidak hanya ada di akhirat tapi juga ada didunia, didalam diri kita. “ Kata kata ini dia peroleh dari program inspirational yang bertema second chance. Kemudian dia menjelaskan bagaimana menghadirkan sorga didalam diri kita. Caranya melalui konsep memberi dan melepaskan diri dari kehendak lain yang bersifat kompulsi atau dorongan nafsu untuk dipuja ,dihormati, atau mengharapkan imbalan balik. Dalam islam ini disebut dengan memberi karena Allah atau ikhlas. Saya teringat dengan metafora yang diungkapkan Rumi sang sufi yang hidup diabad ke 13 , tentang Tuhan dan Manusia dalam konteks keadilan. Seorang pria melihat pengemis dijalanan. Pria itu berkata kepada Tuhan” Tuhan mengapa engkau tidak melakukan sesuatu untuk orang ini “ Tuhan menjawab “ Aku sudah lakukan. Karena itu engkau aku ciptakan.”

Seorang professional dibidang financial bernama Azim Jamal , yang biasa menghitungkan laba , yang terbiasa merekayasa skema keuangan untuk meningkatkan nilai equitas , tak bisa hidup tenang dan selalu gelisah. Sulit tidur setelah menyaksikan penderitaan para pengungsi di Afganistan. Dia melihat anak anak yang kehilangan kedua orang tuanya karena perang. Mereka kelaparan. Dia bertanya pada dirinya sendiri. " Dimanakah keadilan Tuhan? Sama seperti ungkapan God was death bagi para pekerja yang terkena PHK ketika crisis global terjadi. Dia menemukan dirinya setelah membaca sajak sajak Rumi. Bahwa setiap hari Allah berdialogh dengan manusia tentang bagaimana keadilanNYa ditegakkan, yaitu menjadi perantara Allah untuk memberi dan memberi , dan menunjukkan kasih sayangNya kepada mereka yang tidak beruntung. Dia tidak hidup untuk dunia karena bukan itu tujuan hidupnya. Dunia hanyalah proses melewati hidup untuk menjadi wakil Allah. Setiap manusia harus berbuat sesuatu atas umurnya yang terbatas ini. Berbuat untuk sesuatu yang berbeda , untuk menemukan makna, kegenapan ( fulfillment) dan kebahagiaan.

Sejak itu Azim Jamal berhenti bekerja sebagai professional jasa keuangan dan mengabdikan hidupnya bagi kemanusiaan, membantu orang lain mengangkat potensi tersembunyi untuk sebuah cinta, untuk kedamaian didunia. Diapun mendirikan Corporate Sufi Worldwide Inc yang memfocuskan pada jasa penasehat pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan motivasi dan potensi diri. Jasanya kini dipakai oleh banyak perusahaan TOP 500 fortune. Bukunya yang berjudul “ Corporate Sufi”, "Power of giving” menjadi best seller dan dibaca oleh lebih 1 juta orang di 26 negara didunia. Ketika crisis global terjadi, jasanya semakin mendapat tempat dikalangan dunia sekular yang mulai disadarkan bahwa hidup tidak hanya berjuang untuk mendapatkan dan akhirnya kecewa tapi hidup adalah berjuang untuk memberi , untuk sebuah sorga di dunia dan akhirat, untuk sepatah kata tentang Cinta.

Majalah America Health edisi Mei 1988 memaparkan hasil penelitian akademis yang menakjubkan tentang adanya hubungan langsung antara memberi dengan kesehatan jiwa maupun raga. Penelitian itu diadakan di Michigan ( AS) yang membuktikan bahwa orang yang tidak pernah bekerja sukarela jauh lebih banyak penyakit dibandingkan orang yang bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun. Artikel ini menguraikan manfaat lain yang didapat dari hasil penelitian itu, bahwa memberi dengan ikhlas meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar kolestrol , memperkuat kerja jantung, mengurangi rasa nyeri didada, dan pasti terhindar dari sifat stress. Subhanallah, Ternyata Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang telah mengingatkan kita agar “ Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku’. (QS: Al Baqarah ayat 43).

Tahulah kita bahwa memberi adalah fitrah kita sebagai mahkluk bernama manusia. Dia melakat dengan raga dan jiwa. Memberi adalah kata kerja. Memberi bukanlah berharap imbalan. Memberi adalah melenyapkan diri kita, akal kita untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. Dari makna memberi, dari definisi memberi ini membuat kita menemukan diri kita secara utuh , untuk menemukan sorga didalam diri kita. Adakah kenikmatan dan kebahagiaan selain tubuh yang sehat , jiwa yang tentram ? Selama ini kita menganggap barang dietalage dengan harga mahal berujung kepada pemenuhan kebutuhan akan kepuasan batin. Tapi apakah kita menemukan kenikmatan sejati, kepuasan sejati , kebahagiaan sejati dari barang dietalage itu ? Tidak.! Kebahagiaan seperti itu hanya seumur barang setelah itu lenyap. Kalau kebahagiaan bisa dibeli di etalage tentu sorga hanya milik orang kaya saja.

Berzakat (memberi) diingatkan Allah didalam Al Quran sebanyak 30 kali. Al Quran menjelaskan kewajiban melaksanakan sholat yang bersanding dengan zakat sebanyak 28 ayat. Dengan demikian kalau sholat diyakini sebagai tiang agama untk membuat kita sehat lahir batin maka zakat adalah marcusuar agama, yang merupakan cahaya pribadi muslim yang hanya berbuat untuk lahirnya kedamain dimuka bumi bagi semua dan pada waktu bersamaan membuat muslim itu kuat secara phisik , terhindar dari segala penyakit genetik. Karena ” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan yang akan menimpa mereka, dan mereka tidak akan berduka cita” Demikianlah janji Allah ( Al Baqarah.276). Memberilah karena Allah dan nikmatilah sorga didunia yang terlepas dari rasa takut dan pasti terhindar dari berduka cita.

Monday, January 03, 2011

Bahasa Cinta

"Yatuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau lah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir “ ( QS. Al- Baqarah .286). Inilah doa yang terdapat didalam Al Quran, dimana Allah mengajarkan kepada kita manusia untuk melafalkannya. Subahnallah. Dalam doa itulah Allah secara langsung membuka rahasia kita dan Dia. Kita yang lemah dan Allah yang berkuasa. Karenanya kepada Allah kita memohon pertolongan.

Untaian doa ini memberikan makna teramat luas bagi saya ketika tantangan datang silih berganti. Teman saya lewat SMS mengingatkan saya untuk sholat Tahajud dan sekaligus menyarankan untuk membaca Firman Allah itu dalam sholat. Seusai sholat Tahajud saya termenung di sajadah saya. Tak mungkin Allah menciptakan manusia tanpa tahu bagaimana melindungi manusia dari segala pengaruh negatif hidup di dunia. Tubuh kita terisolasi oleh ruang dan waktu. Kita tidak bisa lari dari lingkungan yang terus terpolusi udaranya. Kita tidak bisa lari dari lingkungan yang terpolusi budaya brengsek. Kita lemah dan teramat lemah secara phisik mapun jiwa untuk menghadapi pengaruh lingkungan itu. Namun Allah sebagai sang Maha Pencipta ada didalam diri kita, yang selalu menjaga kita melewati itu semua.

Ternyata alat untuk melindungi tubuh kita dari pengaruh buruk atas kesehatan jiwa dan raga kita telah Allah sediakan dengan sedemikian rumitnya didalam susunan DNA kita. Seluruh susunan saraf yang menghubungkan segala organ tubuh kita termasuk otak, juga sudah dirancang oleh Allah dengan sangat sempurna agar kita terhindar pengaruh buruk dari luar yang bisa membuat kita sakit atau tidak sehat lahir maupun batin. Alat itu akan bekerja secara tetap sepanjang standard operating procedure diikuti. Samahalnya mesin mobil akan terawat dengan baik asalkan oli diganti sesuai kilometer ( jauh perjalanan ) yang ditetapkan oleh pabrikan. Pada manusia, Allah memberikan ketentuan tentang Sholat dengan waktu yang ditentukan tetap, yaitu lima kali dalam sehari. Jadwalnya tetap dan jumlahnyapun tetap. Yang wajib , tidak boleh dikurangi dan juga tidak boleh dilebihkan.

DR. Moh Soleh telah membuka Rahasia sholat ini lewat penelitian sains. Semua gerakan sholat ternyata berhubungan dengan kesehatan raga dan jiwa. Pada waktu kita sedang melakukan sholat, tubuh kita dalam keadaan rilex. Fungsi organ tubuh di recovery dari pengaruh negatif lingkungan dan pada waktu bersamaan jiwa kitapun mendapatkan ketenangan penuh ( rilex ) karena keyakinan bahwa Allah akan menolong kita dari segala kelemahan, kebodohan kita. Orang sholat mendapatkan pencerahan secara kejiwaan bahwa Cinta akan keimanan dan menjadikan keimanan itu indah didalam hatinya ( QS. Hujurat (49): 7. Hanya lewat sholatlah goresan Cinta Allah terukir indah pada hati manusia. Dengan itu membuat manusia merasa nyaman, aman dan penuh gelora yang tak bisa diungkapkan dengan kata kata. Karena cinta adalah bahasa ketuhanan yang paling azali.

Sholat adalah suatu cara indah berdialogh secara langsung dengan Allah, sang Pemberi Cinta dan karenanya tak mungkin Allah membiarkan kita melewati hal tersulit ( beban ) yang tidak mungkin bisa kita atasi ( pikul ). Tak mungkin Allah menghukum bila kita lalai dan tetap memberikan kesempatan kita untuk memperbaiki diri dengan mohon ampunan ,dan pasti melindungi kita menghadapi kaum kafir. Kita yakin itu sebagai buah keimanan, buah sholat. Ini repliksi cinta antara makluk bernama manusia dan Allah sang maha pencipta. Bahasa cinta itu akan teraktualkan dalam kesehariannya yang penuh cinta dan kasih sayang kepada siapapun. Alangkah meruginya manusia dalam rentang waktu kehidupannya menjauh dari Allah, menjauh dari sholat dan tentu lupa akan makna cinta. Tentu juga lupa berbagi kepada sesamanya. Sholatlah untuk sebuah makna bahwa cinta adalah cinta.

Saturday, January 01, 2011

Bersyukur

Setiap hari saya berdoa kepada Tuhan agar saya kuat ketika saya lemah. Agar saya cerdas ketika melakukan kebodohan. Agar saya berbagi ketika saya berlebih. Agar saya pemaaf ketika orang lain menzolimi saya. Dengan itu semualah saya belajar bijak dari banyak peristiwa hidup saya. Itulah kata teman yang lama tak berjumpa dengan saya. Mungkin hampir sepuluh tahun. Saya kenal dia dulu memang hidup dalam keadaan sulit. Orang lain dengan mudah menyelesaikan kuliah diapun tak pernah dapat kesempatan kuliah. Orang lain dengan mudah mengembangkan usaha, diapun tak pernah dapat kesempatan memperoleh modal untuk memulai. Orang lain mudah mendapatkan anak , satupun dia tak punya walau sudah lebih 20 tahun berumah tangga. Tak banyak dia bercerita bagaimana usahanya kini bisa. Sukses. Yang saya tahu sukses itu diraihnya setelah dia hijrah keluar negeri.

Walau dia tidak bercerita banyak tentang perjalanan hidupnya dalam sepuluh tahun tak berjumpa dengan saya namun dari kata katanya , tahulah saya bahwa dia sendiri tidak pernah berpikir tentang apa makna sukses itu. Mungkin karena perjalanan hidup teman ini sarat dengan banyak kekecewaan , kegagalan, penderitaan, penghinaan, dan lain sebagainya hingga dia sudah mati rasa dengan itu semua. Hingga bila dia bisa melewati itu semua, diapun tak lagi berpikir untuk berpesta dengan kesuksesannya. Setidaknya proses perjalanan hidupnya telah mengajarkannya menjadi sangat bijak memaknai hidup. Bahwa hidup adalah pertarungan mengalahkan diri sendiri untuk mencapai kesempurnaan. Teman ini, tidak pernah jatuh ditengah keterbatasannya. Juga tidak pernah mabuk ketika berhasil mengatasi keterbatasannya.

Saya teringat tentang apa yang disebut oleh sains dengan hormon endorfin ( morfin endogen). Hormon ini ternyata ada dalam tubuh kita yang muncul ketika kita meraih keberhasilan , kepuasan, kenikmatan , kesenangan, kebahagiaan, hingga menimbulkan ephoria. Euphoria ini dapat menghilangkan rasa sakit, lelah , rasa kecewa. Juga euphoria ini dapat ditularkan kepada orang lain dan menimbulkan efek yang sama. Namun bila euphoria berlebihan justru akan menimbulkan distoria yang bisa membuat orang sangat kecewa, marah, benci , kesal dan kadang mau bunuh diri. Dari Hormon yang disibak oleh sains ini tahulah kita bahwa orang yang dapat memetik pelajaran dari penderitaan, kegagalan, kekecewaan, adalah yang pantas untuk mendapatkan euphoria yang positip. Positip ini seperti kesuksesan membuatnya berbagi. Kemenangan membuatnya rendah hati dan tak ingin dipuji dengan pencitraan penuh.

Doa teman itu memberikan pencerahan luar biasa bagi saya. Bukan masalah seberapa besar kegagalan itu, bukan seberapa bersar keberhasilan itu tapi seberapa besar jiwa kita menerimanya. Alla berfirman (QS Lukman [31]: 31). ” Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. ” Begitu Indahnya metafora yang di ungkapkan Allah tentang sabar dan Syukur. Kapal dan laut , banyak dijadikan acuan para pujangga tentang kehidupan yang tak lekang dari badai , gelombang, angin. Didalam kapal itu ada sang nakhoda yang diminta untuk bersabar ketika gelombang badai datang dan bersyukur manakala angim berembus membawa kapal menuju dermaga dengan cuaca yang teduh.

Ternyata sikap sabar dan syukur ini berhubungan dengan hormon kita. Inilah sabda Rasul ” Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim). Ya satu lagi, abad ini sains berhasil membuka tabir makna sabar dan syukur yang sedari awal sudah diserukan oleh Rasul dan diajarkan oleh Allah kepada kita semua agar kita mampu mengendalikan hormon kita, fitrah kita. Dengan satu tujuan agar kita menjadi sempurna sebagai khalifah dimuka bumi untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Subhanallah.

Wallahualam bissawab.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...