Minggu lalu berdiskusi dengan teman. Teman ini menceritakan pengalamannya ketika bekerja di perusahaan TNC. Dia mendapat posisi yang diluar dari keahliannya dan tidak punya latar belakang pendidikan atas posisi yang baru itu. Dengan jujur dia mengatakan kepada atasannya bahwa dia tidak mengerti sama sekali bidang pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya itu. Pimpinannya menjawab dengan tegas bahwa ” dalam budaya perusahaan , tidak dikenal tidak bisa. Semua orang harus bisa melakukan sesuatu. ” Pimpinannnya menyarankannya untuk belajar kepada mereka yang mengetahui. Diapun mengirim email kepada seluruh teman kerja di group perusahaan yang berada di beberana negara didunia. Keesokan harinya, dia mendapatkan response puluhan email. Semua mereka memberikan informasi selengkap l;engkapnya tentang bidang tugasnya dan sekaligus memberikan literatur yang harus dibacanya dan diiringi dengan kesan bahwa mereka semua siap membantu tugasnya.
Dia sempat melontarkan kata kata “ Knowledge without sharing is no sense. Budaya ini memungkinkan seseorang yang tidak tahu apa apa tapi lewat budaya organisasi seseorang bisa pooling informasi dan pengalaman, dari manapun untuk membantunya melaksanakan pekerjaan , sehingga seseorang bisa menjadi cerdas, lebih mampu dan sehingga organisasi bisa lebih beradaftasi , lincah serta tangguh menghadapi perubahan yang cepat. Budaya berbagi pengetahuan adalah bagian dari budaya memberi. Budaya yang bersandar pada “ semua orang punya potensi berbeda dan tidak ada yang sempurna karenanya perlu berbagi “ Budaya ini tidak melihat kelebihan orang lain sebagai target kompetisi pribadi. Tidak ada superior pribadi. Yang ada hanyalah kebersamaan atau team work. Satu sama lain saling menempatkan rasa hormat , mengakui ketidak tahuan dan menerima saran atau pengetahuan dari orang lain bukanlah tanda kelemahan. Berbagi pengetahuan kepada orang lain bukanlah tanda pecundang.
Islam menegaskan berbagi pengetahuan itu adalah ibadah. Sebagaimana sabda Rasul ” "Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat.".Berdiskusi adalah ajang sharing pengetahuan , ajang menebarkan pengetahuan yang makruf. Kenikmatan tak terhingga bagi saya bila terlibat dalam diskusi soal kebaikan. Saya tak pernah memilih topik apapun selagi itu bicara tentang kebaikan, kebenaran dan keadilan. Walau saya tak paham dunia hukum, tapi seorang ahli hukum dan juga praktisi hukum bicara, maka saya pendengar yang baik. Saya tidak ahli kimia tapi seorang bicara tentang dunia kimia maka saya pendengar yang baik, Saya tidak paham IT tapi seorang ahli IT bicara , saya pendengar yang baik. Saya tidak paham dunia kedokteran, tapi seorang dokter bicara , saya pendengar yang baik. Dari banyak menerima sedekah ( sharing ) pengetahuan itulah menjadi bekal saya untuk senantiasa mengkoreksi diri saya dan sekaligus meng update pribadi saya,serta sekaligus saya juga bisa menjadi broker pengetahuan kepada orang lain, yang kadang disampaikan lewat diskusi, sikap, note di facebook, blog dan lain lain.
Berbagi pengetahuan adalah dakwah dan ini diwajibkan kepada siapapun. Rasul bersabda kepada Ali "Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada onta merah." (HR. Bukhari-Muslim). Onta merah pada waktu itu adalah harta benda tak terbilang. Begitulah cara rasul menganalogika betapa tingginya nilai berbagi pengetahuan. Alangkah bahagianya kita bila karena informasi yang kita berikan, seseorang terhindar dari kebodohan, terhindar dari kesalahan, terhindar dari penyakit, terhindar dari kerugian yang tidak perlu, terhindar dari sifat fitnah. Semua kita termasuk orang merugi bila tidak membudayakan saling berbagi pengetahuan ( nasihat menasihati ) yang baik. (QS Al 'Ashr [103] : 1-3).
Komunitas islami adalah komunitas pendakwah yang didasarkan kepada cinta dan kasih sayang. Tak sungkan untuk menyampaikan kebenaran kepada siapapun dan selalu siap menerima kebenaran darimanapun sumbernya. Dengan begitu tentu dunia akan menjadi kokoh dalam kebersamaan cinta kasih tanpa melihat siapa yang paling kuat, paling kaya, paling lemah, paling miskin. Semua hidup dalam dakwah untuk berbagi dan menerima dengan menenmpatkan rasa hormat untuk semata mata beribadah kepada Allah, bukan mencari kebanggan pribadi atau kemenangan pribadi.
No comments:
Post a Comment