Kemarin Hendy berkata kepada saya “ Sorga tidak hanya ada di akhirat tapi juga ada didunia, didalam diri kita. “ Kata kata ini dia peroleh dari program inspirational yang bertema second chance. Kemudian dia menjelaskan bagaimana menghadirkan sorga didalam diri kita. Caranya melalui konsep memberi dan melepaskan diri dari kehendak lain yang bersifat kompulsi atau dorongan nafsu untuk dipuja ,dihormati, atau mengharapkan imbalan balik. Dalam islam ini disebut dengan memberi karena Allah atau ikhlas. Saya teringat dengan metafora yang diungkapkan Rumi sang sufi yang hidup diabad ke 13 , tentang Tuhan dan Manusia dalam konteks keadilan. Seorang pria melihat pengemis dijalanan. Pria itu berkata kepada Tuhan” Tuhan mengapa engkau tidak melakukan sesuatu untuk orang ini “ Tuhan menjawab “ Aku sudah lakukan. Karena itu engkau aku ciptakan.”
Seorang professional dibidang financial bernama Azim Jamal , yang biasa menghitungkan laba , yang terbiasa merekayasa skema keuangan untuk meningkatkan nilai equitas , tak bisa hidup tenang dan selalu gelisah. Sulit tidur setelah menyaksikan penderitaan para pengungsi di Afganistan. Dia melihat anak anak yang kehilangan kedua orang tuanya karena perang. Mereka kelaparan. Dia bertanya pada dirinya sendiri. " Dimanakah keadilan Tuhan? Sama seperti ungkapan God was death bagi para pekerja yang terkena PHK ketika crisis global terjadi. Dia menemukan dirinya setelah membaca sajak sajak Rumi. Bahwa setiap hari Allah berdialogh dengan manusia tentang bagaimana keadilanNYa ditegakkan, yaitu menjadi perantara Allah untuk memberi dan memberi , dan menunjukkan kasih sayangNya kepada mereka yang tidak beruntung. Dia tidak hidup untuk dunia karena bukan itu tujuan hidupnya. Dunia hanyalah proses melewati hidup untuk menjadi wakil Allah. Setiap manusia harus berbuat sesuatu atas umurnya yang terbatas ini. Berbuat untuk sesuatu yang berbeda , untuk menemukan makna, kegenapan ( fulfillment) dan kebahagiaan.
Sejak itu Azim Jamal berhenti bekerja sebagai professional jasa keuangan dan mengabdikan hidupnya bagi kemanusiaan, membantu orang lain mengangkat potensi tersembunyi untuk sebuah cinta, untuk kedamaian didunia. Diapun mendirikan Corporate Sufi Worldwide Inc yang memfocuskan pada jasa penasehat pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan motivasi dan potensi diri. Jasanya kini dipakai oleh banyak perusahaan TOP 500 fortune. Bukunya yang berjudul “ Corporate Sufi”, "Power of giving” menjadi best seller dan dibaca oleh lebih 1 juta orang di 26 negara didunia. Ketika crisis global terjadi, jasanya semakin mendapat tempat dikalangan dunia sekular yang mulai disadarkan bahwa hidup tidak hanya berjuang untuk mendapatkan dan akhirnya kecewa tapi hidup adalah berjuang untuk memberi , untuk sebuah sorga di dunia dan akhirat, untuk sepatah kata tentang Cinta.
Majalah America Health edisi Mei 1988 memaparkan hasil penelitian akademis yang menakjubkan tentang adanya hubungan langsung antara memberi dengan kesehatan jiwa maupun raga. Penelitian itu diadakan di Michigan ( AS) yang membuktikan bahwa orang yang tidak pernah bekerja sukarela jauh lebih banyak penyakit dibandingkan orang yang bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun. Artikel ini menguraikan manfaat lain yang didapat dari hasil penelitian itu, bahwa memberi dengan ikhlas meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar kolestrol , memperkuat kerja jantung, mengurangi rasa nyeri didada, dan pasti terhindar dari sifat stress. Subhanallah, Ternyata Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang telah mengingatkan kita agar “ Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku’. (QS: Al Baqarah ayat 43).
Tahulah kita bahwa memberi adalah fitrah kita sebagai mahkluk bernama manusia. Dia melakat dengan raga dan jiwa. Memberi adalah kata kerja. Memberi bukanlah berharap imbalan. Memberi adalah melenyapkan diri kita, akal kita untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. Dari makna memberi, dari definisi memberi ini membuat kita menemukan diri kita secara utuh , untuk menemukan sorga didalam diri kita. Adakah kenikmatan dan kebahagiaan selain tubuh yang sehat , jiwa yang tentram ? Selama ini kita menganggap barang dietalage dengan harga mahal berujung kepada pemenuhan kebutuhan akan kepuasan batin. Tapi apakah kita menemukan kenikmatan sejati, kepuasan sejati , kebahagiaan sejati dari barang dietalage itu ? Tidak.! Kebahagiaan seperti itu hanya seumur barang setelah itu lenyap. Kalau kebahagiaan bisa dibeli di etalage tentu sorga hanya milik orang kaya saja.
Berzakat (memberi) diingatkan Allah didalam Al Quran sebanyak 30 kali. Al Quran menjelaskan kewajiban melaksanakan sholat yang bersanding dengan zakat sebanyak 28 ayat. Dengan demikian kalau sholat diyakini sebagai tiang agama untk membuat kita sehat lahir batin maka zakat adalah marcusuar agama, yang merupakan cahaya pribadi muslim yang hanya berbuat untuk lahirnya kedamain dimuka bumi bagi semua dan pada waktu bersamaan membuat muslim itu kuat secara phisik , terhindar dari segala penyakit genetik. Karena ” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan yang akan menimpa mereka, dan mereka tidak akan berduka cita” Demikianlah janji Allah ( Al Baqarah.276). Memberilah karena Allah dan nikmatilah sorga didunia yang terlepas dari rasa takut dan pasti terhindar dari berduka cita.