Saya menerima email dari Sahabat saya di AS. “The American oligarchy spares no pains in promoting the belief that it does not exist, but the success of its disappearing act depends on equally strenuous efforts on the part of an American public anxious to believe in egalitarian fictions and unwilling to see what is hidden in plain sight. Dia mengutip kalimat dari Michael Lind. Kalimat ini sebagai dasar hipotesinya untuk mengatakan adalah kebodohan besar menganggap Teroris yang membunuh lewat bomb ditempat keramaian sebagai ancaman. Dalam emailnya dia sempat mengatakan bahwa Teroris dalam pengertian konvensional sengaja di create untuk memungkinkan media
Dia sempat mempertanyakan tentang penangkapan seorang Abu Bakar Bashir. Teman ini bukanlah beragama Islam. Tapi dia sempat geram dengan kebodohan pemerintah
Tapi kini kami baru sadar bahwa semua itu adalah omong kosong. Pemeritah sengaja menciptakan ketakutan dan kecemasan kepada kami agar kami semakin bergantung kepada pemerintah untuk menjadi pelindung. Rasa aman yang kami harapkan, rasa percaya yang kami tanamkan, ternyata hanyalah cara pintar pemerintah untuk berkolaborasi dengan kekuatan segelintir orang merampas kekuatan ekonomi nasional kami. Tanpa kami sadar, krisis Moneter di AS telah membuat bangkrut kelompok menengah di AS. Telah membuat seluruh produk dan jasa menjadi termahal didunia. Perbaikan apapun yang dicanangkan oleh Obama , tidak akan mampu mengembalikan harga ketitik rasionalitas. Yang pasti satu generasi telah membiarkan system culas terbangun dan akhirnya membuat generasi berikutnya akan menjadi gerombolan budak dari kekuatan oligarkhi ekonomi. Sangat menyedihkan.
Terkahir dari emailnya , teman ini berkata “ Kalaulah ada pihak yang tak henti mengingatkan ancaman dari segelintir orang itu , atau seperti yang digambarkan oleh Michael Lind, maka itu adalah kelompok pejuang syariah Islam. Kebodohan kami dan tentu menjadi sesal bahwa kami tidak mempercayai mereka. Justru kami ikut terpengaruh propaganda Pemerintah untuk membenci mereka.“ Saya sempat tertegun dengan email dari teman ini. Memang sejak tahun 2008, propaganda Teroris dan Islam fundamental tidak lagi mendapat tempat dipublik AS dan Eropa. Apalagi semakin terbukanya belang penyerbutan AS ke Irak. Keterlibatan AS di Afganistan yang tidak punya dasar apapun, apalagi bertujuan menghabisi AL Qaedah atau membasmi Taliban. Publik tidak dibisa dibohongi lagi. Irak ternyata pada akhirnya memperkaya perusahaan AS, Afganistan ternyata untuk kepentingan pipa minyak dari Asia Tengah.
Di Indonesia issue teroris masih dipakai oleh para elite untuk membuat rakyat semakin percaya. Issue kekerasan ormas Islam masih dipakai untuk menaikkan citra pemerintah yang cinta HAM. Padahal kejahatan terorganisir yang melibatkan elite politik dan TNC terus terjadi lewat system yang demokratis. Inilah sebetulnya yang disebut dengan Economic Terorism. Daya rusaknya lebih besar dari apapun. AS yang ekonomi sangat kuat bisa luluh lantak apalagi
‘Kalaulah ada kejahatan yang paling besar dalam sejarah manusia adalah apabila kebenaran diselewengkan., Kalaulah ada kebodohan terbesar dalam sejarah maka itu adalah rakyat yang mempercayai kebohongan itu sendiri."