Tubuh kita terdiri dari tiga unsur. Yaitu ruh, Jiwa dan Raga. Ketiga hal ini menyatu dalam tubuh kita dan saling berinteraksi. Ketiga hal ini harus terjadi keteraturan dan keseimbangan. Ruh, adalah sesuatu yang gaip tapi ada. Jiwa dapat dirasakan namun tak tahu dimana dia berada. Raga , nampak dengan jelas namun dunia tercengang ketika mengetahui susunan DNA manusia dalam proses “nyala/padam” dipengaruhi oleh jiwa dan energi suci ( ruh ). Ternyata ketiganya benarlah merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tak ada ilmu pengetahuan dunia sekarang yang mampu menjelaskan keseimbangan ketiga hal ini. Terbukti begitu banyak penyakit yang tak ada obatnya. Begitu banyak orang masuk rumah sakit jiwa., Begitu banyak stress. Ini membuktikan relasi antara raga , jiwa, ruh merupakan sebuah system.
Rukun Islam sebuah SOP.. Islam adalah agama syariat yang membutuhkan SOP untuk terlaksananya fungsi manusia sebagai rahmat bagi alam semesta. Berbeda dengan agama tauhid lainnya yang tak dilengkapi oleh SOP dengan ketat dan selalu berharap miracle dari Allah. Manusia akhir zaman adalah manusia yang paling sempurna eskistensinya. Didalamnya ada SOP dan comnpliance yang menyatu. Kehebatan manusia sebagai mahluk terbaik dibanding makhluk ciptaan Allah lainnya adalah terletak dari SOP itu sendiri. Sedikit saja melanggar SOP itu maka system kesempurnaan tidak akan berjalan.
Membaca dua kali masyahadat adalah sebagai bentuk applikasi masuk dalam system SOP. Atau dalam dunia computer ini adalah password. Maklum saja , SOP itu tidak bisa berjalan tanpa memastikan orang yang terlibat adalah orang yang qualified. Syarat untuk qualified adalah dia mengakui Rukun Iman ( In deep trust ). Kemudian, Baca sahadat ! , access terbuka untuk mengikuti SOP kehidupan. Apabila Access terbuka maka didalamnya ada protocol yang harus dilalui. Tak banyak protocol itu , hanya sholat, puasa, zakat dan pergi haji bila mampu. Ini susunan yang harus dilaksanakan secara teratur sesuai urutannya. Tidaka ada gunanya pergi haji kalau puasa malas dan sholat jarang. Tidak ada gunanya berzakat kalau sholat malas. Tidak ada gunanya puasa kalau zakat malas. Ini SOP kita dalam beragama. Harus comply dan tak boleh cacat sedikitpun.
Dalam ritual sholat terdapat gerakan yang menstimulate seluruh organ tubuh kita bergerak secara harmonis. Ini SOP untuk raga kita. Untuk memastikan seluruh organ tubuh kita didalam maunpun diluar bergerak mengikuti irama aliran darah. Tapi agar irama aliran darah itu seirama dengan detak jantung maka kita diwajibkan untuk membaca doa dalam setiap gerakan itu. Doa ( bacaan ) yang khusu akan menimbulkan getaran pada sel saraf otak sebelah kanan dan memadamkan otak sebelah kiri kita. Kita jadi relax dan tentram. Bila dalam sehari lima kali kita melakukan sholat maka secara otomatis dalam sehari tubuh kita di protection untuk tetap stabil ditengah kesibukan otak kiri yang menyesakan untuk melaksanakan syariat mendapatkan rezeki Allah.
Untuk menjaga organ dalam tubuh kita maka SOP berikutnya adalah puasa. Lagi lagi ini berkaitan dengan raga kita. Puasa secara medis kini terbukti untuk menjaga pencernaan kita tetap stabil dan sekaligus beperan membuang racun d ( Toxin ) dalam tubuh. Namun karena raga berhubungan dengan jiwa maka puasapun berinteraksi dengan jiwa kita. Jiwa kita jadi terlatih menahan ambisi untuk tidak rakus, terlatih menjadi sabar menahan selera lahir maupun batin. Ini merupakan system keseimnbangan yang sangat hebat dan menjaga keteraturan berlangsung terus ditengah interaksi yang hebat antara raga dan jiwa. Bila raga dan jiwa stabil maka Ruh akan memperkokoh kedua hal itu. Aura kita bercahaya dan tubuh kita sehat , hngga kita menjadi tangguh untuk menjadi kalifah dimuka bumi untuk menjaga bumi.
Bila jiwa dan raga kita kokoh maka kini saatnya kita memberikan makan kepada Ruh kita. Sesuatu yang gaip namun perlu untuk menjaga energi ruh semakin kuat didalam diri kita. Santapan ruh adalah Zakat. Ini rukun Islam ke empat. Tubuh yang sehat , jiwa yang kuat tentu orang yang hebat. Tentu berharta, berilmu dan kuat. Ini nikmat Allah sebagai konsekwensi mereka menerapkan SOP dengan benar. Tentu secara otomatis manusia akan terdorong untuk membelanjakan hartanya untuk cinta dan kasih sayang. Membelanjakan ilmunya untuk kasih sayang. Membelanjakan jabatannya untuk cinta dan kasih sayang. Ruh hanya berbicara satu hal yaitu Cinta dan kasih sayang dan nutrisinya adalah zakat.
Terakhir adalah pergi Haji, Tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat dan ruh yang bercahaya tentu rindu untuk datang ke baitullah. Ini puncak dari proses SOP ketika orang sampai pada titik kepuasan untuk tak pernah berhenti bersyukur kepada Allah. Puncak dari SOP itu memang berujung kepada rasa sukur kepada Allah. Dari rasa sukur inilah akan lahir manusia yang ikhlas berbagi dan berkorban untuk rahmat bagi alam semesta.
Jadi bila kita melaksanakan Rukun Islam sebagai sebuah SOP maka itu tak lebih adalah nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai manusia. Tidak ada imbalan sorga bila kita hanya melaksanakan SOP sebagai sebuah ritual saja, kecuali bila SOP itu membuat kita tangguh untuk tampil dimuka bumi sebagai penyebar kebaikan, kebenaran, keadilan dalam situasi dan posisi apapun. Bila umat islam masih doyan korup, masih doyan marah, masih doyan zina, masih doyan menumpuk harta malas berbagi , masih doyan zolim, fitnah , malas kerja, malas cari ilmu maka tentu kita tidak menjalankan SOP dengan benar. Kita gagal memenuhi compliance dari eksitensi kita sebagai manusia yang di design oleh Allah dengan sempurna. Kita termasuk orang yang merugi dan tak lebih sama dengan binatang, yang hidup untuk dikorbankan dan mati tanpa makna.
wallahualam