Wednesday, May 12, 2010

al-kautsar

Ketika awal Nabi Muhammad menyiarkan agama islam, tak banyak orang mau mendengarkan seruannya. Umumnya yang tertarik adalah kaum duapha dan hamba sehaya ( budak).. Para pedagang kaya raya dan terhormat di Kota Makkah mengejeknya dan kadang menyakitinya. Nabi tetap teguh dalam menyampaikan risalahNya. Tentu dalam proses perjuangan menegakan kalamulah dapat kita bayangkan tentang sesuatu yang tidak mudah. Nabi , dituntun Allah untuk terus melangkah melewati berbagai rintangan. Bahkan ketika Nabi sampai pada titik terendah semangat perjuangannya, Allah memerintahkan Jibril untuk membawa rasul menuju Mi’raj untuk menghadap singgasana Allah. Ini sebagai cara Allah meyakinkan Rasul untuk jangan lemah dan teruslah bergerak.

Setelah sepuluh tahun di Madinah , setelah sepuluh tahun hijrah dari kota kelahirannya Makkah, Nabi kembali ke kota Makkah dengan 10,000 bala tantara muslim yang siap bertempur bila kaum kafir makkah mengingkari perjanjian Hudaibiyah dan tentu tujuan utama adalah menciptakan perdamaian. Kedatangan Nabi , disambut dengan suka cita oleh penduduk Makkah karena kelompok Kafir dibawah pimpinan Abu Sofian melarikan diri. Nabi dan pasukannya tidak memburu kelompok kafir dan bahkan menghormatinya. Tidak nampak sama sekali sikap Nabi layaknya pemenang perang. Dua puluh tahun perjuangan masa ke Nabiannya yang lebih banyak dukanya berhadapan dengan kaum kafir , tak menyiratkan dendam apapun. Pada saat itulah Allah berfirman Innâ a‘thainâ ka al-kautsar fashalli lirabbika wanhar inna syâni’aka huwa al-abtar “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. Maka salatlah kamu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya pembenci-mu itulah yang akan binasa. (QS Al-Kautsar, 108:1-3).

Ketika sampai pada puncak kemenangan, Janji Allah terpenuhi sudah kepada Rasul “sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (Q.S. Al-Fath)., namun pada waktu bersamaan Allah memerintahkan Rasul untuk “Sholatlah ( tegakan sholat ) dan berkorbanlah. Allah memberi Alkautsar kepada Rasul. Ini adalah nikmat yang berlebih. Apakah nikmat itu ? yaitu nikmat untuk berbuat kebaikan; dorongan untuk menegakkan kebenaran ( menegakan sholat ), dan ikhlas dalam melakukan apapun karena Allah. TIdak ada perintah Allah untuk menumpuk harta dan kekuasaan setelah mencapai kemenangan. . TIdak ada. Secara universal dapat ditegaskan bahwa perintah kepada orang yang mendapatkan kekuasaan dan harta , ilmu adalah perintah untuk semakin dekat kepada orang miskin, semakin berani menegakkan kebenaran, semakin ikhlas melakukan itu semua.

Orang kaya, berilmu, berkuasa adalah tiga kelompok yang paling bertanggun jawab untuk melaksanakan kebaikan sebanyak mungkin dimuka bumi ini. Karena mereka telah diberi nikmat berlebih oleh Allah dibandingkan orang lain. Ditangan tiga kelompok inilah perubahan dapat terjadi. Semuanya sangat mudah berubah bila dilakukan oleh salah satu dari tiga kelompok ini apalagi bila dilakukan secara berjamaah. Dapat dibayangkan bila orang berilmu, kaya, dan berkuasa berkolaborasi untuk menindas kaum lemah ( duafa ) maka kerusakan secara sistematis dengan korban massive dapat terjadi dengan mudah. Namun bila mereka berkolaborasi untuk kebaikan maka kesejahteraan bagi orang banyak dapat terjadi dengan mudah. Inilah makna dari alkautsar. Diminta kepada orang kaya, berilmu dan berkuasa untuk ikhlas menegakan sholat ( kebenaran) dan berkorban.

Yang menyedihkan diakhir zaman ini adalah orang kaya, berilmu, berkuasa semakin besar kemaruk soal harta. Sangat sulit menemukan orang kaya yang ikhlas berkorban harta untuk orang miskin. Sangat sedikit orang berilmu yang mengajari orang dengan gratis atau tidak mengutamakan bayaran. Sangat sedikit penguasa yang ikhlas mengorbankan kepentingan politiknya demi kebenaran dan keadilan bagi rakyatnya. Mereka ini telah gagal melaksanakan perintah Allah karena kesuksesan mereka tidak dalam berkah Allah dan mereka tentu tidak pantas disebut sebagai Al Kautsar (orang yang banyak memberi untuk jalan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat).

wallahualam bissawab

Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...